Anda di halaman 1dari 206

Kepada seluruh masing masing kelompok konsentrasi silahkan

1. Buat ppt tugas kelompok


2. Presentasi nanti diatur apabila semua paper sudah siap
PENCEMARAN LINGKUNGAN
DAN PENGENDALIANNYA

DADIK UTOMO
1827100036

PALEMBANG
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,


zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya;

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau


komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya;

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia (buatan manusia)


masuk dan merubah lingkungan tanah alami
Pengendalian adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran
agar sesuai dengan baku mutu lingkungan (BML).

Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan


penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin
kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air;

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau


penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara;

Pengendalian pencemaran tanah adalah upaya pencegahan dan/atau


penanggulangan pencemaran tanah serta pemulihan kualitas mutu tanah;
PENCEMARAN AIR
Pencemaran Air : diakibatkan oleh masuknya
bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa
gas, bahan-bahan terlarut dan partikulat
Pencemaran Air dapat melalui :
- Atmosfer.
- Tanah.
- Limpasan (run off).
- Limbah (domestik, industri).
A. Bahan Pencemar (Polutan)

a. Polutan tak Toksik (bahan-bahan


alami (tersuspensi dan nutrien)
b. Polutan Toksik :
(1) Logam Berat : Pb, Ni, Zn, Cu, Hg
(No Atom > 20)
(2) Senyawa Organik
- Pestisida Organoklorin
- Herbisida
- dll
(3) Gas (Khlorin dan Amonia)
(4) Anion (Sianida, Fluorida, Sulfida & Sulfat )
(5) Asam dan Alkali
JENIS DAN SUMBER
PENCEMARAN AIR
8 Jenis Zat Pencemar:

1. Limbah yang memerlukan O2


Berasal dari domestik, pupuk kotoran hewan, limbah
industri
Sumber :
 Aliran kotoran alamiah dari tanah
 Limbah rumahtangga
 Pembusukan tumbuhan
 Limbah industri (kilang minyak, pabrik kertas,
prosesing makanan)
2. Agen penyebab penyakit
Contoh : Bakteri dan virus
Sumber : Rumahtangga, rumah sakit, kotoran kebun
binatang.
3. Bahan kimia anorganik dan mineral, beberapa
kelompok :
a. Asam
Sumber : Tambang (terutama batu bara), limbah
industri.
b. Garam – garam
Sumber = Kotoran alamiah dari tanah, irigasi,
tambang, limbah industri, lapangan minyak
c. Logam beracun (Hg, Pb, Cd, Cr)
Sumber : limbah industri, bahan bakar minyak
(premium, premix), peleburan timbal, pestisida,
fungisida
4. Bahan kimia organik:
a. Pestisida dan herbisida
Sumber : Pertanian, kehutanan, pemberantasan
nyamuk
b. Plastik
Sumber : Perumahan dan industri
c. Deterjen (Fosfat)
Sumber : Perumahan, industri, hotel, rumah sakit
d. Senyawa Cl
Sumber : desinfeksi dengan Cl2, industri kertas
(bleaching)
5. Hara (Terutama nitrat dan fosfat)
Sumber : aliran dari lahan pertanian, penambangan,
domestik, industri, industri pemrosesan makanan.
6. Sedimen (Tanah, lumpur, pasir, bahan padat dari erosi)
Sumber : Erosi alamiah, limbah pertanian, tambang,
kegiatan konstruksi, kehutanan.
7. Bahan Radioaktif :
Sumber : alamiah (tanah, karang), penambnagan
uranium, pembangkit tenaga nuklir, percobaan senjata
nuklir.
8. Panas
Sumber : air pendingin pabrik
Dampak Pencemaran Air :
• Pencemaran air berdampak luas,
• Dapat meracuni sumber air minum,
• Meracuni makanan hewan,
• Ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
• Pengrusakan hutan akibat hujan asam,
• dan lain sebagainya.
JENIS ZAT YANG MENURUNKAN
KUALITAS AIR/KELUAR DARI BAKUMUTU
Domestik, pupuk
Limbah
kotoran hewan, limbah
Perlu Oksigen
industri.
Bakteri dan virus:
Agen Penyebab Rumahtangga, R. Sakit
Penyakit Kotoran kbn binatang.
.Asam:tambang & industri
Garam:irigasi, tambang,
Bahan Anorganik limbah industri, lapangan
dan Mineral minyak
Logam berat:industri, BBM,
pestisida, fungisida

Bahan Organik Pestisida, herbisida,


plastik, detergen, seny Cl
pertanian, penambangan,
Hara (N&P) domestik, industri, industri
pemrosesan makanan

Erosi alamiah, limbah


pertanian, tambang,
Sedimen kegiatan konstruksi,
kehutanan.

Alamiah (tanah, karang),


penambangan uranium,
Bahan radioaktif pembangkit tenaga
nuklir, percobaan senjata
nuklir

Air pendingin
Panas
PENCEMARAN

JIKA konsentrasi/nilai sudah melebihi


Daya dukung lingkungan
Alam/air tidak bisa lagi mempurifikasi diri
Nilai sudah melebihi kapasitas asimilasinya
Klasifikasi Sumber Pencemar
a) Pergerakannya
1. Sumber tetap (stationer):
Kegiatan : Industri, Rumahtangga,
Pemukiman
2. Sumber bergerak : Kendaraan bermotor
(transportasi)
b. Sifat sumber pencemarannya :

1. Sumber alami : gunung berapi


2. Sumber antropogenik : Pemukiman,
industri, dan transportasi
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Konsentrasi :
Intensitas atau kekuatan sumber
Karakteristik bahan pencemar
Kondisi meteorologi/klimatologi
Faktor geografi/topografi
Ciri limbah B3:

Mudah menyala (inflammable)


Mudah meledak (explosive)
Korosif
Reaktif
Beracun
Dapat menginfeksi
Keterlibatan Aspek Pencemaran Air
Sehubungan Dengan Penanggulangan :

Aspek legal (legislatif dan eksekutif)


Aspek engineering (tata kota, Dep.PU)
Aspek kesehatan (Dep.Kes)
Aspek sumber pencemaran
(Dep.Perindustrian, DLLAJ, RS,
permukiman)
Aspek lingkungan hidup (Dep.LH)
Penanganan Masalah Pencemaran
Air Secara Global
1. Emission (sumber emisi/sumber
pencemar)
2. Exchange (mekanisme pertukaran)
3. Effect (pengaruh)
4. Environment (lingkungan)
5. Enforcement (undang-undang)
PENCEMARAN UDARA

• PENCEMARAN UDARA

Kualitas Udara Emisi


Kualitas Udara Ambien
Kualtias Udara Dalam Ruang (In door)

• KEBISINGAN

• GETARAN
Dampak pada Kualitas Udara dan Iklim
dari Suatu Kegiatan Pembangunan

• Tingkat dan konsentrasi dari emisi kimia


dan pengaruhnya terhadap lingkungan
• Bahan partikulat
• Bau yang dihasilkan
• Ada tidaknya perubahan iklim
DAMPAK KEGIATAN PEMBANGUNAN
DAN OPERASIONAL

• Pembukaan lahan
• Perubahan pemanfaatan lahan
• Alat berat dan transportasi
• Sumber energi (generator listrik, boiler)
• Emisi operasional industri (mesin-mesin)
pada cerobong
• IPAL
• Dsb.
Komposisi Udara Bersih
Komponen Konsentrasi (ppm)

Nitrogen 780,800
Oxygen 209,500
Argon 9,300
Carbon dioxide 315

Neon 18
Helium 5.2
Methane 1.0
Krypton 1.0
Nitrous oxide 0.5
Hydrogen 0.5
Xenon 0.08
Nitrous dioxide 0.02
Ozone 0.01
AIR POLLUTION
Gross effect of the contribution of pollutants emitted by all
sources in a given area (Anonymous, 1980)

The presence in the atmosphere of one or more air


contaminants in quantities and/or characteristics for a duration
that will be injurious to public health and welfare or other
natural environment processes (Corbitt, 1990).

