Mengetahui,
Kepala Program Studi Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Yogyakarta
i
IDENTITAS PEMAGANG
Data Personal
Nama : Muhammad Khairil
NIM : 18250914
Jumlah SKS Yang Telah Lulus : 127 (Seratus Dua Puluh Tujuh )
Tahun Akademik : 2018
Data Intitut Magang
Nama Institusi : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul
Unit Kerja : Pengelolaan Persampahan
Bidang Kosentrasi Magang dan Pembimbing
Bidang Kosentrasi : Persampahan
Pembimbing Lapangan : Rudy Suharta, S.IP.,MM
Pembimbing Akademis : Ir. MRS Darmanijati, M.T.
Mengetahui,
Kepala Program Studi Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Yogtakarta
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktek pemagangan
di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul dengan baik. Laporan ini disusun
untuk memenuhi syarat mata kuliah praktek pemagangan. Praktek pemagangan
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2022 sampai 26 Juni 2022 dengan konsentrasi pada
Pengelolaan Sampah.
Selama menjalankan praktek pemagangan penulis telah memperoleh banyak
bantuan yang semua mempunyai arti yang sangat besar. Dalam kesempatan ini
penulis dengan rasa hormat dan rendah hati ingin menyampaikan terimakasih kepada
:
1. Bapak Ari Budi Nugroho, ST, M.Sc selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bantul Atas kesempatan yang diberikan sehingga Penulis dapat
melakukan PKL di tempat tersebut.
2. Ir. MRS Darmanijati, M.T. selaku Dosen Pembimbing praktek pemagangan.
3. Rudy Suharta, S.IP.,MM selaku Pembimbing Lapangan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Bantul telah bersedia membimbing dan memberi arahan
selama penulis melaksanakan praktek pemagangan.
4. Orang tua dan saudara saya yang selalu memberikan dukungan,kasih sayang,
serta Doa yang tiada hentinya. Terimakasih untuk semua yang telah diberikan
Doa kepada penulis.
5. Semua pihak yang telah banyak memberikan kontribusi dan membantu
terlaksananya praktek pemagangan ini.
Dalam penyelesaian laporan praktek pemagangan ini, penulis menyadari masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak untuk kemajuan dan perbaikan.
iii
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan praktek pemagangan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Sorowajan, Juli 2022
Muhammad Khairil
NIM: 18250914
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 10
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 10
1.2 Tujuan Praktek Magang ...................................................................................... 11
1.3 Manfaat Praktek Magang .................................................................................... 11
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang.......................................................... 12
BAB II GAMBARAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL....... 13
2.1 Filosofi Instansi ..................................................................................................... 13
2.2 Visi Instansi ........................................................................................................... 14
2.3 Misi Instansi .......................................................................................................... 14
2.4 Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul .................... 16
2.5 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul ................ 16
2.6 Bidang Pengelolaan ............................................................................................... 17
2.7 Landasan Teori ..................................................................................................... 22
2.8 Sumber – Sumber Sampah................................................................................... 26
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 28
3.1 Bank sampah Gemah Ripah ................................................................................ 28
3.2 Struktur Organisasi Bank Sampah Gemah Ripah ............................................ 28
3.3 Jumlah Nasabah Bank Sampah Gemah Ripah .................................................. 30
3.4 Jenis Sampah Pada Bank Sampah Gemah Ripah ............................................. 30
3.4.1 Jenis Sampah Yang Diterima....................................................................... 30
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jenis Sampah Yang Diterima Bank Sampah Gemah Ripah ............... 30
Tabel 3. 2 Jenis Sampah Yang Tidak Diterima Bank Sampah Gemah Ripah .... 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
10
Bank Sampah Gemah Ripah merupakan salah satu bank sampah yang ada di
kabupaten bantul. Bank sampah Gemah ripah memiliki lokasi yang strategis berada
di tegah lahan sawah sehingga memudah distribusi sampah dari masyarakat ke Bank
Sampah Gemah Ripah.
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui penerapan di lapangan berkaitan dengan bidang teknik
lingkungan yang didapatkan di bangku kuliah
11
b. Mengetahui proses pengelolaanan sampah melalui Bank Sampah pada Dinas
Lingkungan Hidup.
2. Bagi Instansi
a. Dapat menjadi bahan informasi tambahan bagi perusahaan untuk
mengevaluasi dan menjadi sarana bagi Instansi kepada dunia luar tentang
Instansi itu sendiri.
b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia
pendidikan di Indonesia.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai sarana untuk menjalin kerjasama antara institusi pendidikan dengan
instansi serta menjadi sarana bagi institusi untuk menyebar luaskan
eksistensinya sebagai instusi pendidikan.
b. Sebagai evaluasi dan referensi pula guna meningkatkan mutu pendidikan
didunia perkuliahan agar kualitasnya lebih baik lagi
12
BAB II
GAMBARAN DINAS LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN BANTUL
Sesuai dengan Peraturan Bupati Bantul Nomor 166 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan
Hidup. Tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul adalah
sebagai berikut :
Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan
bidang lingkungan hidup.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Dinas;
b. Pengoordinasian perencanaan penyelenggaraan urusan di bidang
lingkungan hidup;
c. Perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;
d. Penyelenggaraan perencanaan dan penaatan lingkungan hidup;
e. Penyelenggaraan pengelolaan sampah dan pengembangan kapasitas
lingkungan hidup;
f. Penyelenggaraan pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup;
g. Pengoordinasian fasilitasi pembinaan, penilaian dan penghargaan
lingkungan hidup;
h. Penyelenggaraan pengelolaan ruang terbuka hijau publik, pertamanan dan
perindang jalan;
i. Pengoordinasian pelayanan persetujuan lingkungan;
j. Pengoordinasian pelaksanaan pemungutan retribusi di bidang lingkungan
hidup;
k. Pengoordinasian tugas dan fungsi satuan organisasi Dinas;
13
l. Pengoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas dan fungsi Jabatan
Fungsional pada Dinas;
m. Pengoordinasian pelaksanaan kesekretariatan Dinas;
n. Pengoordinasian pelaksanaan reformasi birokrasi, sistem pengendalian
internal pemerintah, ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan serta
budaya pemerintahan Dinas;
o. Pengoordinasian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan;
p. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan tugas Dinas; dan
q. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.
14
Sebagaimana visi diatas maka misi dari instansi Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bantul sebagai berikut :
a. Penguatan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang efektif, efisien,
bersih, akuntabel, dan menghadirkan pelayanan public prima. Misi ini
dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dengan
meningkatkan kualitas pelayanan melalui optimalisasi pemanfaatan
teknologi informasi yang terintegritas
b. Pengembangan sumberdaya manusia unggul, berkarakter dan berbudaya
istimewa. Misi ini dimaksudkan untuk menyiapkan sumberdaya manusia
yang cakap, mampu bersaing dan berkarakter budaya Yogyakarta.
c. Pendayagunaan potensi lokal dengan penerapan teknologi dan penyerapan
investasi berorientasi pada pertumbuhan ekonomi inklusif. Misi ini
dimaksudkan mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif melalui
pemanfaatan pendayagunaan potensi lokal yang didukung teknologi dan
kemudahan investasi
d. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, infrastruktur, dan pengelolaan
risiko bencana. Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemenuhan
infrastruktur publik dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan hidup
dan pengelolaan risiko bencana
e. Penanggulangan masalah kesejahteraan sosial secara terpadu dan
pencapaian Bantul sebagai kabupaten layak anak, ramah perempuan, lansia
dan difabel
Dikaitkan dengan visi dan misi Kabupaten Bantul Tahun 2021-2025, maka
tugas dan fungsi dinas lingkungan hidup terkait erat dengan pencapaian misi ke-4
dengan tujuan tercapainya peningkatan kualitas lingkungan hidup.
15
2.4 Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul
16
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi DLH Bantul
17
Pengelolaan Sampah Dan Peningkatan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup.
Adapun tugas Pokok Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas
Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan,
pengoordinasian, pembinaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan fasilitasi
bidang pengelolaan persampahan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai Fungsi :
a. Penyusunan program kerja Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup;
b. Perumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan sampah dan peningkatan
kapasitas lingkungan hidup;
c. Pelaksanaan kebijakan teknis pengelolaan sampah dan peningkatan
kapasitas lingkungan hidup;
d. Pengoordinasian pelaksanaan pengelolaan sampah dan limbah B3;
e. Pengoordinasian pengelolaan retribusi persampahan;
f. Pengoordinasian pelaksanaan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;
g. Pelaksanaan penerbitan izin di bidang pengelolaan persampahan yang
diselenggarakan oleh Swasta;
h. Pengoordinasian pengelolaan limbah B3 sesuai kewenangan;
i. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah yang
diselenggarakan oleh Pihak Swasta;
j. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi pengelolaan sampah dan
pengelolaan limbah B3 serta peningkatan kapasitas lingkungan hidup dan
penanganan sampah;
k. Pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Jabatan Fungsional
pada Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan;
l. Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan Bidang Pengelolaan
Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan; dan
18
m. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Tugas dan fungsi Bidang didistribusikan ke seluruh Kelompok Substansi
yang ada di bawah Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas
Lingkungan Hidup sebagai berikut:
a) Kelompok Substansi Pengurangan Sampah dan Pengelolaan Limbah B3
mempunyai tugas melaksanakan pengurangan sampah dan pengelolaan
limbah B3. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kelompok Substansi
Pengurangan Sampah dan Pengelolaan Limbah B3 mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Kelompok Substansi Pengurangan
Sampah dan Pengelolaan Limbah B3;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengurangan sampah
dan pengelolaan limbah B3;
c. Penyusunan informasi pengurangan sampah dan pengelolaan
Limbah B3;
d. Penetapan target pengurangan sampah dan prioritas jenis sampah
untuk setiap kurun waktu tertentu;
e. Pembinaan pembatasan timbulan sampah kepada produsen;
f. Pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang
mampu diurai oleh proses alam;
g. Penyediaan fasilitas dan pembinaan pendaur ulangan sampah;
h. Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari produk dan kemasan
produk;
i. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan
sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain/badan usaha;
j. Pelaksanaan perizinan pengelolaan limbah B3 sesuai kewenangan;
k. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah B3
sesuai kewenangan;
19
l. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi
pengurangan sampah dan pengelolaan limbah B3;
m. Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan Kelompok Substansi
Pengurangan Sampah dan Pengelolaan Limbah B3;
n. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
b) Kelompok Substansi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melaksanakan peningkatan kapasitas lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kelompok Substansi Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Kelompok Substansi Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang peningkatan
kapasitas lingkungan hidup;
c. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan
hidup untuk lembaga kemasyarakatan;
d. Pengembangan penghargaan lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan penilaian, pemberian, dan pembinaan penghargaan
Adipura, Adiwiyata;
f. Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli
lingkungan hidup;
g. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang
peningkatan kapasitas lingkungan hidup;
h. Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan kinerja Kelompok
Substansi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
20
c) Kelompok Substansi Penanganan Sampah mempunyai tugas melaksanakan
penanganan sampah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kelompok
Substansi Penanganan Sampah mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Kelompok Substansi Penanganan
Sampah;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis terkait pelayanan dan
retribusi persampahan;
c. Penyiapan bahan perencanaan dan penggalian potensi daerah terkait
pelayanan dan retribusi persampahan;
d. Penyusunan rencana pemungutan retribusi atas jasa layanan
pengelolaan persampahan;
e. Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan persampahan
f. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi pelayanan
pemungutan retribusi persampahan;
g. Penetapan lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah;
h. Pengawasan tempat pemrosesan akhir dengan sistem pembuangan
open dumping;
i. Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat pengelolaan
sampah;
j. Pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan pemrosesan akhir
sampah;
k. Pengoordinasian pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan
pemrosesan akhir sampah serta penyediaan sarana prasarana
penanganan sampah;
l. Pelaksanaan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan sampah
dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh Swasta;
21
m. Pelaksanaan kerjasama dengan Kabupaten atau Kota lain dan
kemitraan dengan Badan Usaha Pengelola Sampah dalam
menyelenggarakan pengelolaan sampah;
n. Pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan sampah;
o. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan Kelompok Substansi
Penanganan Sampah; dan
p. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat
2. Pengelolaan sampah didefinisikan adalah semua kegiatan yang bersangkutan paut
dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi,
pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan
mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi,
estetika dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respon
masyarakat
3. Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan
sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi:
Pembatasan timbulan sampah
Pendauran ulang sampah, dan/atau
pemanfaatan kembali sampah
Sedangkan kegiatan penanganan meliputi:
Pemilihan
Pengumpulan
22
Pengangkutan
Pengolahan
Pemrosesan akhir sampah
1. Prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah lingkungan mesti diawali oleh
perubahan cara pandang dan perlakuan terhadap sampah.Paradigma pengelolaan
sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir, sudah saatnya ditinggalkan dan
diganti dengan paradigma baru, yakni memandang sampah sebagai sumber daya
yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan kembali. “Misalnya, untuk
kompos dan pakan ternak.”
23
Tangga. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)
huruf a dilakukan dengan kegiatan 3R, meliputi kegiatan:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
c. pemanfaatan kembali sampah.
7. Pembatasan timbulan sampah
24
a. menyusun program pendauran ulang sampah sebagai bagian
dari usaha dan/atau kegiatannya;
b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang;
dan/atau
c. menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk
untuk didaur ulang.
9. Penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilakukan dengan cara:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.
25
10. Adipura, adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil
dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura
diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
11. Adiwiyata adalah upaya membangun program atau wadah yang baik dan ideal
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk
Cita-cita pembangunan berkelanjutan. Adiwiyata merupakan nama program
pendidikan lingkungan hidup.
12. Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau
kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.
Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan
(Kalpavriksha).
13. Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang
dkembangkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong
partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal
untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan
pengurangan emisi GRK.
Sampah dapat dijumpai dibanyak tempat dan hampir semua kegiatan. Pada
dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori sebagai
berikut :
1. Pemukiman Penduduk
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau
sering disebut dengan istilah sampah domestik. Dari kelompok sumber ini
umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton/dos,
kain, kayu, kaca, daun, logam, dan kadang-kadang sampah berukuran besar
seperti dahan pohon. Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan sampah
26
golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu
TL (tubular lamp), sisa obat-obatan, oli bekas, dll.
2. Sampah dari Daerah Komersial
Sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan, pusat perdagangan,
pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini umumnya dihasilkan sampah
berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam, dan juga sisa makanan. Khusus dari
pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah
membusuk.
3. Sampah dari Perkantoran atau Institusi
Sumber sampah dari kelompok ini meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit,
lembaga pemasyarakatan, dll. Dari sumber ini potensial dihasilkan sampah
seperti halnya dari daerah komersial non pasar.
4. Sampah dari Jalan atau Taman dan Tempat Umum
Sumber sampah dari kelompok ini dapat berupa jalan kota, taman, tempat
parkir, tempat rekreasi, saluran darinase kota, dll. Dari daerah ini umumnya
dihasilkan sampah berupa daun, dahan pohon, pasir, lumpur, sampah umum
seperti plastik, kertas, dll.
5. Sampah dari Industri dan Rumah Sakit
Kegiatan umum dalam lingkungan industri dan rumah sakit tetap menghasilkan
sampah sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik, dll.
Perlu mendapatkan perhatian mengenai sampah dari industri dan rumah sakit,
bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah kota tidak masuk dalam
sistem pengelolaan sampah kota.
6. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Dari daerah pertanian ini
misalkan sampah dari kebun, kandang, ladang, dan sawah. Sampah yang
dihasilkan dapat berupa bahan-bahan makanan yang membusuk, sampah
pertanian, pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman
27
BAB III
PEMBAHASAN
Bank sampah gemah ripah memiliki struktur organisasi yang terdiri dari direktur,
sekretaris, bendahara, koordinator, teller dan petugas lainnya. Berikut adalah struktur
organisasi dari bank sampah gemah ripah :
28
DIREKTUR
BAMBANG SUWERDA SST,M.Si
SEKRETARIS BENDAHARA
YUNITA AMANAH FREDDYBIMO LEKSONO
29
3.3 Jumlah Nasabah Bank Sampah Gemah Ripah
Bank Sampah Gemah Ripah memiliki 1500 nasabah yang menabung namun yg
aktif hanya 36 orang nasabah saja. Setiap bulan nya Gemah Ripah selalu memiliki
kenaikan jumlah nasabah, minimal 4 orang persatu bulan nya.
Ada beberapa jenis sampah yang dapat diterima oleh bank sampah. Namun tidak
semua jenis sampah dapat didaur ulang oleh bank sampah gemah ripah.Berikut
adalah jenis sampah yang terdapat pada bank sampah gemah ripah:
Kategori
sampah Jenis Sampah Satuan Harga Keterangan
Kresek Kg 400
Plastik Putih Kg 600 Ex: Plastik Gula Bening
(PP)
Owol Kg 50 Campuran
PPS Kg 200 Ex: Bungkus roti
Plastik Jas Hujan Kg 100 Ex: Bungkus Mie, rinso, dll
Bagor Kecil Biji 100
Bagor Besar Biji 200
Bagor Rusak Kg 100
Arsip Kg 1800
Buram Kg 900
Koran Kg 1300
Kertas Kardus Kg 1600
Duplek Kg 600
30
Buku Tulis Kg 900
Sak semen Kg 1700
Ember warna Kg 1200 Ex: tutup botol
Ember putih Kg 2500
Ember hitam Kg 850
Mainan Bodong Kg 1400/1200
campuran bersih/kotor
Aqua gelas Kg 2500/200
bersih/kotor
Kerasan Kg 400 Ex: Mainan anak
Besi A Kg 2500 Ex: Kompa atau besi berat
Besi B Kg 2000 Ex: Keranjang, kipas,
kompor, setrika
Kabin Kg 1000
Seng Kg 250
Besi Almunium/nium Kg 7000
Tembaga Kg 45000
Baja Kg 1500
Jade (keran, Kg 2000
selang,
westafel)
Beling warna Kg 80 Ex: botol kaca
Beling putih Kg 150 Ex: You C 100
Botol Orzon Biji 100 Ex: Botol sirup
Kaleng Kg 1000
Niumsari Biji 100 Ex: cap kaki 3
Lampu Kg 85
Aki Kg 5000
31
Lain-lainnya Helm Kg 200
Minyak jelantah Kg 2000
Sandal/sepatu Kg 50
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bank sampah Gemah Ripah memiliki 6 jenis
sampah ini karena bank sampah Gemah Ripah menerima semua jenis sampah masuk
yang berpotensi daur ulang kecuali sampah jenis residu. Karena setiap sampah
memiliki jenis klasifikasi pengolahan yang berdeda maka dibuatlah klasifikasi
berdasarkan jenis sampah yang masuk. Dengan begitu para pengepul dan pengrajin
dapat mengambil sampah sesuai yang mereka butuhkan.
32
yang tersisa dan dibuang menuju TPA, hanya sampah yang tidak dapat bernilai
ekonomis dan sampah B3.
b. Penyetoran Sampah ke Bank Sampah
Waktu penyetoran sampah biasanya telah disepakati sebelumnya. Misalkan dua
hari dalam sepekan setiap Rabu dan Sabtu. Penjadwalan ini maksudnya untuk
menyamakan waktu nasabah menyetor dan pengangkutan ke pengepul. Hal ini
agar sampah tidak bertumpuk di lokasi bank sampah.
c. Penimbangan
Sampah yang sudah disetorkan ke bank kemudian ditimbang. Berat sampah yang
bisa disetorjan syda ditentukan pada kesepakatan sebelumnya, misalnya minimal
harus satu kilogram.
d. Pencatatan
Petugas akan mencatat jenis dan bobot sampah setelah penimbangan. Hasil
pengukuran tersebut lalu dikonversi ke dalam nilai rupiah yang kemudian ditulis
di buku tabungan. Pada tahap ini, nasabah akan merasakan keuntungan sistem
bank sampah. Dengan menyisihkan sedikit tenaga untuk memilah sampah
masyarakat akan mendapatkan keuntungan berupa uang tabungan. Dengan sistem
pengelolaan sampah yang “konvensional”, masyarakat justru harus
mengeluarkan uang, membayar petugas kebersihan untuk mengelola sampahnya.
e. Pengangkutan
Bank sampah sudah bekerjasama dengan pengepul yang sudah ditunjuk dan
disepakati. Sehingga setelah sampah terkumpul, ditimbang dan dicatat langsung
diangkut ke tempat pengolahan sampah berikutnya. Jadi, sampah tidak
menumpuk di lokasi bank sampah.
Bank sampah bisa berkembang menjadi sumber bahan baku untuk industri
rumah tangga di sekitar bank sampah. Jadi, pengolahan sampah bisa dilakukan
masyarakat yang juga menjadi nasabah bank. Sehingga, masyarakat bisa
33
mendapat keuntungan ganda dari sistem bank sampah yaitu tabungan dan laba
dari hasil penjualan produk dari bahan daur ulang.
PENYETORAN
SAMPAH/TABUNG KE BANK
SAMPAH
PENIMBANGAN SAMPAH
Teller Teller
PEMASUKAN BAGI
NASABAH
Sampah rumah tangga, secara umum terklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu sampah
organik dan sampah non-organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari
makhluk hidup dan dapat terurai kembali oleh alam, melalui bank sampah, sampah
organik dari rumah tangga dapat dijadikan kompos, sedangkan sampah non-organik
adalah sampah yang berasal dari bahan hail olahan manusia. Melalui bank sampah,
sampah non-organik akan dipilah untuk selanjutnya dijual kepengepul. Sistem
34
pemanfaatan sampah dengan bank sampah memberikan keuntungan kepada semua
pihak, warga menerima manfaat ekonomis dari hasil penjualan sampah, pengepul
mendapatkan manfaat efisiensi karena sampah terkumpul di satu tempat dan sudah
terpilah. Lingkungan menjadi lebih bersih dari memiliki manfaat ekonomis dari hasil
penjualan sampah yang bisa dimanfaatkan untuk memajukan kepentingan bersama
pada lingkungan setempat, berikut jenis-jenis sampah Organik dan non-Organik;
1. Sampah organik
sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati. Sampah
organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai melalui proses alami.
Artinya, terurainya sampah organik bisa terjadi tanpa adanya campur tangan
manusia. Sampah organik mudah diuraikan, karena sampah organik bisa
didegradasi oleh mikroba (bakteri pembusuk) atau bersifat biodegradable. Oleh
sebab itu, sampah organik sering dimanfaatkan menjadi kompos maupun pupuk
organik.
Contohnya yaitu:
Sampah dari hewan
Sampah dari tanaman
2. Sampah Non-Organik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang
Sampah plastic Diantaranya adalah Kresek, Plastik Putih, Owol, PPS, Jas
Hujan dan Bagor
Sampah Metal Diantaranya adalah Besi A (kompa atau besi Berat), Besi
B (keranjang, kipas, kompor, dan setrika), Kabin, Zeng, Aluminium,
Tembaga, Jadel (kran air, selang westafel) dan Baja
Sampah Kertas Diantaranya adalah Koran, Arsip Kertas Buram, Kardus,
Duplek, Buku Tulis dan Sak Semen
35
Sampah Botol Diantaranya adalah Beling warna, Beling Putih, Orzon,
Kaleng, dan Niumsari
Sampah mainan campuran diantaranya adalah Ember warna, Ember putih,
Ember hitam, bodong, Aqua Gelas dan Kerasan (mainan anak)
Bank sampah gemah ripah memiliki 3 jenis pengolahan sampah yang ada di bank
sampah gemah ripah yaitu :
1. Pengolahan Minyak
Pengolahan untuk minyak jelantah yang dapat diterima oleh bank sampah ada 2
jenis yaitu minyak jelantah bekas penggorengan rumah makan dan minyak jelantah
bekas pemakaian harian / rumahan. Minyak jelantah yang diterima dari rumah makan
diolah menjadi bahan bakar Biodisel. Tidak ada proses pemilahan yang dilakukan
karena bank sampah hanya menerima minyak yang sudah dipisah dari kotoran
makanan agar dapat langsung diolah. Untuk minyak jelantah yang didapat dari
rumahan juga tidak memiliki proses khusus. Setelah nasabah menyetor minyak
kemudian diolah oleh pekerja menjadi lilin yang diberi campuran pewarna kerayon
dan sterin.
36
Gambar 3. 3 Pengolahan Minyak Jelantah
2. Pengolahan Kompos
Sampah organik yang diterima oleh bank sampah hanya daun-daun sisa dari
penebangan pohon dari warga sekitar bank sampah. proses pembuatan dari kompos
itu sendiri hanya menggunakan campuran EM4 saja kemudian didiamkan selama
sebulan. Setelah kompos jadi kemudian dikemas kedalam karung berukulan 5 kg dan
siap untuk di jual.
37
Gambar 3. 4 Pupuk Kompos
3. Pengolahan Daur Ulang
Pengolahan daur ulang dilakukan oleh 12 orang yang terdiri dari karyawan bank
sampah dan juga nasabah dari bank sampah. Sampah yang diterima oleh gemah ripah
adalah sampah yang sudah bersih dari kotoran dan sudah kering. Jika masih ada
sampah yang basah akan dijemur kembali selama kurang-lebih 1 hari. Sampah yang
sering dan dapat didaur ulang di bank sampah gemah ripah adalah sampah pelastik,
handuk/kain bekas yang kemudian dipisahkan sesuai warna dari sampah tersebut.
Setelah dipilah sesuai warna kemudian sampah plastik ditumpuk menjadi beberapa
lapisan kemudian disetrika hingga menjadi kering dan mengeras. Setelah itu baru
digunting menggunakan pola yang sudah ada untuk dijadikan bunga atau bros untuk
baju. Proses permbuatan bunga dan bros sendiri memakan waktu satu hari.
38
Gambar 3. 5 Bunga Plastik
Kemudian sampah plastik yang masih bagus dijahit dan digunting sesuai pola
untuk dijadikan tas atau rompi. Proses pengerjaan dari kerajinan ini memakan waktu
kurang lebih 2-3 hari saja.
Duplex 320 Kg
Dus 122 Kg
Kertas Koran 24 Kg
Arsip 236,35 Kg 752,63 Kg
Buram 43,38 Kg
40
Sak semen 6,49 Kg
Logam Kaleng 30 Kg 63 Kg
Besi 33 Kg
Kaca Beling 200 Kg 368,1 Kg
Orson 168,1 Kg
Lain-lain Sendal/sepatu 0,29 Kg 139,29 Kg
Minyak jelantah 139 kg
41
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Bank sampah hadir sebagai salah satu solusi mengatasi masalah pengelolaan
sampah di Indonesia. Beberapa manfaat dapat diperoleh dengan adanya bank sampah,
yaitu :
1. aspek lingkungan : mengurangi pencemaran, air, tanah, dan udara akibat
pembakaran sampah
2. aspek sosial ekonomi : menambah pendapatan keluarga dari sampah yang
mereka tabung di bank sampah, dan menciptakan jiwa enterprenuer bagi
masyarakat di bidang pengelolaan sampah
3. aspek pendidikan : menanamkan pentingnya pembelajaran kepada anak-anak
tentang cara mengelola sampah rumah tangga kepada masyarakat dengan cara
ditabung sebagai pendidikan lingkungan hidup sejak dini terhadap anak-anak.
dengan adanya bank sampah diharapkan dapat berkontibusi mengurangi masalah
sampah di Indonesia. Bank sampah merupakan salah satu inovasi pelaksanaan 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) yang berkembang di masyarakat. Sinergi antara
pemerintah, masyarakat dan swasta selalu diperlukan untuk menjaga dan
mengembangkan bank sampah.
4.2 Saran
1. Bagi Pelaksana Bank Sampah :
Pengelola Bank Sampah melakukan manajemen standar Bank Sampah sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungkungan Hidup No. 13 Tahun 2012
Tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, recycle melalui Bank Sampah
Pengelola Bank Sampah memberikan reward kepada nasabah agar lebih
termotivasi.
2. Bagi Masyarakat :
42
Masyarakat memahami kembali pentingnya mengelola sampah melalui Bank
Sampah dan tidak menjual sampahnya ke pembeli rosok.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat melakukan penggalian penelitian informasi
mengenai pengelolaan sampah melalui Bank Sampah dengan metode penelitian
yang lain
4. Saran kepada Instansi yaitu melakukan penyuluhan berkala terkait dengan Bank
Sampah. sehingga masyarakat dapat mengetahui perkembangan dari jaringan
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 3 Kunjungan Kedua
Bank Sampah Gemah Ripah
46
Lampiran 5 Surat
Keterangan Selesai Magang
47