Anda di halaman 1dari 7

MODEL OF TEACHING

A. Membandingkan 2 model pembelajaran


Membandingkan dua model pembelajaran merupakan langkah penting dalam upaya
meningkatkan efektivitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Dengan mengevaluasi
kekuatan dan keterbatasan masing-masing model, guru dapat membuat keputusan yang
lebih tepat tentang metode pengajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi belajar siswa yang beragam. Dalam konteks kali ini saya akan membandingkan
2 model pembelajaran dari tokoh-tokoh terkemuka di dunia pendidikan, yaitu model
pembelajaran Discovery learning oleh Jerome S. Bruner, dan Cooperative learning oleh
Dr. David W. Johnson dan istrinya, Dr. Roger T. Johnson.

1. Discovery learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa
didorong untuk aktif mengeksplorasi dan menemukan informasi dan konsep baru secara
mandiri. Dalam model pembelajaran ini, siswa bukan sekadar penerima pengetahuan
yang pasif, melainkan peserta aktif dalam proses pembelajaran.

 Karakteristik model pembelajaran Discovery learning


 Berpusat pada siswa: Discovery learning menempatkan siswa di pusat proses
pembelajaran, memberikan mereka otonomi dan tanggung jawab untuk
mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan.
 Berbasis inkuiri: Discovery learning menekankan pembelajaran berbasis inkuiri, di
mana siswa dipandu untuk mengajukan pertanyaan, menyelidiki, dan membuat
koneksi mereka sendiri untuk memahami konsep.
 Berbasis praktik dan pengalaman: Discovery learning sering melibatkan kegiatan
praktik dan pengalaman, memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman langsung
dan eksperimen.
 Berorientasi pada pemecahan masalah: Discovery learning sering memasukkan
kegiatan pemecahan masalah, di mana siswa dihadapkan pada masalah atau
tantangan untuk diselesaikan, memupuk keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah mereka.
 Kolaboratif: Discovery learning dapat diimplementasikan dalam setting kolaboratif,
di mana siswa bekerja sama untuk memecahkan masalah, berbagi ide, dan belajar
dari satu sama lain.

 Langkah
 Pemberian stimulasi, Pada langkah ini, guru memberikan stimulasi kepada siswa
untuk membangkitkan minat dan motivasi mereka untuk belajar. Stimulasi dapat
berupa pertanyaan, masalah, atau tantangan yang relevan dengan materi yang akan
dipelajari.
 Identifikasi masalah, Pada langkah ini, siswa didorong untuk mengidentifikasi
masalah atau pertanyaan yang akan mereka pelajari. Masalah atau pertanyaan
tersebut dapat berasal dari stimulasi yang diberikan oleh guru, atau dari pertanyaan
yang muncul dari diri siswa sendiri.

 Pengumpulan data. Pada langkah ini, siswa mengumpulkan data yang relevan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang telah mereka identifikasi.
Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti buku, internet, eksperimen,
atau wawancara.

 Pengolahan data. Pada langkah ini, siswa menganalisis dan mengolah data yang
telah mereka kumpulkan. Siswa dapat menggunakan berbagai metode untuk
mengolah data, seperti membuat grafik, diagram, atau tabel.

 Pembuktian. Pada langkah ini, siswa menguji hipotesis atau solusi yang telah
mereka temukan. Siswa dapat melakukan eksperimen, pengamatan, atau simulasi
untuk menguji hipotesis atau solusi mereka.

 Menarik kesimpulan. Pada langkah ini, siswa menarik kesimpulan dari hasil
penelitian atau eksperimen yang telah mereka lakukan. Siswa dapat menuliskan
kesimpulan mereka dalam bentuk laporan, presentasi, atau karya seni.

 Tujuan
 Meningkatkan pemahaman dan retensi: Dengan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan retensi
yang lebih baik atas konsep.
 Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah: Discovery
learning mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, menganalisis informasi,
dan merumuskan solusi, memupuk kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah mereka.
 Mengembangkan kreativitas dan inovasi: Sifat eksploratif dan praktik dari discovery
learning menumbuhkan kreativitas dan pemikiran inovatif pada siswa.
 Meningkatkan motivasi dan keterlibatan: Discovery learning dapat lebih menarik dan
memotivasi bagi siswa, karena mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
 Mempersiapkan siswa untuk tantangan dunia nyata: Penekanan discovery learning
pada pemecahan masalah dan pembelajaran berbasis inkuiri mempersiapkan siswa
untuk menghadapi tantangan dunia nyata dan beradaptasi dengan situasi baru.

 Kekurangan dan Kelebihan


Kelebihan
 Meningkatkan pemahaman dan retensi: Melalui keterlibatan aktif dalam proses
pembelajaran, siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan retensi
yang lebih baik terhadap konsep.
 Mempromosikan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah: Discovery
learning mendorong siswa untuk bertanya, menganalisis informasi, dan merumuskan
solusi, sehingga meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
mereka.
 Mengembangkan kreativitas dan inovasi: Sifat eksploratif dan praktik dari discovery
learning mendorong kreativitas dan pemikiran inovatif pada siswa.
 Meningkatkan motivasi dan keterlibatan: Discovery learning dapat menjadi lebih
menarik dan memotivasi bagi siswa karena mereka terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
 Mempersiapkan siswa untuk tantangan dunia nyata: Penekanan discovery learning
pada pemecahan masalah dan pembelajaran berbasis inkuiri mempersiapkan siswa
untuk menghadapi tantangan dunia nyata dan beradaptasi dengan situasi baru.

Kekurangan

 membutuhkan waktu yang lebih lama: Discovery learning umumnya membutuhkan


waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional karena
siswa perlu menemukan dan memahami konsep secara mandiri.
 Membutuhkan guru yang terampil: Guru yang menerapkan discovery learning harus
memiliki keterampilan yang baik dalam memfasilitasi pembelajaran dan
membimbing siswa selama proses penemuan.
 Membutuhkan lingkungan belajar yang mendukung: Discovery learning
membutuhkan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung eksplorasi dan
penemuan.
 Tidak selalu cocok untuk semua topik: Discovery learning mungkin tidak cocok
untuk semua topik pelajaran, terutama yang membutuhkan pemahaman konsep yang
mendalam atau penguasaan keterampilan tertentu.
 Membutuhkan evaluasi yang komprehensif: Evaluasi hasil belajar dalam discovery
learning harus lebih komprehensif karena tidak hanya mengukur penguasaan konsep
tetapi juga keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas.

2. Cooperative learning
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa, di
mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
bersama. Dalam cooperative learning, siswa saling bergantung satu sama lain, artinya
mereka harus saling membantu untuk berhasil. Hal ini menciptakan lingkungan belajar
yang positif di mana siswa termotivasi untuk saling membantu dan belajar dari satu sama
lain.

Pemenang Nobel Perdamaian 1980, Dr. David W. Johnson dan istrinya, Dr. Roger T.
Johnson, adalah penemu cooperative learning. Mereka mengembangkan teori cooperative
learning pada tahun 1960-an dan 1970-an.

 Karakteristik model pembelajaran Cooperative learning


 Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil, biasanya terdiri dari 3-5 orang.
 Siswa memiliki rasa ketergantungan positif, artinya mereka menyadari bahwa
mereka harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
 Siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain secara langsung, baik
untuk mendiskusikan tugas maupun untuk mendukung pembelajaran satu sama lain.
 Setiap siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan harus
berkontribusi pada keberhasilan kelompok.
 Siswa saling mendorong dan mendukung pembelajaran satu sama lain.
 Siswa memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk bekerja sama dalam
kelompok, termasuk keterampilan komunikasi, penyelesaian konflik, dan
pengambilan keputusan.

 Langkah
 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Pada langkah ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pembelajaran
kooperatif. Guru juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
 Menyajikan informasi. Pada langkah ini, guru menyajikan informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Informasi dapat disajikan melalui
berbagai media, seperti ceramah, demonstrasi, atau diskusi.
 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok. Pada langkah ini, guru
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil, biasanya terdiri dari 3-5 orang.
Guru dapat membentuk kelompok secara heterogen atau homogen, tergantung pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Pada langkah ini, guru membimbing
kelompok untuk bekerja dan belajar bersama. Guru dapat memberikan instruksi,
penjelasan, atau bantuan jika diperlukan.
 Evaluasi. Pada langkah ini, guru mengevaluasi hasil kerja kelompok. Evaluasi dapat
dilakukan secara individu atau kelompok contohnya dengan cara memberikan tes
atau quis

 Tujuan
 Meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran
 Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
 Meningkatkan motivasi belajar
 Meningkatkan keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerjasama, dan penyelesaian
konflik
 Meningkatkan kesadaran akan keragaman
 Membangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki

 Kekurangan dan Kelebihan


Kelebihan
 Meningkatkan hasil belajar siswa: Pembelajaran cooperative learning telah terbukti
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara akademik maupun sosial.
Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran cooperative learning telah terbukti
mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada tes dan penilaian daripada siswa yang tidak
melakukannya.
 Mengembangkan keterampilan sosial siswa: Pembelajaran cooperative learning dapat
membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial, seperti komunikasi,
kerjasama, dan penyelesaian konflik. Keterampilan-keterampilan ini penting untuk
keberhasilan siswa dalam kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
 Meningkatkan motivasi belajar siswa: Pembelajaran cooperative learning dapat
membantu siswa untuk lebih termotivasi untuk belajar. Siswa yang berpartisipasi
dalam pembelajaran cooperative learning merasa lebih terlibat dalam pembelajaran
dan lebih bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
 Membangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki siswa: Pembelajaran cooperative
learning dapat membantu siswa untuk membangun rasa kebersamaan dan rasa
memiliki. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran cooperative learning merasa
lebih terhubung dengan satu sama lain dan lebih merasa menjadi bagian dari suatu
kelompok.
 Menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif: Pembelajaran cooperative
learning dapat membantu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif
bagi siswa dengan latar belakang yang berbeda.

Kekurangan

 Membutuhkan waktu persiapan yang lebih banyak: Guru perlu mempersiapkan


pembelajaran dengan baik dan membutuhkan banyak tenaga untuk memfasilitasi
kelompok-kelompok yang bekerja bersama.
 Membutuhkan fasilitas, alat, dan bahan yang memadai: Guru perlu menyiapkan
fasilitas, alat, dan bahan yang memadai agar pembelajaran cooperative learning dapat
berjalan dengan efektif.
 Membutuhkan keterampilan manajemen kelas yang baik: Guru perlu memiliki
keterampilan manajemen kelas yang baik untuk memastikan bahwa semua siswa
terlibat dalam pembelajaran dan bahwa kelompok-kelompok bekerja secara efektif.
 Membutuhkan pengawasan yang ketat: Guru perlu mengawasi kelompok-kelompok
dengan ketat untuk memastikan bahwa mereka bekerja sama dengan baik dan bahwa
tidak ada anggota kelompok yang mendominasi atau mengabaikan orang lain.
 Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas: Pembelajaran
cooperative learning dapat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan tugas daripada pembelajaran tradisional.

3. Kesimpulan
Cooperative learning dan discovery learning merupakan dua metode pembelajaran yang
memiliki pendekatan yang berbeda namun sama-sama bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai
kedua metode pembelajaran tersebut beserta kesimpulannya:

Cooperative Learning
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran
yang menekankan kerja sama antara siswa dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan
pembelajaran bersama. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk saling
berbagi pengetahuan, ide, dan keterampilan untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang
diberikan.

Karakteristik Cooperative Learning:


 Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil
 Siswa memiliki rasa ketergantungan positif
 Siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain secara langsung
 Setiap siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri
 Siswa saling mendorong dan mendukung pembelajaran satu sama lain
 Siswa memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk bekerja sama dalam kelompok

Manfaat Cooperative Learning:


 Meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara akademik maupun sosial
 Mengembangkan keterampilan sosial siswa
 Meningkatkan motivasi belajar siswa
 Membangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki siswa
 Menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif

Discovery Learning
Discovery learning atau pembelajaran penemuan merupakan metode pembelajaran yang
mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui
proses eksplorasi, pengamatan, dan eksperimen. Dalam pembelajaran penemuan, siswa
diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang mereka miliki.

Karakteristik Discovery Learning:


 Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip
 Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
 Siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
 Siswa meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka
 Siswa mengembangkan minat yang lebih besar dalam materi pelajaran

Manfaat Discovery Learning:


 Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
 Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
 Meningkatkan motivasi belajar siswa
 Meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian siswa
 Mengembangkan minat yang lebih besar dalam materi pelajaran

Anda mungkin juga menyukai