BAB IV
A. Klausula baku dalam perjanjian Leasing pada PT. Toyota Astra Financial
Sewa guna usaha (leasing) khususnya financial lease yang pada dasarnya
untuk membantu dan sebagai jalan keluar bagi mereka yang kurang mampu
klausula-klausula dalam perjanjian baku lebih menjamin hak salah satu pihak
yaitu Lessor sebagai pihak yang berkedudukan ekonominya lebih kuat dalam
batas.45
kedudukan pihak konsumen atau membuat konsumen berada dalam posisi yang
45
Suprawito, Ibid Hal 5.
50
tanpa seizin PELAKU USAHA dan KONSUMEN secara tegas tidak akan
KONSUMEN.
berikut :
tersebut, maka tidak sah dan tidak bisa dianggap menjadi bagian dari
hal ini lessee) kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan,
tambahan yang ditentukan oleh PELAKU USAHA itu sendiri, dan apabila
hak penuh, seolah-olah telah diberi kuasa oleh konsumen untuk melakukan
kreditur, kemudian seluruh biaya premi asuransi dan biaya lainnya harus
dibayar kepada kreditur dan bukan kepada pihak asuransi secara langsung.
Dan apabila konsumen tidak membayar premi asuransi tersebut maka akan
yang tertunggak.
hal itu terlihat jelas ketika seluruh resiko yang harus diasuransikan
ditentukan oleh pihak kreditur tanpa ada persetujuan dari pihak konsumen.
Syarat tersebut telah melanggar ketentuan Pasal 18 ayat 1 huruf (d) tentang
segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh
(a) KONSUMEN tidak membayar jika atau saat jatuh tempo salah
angsuran atau angsuran-angsurannya atau kewajiban-kewajiban
lainnya yang timbul berdasarkan PERJANJIAN ini, hal mana cukup
dibuktikan dengan lewatnya waktu saja;
(b) KONSUMEN tidak mempertahankan atau KONSUMEN tidak
melakukan perubahan besar pada asuransi yang diisyaratkan pasal 7
(asuransi) PERJANJIAN ini;
(c) KONSUMEN tidak memenuhi atau melaksanakan suatu ketentuan
atau persyaratan lain yang dinyatakan secara tegas atau tersirat
dalam PERJANJIAN ini atau setiap perjanjian, dokumen atau
jaminan yang dimaksudkan PERJANJIAN ini;
(d) Setiap pernyataan, jaminan atau keterangan yang dibuat oleh
KONSUMEN berdasarkan PERJANJIAN ini atau dalam perjanjian,
dokumen atau jaminan apapun yang dimaksudkan perjanjian ini,
yang telah/harus dibuat dan/atau disampaikan dan/atau
dilaksanakan oleh KONSUMEN, ternyata tidak benar atau tidak
sesuai dengan kenyataan;
(e) Harta kekayaan KONSUMEN baik sebagian maupun seluruhnya,
disita, dialihkan/beralih kepada pihak lain, atau menjadi objek suatu
perkara yang menurut pendapat KREDITUR sendiri dapat
mempengaruhi kemampuan KONSUMEN untuk membayar
kembali kewajiban-kewajibannya dalam PERJANNIAN ini;
(f) Setiap peristiwa atau rangkaian termasuk tetapi tidak terbatas pada
setiap perubahan apapun atas kewajiban pemerintah, yang menurut
pendapat KREDITUR sendiri telah mengakibatkan atau dapat
mengakibatkan atau menyebabkan perubahan yang merugikan
dalam posisi keuangan atau komersil KONSUMEN, atau dengan
cara lain dapat berakibat atau membawa akibat yang sangat
merugikan pada kesanggupan KONSUMEN untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya berdasarkan PERJANJIAN ini;
57
Butir 8.2
“Konsumen tidak mebayar jika atau saat jatuh tempo salah satu angsuran
berdasarkan perjanjian ini, hal mana cukup dibuktikan dengan lewat waktu
saja”. Dilanjutkan pada butir 8.2 yang berbunyi “Dengan demikian, maka
konsumen tidak lagi menguasai barang tanpa seizin kreditur dan konsumen
secara tegas tidak akan melakukan upaya hukum apapun termasuk tuntutan
ini tanpa perlu adanya suatu peringatan dengan surat juru sita atau surat
lembar 1-20). Masa kredit telah berlangsung selama 7 bulan, pada saat
terhadap perjanjian.
disewakan.
tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen
secara angsuran.
pihak konsumen.
dirumuskan atau dibuat secara sepihak oleh PT. Toyota Astra Financial
hanya dihadapkan pada satu pilihan, yaitu menerima apa yang telah
Kurang adanya atau bahkan tidak adanya kesempatan bagi salah satu
it or leave it”.46
syarat yang telah ditetapkan secara baku dan sepihak oleh PT Toyota
46
Munir Fuadi, 2003, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis) Buku Kedua, PT.