The presence in the outdoor atmosphere of one or more


contaminants (pollutants) in such quantities and of such
duration as may be (or may tend to be) injurious to human,
plant, or animal life, or to property (materials), or which
unreasonably interfere with the comfortable enjoyment of life or
property, or conduct of business (Canter, 1996)
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya;

Sumber polusi utama :


Transportasi,
Industri
Rumah tangga.

Konsentrasi polutan udara adalah relatif kecil sedangkan volumenya


sangat besar

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan


/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan
mutu udara
Konsentrasi polutan dipengaruhi :
Tinggi-rendah tempat
Keadaan cuaca

Pergerakan atmosfir udara :


Arah angin
Kecepatan angin
Perubahan angin
Pergerakan suhu panas
Pengaruh tinggi/rendah/permukaan

Pergerakan polusi udara :


1. Lokal (dalam industri, desa, kota)
2. Regional (berberapa negara terdekat)
3. Global (perubahan cuaca dunia)
Area and Point Sources

Transportation Fuel combustion Emission from Solid waste Miscellaneous


sources in stationary industrial disposal
sources process losses

Motor vehicles Residential fuel Chemical process On-site and Forest fires
municipal
Off highway Commercial and industries Structural fires
incineration
fuel usage institutional fuel Food & agric. Ind. Coal refuse
Open burning
burning
Aircraft Industrial fuel Metallurgical ind.
Etc.
Agricultural
Trains Steam Electric Mineral prod. ind.
burning
Vessels power plant fuel Petroleum refin.ind.
Etc.
Gasoline handling Etc.
evaporating losses
Emisi gas CO2
Dampak Pada Lingkungan Wilayah Internasional
EMISI
• Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannnya ke dalam udara
ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar;
• Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang
mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik,
sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik;
• Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap
pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor;
• Sumber bergerak spesifik adalah sumber emisi yang bergerak atau
tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kereta api, pesawat
terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya;
• Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu
tempat;
• Sumber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap pada
suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran
sampah
120
1997 Grafik Penurunan
100 1998 emisi debu setelah
menggunakan alat
Debu (mg/Nm3)

1999
80
2000 pengendali debu
60 2001 Electrostatic
2002 Precipitator (EP)
40
2003 pada tahun 2001
20 2004
BML
0
br i

pt us
ni

r
Ag uli
et

ve r
Ok er
ri

r
ril
ei
ar

D e m be

be
N o obe
ua

Ju
ar
Ap

b
J
nu

Se ust
em

m
M

t
Ja

se
Fe

250
Bulan
200
Debu (mg/Nm3)

Bantarjati
150
Grafik Penurunan konsentrasi Puspanegara

debu ambien di sekitar pabrik 100 BML

setelah menggunakan alat 50


pengendali debu Electrostatic
0
Presipitator (EP) pada tahun 2001 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Contoh : Sumber dan sifat limbah pada Industri Kulit

No Bentuk limbah Sumber limbah Sifat


limbah
1 Gas buang -      proses basah Korosif
-      Mesin pengecatan
-      Proses pengolahan
-      Proses pengolahan limbah
-      Boiler
-      Diesel
Dsb
2 Partikel Debu Mesin penyerutan (shaving) Korosif
Mesin Pengecilan ukuran
Mesin pengampelasan
Hasil pembakaran, transportasi
Dsb
Karakteristik gas buang dan partikel debu

No Bentuk limbah Tempat pengukuran Kadar polutan NAB


1 Gas buang Ruang beam house SO2 0.0144 – 0.0166 5 ppm
dan penyamakan
NH3 0.0307 – 0.3576 18 ppm
H2S 0.00345 – 6.8807 10 ppm
2 Partikel debu Ruang penyerutan
(shaving)
Ruang 0.01579 – 0.3988 mg/m3 10
pengampelasan mg/m3
Ruang proses 1.574 mg/m3
3 Suhu Ruang proses 32.07 – 35.5 oC
4 Kelembaban (RH) 65.70 – 82.74 %
Dampak Pada Kawasan Perkotaan
AMBIEN

• Udara ambien adalah udara bebas di permukaaan bumi pada


lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik
Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia,
makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnnya;
• Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat,
energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
udara ambien;
Lanjutan :
Beberapa jenis pencemar udara dan pengaruhnya terhadap manusia

Jenis pencemaran
Pengaruh terhadap manusia
udara

Karbon monoksida (CO) Menurunkan kemampuan darah membawa oksigen,


melemahkan berfikir, penyakit jantung, pusing,
kelelahan, sakit kepala dan kematian.
Sulfur dioksida (SO2) Memperberat penyakit saluran pernafasan,
melemahkan pernafasan dan iritasi mata
Nitrogen oksida (NOx) Memperberat penyakit jantung dan pernafasan, dan
iritasi paru-paru.
Hidrokarbon Mempengaruhi sistem pernafasan, beberapa jenis
dapat menyebabkan kanker
Oksigen fotokimia (O3) Memperberat penyakit jantung dan pernafasan,
iritasi mata, iritasi kerongkongan dan saluran
pernafasan.
Debu Penyakit kanker, memperberat penyakit jantung dan
pernafasan, batuk, iritasi kerong-kongan dan dada
tak enak.
Amonia (NH3) Iritasi saluran pernafasan.
Hidrogen sulfida (H2S) Mabuk (pusing), iritasi mata dan kerongkongan dan
racun pada kadar tinggi
Logam dan senyawa Menyebabkan penyakit pernafasan, kanker,
logam kerusakan syaraf dan kematian.
KUALITAS UDARA DALAM
RUANGAN (INDOOR)
• Kualitas udara dalam ruang untuk melindungi penghuni
ruangan terutama ruang kerja
• Surat Edaran Menaker No. 1 tahun 2003
• Faktor : Kimia dan Fisik
Konsentrasi Cemaran Gas Amonia pada Pabrik Lateks Pekat

120
Konsentrasi Inlet (ppm)

80

40

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Waktu (hari)
PERUNDANGAN DAN PERATURAN
1. PP RI No. 41/1999: Pengendalian Pencemaran udara
2. KepMen.LH No.13/1995: BME sumber tidak bergerak
3. KepMen.LH No. 15/1996 : BME sumber bergerak
4. KepMenLH No. 45/1997 : ISPU
5. KepMenLH No. 48/1996 : Kebisingan
6. KepMenLH No. 49/1996 : Getaran
7. KepMenLH No. 50/1996 : Kebauan
8. KepMenLH No. 205/1996 : Pedoman Teknis
Pengendalian pencemaran udara sumber tidak bergerak
Pengaruh polutan
udara
1. Manusia
2. Binatang / hewan
3. Tanaman
4. Barang-barang

Terhadap manusia :
akut : Konsentrasi tinggi dalam waktu pendek
pernapasan, paru-paru, dan kematian
kronis : Konsentrasi rendah dalam waktu yang lama (menahun)
kanker pernapasan, penyakit paru-paru dan hati
Hewan / binatang :
Pernapasan
Penurunan produksi ternak
Tanaman :
perubahan warna daun
Gugur daun
Penurunan produksi
Kematian Barang-barang
Penurunan warna
Korosif / karat
Penutupan debu/tanah
pemucatan / penampakan
BAKU TINGKAT KEBAUAN (KEP-50/MENKLH/11/1996)

No. Parameter Satuan Nilai Metoda pengukuran Peralatan


batas

1 Amoniak (NH3) ppm 2.0 Metoda Indofenol Spektrophotometer

2 Metil Merkaptan ppm 0.002 Absorpsi gas Gas Khromatografi


(CH3SH)

3 Hidrogen sulfida ppm 0.02 a. Merkuri tiosonat Spektrophotometer


H2S b. Absorpsi gas Gas Khromatografi

4 Metil sulfida ppm 0.01 Absorpsi gas Gas Khromatografi


(CH3)2S

5 Stirena ppm 0.1 Absorpsi gas Gas Khromatografi


(C6H5CHCH2)
Prinsip pengendalian pencemaran udara

Pada titik sumbernya (At the source).


Dengan cara mencegah teremisi ke atmosfir, lahan
dan tangani sebelum tersebar ke atmosfir.
Metoda Penanganan pada industri yang ada :
Penggantian/ perubahan bahan baku
Lebih mengefisienkan operasi dan peralatan
Perubahan operasi
Modifikasi atau penggantian peralatan proses
Adopsi alternatif metoda
KEBISINGAN DAN GETARAN

Kebisingan adalah
suara yang tidak dinginkan
Suara pada waktu dan tempat yang salah
Gangguan kebisingan :
Percakapan
Pendengaran
Psikologis (marah, lelah, pusing, dsb)

Alat pengukur kebisingan : Sound level meter


getaran : Vibratometer
Sumber Kebisingan :
Alat berat
Genset
Operasional peralatan
(pompa, grinder, gergaji, dsb)
Sumber dan nilai kebisingan pada industri kulit Transportasi
No. Tahapan proses Mesin Kebisingan
(dbA)
1 Beam house dan Drum Pickling, 79 – 82.5
tanning tanning, retanning
2 Penyerutan Mesin shaving 77 – 83
3 Setting Mesin setting 90 - 95
4 Pengeringan Mesin pengeringan 68 - 84
/hanging
5 Pengampelasan Mesin buffing 79 - 83
Mesin toggling
6 Pelemasan Mesin embossing 84 - 85
7 Seterika Mesin pengecatan 78 - 80
8 Pengecatan (spray drying) 68 - 77
9 Pembangkit tenaga Boiller/diesel 78 - 80
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN KEBISNGAN

1. Mengurangi getaran dari sumber


timbulnya suara
-membuat pondasi mesin dan
peredam suara
2. Menutup atau mengurangi sumber
suara
- penggunaan peredam suara pada
telinga (earplug)
dapat menurunkan 20 – 25 dBA
3. Melemahkan intensitas suara
- pemasangan dinding penyekat
(semen/beton, seng) dengan
ketebalan tertentu dapat
menurunkan 20-35 dBA
Apa Pencemaran Itu?
Pencemaran tanah
adalah keadaan di
mana bahan kimia
(buatan manusia)
masuk dan
merubah
lingkungan tanah
alami
Soil contamination
Penyebabnya : kebocoran
limbah cair, bahan kimia
industri, fasilitas
komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air
permukaan tanah
tercemar; kecelakaan
kendaraaan; air limbah
dari tempat penimbunan
sampah serta limbah
industri yang langsung
dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat
(ilegal dumping).
Pencemaran tanah di areal pertambangan
Freeport
Tanah di NAD pasca tsunami

Pasca tsunami
tingkat salinitas
tanah di
daerah yg
terkena
tsunami
meningkat
tinggi.
Akibat Pencemaran Tanah
Pada kesehatan,
pencemaran tanah dapat
mengakibatkan berbagai
gangguan kesehatan.
Pada Ekosistim
terganggunya rantai
makanan
Penurunan fungsi tanaman
kaitannya dengan erosi
tanah.
Upaya Penanganan
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk
membersihkan permukaan tanah yang
tercemar.
Remediasi tanah:
in-situ
ex-situ
Upaya Penanganan
* Bioremediasi
Bioremediasi adalah
proses pembersihan
pencemaran tanah
dengan
menggunakan
mikroorganisme
(jamur, bakteri).
Fitoremediasi

Fitoremediasi teknologi
pembersihan, penghilangan atau
pengurangan polutan berbahaya,
seperti logam berat, pestisida, dan
senyawa organik beracun dalam tanah
atau air dengan menggunakan bantuan
tanaman (hiperakumulator plant).
Fitoremediasi
Tanaman hiperakumulator :
Mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm
Mn, Zn, Ni
Lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se
Lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan
Co.
Contoh Tanaman Hiperakumulator
Jenis Tanaman Unsur Yg Diserap
Zink (Zn) dan Kadmium (Cd)
Thlaspi caerulescens
Alyssum sp., Berkheya sp.,
Nikel (Ni)
Sebertia acuminata
Brassicacea sp. Sulfate
Pteris vittata, Pityrogramma Arsenik (As)
calomelanos
Pteris vittata, Nicotiana tabacum, Mercuri (Hg)
Liriodendron tulipifera.
Thlaspi caerulescens, Alyssum Senyawa organik (petroleum
murale, Oryza sativa hydrocarbons, PCBs, PAHs, TCE
juga TNT)
Brassica sp. Emas (Au)
Selenium (Se)
Brassica juncea.
Berkheya sp.

Nikel (Ni)

Zink (Zn) ,
Kadmium (Cd)

Thlaspi caerulescens
petroleum
hydrocarbon,
PCBs, PAHs,
TCE, TNT

Alyssum murale
Mercuri (Hg)

Nicotiana tabacum

Oryza sativa

Senyawa organik
Pteris vittata

Pityrogramma
calomelanos

Alyssum sp
Liriodendro
tulipifera

Brassicacea
sp.

Brassica
juncea
Proses Fitoremediasi
1. Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat
kontaminan sehingga berakumulasi disekitar
akar tumbuhan
2. Rhizofiltration : proses adsorpsi /
pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk
menempel pada akar.
3. Phytostabilization : penempelan zat-zat
contaminan tertentu pada akar yang tidak
mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.
Proses Fitoremediasi
4. Rhyzodegradetion : penguraian zat-zat
kontaminan oleh aktivitas microba
5. Phytodegradation : penguraian zat
kontamin
6. Phytovolatization : transpirasi zat
contaminan oleh tumbuhan dalam
bentuk yang telah menjadi larutan terurai
sebagai bahan yang tidak berbahaya
Keuntungan Fitoremediasi
Biaya operasi lebih murah
Tanaman juga bisa dijadikan bahan
bakar.
Pencemaran pada tanah bisa
berkurang secara alamiah
Keuntungan Fitoremediasi
Tanah juga akan mengalami
perbaikan akibat adanya aktivitas
akar.
Tanah menjadi lebih subur kembali.
Tanaman yang mampu menyerap
unsur bernilai ekonomi seperti emas
(au) dan nikel (ni) bisa digunakan
untuk pertambangan.
Faktor yang mendukung
kesuksesan fitoremediasi

Adanya ketersediaan tanaman


hiperakumulator yang cocok.

Adanya kerja sama yang baik


antarbidang ilmu lain
Tanaman hiperakumulator yang
telah ditemukan hingga saat ini
mencakup sekitar 400 spesies
bukan hanya yang mampu
membersihkan metal (logam),
nonlogam, metaloid, tetapi juga
senyawa organik
Apakah di Indonesia ada
tanaman hiperakumulator?

Pihak Indonesia belum pernah


mempublikasikan ada tidaknya
tanaman hiperakumulator di
journal internesional (nasional?)
Apakah tidak sulit menanam tanaman
hiperakumulator pada tanah-tanah
tercemar?
Tanaman hiperakumulator masuk
dalam kriteria tanaman yang syarat
tumbuhnya tidak membutuhkan
nutrisi tinggi dan tidak rewel.
Kesuksesan penanggulangan pencemaran
(tanah, air, dan udara) hendaknya tidak
dipandang dan dilaksanakan hanya melalui satu
bidang ilmu kajian saja. Kerja sama yang baik
dari beberapa bidang ilmu dan juga metode
akan mengefektifkan pembersihan pencemaran,
sehingga pembersihan bisa dilakukan dengan
akurat dan tidak perlu diulang pada masa-masa
mendatang (once execution method).
TUGAS KELOMPOK
MATERI 5 & 6

