Anda di halaman 1dari 43

BAB 6

Dasar-Dasar Ikatan
Kimia
Jenis ikatan kimia

MDS’21 2
Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik antar partikel bermuatan
berlawanan.

Ikatan ion berlangsung antara logam dan nonlogam, karena:


• Logam memiliki energi ionisasi relatif rendah sehingga mudah melepas elektron
membentuk ion positif yang stabil.
• Non logam memiliki afinitas elektron yang relatif eksoterm sehingga cenderung menerima
elektron membentuk ion negatif yang stabil

MDS’21 2
Energetika pembentukan ikatan ion
Suatu senyawa akan stabil dibentuk dari unsur-unsurnya bila dalam pembentukannya terjadi
penurunan energi potensial (ΔHof < 0).

Energi kisi adalah besarnya penurunan energi potensial sistem ketika 1 mol padatan
terbentuk dari ion-ionnya dalam fasa gas.

MDS’21 3
Penentuan energi kisi

MDS’21 4
Diagram Born-Habber

MDS’21 5
Energi kisi senyawa ionik
Energi kisi dari dua ion dengan muatan q1 dan q2 yang terpisah dengan jarak r dapat
diperkirakan dengan hukum Coulomb:
𝑞1 𝑞2
𝐸=
𝑘𝑟
• Berdasarkan persamaan di atas, energi kisi bermuatan negatif karena q1 dan q2 berlawanan
tanda.
• Nilai energi kisi akan lebih besar bila muatan partikel yang berinteraksi semakin besar dan
jaraknya semakin dekat.

MDS’21 6
Energi kisi senyawa ionik

MDS’21 7
Konfigurasi elektron ion natrium
Ionisasi pertama dan kedua natrium:
Na(g) ⟶ Na+(g) + e- EI-1 = 496 kJ/mol
Na+(g) ⟶ Na2+(g) + e- EI-2 = 4563 kJ/mol
EI-2 hampir 10 kali EI-1 sehingga Na2+ sukar terbentuk, karena energi yang dikeluarkan
tidak bisa terkompensasi oleh energi kisi ketika membentuk garam.
Oleh karena itu, konfigurasi elektron ion Na hanya sampai Na+
Na : [Ne] 3s1
Na+ : [Ne]
Na+ memiliki konfigurasi elektron gas mulia

MDS’21 8
Konfigurasi elektron ion dari logam transisi
• Elektron yang hilang lebih awal berasal dari n terbesar (kulit terluar), baru kemudian l.
• Contoh:
Fe : [Ar] 3d6 4s2
Fe2+ : [Ar] 3d6
Fe3+ : [Ar] 3d5
• Pembentukan ion Fe3+ memberikan stabilitas ekstra karena subkulit d menjadi setengah
penuh
• Karena pada logam transisi yang terlepas adalah elektron pada kulit terluar, maka
muatan ion yang umum pada logam transisi adalah +2.
• Ion dengan muatan lebih besar dari +2 dihasilkan dari pelepasan elektron d
• Baik Fe2+ dan Fe3+ tidak mencapai konfigurasi elektron gas mulia

MDS’21 8
Konfigurasi elektron anion
Unsur non-logam cenderung menerima elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas
mulia yang lebih besar

O: [He] 2s2 2p4 + 2 e- ⟶ O2-: [He] 2s2 2p6 = [Ne]


N: [He] 2s2 2p3 + 3 e- ⟶ N3-: [He] 2s2 2p6 = [Ne]
Cl: [Ne] 3s2 3p5 + e- ⟶ Cl-: [Ne] 3s2 2p6 = [Ar]

MDS’21 9
Aturan oktet
• Aturan oktet hanya berlaku untuk logam
golongan 1A dan 2A, Al, dan unsur nonlogam
• H dan He tidak dapat memenuhi aturan oktet
karena keterbatasan jumlah elektron yang
hanya maksium 2 elektron untuk mengisi
kulit n = 1.
• Aturan oktet juga tidak berlaku untuk logam
golongan transisi dan post-transisi

