Pembatal-Pembatal Keislaman
Pembatal-Pembatal Keislaman
Islam dibangun diatas pokok akidah tauhid, tatkala Allah telah sempurnakan agama ini
dengan mengutus RasulNya shalallahu 'alaihi wa sallam. Dengan demikain sempurnalah
agama ini, dan lengkap sudah pokoknya dan cabangnya. Maka seorang muslim perlu kiranya
menjaga keislamannya dari pembatal-pembatal keislaman. Dan pembatal-pembatal keislaman
itu ada sepuluh, dan wajib dijauhi oleh seluruh kaum muslimin dan muslimah, kesepuluh
pembatal itu antara lain :
3⃣ Tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik, ragu dengan kekafiran mereka atau
membenarkan pemikiran mereka.
Allah ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga.."
(QS.Al-Maidah:73)
4⃣ Berkeyakinan bahwa petunjuk selain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih sempurna
daripada petunjuk beliau atau berkeyakinan hukum yang lain lebih baik daripada hukum
beliau. Maka orang seperti ini telah kafir.
Firman Allah ta'ala,
"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?."
(QS.Al-Maidah:50)
5⃣ Membenci sebagian dari ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam walaupun tetap
mau mengamalkannya. Orang seperti ini berarti telah kafir.
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaan bagi mereka Allah menghapus amal-amal
mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang
diturunkann Allah (Al-Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal mereka."
(QS.Muhammad:8-9)
6⃣ Mengejek sebagian ajaran agama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, pahala dan
siksa Allah ta'ala. Orang seperti ini berarti telah kafir.
Dalilnya dalam firman Allah ta'ala,
"Katakanlah, Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kalian selalu berolok-
olok? Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman."
(QS.At-Taubah:65-66)
9⃣ Meyakini bahwa sebagian orang diperbolehkan keluar dari syariat Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam sebagaimana Nabi Khidhr juga diperbolehkan keluar dari syariat
Nabi Musa 'alaihissalam. Orang yang berkeyakinan demikian berarti telah kafir.
Allah ta'ala berfirman,
"Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
(QS.Al-Anbiya':107)
🔟 Berpaling dari agama Allah ta'ala, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya.
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala,
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang telah diperingatkan dengan ayat-
ayat Rabbnya, kemudian dia berpaling dari ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa."
(QS.As-Sajadah:22)