Konsentrasi geoteknik
1. ARHAB
2. NOFRIANDI
3. WAHID
4. ZUL ASLAM
5. MARLINDA
6. DESMARITA
PENGELOLALAAN
KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
 BERDASARKAN PP N0 82 TAHUN 2001 TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR, DIJELASKAN BAHWA :
 AIR MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER DAYA ALAM YANG
MEMILIKI FUNGSI SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
 AIR MERUPAKAN KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG
PENTING BADI KELANGSUNGAN HIDUP MANUSIA DAN
MAKHLUK HIDUP LAINNYA
 UNTUK MELANGSUNGKAN FUNGSI AIR PERLU
DILAKUKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SECARA BIJAKSANA
DENGAN MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN GENERASI
SEKARANG DAN GENERASI MENDATANG SECARA
KESEIMBANGAN EKOLOGIS
 PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN
KUALITAS AIR
 Berdasarkan Ambo Upe bahwa :
 Air merupakan salah satu kebutuhan
primer berbagai aspek kehidupan.
 Sebagai pelarut, baik senyawa organik
maupun anorganik, media tempat
berkembangnya berbagai penyebab
penyakit, sebagai kebutuhan industri dan
pertanian
 Kebutuhan air tahun 2000 naik 32,7 %
dibanding thn 1980 (4.899 x 106 m3), terbesar
di Jawa & Madura (3.164 x 106 m3).
 Kebutuhan air irigasi : Meningkat 57,5 %
(tahun2000) dibanding pada tahun 1980
(24.206,3 x 106 m3), terbesar di Jawa dan
Madura (8.767,6 x 106 m3).
 Kebutuhan untuk Industri : Meningkat 70,1 %
(2000) dibanding pd tahun 1980 (143,7 x 106
m3). (Ambo Upe)
 PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAPAT
DIBAGI MENJADI SEBAGAI BERIKUT :

 MONITORING KUALITAS AIR DI SUMBER AIR

 PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH DIPERAIRAN


UMUM

 POLLUTION FEE
MONITORING KUALITAS AIR DI SUMBER
AIR :
 MONITORING KUALITAS AIR DILAKUKAN
OLEH INSTANSI TERTENTU YANG KHUSUS
UNTUK MEMERIKSA KUALITAS AIR, ATAUPUN
INSTANSI SWASTA YANG TELAH
MENDAPATKAN AKREDITASI DARI INSTANSI
PEMERINTAH YANG DITUNJUK
 INSTANSI YANG DIMAKSUD DILENGKAPI
DENGAN LABORATORIUM YANG MEMADAI
DAN MEMENUHI STANDAR PEMERIKSAAN
MUTU (KUALITAS) AIR
 AIR BERSIH MERUPAKAN KEBUTUHAN POKOK MANUSIA.
OLEH SEBAB ITU PENYEDIAAN AIR BERSIH BAGI
MASYARAKAT SANGAT DIPERLUKAN
 KHUSUS UNTUK AIR BERSIH UNTUK KONSUMSI AIR
MINUM DIKELOLA PADA INSTALASI WATER TREATMENT
PLANT (WTP) DARI INTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
(PDAM) DI WILAYAH SETEMPAT
 UNTUK MONITORING DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR
LIMBAH DIPERAIRAN UMUM BIASANYA DILAKUKAN OLEH
BADAN PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
(BAPEDALDA) WILAYAH PROVINSI.
 Klasifikasi Peruntukan Air
 Klasifikasi mutu air disesuaikan dengan
pendayagunaan air
 Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4
bagian :
 Kelas I
 Kelas II
 Kelas III
 Kelas IV
 Mutu air kelas I
 Air baku untuk diolah menjadi air minum
 Prasarana/sarana rekreasi

 Mutu air kelas II


 Prasarana/sarana rekreasi
 Pembudidayaan ikan dan peternakan dan atau
irigasi.

 Mutu air kelas III dan IV


 Prasarana/sarana rekreasi
Kegiatan pengukuran kualitas air,
Denpasar, DLHK
Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan, sampling air sungai
 PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH DIPERAIRAN
UMUM
 UNTUK PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH
DIPERAIRAN UMUM MELALUI BADAN
PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
(BAPEDALDA) WILAYAH PROVINSI. ATAU MELALUI
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP, KEMENKES
DLH Samarinda verifikasi izin pembuangan air limbah Perusahaan tekstil buang limbah di Waduk Sangguling
JATAM Tolak Rencana Pembuangan Tailing Smelter
Nikel Ke Laut Dalam
 Indikator pencemaran air
 BOD, COD Nitrat, Nitrit atau amonia warna,
bau zat padat bersuspensi, zat padat terlarut,
kekeruhan, ikan mati, pertumbuhan tanaman
lambat, dll.
 Parameter baku mutu ditetapkan berdasrkan
PP 82 th 2001, dan Kepmen LH No Kep-
51/MENLH/10/1995, ttg baku mutu limbah cair
insdustri, dan Kepmenkes RI Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan pengawasan kulalitas air
 Parameter yang berkaitan dengan baku mutu
kualitas air
 BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
“kebutuhan oksigen biokimia” dinyatakan sebagai
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri
unaerobic untuk menguraikan bahan organik dalam
air secara biokimia nilai BOD yang tinggi
menunjukkan kemungkinan adanya :
 Material dalam air yang bersifat racun
 Hanya disebabkan oleh pH air yang tidak cocok bagi
microba
 COD dapat diketahui dengan mengukur oksigen yang
dibutuhkan di air untuk mengoksidasi zat-zat organic
dan anorganic
 Sampah unsur radio aktif – logam berat-bahan organic
beracun bahan, berbahaya dan beracun (B3)
KESIMPULAN
 Pengendalian pencemaran air dapat
dilakukan dengan cara dan tidak terbatas
sbb :
 Tidak mebuang limbah bahan berbahya dan
beracun (B3) di sumber air
 Mengolah limbah cair sebelum dialirkan ke
sumber air
 Harus mendapat izin dari BAPDALDA, Kemen
LH, Kemenkes, serta pihak berwenang lainnya
KESIMPULAN
TERIMA KASIH
TUGAS KELOMPOK
Masalah Air
Dan Penyelenggaraan Pengelolaan SDA
TUGAS KELOMPOK
MATERI 3 & 4

Konsentrasi geoteknik
1. ARHAB
2. NOFRIANDI
3. WAHID
4. ZUL ASLAM
5. MARLINDA
6. DESMARITA
PENGERTIAN
AIR
AIR ADALAH

Sumber kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari 70% air, hal itu
menjadikan air sebagai unsur paling dominan yang membentuk
tubuh kita. Air menjadi hal yang diperebutkan dan dibutuhkan
oleh setiap manusia, bahkan setiap makhluk hidup di dunia
membutuhkan ketersediaan air bersih. Pertumbuhan penduduk
dan pembangunan ekonomi yang pesat memberikan tekanan
yang sangat besar pada sumber air tawar yang langka dan
tekanan tersebut terus meningkat. Sumber air tawar terus
berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran
domestik, limbah industri, limbah padat dan aliran dari limbah
pertanian ke sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi
akibat perubahan iklim dan curah hujan yang tinggi akan
memperburuk kelangkaan air
NERACA AIR NASIONAL
TAHUN 2003 DAN 2020

NASIONAL TH. 2003 NASIONAL TH. 2020


KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL
1,957,205.0 (Juta m3) 1,957,205.0 (Juta m3)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
1,474,149.8 (Juta m3) 483,055.2 (Juta m3) 1,474,149.8 (Juta m3) 483,055.2 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL
112,275.7 (Juta m3) 127,707.1 (Juta m3)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
3 3 3 3
45,821.5 (Juta m ) 66,454.1 (Juta m ) 52,176.3 (Juta m ) 75,530.8 (Juta m )
SURPLUS SURPLUS SURPLUS SURPLUS
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002,
pengertian dengan air, yaitu sebagai berikut :

• Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
• Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
• Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
• Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
• Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
• Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah.
• Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas,
ataupun di bawah permukaan tanah
Tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya masalah air :

1. Kesulitan air bersih


2. Kebutuhan air meningkat
3. Penggunaan air terbesar untuk pertanian
4. Sumber air tak bersih
5. Air buangan tak digunakan kembali
6. Risiko banjir
7. Degradasi tanah

Dampak kelangkaan air/ terlalu sedikit air :

1. Kelaparan
2. Merosotnya Standar Kehidupan
3. Hilangnya Habitat dan Kerusakan Ekosistem
4. Hilangnya Lahan Basah
5. Kurangnya Pendidikan
6. Penyakit
7. Isu Sanitasi
Delapan desa di Situbondo kekurangan air bersih, 23-06-2019

Antri Air Bersih, Kompas 27 03 03


Kel. Tuara Kecamatan Enrekang Dampak Kemarau, Enrekang Kekurangan Air Bersih, 13-09-2019