MDS’21 10
Simbol lewis

MDS’21 11
Simbol lewis pada ikatan ionik

MDS’21 12
Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terbentuk dari hasil pemakaian bersama elektron.
Untuk memahami ikatan kovalen, perhatikan bagaimana ikatan antar H dan H membentuk
H2

(a) Gaya tarik elektron valensi dari atom H oleh inti atom H yang lain membuat kedua atom
bergerak saling mendekat
(b) Ketika kedua atom H berdekatan, kerapatan elektron berpindah ke tengah seiring
bertambah kuatnya tarikan inti atom H pada elektron valensi atom H yang lain
(c) Ketika kedua elektron semakin dekat, maka probabilitas menemukan elektron di tengah
semakin tinggi, sehingga menggeser posisi inti semakin berdekatan. MDS’21 13
Ikatan kovalen

• Ketika inti terus mendekat, akan terjadi


tolak-menolak karena kesamaan muatan
inti menyebabkan energi potensial
interaksi akan naik.
• Jarak interaksi akhir antara dua atom yang
saling berikatan kovalen berada pada jarak
keseimbangan, yaitu jarak dimana terjadi
keseimbangan antara gaya tarik dan gaya
tolak.

MDS’21 14
Ikatan kovalen
Ada dua kuantitas yang mengkarakterisasi ikatan kovalen:
1. Panjang ikatan = jarak antara dua inti (rA + rB)
2. Energi ikatan = besarnya energi potensial yang dilepaskan ketika ikatan terbentuk atau
jumlah energi yang diperlukan untuk memutus ikatan.

MDS’21 15
Kepolaran ikatan
Ikatan kovalen nonpolar Ikatan kovalen polar

Ikatan kovalen nonpolar dibentuk dari Ikatan kovalen polar dibentuk dari dua
dua unsur yang sama yang saling berbagi unsur berbeda, dimana salah satu atom
elektron dengan jumlah yang sama menarik elektron lebih kuat dibanding yang
lain.

MDS’21 16
Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar dibentuk dari dua unsur berbeda, dimana salah satu atom menarik
elektron lebih kuat dibanding yang lain.

Kondisi ini menciptakan ketidak seimbangan kerapatan elektron dalam ikatan yang
mengarah pada konsep muatan parsial (𝛿).
Pada H−Cl : δ+H = +0,17 dan δ- Cl = −0, 17
MDS’21 17
Momen dipol
Momen dipol (𝝁) adalah besaran untuk mengukur tingkat polarisasi pada ikatan kovalen.
𝝁=qxr
Dengan q = muatan (Coulomb) dan r adalah jarak antar inti atom (meter) dalam ikatan kimia.
Momen dipol (𝝁) menggunakan satuan Debye (D), dengan ketentuan 1 D = 3,34 x 10-34 C m.

MDS’21 17
keelektronegatifan
Keelektronegatifan (EN) adalah tarikan relatif atom terhadap elektron dalam ikatan.

Dalam satu perioda EN naik dari kiri ke kanan seiring kenaikan Zeff.
Perbedaan keelektronegatigan (ΔEN) menciptakan kepolaran ikatan.
ΔENHCl = ∣ ENH − ENCl ∣ = ∣ 2.1 − 2.9 ∣ = 0.8
MDS’21 17
Beda keelektronegatifan = ukuran karakter ionik
Non polar: ΔEN = 0
Tingkat karakter ionik ikatan:
• ΔEN > 1,7 berkarakter > 50% ionik, dimana atom
dengan keelektronegatifan tinggi menguasai
elektron.
• ΔEN < 0,5 hampir kovalen murni (nonpolar)
• 0,5 < ΔEN < 1,7 kovalen polar