Aditya Bakti, Hal 78.
64
timbul dari perjanjian leasing ini, walaupun akibat dari perjanjian itu
dari tanggung jawab terhadap akibat yang merugikan, yang timbul dari
pelaksanaan perjanjian.
konsumen
1999 tentang Perlindunagn Konsumen yaitu dalam Pasal 1 ayat (10) dimana
dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
PT. Toyota Astra Financiasl Services adalah suatu bentuk perjanjian yang
dalam masa sewa karena suatu kejadian yang tak disengaja, maka
berhak atas ganti rugi”. Sesuai dengan maksud dari pasal tersebut
telah terjadi keadaan memaksa atau bukan, jadi keadaan memaksa juga
48
Erawati, Elly dan Harlien Budiono, 2010, Penjelasan Hukun tentang Kebatalan Perjanjian,
PT. Gramedia, Jakarta, Hal. 28.
68
menyatakan :
tersebut juga telah melanggar ketentuan Pasal 18 UUPK antara lain seperti,
tersebut telah melanggar Pasal 18 ayat 1 huruf g. Selain itu klausula yang
merugikan konsumen juga terdapat pada Pasal 6 butir 6.7 yang intinya berisi
Teori dan Analisa Kasus menyebutkan bahwa dipandang dari sudut keadilan
dan moral adalah tidak patut bentuk dan isi perjanjian yang melenyapkan hak
pembeli sewa atas barang yang dibeli hanya disebabkan keterlambatan atau
terjadi kemacetan pada angsuran ke-8 dan ke-9. Ini berarti konsumen telah
objek sengketa tersebut telah ada sebagian hak milik KONSUMEN (konsumen)
“setiap klausula baku yang ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau
menurut pasal tersebut, maka perjanjian tersebut adalah batal demi hukum.
Perjanjian batal demi hukum, artinya dari semula tidak pernah dilahirkan
suatu perjanjian, dan dengan demikian tidak pernah ada suatu perikatan.
49
Suharnoko, 2005, Hukum Perjanjian Teori Dan Analisa Kasus, Prenada Media, Jakarta,
Hal 62.
72
pernah ada suatu perikatan. Dengan demikian si kreditur yang telah menerima
diterimanya.51
dari tanggungjawab yang akan datang, dan dapat menuntut kembali dari
jangka waktu paling lama satu bulan, untuk memenuhi perjanjian meskipun
sebenarnya konsumen sudah wanprestasi atau cidera janji. Dalam hal ini
50
Elly Erawati, Loc cit.
51
Suharnoko, Ibid, Hal 73
52
Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perjanjian, P.T. Alumni, Bandung, Hal 310.
53
Ibid, Hal 64.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
oleh PT. Toyota Astra Financial Services maka dapat diambil beberapa
kesimpulan:
bersifat berat sebelah diantarnya pasal 4 Butir 4, pasal 4 Butir 4.2, Pasal 6
Butir 6.7, pasal 8 dan Pasal 12 Butir 21.1. Hal ini terlihat pada hak dan
adalah batal demi hukum. Apabila suatu syarat batal terpenuhi maka
telah diterimanya.
74
B. Saran
selama ini masi banyak masyarakat yang tidak mengerti atau awam
2. Masyarakat harus juga lebih kritis jika membeli barang atau jasa tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Erawati, Elly dan Herlien Budiono, 2010, Penjelasan Hukum Tentang Kebatalan
Perjanjian, Jakarta : PT. Gramedia.
Fuadi, Munir, 2001, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Jakarta:
PT. Citra Aditya Bakti.
-----------------, 2003, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis) buku
kedua, Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.
Hermansyah, Edi Dkk, 2007, Bahan Ajar Hukum Pembiayaan, Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu.
Miru, Ahmadi, 2007, Hukum Kontrak Dan Perancangan Kontrak, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Miru, Ahmadi & Sutarman Yodo, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Salim, 2004, perkembangan hukum jaminan di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
76
Saliman, R. Abdul, 2011, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Satrio, J., 1995, Hukum Perikatan: Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku I,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian, Teori dan Analisa Kasus, Jakarta: Prenmada
Media.
Wijaya, Gunawan dan kartini Muljadi, 2003, Hapusnya Perikatan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Soerjono Soekanto dan Srimamuji, 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta, Rajawali Pers.
Peraturan Perudang-Undangan :
Internet :