Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SANTI FITRIANI

NIM : 22862302419

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS : A1

SEMESTER : 4

MATA KULIAH : MANAJEMEN KELAS

JAWABAN UTS

1. Pendekatan kekuasaan dalam pengelolaan kelas memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu
dipertimbangkan:

(Kelebihan) :

a. Kontrol yang lebih kuat: Guru dapat dengan mudah mengendalikan perilaku siswa dan menjaga
disiplin di kelas.

b. Efektivitas dalam mengatasi gangguan: Siswa cenderung lebih patuh dan kurang mungkin untuk
mengganggu jika mereka tahu ada konsekuensi yang ketat.

c. Pembentukan struktur yang jelas: Pendekatan kekuasaan dapat membantu menciptakan lingkungan
kelas yang teratur dan terstruktur.

(Kelemahan) :

a. Rasa takut dan ketegangan: Siswa mungkin merasa takut atau tertekan dalam lingkungan kelas yang
otoriter, yang dapat menghambat belajar dan kreativitas.

b. Kurangnya partisipasi aktif: Siswa mungkin merasa tidak nyaman untuk berkontribusi secara aktif
dalam pembelajaran jika suasana kelas terlalu otoriter.

c. Kurangnya pengembangan keterampilan sosial: Siswa mungkin tidak memiliki kesempatan untuk
belajar bagaimana berinteraksi secara positif dan memecahkan masalah secara mandiri jika mereka
terlalu diatur.

Penting untuk mencari keseimbangan antara kekuasaan dan otoritas dengan memperhatikan kebutuhan
individu dan dinamika kelas secara keseluruhan.
2. Mengontrol tingkah laku peserta didik yang terisolir dalam pendekatan kekuasaan memerlukan
pendekatan yang sensitif dan berempati. Terdapat beberapa cara untuk mengontrol tingkah laku
peserta didik yang terisolir:

a. Pendekatan individu: Ajukan pertanyaan kepada siswa untuk memahami alasan di balik perilaku
mereka yang terisolir. Berikan perhatian khusus dan waktu ekstra untuk membantu mereka merasa
termasuk.

b. Pemberian dukungan: Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan memberikan dukungan emosional dan
akademis kepada siswa yang terisolir. Bimbing mereka untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.

c. Penciptaan lingkungan yang inklusif: Buat lingkungan kelas yang mendorong kerja sama dan inklusi.
Dorong interaksi antara siswa dengan berbagai kegiatan kelompok dan diskusi kelas.

d. Pembinaan positif: Berikan penguatan positif kepada siswa ketika mereka menunjukkan perilaku
yang diinginkan. Beri pengakuan atas usaha dan prestasi mereka, bahkan yang kecil.

e. Kolaborasi dengan orang tua: Libatkan orang tua siswa dalam proses pendidikan mereka. Diskusikan
masalah yang terkait dengan tingkah laku terisolir dan cari solusi bersama.

f. Evaluasi diri dan refleksi: Selalu evaluasi dan refleksikan pendekatan Anda dalam mengelola tingkah
laku siswa yang terisolir. Pertimbangkan apakah ada strategi atau pendekatan lain yang bisa lebih efektif.

Dengan pendekatan yang penuh perhatian dan berempati, Anda dapat membantu siswa yang terisolir
merasa lebih termasuk dan terbantu dalam mencapai potensi mereka.

3. Salah satu cara mengatasi kurangnya kesatuan antara siswa akibat adanya kelompok-kelompok dalam
kelas yaitu dengan:

a. Pembentukan Kelompok Fleksibel: Atur rotasi kelompok secara teratur sehingga siswa berinteraksi
dengan berbagai teman sekelas, tidak hanya dengan kelompok mereka sendiri.

b. Aktivitas Kelompok Campuran: Susun tugas-tugas atau proyek-proyek yang membutuhkan kerja sama
antara siswa dari berbagai kelompok sehingga mereka harus belajar untuk bekerja sama.

c. Kegiatan Pembinaan Tim: Adakan sesi-sesi pembinaan tim di mana siswa diajari tentang pentingnya
bekerja sama, komunikasi yang efektif, dan pemecahan masalah bersama.

d. Peningkatan Komunikasi: Fasilitasi komunikasi terbuka antara siswa dengan mengadakan diskusi
kelompok atau forum kelas untuk membahas isu-isu yang relevan dan memperkuat rasa persatuan.

e. Memperkuat Identitas Kelas: Buat kegiatan-kegiatan atau tradisi-tradisi kelas yang dapat memperkuat
rasa identitas dan kebersamaan di antara seluruh siswa.
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, diharapkan dapat memperkuat kesatuan antara
siswa dan mengurangi pembentukan kelompok-kelompok yang terisolasi di dalam kelas.

4. Untuk membuat peserta didik tidak takut menerima tantangan dari guru, ada beberapa taktik atau
cara yang bisa digunakan:

a. Menciptakan Lingkungan yang Aman: Guru perlu menciptakan atmosfer yang mendukung di mana
peserta didik merasa aman untuk mencoba hal baru tanpa takut dihakimi atau dievaluasi secara negatif.

b. Memberikan Dukungan yang Berkelanjutan: Guru harus memberikan dukungan yang konsisten dan
positif kepada peserta didik, baik ketika mereka berhasil maupun ketika mereka menghadapi kesulitan.

c. Memotivasi dengan Tujuan yang Jelas: Guru perlu menjelaskan tujuan dari tantangan yang diberikan
dan mengapa tantangan tersebut penting bagi perkembangan peserta didik. Hal ini dapat membantu
mereka memahami relevansi dari tantangan tersebut.

d. Menyediakan Umpan Balik Konstruktif: Guru harus memberikan umpan balik yang konstruktif dan
mendukung ketika peserta didik menghadapi tantangan. Hal ini membantu mereka melihat kesalahan
sebagai bagian dari proses belajar dan bukan sebagai kegagalan.

e. Menyediakan Tantangan yang Sesuai: Guru perlu memastikan bahwa tantangan yang diberikan
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Tantangan yang terlalu mudah tidak akan memotivasi
mereka untuk berkembang, sementara tantangan yang terlalu sulit bisa membuat mereka merasa putus
asa.

f. Memperlihatkan Teladan: Guru dapat menjadi teladan dengan secara terbuka menghadapi tantangan
dan kesalahan sendiri, serta menunjukkan bagaimana mereka belajar dari pengalaman tersebut.

Dengan menerapkan taktik-taktik ini, guru dapat membantu peserta didik merasa lebih percaya diri dan
termotivasi untuk menerima tantangan dalam proses pembelajaran.

5. Dalam pengaturan ruang kelas, beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :

a. Tata Letak Furniture: Susun meja dan kursi dengan cara yang memungkinkan akses mudah bagi semua
siswa dan mempromosikan interaksi antar siswa serta dengan guru.

b. Area Tengah yang Terbuka: Pastikan ada area tengah yang cukup terbuka untuk kegiatan kelompok,
presentasi, diskusi, dan kegiatan kelas lainnya.

c. Pengaturan Papan Tulis atau Layar Proyeksi: Letakkan papan tulis atau layar proyeksi di tempat yang
mudah dilihat oleh semua siswa tanpa ada gangguan, serta memastikan tidak ada bayangan yang
mengganggu saat materi diajarkan.
d. Pencahayaan yang Cukup: Pastikan ruang kelas memiliki pencahayaan yang cukup terang dan merata
agar siswa dapat melihat dengan jelas saat bekerja atau belajar.

e. Penataan Ruang yang Bersih dan Rapi: Dengan menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kelas, siswa
akan merasa lebih nyaman dan fokus dalam belajar.

f. Area Khusus untuk Sumber Belajar: Sediakan area khusus untuk buku, materi pembelajaran, dan
sumber belajar lainnya agar mudah diakses oleh siswa.

g. Pemanfaatan Dinding untuk Informasi: Gunakan dinding ruang kelas untuk menampilkan informasi
penting, seperti jadwal, peraturan kelas, hasil karya siswa, dan poster-potongan motivasi.

h. Ruang Terbuka untuk Kreativitas: Berikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka
melalui dekorasi, proyek seni, atau pameran karya siswa.

i. Pengaturan Suhu dan Ventilasi: Pastikan suhu ruang kelas nyaman dan ventilasi cukup untuk menjaga
udara segar dan kondisi belajar yang optimal.

j. Aksesibilitas untuk Semua Siswa: Pastikan ruang kelas dapat diakses dengan mudah oleh semua siswa,
termasuk yang memiliki kebutuhan khusus atau mobilitas terbatas.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, pengaturan ruang kelas dapat menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman, terorganisir, dan mendukung perkembangan semua siswa.

Anda mungkin juga menyukai