KELAS :D
SHIFT : Pagi
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
Bundelan ini dibuat oleh kelas D sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Akhir Praktikum Kimia Organik II dan disahkan pada tanggal 9 Juni
2023.
Disetujui oleh:
Mengetahui
i
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Bundelan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum Kimia
Organik II kelas D.
Diperiksa oleh:
Objek I Objek II Objek III
Iffat Syafiqoh A., S.Pd Iffat Syafiqoh A., S.Pd Indah Rahmadani
NIM 2120412019 NIM 2120412019 NIM 1910412016
Objek VII
Indah Rahmadani
NIM 1910412016
ii
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan bundelan Praktikum Kimia Organik II sebagai salah satu syarat
untuk tugas mata kuliah Praktikum Kimia Organik II.
Dalam penyusunan bundelan Praktikum Kimia Organik II ini tidak lepas dari
hasil kerja sama berbagai pihak yang telah memberikan dukungan secara
moral maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan, semangat, dan doa
serta telah melengkapi segala kebutuhan baik secara moral maupun
material.
2. Norman Ferdinal, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Kimia Organik II.
3. Zil Arifah, S.Si selaku koordinator umum dan Irfan Afrinal selaku
koordinator harian, serta seluruh asisten pendamping dan seluruh staf
Laboratorium Pendidikan III, Departemen Kimia, FMIPA Universitas
Andalas yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
menyelasaikan bundelan Praktikum Kimia Organik II.
4. Seluruh teman-teman Kimia kelas D yang telah berkerja sama,
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam penyusunan bundelan
Praktikum Kimia Organik II ini hingga dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bundelan Praktikum Kimia Organik II ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan bundelan ini.
Penulis
iii
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
DAFTAR ISI
iv
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
v
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
vi
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
vii
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
SINTESIS NITROBENZENA
I. TUJUAN ......................................................................................... 85
II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 85
2.1 Benzena ......................................................................................... 85
2.2 Nitrasi ............................................................................................. 86
2.3 Nitrobenzena .................................................................................. 87
III. PROSEDUR PERCOBAAN ............................................................ 89
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................... 89
3.1.1 Alat dan Fungsi ............................................................................... 89
3.1.2 Bahan dan Fungsi........................................................................... 89
3.2 Cara Kerja ...................................................................................... 90
3.3 Skema Kerja ................................................................................... 91
3.4 Skema Alat ..................................................................................... 92
3.4.1 Refluks ........................................................................................... 92
3.4.2 Pemisahan Larutan ......................................................................... 92
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 94
4.1 Data dan Perhitungan ..................................................................... 94
4.1.1 Data................................................................................................ 94
4.1.2 Perhitungan .................................................................................... 94
4.2 Mekanisme Reaksi ......................................................................... 96
4.3 Hasil Karakterisasi .......................................................................... 97
4.3.1 FT-IR .............................................................................................. 97
4.3.2 Tabel Pengamatan Karakterisasi FT-IR .......................................... 97
4.4 Pembahasan .................................................................................. 98
V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 100
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 100
5.1 Saran ............................................................................................ 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 101
Lampiran I. Tugas Sebelum Praktikum .................................................... 102
Lampiran II. Struktur Senyawa Utama ..................................................... 103
Lampiran III. Analisis Artikel Ilmiah .......................................................... 104
SINTESIS ASETANILIDA
I. TUJUAN ....................................................................................... 105
II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 105
viii
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
ix
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
x
OBJEK I
SINTESIS ETIL ASETAT
I. TUJUAN
1. Sintesis etil asetat dari etanol dan asam asetat menggunakan katalis
asam sulfat.
2. Memahami mekanisme reaksi pembuatan etil asetat.
2.2 Ester
Ester merupakan senyawa organik dengan rumus RCOOR', dimana R dan
R' adalah gugus hidrokarbon. Ester, merupakan senyawa organik yang
berasal dari asam karboksilat dan alkohol di mana OH dari asam diganti oleh
OR kelompok, terlihat mirip seperti eter dan juga mirip seperti asam
karboksilat. Meskipun demikian, senyawa dalam kelompok ini tidak bereaksi
seperti asam karboksilat maupun eperti eter; mereka membentuk keluarga
yang berbeda. Tidak seperti eter, ester memiliki gugus karbonil. Tidak seperti
asam karboksilat, ester tidak memiliki atom hidrogen asam; mereka memiliki
gugus hidrokarbon sebagai gantinya1.
Ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi, antara lain
esterifikasi Fischer, esterifikasi dengan asil halida, dan esterifikasi
Etil asetat merupakan larutan bening, tidak ada warna. zat berupa
larutan polar yang volatil (mudah menguap), toksisitas rendah dan tidak
higroskopis yang digunakan sebagai pelarut tinta, prekat atau resin. Jika
dilihat dari pemanfaatannya etil asetat memiliki manfaat yang lebih banyak
dibandingkan etanol termasuk dalam melarutkan gasoline. Penggunaan etil
asetat selain sebagai pelarut, etil asetat memiliki fungsi lain seperti sebagai
bahan aditif untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin dan dapat
berfungsi sebagai bahan baku kimia serba guna. Dalam pembuatan etil
asetat biasanya dilakukan dengan proses esterifikasi 5.
Tabel 1. Sifat fisika dan kimia etil asetat
No. Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Higroskopis Pelarut polar
2 Berbau khas Rumus kimia CH3CH2OC(O)CH3
3 Massa molar = 88.11 g/mol Merupakan senyawa ester
4 Density = 0.902 g/cm3 Dapat larut dalam pelarut polar
5 Titik didih = 77.1oC Tidak stabil dalam air
6 Cairan tak bewarna Penerima ikatan hydrogen yang
lemah
Asam asetat
Campuran
- direfluks selama 90 menit lalu didistilasi
- diuji apakah sudah terbentuk etil asetat atau belum
-
Distilat
Etil asetat
- dihitung rendemen
- dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis,
FTIR
Hasil-
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Air keluar
4. Kondensor
5. Air masuk
6. Labu didih
7. Pemanas
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Termometer
4. Labu didih
5. Cabang tiga
6. Batu didih
7. Pemanas
8. Kondensor
9. Air masuk
10. Air keluar
11. Alonga
12. Erlemeyer
4.1.2 Perhitungan
a. Volume Asam Asetat
1 mL
30 gram × = 28,57 mL
1,05 gram
b. Mol Asam Asetat
1 mol
30 gram × = 0,50 mol
60 gram
c. Volume Etanol
1 mL
30 gram × = 37,97 mL
0,79 gram
d. Mol Etanol
1 mol
30 gram × = 0,65 mol
46 gram
e. Reaksi
Mula-mula
0,50 mol 0,65 mol - -
:
Bereaksi
0,50 mol 0,50 mol 0,50 mol 0,50 mol
:
Sisa
- 0,15 mol 0,50 mol 0,50 mol
:
4.4 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai sintesis etil asetat dengan
menggunakan asam asetat sebagai sumber ion asetat dan etanol sebagai
sumber etil pada senyawa etil asetat dengan penambahan asam sulfat pekat
sebagai katalis. Prinsip kerjanya adalah refluks dan distilasi, dimana refluks
merupakan pemanasan yang dilakukan secara berulang dan distilasi
merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih yang
jauh. Sedangkan prinsip reaksinya adalah eksterifikasi yaitu pembentukan
senyawa ester dari alkohol dan asam karboksilat. Tujuan dilakukan
percobaan ini adalah mensintesis etil asetat dari etanol dan asam asetat
dengan menggunakan katalis asam sulfat dan memahami mekanisme reaksi
pembuatan etil asetat.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencampurkan asam asetat
dengan asam sulfat, selanjutnya ditambahkan etanol ke dalam campuran.
Atom H pada asam sulfat akan terlebih dahulu bereaksi dengan atom O dari
karbokation pada asam asetat. Pada saat penambahan asam sulfat pekat
dilakukan dengan hati-hati dan dibiarkan lewat dinding labu distilasi agar
tidak terjadi percikan karena sifat asam sulfat yang korosif dan menghasilkan
reaksi eksoterm. Lalu ditambahkan batu didih untuk meratakan panas dan
mencengah bumping. Langkah selanjutnya dilakukan proses refluks agar
menyempurnakan reaksi dalam campuran dan proses terbentuknya etil
asetat menjadi lebih cepat. Pada saat direfluks akan terjadi proses
pergerakan /tumbukan antar partikel, yang menyebabkan energi aktivasi
semakin rendah karena adanya energi kinetik yang tinggi, tumbukan antar
partikel tersebut akan menyebabkan pembentukan etil asetat semakin cepat
terjadi. Proses refluks dilakukan selama 90 menit yang merupakan waktu
optimum dalam pembentukan etil asetat.
Setelah dilakukan refluks, dilanjutkan dengan proses distilasi yang
berfungsi untuk memisahkan etil asetat dan air di dalam campuran. Proses
distilasi dilakukan pada suhu 77o C karena pada suhu tersebut etil asetat
akan menguap, dan uap tersebut didinginkan dengan kondensor dan wujud
etil asetat kembali menjadi liquid yang ditampung dalam Erlenmeyer. Distilat
yang diperoleh memiliki bau khas dari ester yang menandakan senyawa etil
asetat. Jika suhu pada proses distilasi meningkat secara drastis, proses
distilasi harus segera dihentikan agar produk samping (air) tidak ikut
menguap dan tercampur kembali ke dalam senyawa Ester.
Setelah itu dilakukan pengujian etil asetat dengan cara menuangkan
10 tetes distilat ke dalam 1 ml air. Jika terbentuk dua lapisan menandakan
senyawa Ester sudah terbentuk. Senyawa Ester pada erlenmeyer
ditambahkan Natrium karbonat yang bertujuan untuk menetralkan larutan
dari suasana asam.
Jika pH Ester sudah netral, ditambahkan ke dalam distilat MgSO4
anhidrat, yang tujuannya untuk menarik air yang ada di dalam distilat
sehingga di dapat ester yang murni pada hasil akhir. Randemen yang
didapat pada praktikum ini sebesar 61,36%
Pada karakteristik menggunakan spektrofotometri UV-VIS diperoleh
sampel pada panjang gelombang 781,50 dengan absroban 0,064. Pada
hasil karakterisasi dengan FTIR dapat dikatakan bahwa senyawa yang
dihasilkan pada percobaan ini merupakan senyawa ester. Hal ini ditandai
dengan terbentuknya tiga spektrum spesifik dari ester, yaitu spektrum untuk
C-H, C=O, dan C-O. Spektrum puncak atau serapan C-H akan terbentuk
pada bilangan gelombang 1350-1470, dan pada hasil praktikum didapatkan
panjang gelombang 1373,32 cm-1. Spektrum puncak atau serapan C=O akan
terbentuk pada bilangan gelombang 1820-1600, dan pada hasil praktikum
didapatkan panjang gelombang 1728,22 cm-1 dengan bentuk spektrum yang
tinggi dan tajam. Spektrum ketiga yaitu puncak atau serapan C-O akan
terbentuk pada bilangan gelombang 1300-1000, dan pada praktikum
didapatkan panjang gelombang 1257,59 cm-1 dengan bentuk spektrum yang
tinggi dan tajam. Namun pada hasil praktikum ini juga dapat dideteksi adanya
gugus OH yang menurut teori akan membentuk spektrum pada bilangan
gelombang 3000-an yang didapatkan praktikum ini didapatkan pada panjang
gelombang 3383,14 cm-1. Hal ini mungkin saja disebabkan karena pada
senyawa ester yang terbentuk masih terkandung air.
5.2 Saran
Beberapa saran untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Pastikan alat refluks dan distilasi sudah terpasang dengan baik.
2. Pastikan suhu pada saat distilasi tidak melebihi 77oC atau titik didih
dari etil asetat.
3. Jangan lupa untuk memasukkan batu didih ke dalam labu distilasi.
4. Asam sulfat ditambahkan secara perlahan melalui dinding labu
distilasi.
DAFTAR PUSTAKA
No Senyawa Struktur
1 Asam asetat (CH3COOH)
2 Etanol (C2H5OH)
5 Akuades (H2O)
I. JUDUL
Optimization of Synthesis of Ethyl Acetate by response Surface
Method and Investigation of Reactive Sorption Effect by Hydrogel in
Synthesis.
Optimisasi Sintesis Etil Asetat dengan Metode Respon Permukaan
dan Investigasi Efek Penyerapan Reaktif Hidrogel dalam Sintesis
II. TUJUAN
Mengetahui pengaruh suhu, jumlah katalis dan rasio molar reaktan
terhadap sintesis etil asetat.
Irfan Afrinal
“Berbahagialah karena setiap orang berhak bahagia”
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
I. TUJUAN
1. Mensintesis metil salisilat dari asam salisilat menggunakan katalis
asam sulfat.
2. Memahami mekanisme reaksi pembuatan metil salisilat.
sintetis warna putih dan tidak berbau. Kelarutannya sukar larut dalam air dan
benzena. Mudah larut dalam etanol dan dalam eter. Larut dalam air mendidih
dan agak sukar larut dalam kloroform. Khasiat dan penggunaan sebagai
keratolitikum (menipiskan selaput kulit/meratakan kulit) dan anti fungi. Asam
salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai fungisidal dan
bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan
dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan3.
Asam salisilat sebagai zat aktif utama maupun tambahan tersedia
dalam berbagai produk dengan beragam vehikulum. Penggunaan asam
salisilat harus tetap berhati-hati dan tidak boleh diberikan pada area yang
luas dalam jangka Panjang. Asam salisilat bekerja sebagai keratolitik,
komedolitik dan sebagai bakteriostatik membuka pori-pori yang tersumbat,
juga digunakan dalam beberapa produk sampo untuk mengobati ketombe3.
Produksi komersial metil salisilat adalah hasil esterifikasi asam salisilat dan
metanol. pada sintesis metil salisilat dari asam salisilat dan metanol dengan
menggunakan katalis asam sulfat pekat ini dibutuhkan lama pemanasan
sekurang-kurangnya 5 jam pada suhu sekitar 1000°C, tetapi ada prosedur
lain yang menyatakan bahwa untuk sintesis metil salisilat ini hanya
diperlukan pemanasan selama 3 jam saja. Lama pemanasan ini akan
mempengaruhi hasil sintesis metil salisilat dan diduga dengan pemanasan
yang lebih lama akan memberikan persentase hasil yang lebih tinggi sampai
kemudian pada lama pemanasan tertentu sudah tidak meningkatkan
persentase hasil sintesis metil salisilat4.
Methyl salicylate atau Metil salisilat digambarkan sebagai sebuah
senyawa yang sangat aromatik, cairannya kuning agak terang. Metil salisilat
diperkirakan menjadi pelindung untuk tanaman yang menghasilkan minyak.
Senyawa alami metil salisilat ditemukan pada tanaman gondopuro. Zat yang
terkandung dalam metil salisilat diyakini dapat mengurangi rasa pegal, anti
inflamasi, dan bahkan pengurang rasa sakit yang digunakan dalam
pembuatan aspirin untuk obat sakit kepala. Metil salisilat dapat berfungsi
sebagai analgesik untuk mengurangi nyeri sendi dan otot. Rasa sakit atau
nyeri pada otot, sendi dan tendon akan teralihkan oleh rasa dingin metil
salisilat pada awal dioleskan, namun setelah itu kulit akan terasa hangat 5.
2.4 Esterifikasi
Asam salisilat (asam-ortohidroksi-benzoat) merupakan suatu asam
karboksilat yang memiliki cincin benzena dan mengikat gugus –OH. Untuk
menghasilkan oktil-salisilat dapat dilakukan melalui proses esterifikasi
dengan n-oktanol. Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH
dari asam karboksilat dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi
merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan
katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl)
kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Dalam suatu reaksi,
lama waktu proses juga memperlihatkan hasil yang berbeda, dimana waktu
berkaitan dengan cepat lambatnya suatu reaksi esterifikasi mencapai
kesetimbangan. Pada waktu optimum, jumlah produk dari hasil esterifikasi
tidak bertambah lagi karena pada saat ini kondisi sudah mencapai
kesetimbangan1.
sebanyak 7 gram
Campuran
Residu
- dibiarkan dingin
- dituangkan kedalam 250 mL air di dalam
corong pisah
- dikocok dan dibiarkan terbentuk dua
lapisan
Lapisan ester
Hasil
Keterangan:
1. Klem
2. Standar
3. Air keluar
4. Kondensor
5. Air masuk
6. Labu didih
7. Batu didih
8. Pemanas
Keterangan:
1. Klem
2. Standar
3. Termometer
4. Cabang tiga
5. Air keluar
6. Kondensor
7. Air masuk
8. Alonga
9. Erlenmeyer
10. Labu didih
11. Pemanas
12. Batu didih
4.1.2 Perhitungan
7,075 g
Mol Asam Salisilat =
198,12 g/mol
= 0,05 mol
18 g
Mol Metanol =
32,04 g/mol
= 0,56 mol
18 g
Volume Metanol =
0,729 g/mL
= 22,8 mL
4.3.3 FT-IR
4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan sintesis metil salisilat yang bertujuan untuk
memahami mekanisme reaksi pembuatan metil salisilat dan mensintesis
metil salisilat dengan menggunakan katalis asam sulfat. Prinsip dari
percobaan yaitu refluks dan distilasi. Refluks adalah pemanasan secara
berulang tanpa mengurangi volume larutan dan distilasi yaitu pemisahan
senyawa berdasarkan perbedaan titik didih yang cukup jauh. Sedangkan
prinsip reaksinya yaitu esterifikasi yaitu proses pembuatan ester dari reaksi
antara asam karboksilat dan alkohol dengan menggunakan katalis
asam/basa. Bahan dasar yang digunakan pada percobaan ini ialah asam
salisilat, metanol, serta H2SO4 sebagai katalis untuk mempercepat reaksi.
Asam salisilat, metanol, dan asam sulfat direfluks selamat 90 menit
untuk menghomogenkan larutan dan mempercepat terjadinya reaksi. Asam
salisilat terlebih dahulu bereaksi dengan H2SO4 membentuk karbokation
yang selanjutnya karbokation ini akan bereaksi dengan metanol membentuk
ester. fungsi ditambahkannya batu didih pada saat refluks yaitu untuk
mencegah terjadinya letupan/bumping serta untuk meratakan panas. Pada
percobaan ini distilasi digunakan untuk memisahkan metil salisilat dengan
metanol. Suhunya dijaga agar tidak melewati suhu 64,7°C karena titik didih
metanol lebih rendah dari pada metil salisilat, sehingga metil salisilat terpisah
dari metanol. Metanol menguap terlebih dahulu dan mengalir ke wadah
distilat sedangkan asam salisilat sebagai residu.
Pada saat didistilasi, metil salisilat yang terbentuk berupa gel
berwarna putih, kemudian distilasi dihentikan karena carirannya hampir
habis dan membentuk gel. Terbentuknya metil Salisilat ditandai dengan
adanya aroma berupa bau wangi seperti balsem yang menyengat. Metill
salisilat yang diperoleh dicuci terlebih dahulu dengan air dan Na 2CO3 untuk
menetralkan hasil distilat yang bersifat asam.
Hasil percobaan didapatkan berat metil salisilat yaitu 8,03 gram dan
rendemennya sebesar 105,66 %. Hasil yang didapat kan melewati hasil pada
teori karena dalam hasilnya masih banyak mengandung air dan pengotor.
Kemudian produk yang dihasilkan dikarakterisasi dengan FTIR dan UV-Vis.
Hasil FTIR untuk menunjukkan bahwa senyawa yang dikarakterisasi
menunjukkan adanya gugus fungsi suatu senyawa berdasarkan spektrum
5.2 Saran
Beberapa saran untuk percobaan selanjutnya yaitu:
1. Pastikan pemanasan berlangsung sempurna selama 1,5 jam..
2. Berhati-hati dalam mencampurkan zat.
3. Jaga suhu pemanasan agar tidak lebih dari 64,7oC.
4. Setiap melakukan refluks dan distilasi dipastikan tidak ada rongga
disetiap sambungan agar tidak ada uap yang keluar.
DAFTAR PUSTAKA
No Senyawa Struktur
1. Asam Salisilat
(C6H4OHCOOH)
2. Metanol
(CH3OH)
3. Asam Sulfat
(H2SO4)
4. Metil salisilat
(C6H4OHCOOCH3)
I. JUDUL
Salicylic Acid-loaded Chitosan Nanoparticles (SA/CTS NPs) for
Breast Cancer Targeting: Synthesis, Characterization and Controlled
Release Kinetics.
Nanopartikel Kitosan yang Mengandung Asam Salisilat (SA/CTS NPs)
untuk penargetan kanker: payudara Sintesis, karakterisasi, dan
pelepasan terkontrol kinetika.
II. TUJUAN
Mengembangkan sistem pelepasan terkontrol yang mudah untuk
asam salisilat (SA) melalui gelasi ionotropik (CTS) menggunakan
tripolifosfat (TTP) sebagai pengikat silang.
Irmayeni
“Jika tidak bisa membantu, setidaknya jangan membebani”
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
SINTESIS ASETON
I. TUJUAN
1. Mensintesis aseton dari alkohol isopropil.
2. Memahami mekanisme reaksi pembuatan aseton.
Sintesis Aseton 45
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
2.2 Aseton
Aseton merupakan senyawa karbonil yang memiliki gugus fungsi keton (-
CO). Aseton, juga dikenal sabagai propanon, dimetil keton, 2-propanon,
dimetilformaldehida dan β-ketopropana. Aseton dapat dibuat dari alkohol
sekunder dengan cara oksidasi4.