Embung Mulai Mengering, 19 Desa di Lamongan Rawan Kekurangan Air Bersih, 5 -09-2017
DAMPAK TERLALU BANYAK AIR :
1. Mengakibatkan korban jiwa
2. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh banjir yang
merusak rumah dan barang-barang yang ada
3. Sulitnya mendapatkan air bersih
4. Aktivitas warga menjadi terhambat

Peyakit akibat banjir, DBD , 02-01-2020 Kerugian ekonomi, 25-03-2015 Dampak Ekonomi dari Banjir lebih Parah, 25-02-2020

Listrik Mati dan IPA Terendam Banjir, Suplai Air Aetra Terganggu, 01-01-2020
DAMPAK PENCEMARAN AIR :
1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air
2. Dampak Terhadap Kualitas Air
3. Dampak Terhadap Kesehatan
4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
PDAM Blora terkena dampak pencemaran Sungai Bengawan Solo
Laut yang tercemar sampah plastic, 24-11-2015 Burung mati akibat pencenaran sampah plastic, 24-11-2015

Sebanyak 52 sungai di Indonesia berstatus cemar berat, Jakarta Utara


Sumber Penyebab Pencemaran Air

1. Sumber pencemaran air dari limbah


pertanian
2. Sumber Pencemaran Air dari Limbah
Industri
3. Sumber Pencemaran Air dari Aktifitas
Sehari-Hari
Solusi Penanggulangan Pencemaran Air
1. Hemat dalam penggunaan air
2. Membuang sampah Pada tempatnya
3. Lakukan pengawasan terhadap penggunaan
bahan-bahan kimia di bidang pertanian
4. Memberlakukan hukuman yang ketat
kepada pelaku pencemaran
5. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih
perlu dikembangkan
6. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari
segi tugas, proses kerja, maupun tanggung jawab kelembagaan
7. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil
peran yang sangat penting
8. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini
9. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air bersih
Penyelenggaraan Pengelolaan SDA
Pengelolaan SDA Hubungan antara kelangkaan air dan konflik telah
tradisional selama menerima banyak perhatian, krisis air adalah
ini yang bersifat masalah utama yang disebabkan oleh perilaku
top–down, manusia. Pengelolaan sumber daya air juga
pemerintah memerlukan koordinasi pengelolaan sumber daya
dominan, air yang baik di tingkat pusat maupun daerah.
mengutamakan Namun, fenomena otonomi daerah yang
pasok, berbasis “berlebihan” menyebabkan kurang harmonisnya
teknik dengan hubungan antara pemerintah pusat dengan
pendekatan sector pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota)
(terkotak-kotak) yang menyebabkan terjadinya kurang koordinasi
khususnya dalam pelaksanaan koordinasi
pengelolaan sumber daya air (Gizelis & Wooden,
2010).
Kurangnya koordinasi juga dipicu dengan banyaknya
instansi yang ikut terlibat dalam mengelola sumber
daya air, seperti Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan
Dinas teknis Provinsi/Kabupaten/Kota.Intervensi
dari lembaga-lembaga pemerintah dan politik yang
tidak tepat sasaran, mungkin mempengaruhi
dampak kelangkaan air. Masing-masing melakukan
pengelolaan menurut kebutuhan dan
kepentingannya tanpa melakukan koordinasi
terpadu dan terintegrasi antar instansi
Penyelenggaraan Pengelolaan

Paradigma pengelolaan tradisional yaitu


pendanaan SDA secara publik yang berarti
semua biaya ditanggung oleh pemerintah
dengan pengembalian atau pemulihan biaya
layanan air tidak ada semuanya itu diluar
kemampuan keuangan pemerintah

Kurangnya perhatian thd aspek pengaturan,


pengendalian dan pengawasan.
Tumpang tindih kewenangan dan
ketidakjelasan tanggung jawab pengelolaan
SDA (perizinan, pendanaan)
TERIMA KASIH
TUGAS KELOMPOK
Masalah Air
Dan Penyelenggaraan Pengelolaan SDA
TUGAS KELOMPOK
MATERI 3 & 4
Konsentrasi geoteknik
1. ARHAB
2. NOFRIANDI
3. WAHID
3. ZUL ASLAM
4. MARLINDA
5. DESMARITA
PENGERTIAN
AIR
AIR ADALAH

Sumber kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari 70% air, hal itu
menjadikan air sebagai unsur paling dominan yang membentuk
tubuh kita. Air menjadi hal yang diperebutkan dan dibutuhkan
oleh setiap manusia, bahkan setiap makhluk hidup di dunia
membutuhkan ketersediaan air bersih. Pertumbuhan penduduk
dan pembangunan ekonomi yang pesat memberikan tekanan
yang sangat besar pada sumber air tawar yang langka dan
tekanan tersebut terus meningkat. Sumber air tawar terus
berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran
domestik, limbah industri, limbah padat dan aliran dari limbah
pertanian ke sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi
akibat perubahan iklim dan curah hujan yang tinggi akan
memperburuk kelangkaan air
NERACA AIR NASIONAL
TAHUN 2003 DAN 2020

NASIONAL TH. 2003 NASIONAL TH. 2020


KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL
1,957,205.0 (Juta m3) 1,957,205.0 (Juta m3)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
1,474,149.8 (Juta m3) 483,055.2 (Juta m3) 1,474,149.8 (Juta m3) 483,055.2 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL
112,275.7 (Juta m3) 127,707.1 (Juta m3)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
3 3 3 3
45,821.5 (Juta m ) 66,454.1 (Juta m ) 52,176.3 (Juta m ) 75,530.8 (Juta m )
SURPLUS SURPLUS SURPLUS SURPLUS
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002,
pengertian dengan air, yaitu sebagai berikut :

• Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
• Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
• Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
• Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
• Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
• Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah.
• Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas,
ataupun di bawah permukaan tanah
Tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya masalah air :

1. Kesulitan air bersih


2. Kebutuhan air meningkat
3. Penggunaan air terbesar untuk pertanian
4. Sumber air tak bersih
5. Air buangan tak digunakan kembali
6. Risiko banjir
7. Degradasi tanah

Dampak kelangkaan air/ terlalu sedikit air :

1. Kelaparan
2. Merosotnya Standar Kehidupan
3. Hilangnya Habitat dan Kerusakan Ekosistem
4. Hilangnya Lahan Basah
5. Kurangnya Pendidikan
6. Penyakit
7. Isu Sanitasi
Delapan desa di Situbondo kekurangan air bersih, 23-06-2019

Antri Air Bersih, Kompas 27 03 03


Kel. Tuara Kecamatan Enrekang Dampak Kemarau, Enrekang Kekurangan Air Bersih, 13-09-2019

Embung Mulai Mengering, 19 Desa di Lamongan Rawan Kekurangan Air Bersih, 5 -09-2017
DAMPAK TERLALU BANYAK AIR :
1. Mengakibatkan korban jiwa
2. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh banjir yang
merusak rumah dan barang-barang yang ada
3. Sulitnya mendapatkan air bersih
4. Aktivitas warga menjadi terhambat

Peyakit akibat banjir, DBD , 02-01-2020 Kerugian ekonomi, 25-03-2015 Dampak Ekonomi dari Banjir lebih Parah, 25-02-2020

Listrik Mati dan IPA Terendam Banjir, Suplai Air Aetra Terganggu, 01-01-2020
DAMPAK PENCEMARAN AIR :
1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air
2. Dampak Terhadap Kualitas Air
3. Dampak Terhadap Kesehatan
4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
PDAM Blora terkena dampak pencemaran Sungai Bengawan Solo
Laut yang tercemar sampah plastic, 24-11-2015 Burung mati akibat pencenaran sampah plastic, 24-11-2015

Sebanyak 52 sungai di Indonesia berstatus cemar berat, Jakarta Utara


Sumber Penyebab Pencemaran Air

1. Sumber pencemaran air dari limbah


pertanian
2. Sumber Pencemaran Air dari Limbah
Industri
3. Sumber Pencemaran Air dari Aktifitas
Sehari-Hari
Solusi Penanggulangan Pencemaran Air
1. Hemat dalam penggunaan air
2. Membuang sampah Pada tempatnya
3. Lakukan pengawasan terhadap penggunaan
bahan-bahan kimia di bidang pertanian
4. Memberlakukan hukuman yang ketat
kepada pelaku pencemaran
5. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih
perlu dikembangkan
6. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari
segi tugas, proses kerja, maupun tanggung jawab kelembagaan
7. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil
peran yang sangat penting
8. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini
9. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air bersih
Penyelenggaraan Pengelolaan SDA
Pengelolaan SDA Hubungan antara kelangkaan air dan konflik telah
tradisional selama menerima banyak perhatian, krisis air adalah
ini yang bersifat masalah utama yang disebabkan oleh perilaku
top–down, manusia. Pengelolaan sumber daya air juga
pemerintah memerlukan koordinasi pengelolaan sumber daya
dominan, air yang baik di tingkat pusat maupun daerah.
mengutamakan Namun, fenomena otonomi daerah yang
pasok, berbasis “berlebihan” menyebabkan kurang harmonisnya
teknik dengan hubungan antara pemerintah pusat dengan
pendekatan sector pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota)
(terkotak-kotak) yang menyebabkan terjadinya kurang koordinasi
khususnya dalam pelaksanaan koordinasi
pengelolaan sumber daya air (Gizelis & Wooden,
2010).
Kurangnya koordinasi juga dipicu dengan banyaknya
instansi yang ikut terlibat dalam mengelola sumber
daya air, seperti Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan
Dinas teknis Provinsi/Kabupaten/Kota.Intervensi
dari lembaga-lembaga pemerintah dan politik yang
tidak tepat sasaran, mungkin mempengaruhi
dampak kelangkaan air. Masing-masing melakukan
pengelolaan menurut kebutuhan dan
kepentingannya tanpa melakukan koordinasi
terpadu dan terintegrasi antar instansi
Penyelenggaraan Pengelolaan

Paradigma pengelolaan tradisional yaitu


pendanaan SDA secara publik yang berarti
semua biaya ditanggung oleh pemerintah
dengan pengembalian atau pemulihan biaya
layanan air tidak ada semuanya itu diluar
kemampuan keuangan pemerintah

Kurangnya perhatian thd aspek pengaturan,


pengendalian dan pengawasan.
Tumpang tindih kewenangan dan
ketidakjelasan tanggung jawab pengelolaan
SDA (perizinan, pendanaan)
TERIMA KASIH
TUGAS KELOMPOK
MATERI 5 & 6

Konsentrasi geoteknik
1. ARHAB
2. NOFRIANDI
3. WAHID
4. ZUL ASLAM
5. MARLINDA
6. DESMARITA
PENGELOLALAAN
KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
 BERDASARKAN PP N0 82 TAHUN 2001 TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR, DIJELASKAN BAHWA :
 AIR MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER DAYA ALAM YANG
MEMILIKI FUNGSI SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
 AIR MERUPAKAN KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG
PENTING BADI KELANGSUNGAN HIDUP MANUSIA DAN
MAKHLUK HIDUP LAINNYA
 UNTUK MELANGSUNGKAN FUNGSI AIR PERLU
DILAKUKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SECARA BIJAKSANA
DENGAN MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN GENERASI
SEKARANG DAN GENERASI MENDATANG SECARA
KESEIMBANGAN EKOLOGIS
 PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN
KUALITAS AIR
 Berdasarkan Ambo Upe bahwa :
 Air merupakan salah satu kebutuhan
primer berbagai aspek kehidupan.
 Sebagai pelarut, baik senyawa organik
maupun anorganik, media tempat
berkembangnya berbagai penyebab
penyakit, sebagai kebutuhan industri dan
pertanian
 Kebutuhan air tahun 2000 naik 32,7 %
dibanding thn 1980 (4.899 x 106 m3), terbesar
di Jawa & Madura (3.164 x 106 m3).
 Kebutuhan air irigasi : Meningkat 57,5 %
(tahun2000) dibanding pada tahun 1980
(24.206,3 x 106 m3), terbesar di Jawa dan
Madura (8.767,6 x 106 m3).
 Kebutuhan untuk Industri : Meningkat 70,1 %
(2000) dibanding pd tahun 1980 (143,7 x 106
m3). (Ambo Upe)
 PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAPAT
DIBAGI MENJADI SEBAGAI BERIKUT :

 MONITORING KUALITAS AIR DI SUMBER AIR

 PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH DIPERAIRAN


UMUM

 POLLUTION FEE
MONITORING KUALITAS AIR DI SUMBER
AIR :
 MONITORING KUALITAS AIR DILAKUKAN
OLEH INSTANSI TERTENTU YANG KHUSUS
UNTUK MEMERIKSA KUALITAS AIR, ATAUPUN
INSTANSI SWASTA YANG TELAH
MENDAPATKAN AKREDITASI DARI INSTANSI
PEMERINTAH YANG DITUNJUK
 INSTANSI YANG DIMAKSUD DILENGKAPI
DENGAN LABORATORIUM YANG MEMADAI
DAN MEMENUHI STANDAR PEMERIKSAAN
MUTU (KUALITAS) AIR
 AIR BERSIH MERUPAKAN KEBUTUHAN POKOK MANUSIA.
OLEH SEBAB ITU PENYEDIAAN AIR BERSIH BAGI
MASYARAKAT SANGAT DIPERLUKAN
 KHUSUS UNTUK AIR BERSIH UNTUK KONSUMSI AIR
MINUM DIKELOLA PADA INSTALASI WATER TREATMENT
PLANT (WTP) DARI INTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
(PDAM) DI WILAYAH SETEMPAT
 UNTUK MONITORING DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR
LIMBAH DIPERAIRAN UMUM BIASANYA DILAKUKAN OLEH
BADAN PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
(BAPEDALDA) WILAYAH PROVINSI.
 Klasifikasi Peruntukan Air
 Klasifikasi mutu air disesuaikan dengan
pendayagunaan air
 Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4
bagian :
 Kelas I
 Kelas II
 Kelas III
 Kelas IV
 Mutu air kelas I
 Air baku untuk diolah menjadi air minum
 Prasarana/sarana rekreasi

 Mutu air kelas II


 Prasarana/sarana rekreasi
 Pembudidayaan ikan dan peternakan dan atau
irigasi.

 Mutu air kelas III dan IV


 Prasarana/sarana rekreasi
Kegiatan pengukuran kualitas air,
Denpasar, DLHK
Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan, sampling air sungai
 PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH DIPERAIRAN
UMUM
 UNTUK PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH
DIPERAIRAN UMUM MELALUI BADAN
PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
(BAPEDALDA) WILAYAH PROVINSI. ATAU MELALUI
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP, KEMENKES
DLH Samarinda verifikasi izin pembuangan air limbah Perusahaan tekstil buang limbah di Waduk Sangguling
JATAM Tolak Rencana Pembuangan Tailing Smelter
Nikel Ke Laut Dalam
 Indikator pencemaran air
 BOD, COD Nitrat, Nitrit atau amonia warna,
bau zat padat bersuspensi, zat padat terlarut,
kekeruhan, ikan mati, pertumbuhan tanaman
lambat, dll.
 Parameter baku mutu ditetapkan berdasrkan
PP 82 th 2001, dan Kepmen LH No Kep-
51/MENLH/10/1995, ttg baku mutu limbah cair
insdustri, dan Kepmenkes RI Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan pengawasan kulalitas air
 Parameter yang berkaitan dengan baku mutu
kualitas air
 BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
“kebutuhan oksigen biokimia” dinyatakan sebagai
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri
unaerobic untuk menguraikan bahan organik dalam
air secara biokimia nilai BOD yang tinggi
menunjukkan kemungkinan adanya :
 Material dalam air yang bersifat racun
 Hanya disebabkan oleh pH air yang tidak cocok bagi
microba
 COD dapat diketahui dengan mengukur oksigen yang
dibutuhkan di air untuk mengoksidasi zat-zat organic
dan anorganic
 Sampah unsur radio aktif – logam berat-bahan organic
beracun bahan, berbahaya dan beracun (B3)
KESIMPULAN
 Pengendalian pencemaran air dapat
dilakukan dengan cara dan tidak terbatas
sbb :
 Tidak mebuang limbah bahan berbahya dan
beracun (B3) di sumber air
 Mengolah limbah cair sebelum dialirkan ke
sumber air
 Harus mendapat izin dari BAPDALDA, Kemen
LH, Kemenkes, serta pihak berwenang lainnya
KESIMPULAN
TERIMA KASIH
Sumber kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari 70% air, hal itu menjadikan air
sebagai unsur paling dominan yang membentuk tubuh kita. Air menjadi hal yang
diperebutkan dan dibutuhkan oleh setiap manusia, bahkan setiap makhluk hidup
di dunia membutuhkan ketersediaan air bersih. Pertumbuhan penduduk dan
pembangunan ekonomi yang pesat memberikan tekanan yang sangat besar
pada sumber air tawar yang langka dan tekanan tersebut terus meningkat.
Sumber air tawar terus berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran
domestik, limbah industri, limbah padat dan aliran dari limbah pertanian ke
sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi akibat perubahan iklim dan curah
hujan yang tinggi akan memperburuk kelangkaan air
TUJUH FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJADINYA MASALAH AIR :
1. KESULITAN AIR BERSIH
2. KEBUTUHAN AIR MENINGKAT
3. PENGGUNAAN AIR TERBESAR UNTUK PERTANIAN
4. SUMBER AIR TAK BERSIH
5. AIR BUANGAN TAK DIGUNAKAN KEMBALI
6. RISIKO BANJIR
7. DEGRADASI TANAH