MDS’21 17
Menggambar struktur lewis
• Tidak semua molekul memenuhi aturan octet
➢Aturan oktet hanya berlaku untuk unsur-unsur perioda 2, seperti C, N, O, dan F
➢Be dan B seringkali memiliki elektron kurang dari oktet, contoh pada molekul BeCl2
dan BCl3
➢Unsur periode ke-dua tidak mungkin memiliki elektron lebih dari 8, karena pada n = 2
hanya ada subkulit s dan p dengan total elektron yang dapat mengisi kedua subkilit
tersebut adalah 8 elektron.
• Unsur periode ke-3 (n = 3) dapat diisi lebih dari 8 elektron, karena memiliki subkulit s, p,
dan d.

MDS’21 17
Prosedur menggambar struktur lewis
1. Tentukan bagaimana atom-atom terikat Kerangka SiF4:
• Buat kerangka struktur
• Tentukan atom pusat. Biasanya dipilih
dari atom dengan keelektronegatifan
paling rendah.
• Contoh: SiF4 2. Hitung jumlah total elektron valensi
➢Si adalah atom dengan
keelektronegatifan paling rendah
sehingga digunakan sebagai atom
pusat

MDS’21 17
Prosedur menggambar struktur lewis
3. Tempatkan dua elektron pada setiap 4. Lengkapi oktet atom terminal dengan
pasangan atom yang membentuk ikatan, menambahkan pasangan elektron
kemudian ganti dengan garis ikatan

MDS’21 17
Prosedur menggambar struktur lewis
5. Tempatkan sisa elektron pada atom pusat
Pada kasus SiF4 tidak ada elektron yang tersisa setelah ditempatkan pada atom ujung.
6. Bila atom pusat belum oktet, bentuk ikatan rangkap dan bila perlu rangkap tiga.
Pada kasus SiF4 atom pusat telah oktet. Jadi struktur Lewis SiF4 telah diselesaikan pada
prosedur ke-4.

MDS’21 17
Struktur lewis H2CO3
Ion CO32- adalah ion oksi, sehingga atom C merupakan atom pusat dan atom O
mengitarinya. ion H+ terikat pada dua atom O.
Distribusi elektron: Kerangka H2CO3:

Struktur lewis H2CO3:

Tetapi atom C pusat hanya memiliki 6 e


sehingga belum oktet. Sementara elektron
sudah habis terbagi.

MDS’21 17
Struktur lewis H2CO3
Karena tidak ada elektron bersisa maka salah satu pasangan elektron bebas pada atom O
dikonversi menjadi ikatan baru.

Hasil transfer elektron bebas O akan menghasilkan ikatan rangkap antara C dan O

MDS’21 17
Struktur lewis N2F2

MDS’21 17
Struktur lewis N2F2
• Jumlah elektron valensi tidak mencukupi untuk melengkapi oktet nitrogen.
• Pembentukan ikatan rangkap pada kedua nitrogen akan melengkapi kondisi oktet kedua
nitrogen di atom pusat

MDS’21 17
Struktur dengan atom pusat lebih dari oktet
• Unsur setelah perioda 2 dalam tabel periodik:
➢memiliki ukuran atom lebih besar
➢memiliki orbital d
➢dapat menerima 18 elektron
• Struktur Lewisnya untuk unsur kelompok ini masih mengikuti prosedur yang sama hanya
pada atom pusat dapat memiliki tambahan ikatan
• Contoh:

MDS’21 17
Struktur dengan atom pusat kurang dari oktet
Boron dan Berilium adalah dua atom ketika menjadi atom pusat tidak dapat mencapai
oktet.

MDS’21 17
Pemilihan struktur lewis
Ketika suatu molekul dapat digambarkan oleh lebih dari satu kemungkinan struktur Lewis,
bagaimana menentukan struktur yang benar?
Contoh: pada struktur H2SO4 ada dua Bukti eksperimen:
kemungkinan menggambarkan strukturnya Panjang ikatan S-O (tanpa H) < S-O mengikat H,
mengindikasikan bahwa S-O tanpa H ada dalam
keadaan ikatan rangkap S=O.
.

MDS’21 17
Muatan formal
Muatan formal (FC) adalah muatan yang
diberikan pada atom dengan mengabaikan
keelektronegatifan. Oleh karena itu, muatan
formal bukanlah muatan real.
𝐵
𝐹𝐶 = 𝑉 − 𝑁 −
2
Dengan V = jumlah elektron valensi suatu atom,
N = jumlah elektron non-ikatan, dan B = jumlah
elektron ikatan.
Struktur stabil:
1. Struktur dengan muatan formal paling kecil. Strutkur bawah memiliki muatan formal paling
2. Muatan formal negatif diemban oleh atom rendah sehingga terpilih sebagai struktur H2SO4
paling elektronegatif paling stabil.

MDS’21 17
Struktur CO2
Ada 3 struktur yang mungkin CO2:

Di antara ketiga struktur CO2 struktur tengah yang paling sedikit mengemban muatan
formal, sehingga struktur kedua adalah stuktur paling stabil dari CO2.

MDS’21 17
Muatan formal dan kimia boron
Dalam struktur BCl3 mengapa tidak dibentuk ikatan rangkap untuk melengkapi oktet?
Bila dihitung muatan formal (FC) untuk B dan Cl, diperoleh:

Semua FC bernilai 0 sehingga molekul telah


berada dalam kondisi struktur terbaik,
sehingga tidak diperlukan membentuk ikatan
rangkap.

MDS’21 17
Resonansi
Struktur Lewis NO3- memiliki satu ikatan rangkap (N=O) dan dua ikatan tunggal (N-O):

Hasil eksperimen menunjukan panjang ikatan ketiga N-O adalah sama, yaitu rata-rata dari
dua ikatan tunggal dan 1 ikatan rangkap.
Untuk menjelaskan masalah di atas, perlu dibuat struktur resonansi, yaitu struktur ekivalen
yang dapat menerangkan panjang ikatan rata-rata dari ketiga N-O:

MDS’21 17
Struktur resonansi
• Struktur Lewis mengasumsikan bahwa
elektron terlokalisasi antara dua atom
• Dalam struktur resonansi elektron
terdelokalisasi sehingga dapat bergerak
diseluruh molekul untuk memberikan
panjang ikatan ekivalen
• Cara lain menggambarkan struktur
resonansi adalah dengan membuat
struktur hibrida resonansi

MDS’21 17
Contoh struktur resonansi lainnya
Struktur resonansi CO32-:

Struktur resonansi PO43-:

MDS’21 17
Struktur resonansi tidak selalu ekivalen
Dua atau lebih struktur Lewis untuk senyawa yang sama tidak selalu memiliki distribusi
elektron yang sama.
Bagaimana menentukan struktur terbaik? Contoh: resonansi NCO-
1. Oktet harus dipenuhi
2. FC mendekati nol
3. Semua muatan negatif diemban oleh
atom yang lebih elektronegatif.

MDS’21 17
Ikatan kovalen koordinasi
Kovalen normal Kovalen koordinasi
Contoh pada amoniak, satu elektron dari Contoh pada ion amonium, atom N memiliki
setiap atom saling berbagi membentuk sepasang elektron bebas yang digunakan
ikatan kovalen untuk membentuk ikatan kovalen dengan
ion H+ yang tidak memiliki elektron.

MDS’21 17
Ikatan kovalen koordinasi
Khususnya Boron yang kekurangan elektron, mudah menerima pasangan elektron untuk
membentuk ikatan kovalen koordinasi.

MDS’21 17
Terima Kasih
Pelatihan KSN Kimia Tingkat
Kabupaten/Kota 2021
Lembaga Olimpiade Pendidikan
Indonesia (LOPI)

Anda mungkin juga menyukai