Aseton merupakan senyawa keton yang paling sederhana. Keton
merupakan salah satu senyawa organik yang sering dijumpai dalam
Sintesis Aseton 46
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 47
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 48
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 49
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Hasil
Sintesis Aseton 50
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Labu distilasi
4. Cabang tiga
5. Kondensor
6. Alonga
7. Erlenmeyer
8. Pemanas
9. Termometer
10. Corong pisah
11. Batu didih
12. Air keluar
13. Air masuk
Sintesis Aseton 51
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
4.1.2 Perhitungan
Massa isopropil alkohol = 0,786 g/mL × 29,2 mL
= 22,95 g
1 mol
Mol isopropil alkohol = 22,95 g ×
60 g
= 0,38 mol
Reaksi:
= 28,04 mL
27 mL
Rendemen = × 100 %
28,04 mL
= 96,29%
Sintesis Aseton 52
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
- +
H2 CrO4 + H2 O → HCrO4 +H3 O
Sintesis Aseton 53
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 54
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
4.4 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan mengenai sintesis aseton,
dengan tujuan untuk mensintesis aseton dari isopropil alkohol serta
memahami mekanisme reaksi dari pembuatan aseton. Aseton disintesis dari
bahan dasar isopropil alkohol. Aseton yang terbentuk dihasilkan dari proses
oksidasi isopropil alkohol dengan Kalium bikromat sebagai pengoksidator
dan menggunakan bantuan katalis asam sulfat pekat. Prinsip pembuatan
aseton adalah reaksi oksidasi, dimana proses bertambahnya atom O dan
pelepasan gugus H. Isopropil alkohol digunakan karena merupakan alkohol
sekunder yang apabila dioksidasi dapat menghasilkan aseton. Prinsip kerja
pada percobaan ini adalah destilasi, yaitu pemisahan senyawa berdasarkan
perbedaan titik didih yang signifikan antara isopropil alkohol dengan titik didih
dari aseton.
Pada saat proses destilasi berlangsung, labu destilasi harus ditutup
menggunakan aluminium foil, hal ini bertujuan untuk menghindari
penguapan selama proses destilasi berlangsung. Asam sulfat pekat di
campurkan terlebih dahulu dengan akuades dengan tujuan agar suhu tidak
naik secara drastis serta penambahan asam sulfat pekat ditambahkan tetes
demi tetes yang bertujuan agar mencegah terjadiya bumping. Kemudian,
gelas piala dimasukkan ke dalam ice bath agar suhu tetap stabil saat
penambahan asam sulfat. Pada labu didih ditambahkan batu didih untuk
meratakan pemanasan dan mencegah terjadinya bumping saat pemanasan.
Ketika proses pemanasan berlangsung pencampuran asam sulfat dan
isopropil alkohol, suhunya harus dijaga dengan konstan.
Larutan isopropil alkohol ditambahkan dengan kalium bikromat dan
terjadi perubahan warna dari oren ke warna hijau kehitaman, hal ini
dikarenakan sudah terbentuk ion kromat. Larutan dalam labu distilasi
dipanaskan dan dijaga suhu 65C dan tetap konstan agar terbentuk aseton
karena jika melebihi suhu dari 65C maka produk yang terbentuk
kemungkinan ada senyawa lain yang memiliki titik didih 65C. Kemudian,
campuran tersebut dimasukkan ke labu distilasi dan dipanaskan dijaga suhu
sekitar 75C agar tereduksi Cr7+ menjadi Cr3+.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan volume aseton sebanyak
27 mL dengan teori sebesar 28,04 mL. Jumlah rendemen yang didapatkan
Sintesis Aseton 55
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 56
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka disarankan:
1. Pahami prosedur kerja sebelum melakukan percobaan.
2. Teliti saat mengukur volume larutan.
3. Berhati-hati saat memipet asam sulfat.
4. Gunakan alumunium foil sebagai penutup wadah untuk mencegah
terjadinya penguapan sampel atau produk.
5. Fokus saat proses distilasi, pastikan suhu tidak melewati batas suhu
maksimum.
Sintesis Aseton 57
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
DAFTAR PUSTAKA
Sintesis Aseton 58
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 59
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Aseton 60
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
No Senyawa Struktur
1 Asam sulfat (H2SO4)
3 Akuades (H2O)
5 Aseton (C3H6O)
Sintesis Aseton 61
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
I. JUDUL
Oxidative Conversion of Isopropyl Alcohol to Acetone Over Modified
Zeolite Catalysts.
Konversi Oksidatif Isopropil Alkohol Menjadi Aseton Melalui Katalis
Zeolit yang Dimodifikasi.
II. TUJUAN
Menemukan hasil investigasi pemilihan katalis zeolit termodifikasi
efisiensi tinggi untuk reaksi konversi oksidatif alkohol isopropil menjadi
aseton.
Sintesis Aseton 62
OBJEK IV
SINTESIS KLOROFORM
SINTESIS KLOROFORM
I. TUJUAN
Menyiapkan kloroform dengan prekursor aseton dan pupuk klorin.
Sintesis Kloroform 63
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
pingsan biasanya dimulai dengan tahap eksitasi yang diikuti oleh hilangnya
refleks, penurunan sensasi, dan kehilangan kesadaran secara keseluruhan2.
Fungsi umum kloroform adalah sebagai pelarut minyak, lemak, karet,
lilin, bahan anastesi dan bahan baku untuk pembuatan senyawa organik lain
dalam laboratorium atau industri kimia. Namun karena kloroform mempunyai
rasa yang manis pedas kloroform juga digunakan sebagai penyedap rasa
dalam pasta gigi. Akan tetapi kloroform bersifat sangat toksik, karena
termasuk bahan karsinogenik dan juga dapat menyebabkan kerusakan hati
dan ginjal walaupun dalam jumlah kecil bila terpapar dalam jangka waktu
panjang3.
Kelebihan:
• Proses ini termasuk proses panas katalitik dimana suhu juga dapat
sebagai katalis sehingga tidak perlu adanya regenerasi katalis.
• Yield yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu sekitar 90-95%.
Kekurangan:
• Penggunaan reaktor fixed bed tersebut harus mempunyai konstruksi
penyangga yang cukup kuat untuk menyangga katalis.
• Reaktor fixed bed tersebut harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap pembebasan panas, mengingat reaksi klorinasi adalah
reaksi eksotermis tinggi, sehingga reaktor tersebut biayanya cukup
mahal.
Sintesis Kloroform 64
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 65
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 66
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 67
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 68
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 69
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Kaporit
Bubur kaporit
Distilat
Hasil
Sintesis Kloroform 70
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Corong pisah
4. Cabang tiga
5. Labu distilasi
6. Pemanas
7. Air keluar pada kondensor
8. Air masuk pada kondensor
9. Kondensor
10. Alonga
11. Erlenmeyer
12. Batu didih
Sintesis Kloroform 71
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
4.1.2 Perhitungan
Reaksi:
1 mol
Mol Ca(OCl)2 = 50 g x
143 g
= 0,3497 mol
Mol Cl2 = Mol Ca(OCl)2
= 0,3497 mol
Mol OH- = 2 x Mol Ca(OCl)2
= 2 x 0,3497 mol
= 0,6994 mol
0,749 g 1 mol
Mol aseton = 20 mL x x
1 mL 58 g
= 0,2703 mol
Reaksi:
Sintesis Kloroform 72
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
119,4 g
Massa kloroform yang diperoleh = 0,1166 x
1 mol
= 13,922 gram
58 g 1 mL
Volume aseton berlebih = 0,1537 mol x x
1 mol 0,784 g
= 11,37 mL
Volume kloroform = Volume destilat – Volume aseton
berlebih
= 13 mL – 11,37 mL
= 1,63 mL
1,49 g
Massa kloroform = 1,63 mL x
1 mL
= 2,4287 gram
Massa percobaan
Rendemen = x 100%
Massa teori
2,4287 gram
= x 100%
13,922 gram
= 17,44 %
Sintesis Kloroform 73
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 74
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 75
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
4.4 Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan kali ini adalah sintesis kloroform dengan
tujuan untuk membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan bubuk
kaporit. Prinsip dari percobaan ini adalah distilasi yaitu pemisahan kloroform
dan produk samping hasil reaksi aseton dengan kaporit berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Kloroform mendidih pada suhu 61,2oC sehingga
suhu distilasi dijaga dibawah 61,2oC agar larutan yang terpisah atau
menguap adalah kloroform. Hasil distilat kloroform ditampung pada
erlenmeyer yang berisi air ujung alonga harus menyentuhu agar kloroform
yang terbentuk langsung membentuk lapisan dengan air. Kloroform akan
berada pada lapisan bawah karena massa jenisnya lebih besar. Prinsip
reaksi dari percobaan ini adalah reaksi halogenasi yaitu pergantian atom H
dengan golongan halogen. Atom H pada aseton akan digantikan oleh atom
Cl pada kaporit. Reaksi halogenasi disebut juga reaksi substitusi.
Cara kerja pertama yang dilakukan adalah membuat bubur kaporit
dengan cara melarutkan 50 g bubuk kaporit dalam 250 mL air untuk
menghasilkan Cl2 yang akan mengganti atom H pasa aseton. Selanjutnya
bubur kaporit dipanaskan dan kemudian ditambahkan batu didih untuk
mencegah terjadinya bumping dengan cara meratakan panas. Tujuan dari
pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi dan menghomogenkan
larutan karena jika suhu tinggi maka energi kinetik larutan akan menjadi
besar dan kecepatan partikel-partikel yang ada didalam larutan menjadi
cepat sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak dan reaksi menjadi
lebih cepat. Pada proses pemanasan, bubur kaporit akan mendidih dan
menghasilkan busa yang menandakan gas Cl2 telah terbentuk. Busa dari Cl2
tidak boleh terlalu banyak karena dapat masuk kedalam distilat.
Cara kerja selanjutnya ditambahkan aseton melalui corong pisah
secara perlahan. Penambahan aseton harus dilakukan secara perlahan
karena reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis yang dapat
mengakibatkan terjadinya bumping. Pemanasan dilanjutkan hingga distilat
yang turun ke erlenmeyer jernih. Distilat yang berupa kloroform selanjutnya
dicuci dengan NaOH 2% untuk menetralkan larutan dan menghilangkan
pengotor lalu ditambahkan penarik air untuk menghilangkan air yang masih
terkandung pada kloroform.
Sintesis Kloroform 76
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 77
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
5.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya dapat berjalan lancar maka disarankan untuk:
1. Berhati-hati dalam percobaan karena terdapat gas Cl2 yang berbahaya.
2. Menutup erlenmeyer dengan aluminium foil karena kloroform mudah
menguap.
3. Teliti dalam membuat bubur kaporit agar tidak kelebihan air.
4. Hindari menghirup distilat secara langsung.
Sintesis Kloroform 78
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
DAFTAR PUSTAKA
Sintesis Kloroform 79
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
b. Reaksi Halogenasi
Sintesis Kloroform 80
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 81
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
No Senyawa Struktur
1 Aseton (C3H6O)
2 Kaporit (Ca(OCl)₂)
3 NaOH
4 Akuades (H2O)
Sintesis Kloroform 82
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
I. JUDUL
Synthesis, crystal structure, and spectra of the trichloromethane
solvate of nickel (II) 9(E)-phenanthrene-9,10-dione [(1Z)-3,3-dimethyl-
3,4 dihydroisoquinolin-1 (2H)-ylidene] hydrazonate
Sintesis, struktur Kristal, dan spectrum solvat triklorometana dari
nikel(II) 9(E)-fenantrena-9, 10-dion [(IZ)-3,3-dimetil-3,4-dihidroiso-
quinolin-1(2H)-ylidene] hidrazonat
II. TUJUAN
Mensintesis kloroform dari pelarut nikel (II) 9E-Phenanteren-9,10-
dione [(IZ)-3,3-dimethyl-3,4-dihydroisoquinolin-1(2H)-ylidene] hydro-
zanote dan menentukan bentuk kristal dan spektrumnya.
Senyawa L
- dilarutkan dalam nikel (II) klorida
- dilarutkan dalam 20 mL air
- larutan yang terbentuk diletakkan dalam corong pisah
- ditambahkan 5 mL etanol
- dikocok selama beberapa menit hingga warna
berubah
- dicuci dengan etanol
- dikeringkan dalam vakum
- dikristalisasi menjadi kloroform
- dianalisis fase optik kristal
- direkam spektra IR dan UV-Vis
Hasil
Sintesis Kloroform 83
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Kloroform 84
OBJEK V
SINTESIS NITROBENZENA
SINTESIS NITROBENZENA
I. TUJUAN
1. Memahami proses nitrasi dengan benzena sebagai prekursor.
2. Memahami proses substitusi gugus hidrogen dan gugus nitro.
Sintesis Nitrobenzena 85
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
(BBM). Sebagian besar sumber pajanan benzena adalah berasal dari asap
rokok, bengkel, pembakaran kendaraan bermotor dan emisi dari industri.
Sumber pajanan yang lain berasal dari uap atau gas dari produk-produk
yang mengandung benzena, seperti lem, cat, lilin pelapis peralatan rumah
tangga dan sabun detergen1.
2.2 Nitrasi
Nitrasi adalah proses memasukkan satu atau lebih gugus nitro/nitril ion
(NO2+) dengan mensubsitusi atom hidrogen atau atom/gugus lainnya,
misalnya halida, sulfonat, dan asetil ke dalam suatu senyawa organik. Pada
proses nitrasi gugus nitro (NO2+) dapat terikat pada atom C sehingga
membentuk senyawa nitroaromatik atau nitroparafinik. Gugus nitro yang
terikat pada atom O membentuk senyawa nitrat ester sedangkan gugus
nitro yang terikat pada atom N membentuk senyawa nitroamina atau
nitroamida2.
Nitrasi senyawa aromatik adalah salah satu proses yang telah lama
ada di industri kimia sejak abad ke-19, baik secara kelompok maupun
berkelanjutan. Nitrasi benzen adalah reaksi yang penting di industri,
dimana nitrobenzen merupakan bahan baku untuk memproduksi zat-zat
yang berguna seperti anilin, benzidine, kloronitrobenzen, dan lain-lain.
Nitrasi benzen pada skala industri biasanya dilakukan dalam fase cair
menggunakan asam campuran yang terdiri dari asam nitrat dan asam
sulfat. Tujuan utama dari asam sulfat adalah protonasi asam nitrat untuk
membentuk ion nitronium sebagai elektrofil, yang merupakan agen
penitrasi. Selain itu, asam sulfat juga berperan sebagai pengikat air dan
peredam panas pada proses nitrasi yang merupakan reaksi eksotermis.
Pada nitrasi benzena secara berlanjut menggunakan asam
campuran, nilai teoritis yang dapat dicapai sebesar 96-99% dengan waktu
tinggal 10-30 menit. Komposisi asam campuran umumnya 20-26% asam
nitrat, 56-60% asam sulfat, dan sisanya air. Asam nitrat dibuat berlebih
dengan perbandingan mol benzena dan asam nitrat sebesar 1:1,05. Suhu
operasi harus dijaga tidak melebihi 50oC untuk menghindari terbentuknya
produk samping dinitrobenzena.
Sintesis Nitrobenzena 86
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
2.3 Nitrobenzena
Nitrobenzen (C6H5NO2) dengan nama lain nitrobenzide, nitrobenzol,
mononitrobenzol, MNB, atau yang sering dikenal dengan minyak
nitrobenzol mirban ialah senyawa hasil nitrasi senyawa aromatik yaitu
benzena dengan asam penitrasi baik asam campuran (asam nitrat dan
asam sulfat) maupun asam nitrat saja. Senyawa ini mempunyai bentuk fisik
berupa cairan berwarna kuning muda (pucat) dan mempunyai aroma
seperti kacang almond, serta mempunyai sifat sangat beracun bila terhisap
dan terkena kulit. Sebagian besar nitrobenzen (± 97%) merupakan bahan
baku dalam pembutan anilin dan dapat digunakan dalam industri farmasi,
Sintesis Nitrobenzena 87
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Nitrobenzena 88
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Nitrobenzena 89
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Nitrobenzena 90
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Campuran
- ditambahkan 5 gram
CaCl2 anhidrat untuk
menarik air
- dipisahkan lapisan
nitrobenzene
- dihitung rendemen
- dikarakterisasi
menggunakan
spektrofotometer UV-
Vis dan FT-IR
Hasil
Sintesis Nitrobenzena 91
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Air keluar
4. Kondensor
5. Air masuk
6. Labu didih
7. Pemanas
8. Batu didih
Sintesis Nitrobenzena 92
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Corong pisah
4. Erlenmeyer
Sintesis Nitrobenzena 93
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
4.1.2 Perhitungan
1,51 gram
Massa HNO = 17,5 mL x
1 mL
= 26,425 gram
1 mol
Mol HNO3 = 6,425 gram x 63 gram
= 0,42 mol
0,8 gram
Massa Benzen = 10 mL x 1 mL
= 8 gram
1 mol
Mol Benzen = 8 gram x 78 gram
= 0,1 mol
Reaksi:
HNO3 + C6H6 → C6H5NO2
Awal : 0,42 mol 0,1 mol -
Bereaksi : 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol
Sisa : 0,32 mol - 0,1 mol
123,06 gram
Massa nitrobenzen teori = 0,1 mol x 1 mol
= 12,306 gram
1,2 gram
Massa nitrobenzen percobaan = 10 mol × = 12 gram
1 mL
Sintesis Nitrobenzena 94
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
massa percobaan
Rendemen = x 100%
massa teori
12 gram
= 12,306 gram x 100%
= 97,51%
Sintesis Nitrobenzena 95
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Nitrobenzena 96
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Nitrobenzena 97
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan sintesis nitrobenzen yang
disintesis dari bahan dasar benzen dan asam nitrat melalui reaksi subsitusi
elektrofilik dan reaksi nitrasi menggunakan katalis asam sulfat pekat.
Prinsip reaksi dari percobaan ini adalah nitrasi dan subsititusi elektrofilik,
sedangkan prinsip percobaan yang digunakan yaitu refluks.
Langkah awal yang dilakukan pada percobaan ini yaitu asam nitrat
dimasukkan ke dalam labu didih dan didinginkan sampai suhu 10˚C. Hal ini
dikarenakan asam nitrat yang bersifat eksoterm (perpindahan panas dari
sistem ke lingkungan). Setelah itu ditambahkan asam sulfat pekat setetes
demi setetes, hal ini harus dilakukan di dalam lemari asam karena
pencampuran kedua zat ini dapat mengakibatkan reaksi pembentukan
senyawa nitro (NO2+) yang sangat berbahaya jika menguap dan terhirup
langsung di ruangan.
Selanjutnya benzen dimasukkan setetes demi setetes dan terbentuk
nitrobenzen yang mana dijaga suhunya agar tidak lebih dari 55˚C. Karena
jika suhu lebih dari 55˚C akan terbentuk dinitrobenzen atau trinitrobenzen
yang merupakan bahan untuk membuat peledak sehingga dikhawatirkan
dapat menimbulkan ledakan. Hal ini disebabkan pada suhu yang tinggi
rantai benzen mudah lepas. Lalu larutan direfluks selama 45-55 menit.
Pada saat merefluks, suhu harus benar-benar dijaga 55˚C karena sifat dari
benzen yang mudah menguap yang disebabkan oleh kadar karbon pada
senyawa benzen yang tinggi.
Awalnya larutan dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu didiamkan
agar terbentuk dua lapisan. Pada lapisan bawah adalah lapisan asam
sedangkan pada lapisan atas adalah nitrobenzen. Setelah itu, didiamkan
sementara waktu dan dipisahkan lapisan nitrobenzen dengan lapisan
asam. Selanjutnya lapisan nitrobenzen dibilas dengan air dingin, kemudian
diaduk dan didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan lagi yaitu lapisan
bawah adalah nitrobenzen sedangkan lapisan atas adalah air. Nitrobenzen
bersifat nonpolar dan memiliki berat jenis yang lebih besar daripada air,
sehingga keduanya tidak dapat bercampur. Nitrobenzen dapat larut dalam
air jika suhu air nya >20˚C sehingga perlu diperhatikan agar suhunya tetap
Sintesis Nitrobenzena 98
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
Sintesis Nitrobenzena 99
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka disarankan:
1. Lebih memahami prinsip dan cara kerja praktikum.
2. Labu distilasi ditutup dengan rapat agar tidak terjadi penguapan.
3. Teliti melihat suhu saat refluks nitrobenzen.
4. Hindari membiarkan larutan terlalu lama agar nitrobenzen tidak larut
dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
No Senyawa Struktur
1 Asam nitrat (HNO3)
3 Benzen (C6H6)
4 Akuades (H2O)
5 Kalsium klorida
anhidrat (CaCl2)
6 Nitrobenzen
(C6H5NO2)
I. JUDUL
Computer-Aided Exergy Sensibility Analysis of Nitrobenzene
Production through Benzene Nitration Using an Acid Mixture.
Analisis Sensibilitas Eksergi Berbantuan Komputer pada Produksi
Nitrobenzena melalui Nitrasi Benzena dengan Campuran Asam.
II. TUJUAN
Mengidentifikasi kemungkinan peluang perbaikan proses
ireversibilitas, eksergi limbah, dan efisiensi dihitung per tahap
melalui neraca eksergi dari nitrobenzena dengan analisis
sensibilitas energi.
Benzena
Tangki penyimpanan
Hasil
Indah Rahmadani
“If we will never try, we will never know”
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
SINTESIS ASETANILIDA
I. TUJUAN
1. Mempelajari reaksi pembentukan senyawa amida.
2. Mensintesis asetanilida dari anilin dan anhidrida asetat.
2.2 Amida
Amida adalah salah satu senyawa turunan asam karboksilat yang sangat
tidak reaktif karena ikatan pi yang stabil antara atom karbon dan nitrogennya
serta kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang memberikan stabilitas
tambahan pada molekul amida. Amida tidak bereaksi dengan ion halida, ion
karboksilat, alkohol, atau air karena dalam setiap kasus, nukleofil yang
masuk adalah basa lemah dari gugus pergi amida. Amida dapat bereaksi
dengan air dan alkohol jika campuran reaksi dipanaskan dalam suasana
asam1.
Amida dengan kelompok NH2 bisa didehidrasi dengan sebuah nitril.
Reagen dehidrasi umumnya digunakan untuk tujuan ini adalah P2O5, POCl3,
dan SOCl3. Amida dinamai dengan menggantikan akhiran –at atau –oat dari
nama asamnya (baik untuk nama umum maupun nama IUPAC) dengan
akhiran – amida1.
Amida (R-CO-NH2) diberi tambahan kata "-amida", atau "-
karboksamida" jika karbon di dalam gugus amida tidak termasuk dalam
rantai utama. Imbuhan kata di depan biasanya diberi kata "karbamol-" dan
"amido-". Amida sekunder dan tersier juga dinamai sama dengan penamaan
nama amina.
2.3 Asetanilida
Asetanilida atau disebut juga N-Phenylacetamide, senyawa berbentuk kristal
padat yang berwarna putih, merupakan senyawa hasil dari proses asetilasi
antara anilin dengan asam asetat. Asetanilida umum digunakan sebagai
bahan baku pembuatan obat–obatan analgesik (pengurang rasa sakit) dan
antipetrik (obat penurun panas). Selain itu, senyawa ini pun umum
digunakan dalam industri pembuatan cat dan karet3.
2.4 Anilin
Anilin adalah senyawa organik dengan rumus kimia C6H5NH2. Anilin
termasuk golongan senyawa amina aromatik dan merupakan salah satu
jenis amina primer. Anilin berwujud cairan tak berwarna hingga kuning muda
pada suhu kamar dan memiliki bau khas. Senyawa ini tidak larut dalam air
tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter, dan kloroform.
Anilin memiliki berbagai aplikasi penting dalam industri kimia. Salah
satu aplikasi utamanya adalah dalam produksi berbagai bahan kimia dan
material. Anilin digunakan secara luas dalam industri pewarnaan, khususnya
dalam produksi pewarna sintetis. Anilin adalah pewarna sintetis pertama
yang diproduksi, dan ia memainkan peran penting dalam perkembangan
industri pewarna. Hingga saat ini, anilin masih digunakan untuk produksi
pewarna tekstil, kulit, dan material lainnya. Selain dalam industri pewarnaan,
anilin juga digunakan dalam produksi bahan kimia karet, obat-obatan, dan
berbagai jenis polimer. Anilin merupakan bahan dasar untuk sintesis
berbagai senyawa, termasuk pestisida, antioksidan, dan bahan kimia
fotografi1.
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Air keluar
4. Kondensor
5. Air masuk
6. Labu didih
7. Pemanas
8. Batu didih
massa percobaan
Rendemen = x 100%
massa teori
2,5733 g
= ×100%
3,375 g
= 76,24 %
4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan sintesis asetanilida dari
senyawa anilin dan anhidrida asetat. Prinsip dari percobaan ini adalah reaksi
asetilasi dimana atom H yang terikat dengan atom N pada anilin digantikan
oleh gugus asetat, sehingga terbentuk asetanilida. Asetanilida
merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan
sebagai amida primer. Prinsip metode percobaan yang digunakan adalah
refluks dan rekristalisasi. Refluks adalah pemanasan berulang-ulang yang
dilakukan untuk mempercepat dan meyempurnakan reaksi yang terjadi
tanpa pengurangan jumlah dari reaktan. Rekristalisasi adalah pemurnian
suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara
mengkristalkan kembali senyawa tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai.
Pertama 2,3 mL anilin dan 2,4 mL anhidrida asetat dimasukkan ke
dalam labu didih. Komposisi volume ini digunakan agar kedua reaktan habis
bereaksi dan diharapkan seluruh reaktan bereaksi secara sempurna.
Penambahan batu didih bertujuan agar panas yang diberikan merata ke
seluruh permukaan reaktan sehingga mencegah terjadinya bumping.
Campuran ini kemudian direfluks selama selama 30 menit agar anilin dan
anhidrida asetat bereaksi secara sempurna. Pemilihan metode refluks
dalam percobaan ini karena apabila digunakan pemanasan biasa maka
akan terbentuk uap yang akan mengurangi jumlah produk hasil reaksi,
sedangkan pada refluks uap yang terbentuk akan mengembun kembali
pada kondensor dan mengalir ke labu didih sehingga volume larutan akan
tetap sama.
Setelah proses refluks selesai, larutan yang masih panas tersebut
langsung dimasukkan kedalam 100 mL akuades yang sudah didinginkan
dalam ice bath, lalu didiamkan selama 10 menit. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat terbentuknya kristal asetanilida akibat adanya perubahan
suhu yang spontan dan pendiaman selama 10 menit bertujuan agar kristal
yang terbentuk lebih sempurna. Proses terbentuknya kristal ini dari larutan
hasil refluks tersebut dinamakan kristalisasi.
Kristal asetanilida yang terbentuk disaring dengan menggunakan
kertas saring dan dicuci dengan air dingin untuk membersihkan kristal dari
zat pengotor yang menempel. Hasil kristal yang sudah disaring ini masih
belum berupa kristal murni asetanilida, karena kristal yang terbentuk bukan
berwarna putih. Sehingga kristal perlu dimurnikan dengan cara
melarutkannya dengan air panas, kemudian dicampurkan lagi dengan
akuades dingin membentuk kristal kembali. Pemurnian ini dilakukan berkali
kali agar kristal yang dihasilkan murni berupa kristal asetanilida berwarna
putih. Proses pembentukan kembali kristal ini disebut rekristalisasi,
dimana kristal yang belum murni dilarutkan dalam suatu pelarut lalu
diendapkan kembali membentuk kristal yang lebih murni. Setelah proses
pencucian selesai, kristal ditimbang dan dikeringkan untuk kemudian
dilakukan penimbangan massa dan pengujian titik leleh.
Berdasarkan pengujian titik leleh yang dilakukan, produk sampel
meleleh pada rentang suhu 113oC – 115oC, sementara titik leleh asetanilida
murni pada suhu 113oC, yang dapat diartikan bahwa produk sampel positif
mengandung asetanilida. Dari hasil karakterisasi menggunakan alat
spektrometer FTIR yang diperlihatkan oleh spektra vibrasi FTIR,
menunjukkan hasil yang positif terhadap karakteristik struktur asetanilida.
Pada bilangan gelombang 3022,45 cm-1 – 3194,12 cm-1 menunjukkan
adanya kemungkinan vibrasi antara C dan H (ikatan C-H) pada suatu
senyawa aromatik, dan pada bilangan gelombang 1595,13 cm -1
menunjukkan adanya kemungkinan vibrasi antara C dan C (ikatan C=C) di
senyawa aromatik, hal ini sesuai dengan karakteristik asetanilida yang
memiliki gugus benzen pada strukurnya. Pada bilangan gelombang 3259,70
cm-1 – 3288,63cm-1 menunjukkan adanya kemungkinan vibrasi antara N dan
H (ikatan N-H), sedangkan pada bilangan gelombang 1261,45 cm-1 –
1319,31cm-1 menunjukkan kemungkinan vibrasi antara C dan N (ikatan C-
N) pada senyawa amida, kedua rentang puncak ini juga sesuai dengan
karakteristik struktur asetanilida yang merupakan senyawa amida.
Sementara itu pada bilangan gelombang 1660,71 cm-1 menunjukkan
kemungkinan vibrasi antara C dan O (ikatan C=O), hal ini juga sesuai
dengan struktur asetanilida yang memilki gugus karbonil sebagai senyawa
amida.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, untuk praktikum
selanjutnya disarankan:
1. Pastikan tidak ada celah pada rangkaian alat refluks sehingga
tidak ada uap yang keluar.
2. Perhatikan waktu pada saat merefluks.
3. Pastikan proses pendinginan campuran yang masih panas maksimal,
agar pembentukan kristal optimal.
4. Teliti saat penimbangan dan mengambil zat.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Yuliyanto, E.; Hidayah, F. F. Buku Ajar : Praktikum Kimia Organik. 2018,
67.
(2) Wilbraham, A. .; Matta, M. . Pengantar Kimia Organik dan Hayati; ITB:
Bandung, 1992.
(3) Dhiya Ulhaq, M.; Akbar Pradana, E.; Yani KM, J. A.; ULM Banjarbaru,
K.; Selatan, K. Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Asam Asetat dan
Anilin dengan Proses Asetilasi Kapasitas 12.000 Ton/Tahun. 2021, 5
(2), 119–123.
(4) Solomon, G.; Fryhle, C. Organic Chemistry; 2011.
(5) Irianti, Tanti Tatang; Kuswandi; Nuranto, S.; Purwanto. Antioksidan
dan Kesehatan; UGM Press: Yogyakarta, 2021.
(6) Umam, F.; Basuki, A.; Adiputra, F. Pemurnian Garam dengan Metode
Rekristalisasi Di Desa Bunder Pemekasaan untuk Mencapai SNI
Garam Dapur. J. Ilm. Pengabdi. Masy. 2019, 5.
2. Selain anhidrida asetat senyawa lain apa yang bereaksi dengan anilin
juga menghasilkan asetanilida?
Jawab:
Selain anhidrida asetat senyawa lain yang bereaksi dengan anilin yang
menghasilkan asetanilida adalah:
a. Asam asetat
b. Asam tioasetat
c. Ketena
1 Anilin NH2+
2 Anhidrida asetat
3 Asetanilida NH
I. JUDUL
An Eco-friendly and Simple Route to Synthesis of Acetanilide from
Aniline.
Sebuah rute ramah lingkungan dan sederhana untuk sintesis
asetanilida dari anilin.
II. TUJUAN
Mensintesis asetanilida secara efektif dan ramah lingkungan dengan
bantuan katalis magnesium sulfat anhidrat.
Indah Rahmadani
“If we will never try, we will never know”
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Ajaran 2022/2023
SINTESIS ASPIRIN
I. TUJUAN
1. Mempelajari reaksi sintesis suatu ester dari asam benzoat yang
tersubtitusi gugus hidroksi.
2. Mensintesis aspirin dari asam o-hidroksi benzoat dengan anhidrida
asetat.
2.5 Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu metode pemurnian suatu zat padat dari pengotor
atau pengotor, yang dilakukan dengan cara rekristalisasi zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Beberapa persyaratan yang harus
− disaring
− dicuci dengan aquades
− dikeringkan dan ditimbang
− ditentukan titik leleh
− dihitung rendemen
− dikarakterisasi dengan FTIR dan spektrofotometer
UV-Vis
Hasil
Keterangan:
1. Standar
2. Klem
3. Air keluar
4. Kondensor
5. Air masuk
6. Labu didih
7. Batu didih
8. Pemanas
4.1.2 Perhitungan
Massa asam salisilat
Mol asam salisilat =
Mr asam salisilat
1,38 g
= = 0,01 mol
138,12 g/mol
Massa percobaan
Rendemen = x 100%
massa teori
0,9553 g
= ×100%
1,80 g
= 53,7%
4.4 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu tentang sintesis aspirin, bertujuan untuk mempelajari
reaksi sintesis suatu ester dari asam benzoat yang tersubstitusi gugus hidroksi
dan mensintesis aspirin dari asam o-hidroksi benzoat dengan anhidrida asetat.
Prinsip dari percobaan ini ialah refluks. Refluks adalah pemanasan berulang-
ulang suatu larutan namun tidak mengurangi volume larutan tersebut. Prinsip
kedua yaitu, rekristalisasi. Rekristalisasi adalah proses pembentukan kembali
kristal dari suatu zat padat yang telah dilarutkan menggunakan pelarut yang
sesuai. Sedangkan prinsip reaksi yang digunakan adalah esterifikasi.
Esterifikasi adalah suatu reaksi pembentukan ester dengan mereaksikan asam
karboksilat dan alkohol. Pada percobaan ini bahan dasar yang digunakan ialah
asam salisilat dan anhidrida asetat yang direaksikan dengan bantuan katalis
asam fosfat. Penambahan katalis bertujuan untuk mempercepat reaksi karena
katalis dapat menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi dapat cepat
berlangsung.
Langkah awal yang dilakukan, yaitu dicampurkan asam salisilat dan
anhidrida asetat kedalam labu didih lalu ditambahkan 3 tetes asam fosfat,
melalui dinding labu secara perlahan. Asam salisilat berfungsi sebagai sumber
gugus karboksilat dan anhidrida asetat sebagai sumber gugus asetil.
Penambahan asam fosfat dilakukan di lemari asam karena reaksi yang terjadi
reaksi eksoterm, dimana reaksi perpindahan panas dari sistem ke
lingkungannya sehingga saat penambahan asam fosfat labu didih akan terasa
panas. Kemudian ditambahkan batu didih kedalam labu didih, fungsinya untuk
meratakan panas sehingga dapat mencegah terjadinya ledakan (bumping).
Campuran direfluks selama 10 menit untuk menghomogenkan larutan
dan mempercepat reaksi karena pada saat proses refluks partikel campuran
akan bergerak dengan cepat sehingga banyak tumbukan yang terjadi dan
mengakibatkan energi kinetik meningkat, semakin tinggi energi kinetik maka
energi aktivasi reaksi akan cepat tercapai. Selanjutnya ditambahkan 1 ml
akuades melalui kondensor untuk mengganti kehilangan air hilang akibat reaksi
dehidrasi. Kemudian pemanasan dilanjutkan selama 20 menit untuk
mengoptimalkan pembentukan aspirin.
5.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya, ialah:
1. Melakukan refluks dengan baik.
2. Memahami mekanisme reaksi.
3. Melakukan rekristalisasi hingga didapatkan aspirin yang murni.
4. Menambahkan asam fosfat dengan hati-hati.
5. Pastikan produk yang terbentuk sudah benar benar kering sebelum
ditimbang dan dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA
No Senyawa Struktur
1 Asam salisilat(C₇H₆O₃)
2 Anhidrida asetat(C4H6O3)
4 Akuades (H2O)
I. JUDUL
Synthesis And Evaluation of Aspirin Assisted by Microwave Oven
Sintesis Dan Evaluasi Aspirin Berbasis Microwave Oven
II. TUJUAN
Mampu mensintesis aspirin dengan metode microwave yang lebih cepat
dan hemat biaya.
- dipipet masing-masing 10 ml di
- dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml
- ditambahkan 6 gram asam salisilat
- dicampurkan ke labu didih
- dimasukkan ke oven microwave
Hasil