Dampak kelangkaan air/ terlalu sedikit air :


1. Kelaparan
2. Merosotnya Standar Kehidupan
3. Hilangnya Habitat dan Kerusakan Ekosistem
4. Hilangnya Lahan Basah
5. Kurangnya Pendidikan
6. Penyakit
7. Isu Sanitasi
SOLUSI PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR

1. Hemat dalam penggunaan air


2. Membuang sampah Pada tempatnya
3. Lakukan pengawasan terhadap penggunaan
bahan-bahan kimia di bidang pertanian
4. Memberlakukan hukuman yang ketat kepada
pelaku pencemaran
5. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air
bersih perlu dikembangkan
6. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari
segi tugas, proses kerja, maupun tanggung jawab
kelembagaan
7. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun
mengambil peran yang sangat penting
8. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih
sejak dini
9. Melakukan pertolongan alternatif dengan
sedekah air bersih
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SDA
Hubungan antara kelangkaan air dan
konflik telah menerima banyak perhatian,
krisis air adalah masalah utama yang
• Pengelolaan SDA
disebabkan oleh perilaku manusia.
tradisional selama
Pengelolaan sumber daya air juga
ini yang bersifat
memerlukan koordinasi pengelolaan
top–down,
sumber daya air yang baik di tingkat pusat
pemerintah
maupun daerah. Namun, fenomena
dominan,
otonomi daerah yang “berlebihan”
mengutamakan
menyebabkan kurang harmonisnya
pasok, berbasis
hubungan antara pemerintah pusat
teknik dengan
dengan pemerintah daerah
pendekatan sector
(provinsi/kabupaten/kota) yang
(terkotak-kotak)
menyebabkan terjadinya kurang
koordinasi khususnya dalam pelaksanaan
koordinasi pengelolaan sumber daya air
(Gizelis & Wooden, 2010).
TUGAS KELOMPOK
MATERI 4, 5 & 6

Konsentrasi geoteknik
1. ARHAB
2. NOFRIANDI
3. WAHID
4. ZUL ASLAM
5. MARLINDA
6. DESMARITA
PENGELOLALAAN
KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
 BERDASARKAN PP N0 82 TAHUN 2001 TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR, DIJELASKAN BAHWA :
 AIR MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER DAYA ALAM YANG
MEMILIKI FUNGSI SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
 AIR MERUPAKAN KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG
PENTING BADI KELANGSUNGAN HIDUP MANUSIA DAN
MAKHLUK HIDUP LAINNYA
 UNTUK MELANGSUNGKAN FUNGSI AIR PERLU
DILAKUKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SECARA BIJAKSANA
DENGAN MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN GENERASI
SEKARANG DAN GENERASI MENDATANG SECARA
KESEIMBANGAN EKOLOGIS
 PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN
KUALITAS AIR
 Berdasarkan Ambo Upe bahwa :
 Air merupakan salah satu kebutuhan
primer berbagai aspek kehidupan.
 Sebagai pelarut, baik senyawa organik
maupun anorganik, media tempat
berkembangnya berbagai penyebab
penyakit, sebagai kebutuhan industri dan
pertanian
 Kebutuhan air tahun 2000 naik 32,7 %
dibanding thn 1980 (4.899 x 106 m3), terbesar
di Jawa & Madura (3.164 x 106 m3).
 Kebutuhan air irigasi : Meningkat 57,5 %
(tahun2000) dibanding pada tahun 1980
(24.206,3 x 106 m3), terbesar di Jawa dan
Madura (8.767,6 x 106 m3).
 Kebutuhan untuk Industri : Meningkat 70,1 %
(2000) dibanding pd tahun 1980 (143,7 x 106
m3). (Ambo Upe)
 PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAPAT
DIBAGI MENJADI SEBAGAI BERIKUT :

 MONITORING KUALITAS AIR DI SUMBER AIR

 PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH DIPERAIRAN


UMUM

 POLLUTION FEE
MONITORING KUALITAS AIR DI SUMBER
AIR :
 MONITORING KUALITAS AIR DILAKUKAN
OLEH INSTANSI TERTENTU YANG KHUSUS
UNTUK MEMERIKSA KUALITAS AIR, ATAUPUN
INSTANSI SWASTA YANG TELAH
MENDAPATKAN AKREDITASI DARI INSTANSI
PEMERINTAH YANG DITUNJUK
 INSTANSI YANG DIMAKSUD DILENGKAPI
DENGAN LABORATORIUM YANG MEMADAI
DAN MEMENUHI STANDAR PEMERIKSAAN
MUTU (KUALITAS) AIR
 AIR BERSIH MERUPAKAN KEBUTUHAN POKOK MANUSIA.
OLEH SEBAB ITU PENYEDIAAN AIR BERSIH BAGI
MASYARAKAT SANGAT DIPERLUKAN
 KHUSUS UNTUK AIR BERSIH UNTUK KONSUMSI AIR
MINUM DIKELOLA PADA INSTALASI WATER TREATMENT
PLANT (WTP) DARI INTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
(PDAM) DI WILAYAH SETEMPAT
 UNTUK MONITORING DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR
LIMBAH DIPERAIRAN UMUM BIASANYA DILAKUKAN OLEH
BADAN PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
(BAPEDALDA) WILAYAH PROVINSI.
 Klasifikasi Peruntukan Air
 Klasifikasi mutu air disesuaikan dengan
pendayagunaan air
 Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4
bagian :
 Kelas I
 Kelas II
 Kelas III
 Kelas IV
 Mutu air kelas I
 Air baku untuk diolah menjadi air minum
 Prasarana/sarana rekreasi

 Mutu air kelas II


 Prasarana/sarana rekreasi
 Pembudidayaan ikan dan peternakan dan atau
irigasi.

 Mutu air kelas III dan IV


 Prasarana/sarana rekreasi
Kegiatan pengukuran kualitas air,
Denpasar, DLHK
Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan, sampling air sungai
 PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH DIPERAIRAN
UMUM
 UNTUK PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH
DIPERAIRAN UMUM MELALUI BADAN
PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
(BAPEDALDA) WILAYAH PROVINSI. ATAU MELALUI
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP, KEMENKES
DLH Samarinda verifikasi izin pembuangan air limbah Perusahaan tekstil buang limbah di Waduk Sangguling
JATAM Tolak Rencana Pembuangan Tailing Smelter
Nikel Ke Laut Dalam
 Indikator pencemaran air
 BOD, COD Nitrat, Nitrit atau amonia warna,
bau zat padat bersuspensi, zat padat terlarut,
kekeruhan, ikan mati, pertumbuhan tanaman
lambat, dll.
 Parameter baku mutu ditetapkan berdasrkan
PP 82 th 2001, dan Kepmen LH No Kep-
51/MENLH/10/1995, ttg baku mutu limbah cair
insdustri, dan Kepmenkes RI Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan pengawasan kulalitas air
 Parameter yang berkaitan dengan baku mutu
kualitas air
 BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
“kebutuhan oksigen biokimia” dinyatakan sebagai
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri
unaerobic untuk menguraikan bahan organik dalam
air secara biokimia nilai BOD yang tinggi
menunjukkan kemungkinan adanya :
 Material dalam air yang bersifat racun
 Hanya disebabkan oleh pH air yang tidak cocok bagi
microba
 COD dapat diketahui dengan mengukur oksigen yang
dibutuhkan di air untuk mengoksidasi zat-zat organic
dan anorganic
 Sampah unsur radio aktif – logam berat-bahan organic
beracun bahan, berbahaya dan beracun (B3)
KESIMPULAN
 Pengendalian pencemaran air dapat
dilakukan dengan cara dan tidak terbatas
sbb :
 Tidak mebuang limbah bahan berbahya dan
beracun (B3) di sumber air
 Mengolah limbah cair sebelum dialirkan ke
sumber air
 Harus mendapat izin dari BAPDALDA, Kemen
LH, Kemenkes, serta pihak berwenang lainnya
KESIMPULAN
TERIMA KASIH
TUGAS KELOMPOK
Masalah Air
Dan Penyelenggaraan Pengelolaan SDA
TUGAS KELOMPOK
MATERI 3 & 4
Konsentrasi geoteknik
1. ARHAB
2. NOFRIANDI
3. WAHID
3. ZUL ASLAM
4. MARLINDA
5. DESMARITA
PENGERTIAN
AIR
AIR ADALAH

Sumber kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari 70% air, hal itu
menjadikan air sebagai unsur paling dominan yang membentuk
tubuh kita. Air menjadi hal yang diperebutkan dan dibutuhkan
oleh setiap manusia, bahkan setiap makhluk hidup di dunia
membutuhkan ketersediaan air bersih. Pertumbuhan penduduk
dan pembangunan ekonomi yang pesat memberikan tekanan
yang sangat besar pada sumber air tawar yang langka dan
tekanan tersebut terus meningkat. Sumber air tawar terus
berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran
domestik, limbah industri, limbah padat dan aliran dari limbah
pertanian ke sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi
akibat perubahan iklim dan curah hujan yang tinggi akan
memperburuk kelangkaan air
NERACA AIR NASIONAL
TAHUN 2003 DAN 2020

NASIONAL TH. 2003 NASIONAL TH. 2020


KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL
1,957,205.0 (Juta m3) 1,957,205.0 (Juta m3)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
1,474,149.8 (Juta m3) 483,055.2 (Juta m3) 1,474,149.8 (Juta m3) 483,055.2 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL
112,275.7 (Juta m3) 127,707.1 (Juta m3)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
3 3 3 3
45,821.5 (Juta m ) 66,454.1 (Juta m ) 52,176.3 (Juta m ) 75,530.8 (Juta m )
SURPLUS SURPLUS SURPLUS SURPLUS
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002,
pengertian dengan air, yaitu sebagai berikut :

• Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
• Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
• Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
• Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
• Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
• Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah.
• Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas,
ataupun di bawah permukaan tanah
Tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya masalah air :

1. Kesulitan air bersih


2. Kebutuhan air meningkat
3. Penggunaan air terbesar untuk pertanian
4. Sumber air tak bersih
5. Air buangan tak digunakan kembali
6. Risiko banjir
7. Degradasi tanah

Dampak kelangkaan air/ terlalu sedikit air :

1. Kelaparan
2. Merosotnya Standar Kehidupan
3. Hilangnya Habitat dan Kerusakan Ekosistem
4. Hilangnya Lahan Basah
5. Kurangnya Pendidikan
6. Penyakit
7. Isu Sanitasi
Delapan desa di Situbondo kekurangan air bersih, 23-06-2019

Antri Air Bersih, Kompas 27 03 03


Kel. Tuara Kecamatan Enrekang Dampak Kemarau, Enrekang Kekurangan Air Bersih, 13-09-2019

Embung Mulai Mengering, 19 Desa di Lamongan Rawan Kekurangan Air Bersih, 5 -09-2017
DAMPAK TERLALU BANYAK AIR :
1. Mengakibatkan korban jiwa
2. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh banjir yang
merusak rumah dan barang-barang yang ada
3. Sulitnya mendapatkan air bersih
4. Aktivitas warga menjadi terhambat

Peyakit akibat banjir, DBD , 02-01-2020 Kerugian ekonomi, 25-03-2015 Dampak Ekonomi dari Banjir lebih Parah, 25-02-2020

Listrik Mati dan IPA Terendam Banjir, Suplai Air Aetra Terganggu, 01-01-2020
DAMPAK PENCEMARAN AIR :
1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air
2. Dampak Terhadap Kualitas Air
3. Dampak Terhadap Kesehatan
4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
PDAM Blora terkena dampak pencemaran Sungai Bengawan Solo
Laut yang tercemar sampah plastic, 24-11-2015 Burung mati akibat pencenaran sampah plastic, 24-11-2015

Sebanyak 52 sungai di Indonesia berstatus cemar berat, Jakarta Utara


Sumber Penyebab Pencemaran Air

1. Sumber pencemaran air dari limbah


pertanian
2. Sumber Pencemaran Air dari Limbah
Industri
3. Sumber Pencemaran Air dari Aktifitas
Sehari-Hari
Solusi Penanggulangan Pencemaran Air
1. Hemat dalam penggunaan air
2. Membuang sampah Pada tempatnya
3. Lakukan pengawasan terhadap penggunaan
bahan-bahan kimia di bidang pertanian
4. Memberlakukan hukuman yang ketat
kepada pelaku pencemaran
5. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih
perlu dikembangkan
6. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari
segi tugas, proses kerja, maupun tanggung jawab kelembagaan
7. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil
peran yang sangat penting
8. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini
9. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air bersih
Penyelenggaraan Pengelolaan SDA
Pengelolaan SDA Hubungan antara kelangkaan air dan konflik telah
tradisional selama menerima banyak perhatian, krisis air adalah
ini yang bersifat masalah utama yang disebabkan oleh perilaku
top–down, manusia. Pengelolaan sumber daya air juga
pemerintah memerlukan koordinasi pengelolaan sumber daya
dominan, air yang baik di tingkat pusat maupun daerah.
mengutamakan Namun, fenomena otonomi daerah yang
pasok, berbasis “berlebihan” menyebabkan kurang harmonisnya
teknik dengan hubungan antara pemerintah pusat dengan
pendekatan sector pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota)
(terkotak-kotak) yang menyebabkan terjadinya kurang koordinasi
khususnya dalam pelaksanaan koordinasi
pengelolaan sumber daya air (Gizelis & Wooden,
2010).
Kurangnya koordinasi juga dipicu dengan banyaknya
instansi yang ikut terlibat dalam mengelola sumber
daya air, seperti Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan
Dinas teknis Provinsi/Kabupaten/Kota.Intervensi
dari lembaga-lembaga pemerintah dan politik yang
tidak tepat sasaran, mungkin mempengaruhi
dampak kelangkaan air. Masing-masing melakukan
pengelolaan menurut kebutuhan dan
kepentingannya tanpa melakukan koordinasi
terpadu dan terintegrasi antar instansi
Penyelenggaraan Pengelolaan

Paradigma pengelolaan tradisional yaitu


pendanaan SDA secara publik yang berarti
semua biaya ditanggung oleh pemerintah
dengan pengembalian atau pemulihan biaya
layanan air tidak ada semuanya itu diluar
kemampuan keuangan pemerintah

Kurangnya perhatian thd aspek pengaturan,


pengendalian dan pengawasan.
Tumpang tindih kewenangan dan
ketidakjelasan tanggung jawab pengelolaan
SDA (perizinan, pendanaan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai