1. Discovery learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa
didorong untuk aktif mengeksplorasi dan menemukan informasi dan konsep baru secara
mandiri. Dalam model pembelajaran ini, siswa bukan sekadar penerima pengetahuan
yang pasif, melainkan peserta aktif dalam proses pembelajaran.
Langkah
Pemberian stimulasi, Pada langkah ini, guru memberikan stimulasi kepada siswa
untuk membangkitkan minat dan motivasi mereka untuk belajar. Stimulasi dapat
berupa pertanyaan, masalah, atau tantangan yang relevan dengan materi yang akan
dipelajari.
Identifikasi masalah, Pada langkah ini, siswa didorong untuk mengidentifikasi
masalah atau pertanyaan yang akan mereka pelajari. Masalah atau pertanyaan
tersebut dapat berasal dari stimulasi yang diberikan oleh guru, atau dari pertanyaan
yang muncul dari diri siswa sendiri.
Pengumpulan data. Pada langkah ini, siswa mengumpulkan data yang relevan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang telah mereka identifikasi.
Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti buku, internet, eksperimen,
atau wawancara.
Pengolahan data. Pada langkah ini, siswa menganalisis dan mengolah data yang
telah mereka kumpulkan. Siswa dapat menggunakan berbagai metode untuk
mengolah data, seperti membuat grafik, diagram, atau tabel.
Pembuktian. Pada langkah ini, siswa menguji hipotesis atau solusi yang telah
mereka temukan. Siswa dapat melakukan eksperimen, pengamatan, atau simulasi
untuk menguji hipotesis atau solusi mereka.
Menarik kesimpulan. Pada langkah ini, siswa menarik kesimpulan dari hasil
penelitian atau eksperimen yang telah mereka lakukan. Siswa dapat menuliskan
kesimpulan mereka dalam bentuk laporan, presentasi, atau karya seni.
Tujuan
Meningkatkan pemahaman dan retensi: Dengan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan retensi
yang lebih baik atas konsep.
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah: Discovery
learning mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, menganalisis informasi,
dan merumuskan solusi, memupuk kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah mereka.
Mengembangkan kreativitas dan inovasi: Sifat eksploratif dan praktik dari discovery
learning menumbuhkan kreativitas dan pemikiran inovatif pada siswa.
Meningkatkan motivasi dan keterlibatan: Discovery learning dapat lebih menarik dan
memotivasi bagi siswa, karena mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Mempersiapkan siswa untuk tantangan dunia nyata: Penekanan discovery learning
pada pemecahan masalah dan pembelajaran berbasis inkuiri mempersiapkan siswa
untuk menghadapi tantangan dunia nyata dan beradaptasi dengan situasi baru.
Kekurangan
2. Cooperative learning
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa, di
mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
bersama. Dalam cooperative learning, siswa saling bergantung satu sama lain, artinya
mereka harus saling membantu untuk berhasil. Hal ini menciptakan lingkungan belajar
yang positif di mana siswa termotivasi untuk saling membantu dan belajar dari satu sama
lain.
Pemenang Nobel Perdamaian 1980, Dr. David W. Johnson dan istrinya, Dr. Roger T.
Johnson, adalah penemu cooperative learning. Mereka mengembangkan teori cooperative
learning pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Langkah
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Pada langkah ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pembelajaran
kooperatif. Guru juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
Menyajikan informasi. Pada langkah ini, guru menyajikan informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Informasi dapat disajikan melalui
berbagai media, seperti ceramah, demonstrasi, atau diskusi.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok. Pada langkah ini, guru
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil, biasanya terdiri dari 3-5 orang.
Guru dapat membentuk kelompok secara heterogen atau homogen, tergantung pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Pada langkah ini, guru membimbing
kelompok untuk bekerja dan belajar bersama. Guru dapat memberikan instruksi,
penjelasan, atau bantuan jika diperlukan.
Evaluasi. Pada langkah ini, guru mengevaluasi hasil kerja kelompok. Evaluasi dapat
dilakukan secara individu atau kelompok contohnya dengan cara memberikan tes
atau quis
Tujuan
Meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
Meningkatkan motivasi belajar
Meningkatkan keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerjasama, dan penyelesaian
konflik
Meningkatkan kesadaran akan keragaman
Membangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki
Kekurangan
3. Kesimpulan
Cooperative learning dan discovery learning merupakan dua metode pembelajaran yang
memiliki pendekatan yang berbeda namun sama-sama bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai
kedua metode pembelajaran tersebut beserta kesimpulannya:
Cooperative Learning
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran
yang menekankan kerja sama antara siswa dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan
pembelajaran bersama. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk saling
berbagi pengetahuan, ide, dan keterampilan untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang
diberikan.
Discovery Learning
Discovery learning atau pembelajaran penemuan merupakan metode pembelajaran yang
mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui
proses eksplorasi, pengamatan, dan eksperimen. Dalam pembelajaran penemuan, siswa
diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang mereka miliki.