Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Sistem Transportasi Tumbuhan

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Hamed Mustafa Al Hamda 2210215001

2. Pazri Albahri 2310211020

3. Dinda Sri Azani 2310211035

4. Ghina Nada Khalisa 2310212032

5. Nova Christina Buulolo 2310213024

Asisten Praktikum:

Atzim Baiturrahman (1910211072)

DEPARTEMEN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2024
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga proses penyusunan laporan
praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan bertajuk (Sistem Transportasi
Tumbuhan) dapat terselesaikan dan lancar. Shalawat kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju
zaman ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Shalati Febjislami, S.P, M.Si
selaku Dosen Praktikum dan juga kepada Atzim Baiturrahman, Meilani Rizki
Andini S, dan Fahrul Zaqi selaku asisten dosen atau kakak pembimbing Agro A,
yang telah membimbing dan membantu selama praktikum berlangsung.

Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca. Kami ucapkan terima kasih.

Padang, 20 Maret 2024

Kelompok 1
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan memerlukan air dan mineral. Air dan mineral diserap
dari dalam tanah menggunakan akar. Pengambilan zat-zat ini dilakukan secara
difusi dan osmosis. Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah
perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi
melalui selaput semipermeabel (Wijaya, 2006).
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air
digunakan dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor
dan akhirnya keluar dari daun sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem
pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap
tersedia. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air
dan garam mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan
intravaskular (Romansyah, 2016).
Pengangkutan intravaskuler adalah pengangkutan yang terjadi di dalam
bagian tubuh tumbuhan melalui berkas pembuluh (xylem) dari akar menuju
bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke
xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada tulang
daun terdapat ikatan pembuluh. Air dan xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel
bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan
garam-garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesis dan
transportasi (Kustiyah, 2017).
Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan yang berada diluar
berkas pembuluh, yang bergerak dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian
yang letaknya lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh. Cara transportasi
dalam pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskuler ada dua macam, yaitu
apoplas dan simplas. Transportasi apoplas yaitu menyusupnya air tanah secara
bebas atau transpor pasif melalui semua bagian-bagian tak hidup dari tumbuhan
(dinding sel dan ruang antar sel). Transportasi simplas yaitu bergeraknya air dan
garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakuola)
(Kusnayadi, H. 2016).
Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah
melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun.
Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan
penyerapan air oleh akar tanaman (Lakitan, 1999).
Saat daun mengalami transpirasi,air dalam daun berkurang dan daun
berusaha menyerap air dari batang,kemudian batang memperoleh air dari akar.
Untuk membuktikan bahwa daun dan batang mengadakan usaha untuk menyerap
air,maka dilakukan percobaan mengenai daya isap daun dan kapilaritas batang.
Daya isap daun ini memiliki kecepatan untuk melakukan penyerapan terhadap
air,kecepatan ini bergantung pada kekentalan zat cair,jumlah daun,dan tingkat
penyinaran (Salisbury, 1995).
Osmosis adalah perpindahan molekul zat pelarut yang berkonsentrasi tinggi
yang mengandung banyak air ke larutan yang memiliki konsentrasi zat pelarut
yang rendah melalui membran semipermeabel. Osmosis sangat ditentukan oleh
potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan
molekul air untuk dapat melakukan difusi. Difusi merupakan peristiwa
mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah (Puri, 2018). Transpor aktif merupakan
transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak
melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi di dalam sel. Transpor
aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang
memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel
(Darmadi, 2020).

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mempelajari transportasi di
dalam jaringan tumbuhan
BAB II. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2024. Pada
pukul 16.10 sampai selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Andalas, Padang.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tentang Sistem
Transportasi Tumbuhan yaitu, tumbuhan pacar air dengan ukuran diamater batang
yang hampir sama, 4 buah botol Aqua, pewarna makanan (warna merah), pisau,
penggaris.

C. Prosedur Pelaksanaan
Siapkan 4 botol dan isi masing masing dengan air sebanyak 200 mL, lalu
tuangkan pewarna makan (sebanyak 10 tetes/gelas), kemudian diaduk
ditambahkan asam sitrat 1 gr pada masing masing botol yang telah diaduk
pewarna, setelah itu masukkan masing -masing bagian tumbuhan pacar air yang
berbeda ke botol yang telah diisi air dan letakkan pada tempat yang terkena
cahaya, tunggulah selama 1 jam untuk melihat reaksi tumbuhan, setelah 1 jam,
bandingkan antara ke empat bagian tanaman, dan ukur panjang batang yang
mengalami perubahan warna, lalu potong sayatan membujur dan melintang batang
pacar air, kemudian amati di mikroskop dan foto masing masing bagian tumbuhan
yang telah disayat, setelah itu buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan.

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai sistem
transportasi tumbuhan pada tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida) yang
dibagi menjadi empat bagian berbeda didapatkan hasil pengamatan sebagai
berikut.
Bagian Tanaman Jangkauan Daya
Serap (cm)
Lengkap 3,5 cm
Batang Tumbuhan 4 cm
(tanpa daun & akar)
Batang & Daun ( tanpa 8,5 cm
akar)
Batang & Akar 6 cm
Tumbuhan (tanpa daun)
Tabel. 1. Data hasil pengukuran tumbuhan sirih cina(Peperomia pellucida)

Bagian Melintang Membujur Literatur


Tanaman
Lengkap

Batang
Tumbuhan
(tanpa daun
& akar)
Batang &
Daun
(tanpa
akar)

Batang &
Akar
Tumbuhan
(tanpa
daun)
Tabel. 2. Data hasil pengamatan tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida)
menggunakan mikroskop

B. Pembahasan
Pada praktikum mengenai transportasi air pada tumbuhan, memerlukan 4
tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida), tumbuhan sirih cina (Peperomia
pellucida) dibagi menjadi 4 bagian yang berbeda. Pertama, tumbuhan sirih cina
yang mempunyai organ lengkap (akar, batang, daun). Kedua batang tumbuhan
sirih cina (tanpa daun dan akar). Ketiga, batang dan daun tumbuhan sirih cina
(tanpa akar). Keempat, batang dan akar tumbuhan sirih cina (tanpa daun). Setelah
itu, tumbuhan sirih cina dimasukkan kedalam botol Aqua yang telah berisi larutan
pewarna merah dan asam sitrat yang kemudian masing-masing bagian tumbuhan
pacar air direndam selama 1 jam dengan tujuan untuk mengetahui adanya
transportasi zat pada tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida).
Setelah direndam selama 1 jam, pada tumbuhan sirih cina (Peperomia
pellucida) pertama, yang memiliki bagian lengkap (akar, batang, daun) batang
mengangkut air dengan menggunakan jaringan pengangkut xilem yang dibantu
oleh daya tekan akar dan daya hisap daun. Tumbuhan dapat mengangkut air
mencapai 3,5 cm, hal tersebut disebabkan dengan adanya daya tekan akar, daya
kapilaritas batang (xilem), dan daya hisap daun.
Pada bagian tumbuhan kedua yaitu batang tumbuhan sirih cina (Peperomia
pellucida) yaitu tanaman (tanpa daun & akar), Tumbuhan kedua dapat
mengangkut air mencapai 4 cm. Pada bagian ini tumbuhan hanya mengangkut air
dengan memanfaatkan daya kapilaritas atau pengangkut xilem.
Pada bagian tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida) ketiga, yaitu
batang & daun (tanpa akar), tumbuhan dapat mengangkut air mencapai 8,5 cm.
Hal tersebut dikarenakan tumbuhan hanya memanfaatkan daya kapilaritas yaitu
pembuluh xilem yang mengangkut air dan menyalurkan ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan dan memanfaatkan daya hisap daun.
Pada bagian tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida) keempat atau
terakhir, bagian tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida) yang keempat, yaitu
batang & akar tumbuhan (tanpa daun), tumbuhan dapat mengangkut air mencapai
6 cm. Bagian tumbuhan ini hanya memanfaatkan daya tekan akar dan daya hisap
daun.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum mengenai transportasi
air pada tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida) dan pengamatan kelompok 1
bahwa air yang telah dicampur dengan pewarna makanan merah dapat terserap
dan naik ke bagian tumbuhan disebabkan karena adanya transportasi zat pada
tumbuhan tersebut. Transportasi dapat dilakukan oleh jaringan pengangkut xilem,
dimana jaringan pengangkut ini berada dalam tubuh tumbuhan termasuk batang,
akar, dan daun. Selain itu, air naik disebabkan oleh adanya daya hisap daun dan
daya tekan akar. Tumbuhan yang tidak mempunyai akar pada tumbuhan tidak
mempengaruhi proses transportasi air karena di dalam batang terdapat xilem dan
daya kapilaritas yang berfungsi menyerap air ke batang. Terjadinya proses sistem
transportasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu daya kapilariras, daya
tekan akar, daya hisap daun, dan pengaruh sel-sel yang hidup.

B. Saran
Pada praktikum trasportasi air pada tumbuhan disarankan untuk setiap
praktikan memahami modul, berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan,
serta ketelitian dalam memotong objek agar dapat terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Salisbury. (1995). Hortikultura. Universitas Indonesia: Jakarta.


Kusnayadi, H. (2016). Hand Out Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press.
Kustiyah. (2017). Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MANModel
Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang 1 : 24-37.
Lakitan, Benyamin. (2012) . Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mulyani, Sri. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Romansyah, R. 2016. Diktat Kuliah: Biologi Umum. Ciamis: Universitas Galuh
Wijaya. (2006). Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai