1
Bagaimana kerangka hukum
2
Apa akibat hukum
yang mengatur perjanjian yang timbul jika
pembiayaan konsumen di terjadi wanprestasi dalam
perjanjian
Indonesia?
pembiayaan konsumen?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Perjanjian
Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum yang melibatkan setidaknya satu orang atau lebih yang
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Dalam konteks hukum perdata, perjanjian menjadi
salah satu instrumen penting untuk mengatur hubungan antara pihak-pihak yang terlibat.
Syarat-syarat sah suatu perjanjian, sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPdt, empat syarat utama
harus terpenuhi, yaitu
1) adanya persetujuan kehendak,
2) kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian,
3) keberadaan suatu hal tertentu sebagai objek perjanjian, dan
4) adanya sebab yang halal
3. Wanprestasi
Wanprestasi adalah suatu keadaan di mana salah satu pihak dalam suatu perjanjian tidak memenuhi
kewajibannya sebagaimana yang telah disepakati
Ada 4 akibat adanya wanprestasi, sebagaimana telah dikemukakan berikut ini.
• Perikatan tetap ada Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur pelaksanaan prestasi, apabila
ia terlambat memenuhi prestasi. Disamping itu kreditur berhak untuk menuntut ganti rugi akibat
keterlambatan melaksanakan prestasinya.
• Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur (Pasal 1243 KUH Perdata)
• Beban resiko beralih untuk kerugian debitur jika halangan itu timbul setelah debitur wanprestasi,
kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditur, oleh karena itu debitur
tidak dibebankan untuk berpegang pada keadaan memaksa.
• Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan diri dari kewajiban
memberikan kontra prestasi dengan menggunakan Pasal 1266 KUH Perdata.
2. Pembiayaan Konsumen