Anda di halaman 1dari 2

Siswa kelas problem-based learning memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik

dibandingkan dengan siswa kelas discovery learning. Meskipun sama-sama dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa, problem-based learning memiliki efektivitas yang lebih baik dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut (Asmal, 2023), kedua pembelajaran ini
menitikberatkan kemampuan siswa untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri untuk
menyelesaikan masalah. Discovery learning menekankan pada proses pencarian informasi untuk
memecahkan masalah, sementara problem-based learning menitikberatkan proses pemecahan
masalah sendiri. Problem-based learning dan discovery learning memiliki dampak yang berbeda
bagi siswa. Discovery learning mengajarkan siswa untuk menemukan informasi baru yang tidak
mereka ketahui, mengembangkan keterampilan meneliti, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan
kemampuan kritis. Problem-based learning membantu siswa berpikir secara kritis, mengembangkan
kemampuan untuk menganalisis situasi dan menyelesaikan masalah secara kreatif. Sejalan dengan
pendapat tersebut, penelitian ini menemukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas problem-
based learning lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas discovery learning.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Desny, 2019) yang menemukan bahwa model pembelajaran
problem-based learning memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan discovery learning terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis peserta didik yang menerapkan model
PBL memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan berpikir kritis peserta
didik yang menerapkan model Discovery. Pada model pembelajaran Problem Based Learning, guru
menyajikan masalah yang dapat membangkitkan kemampuan berfikir kritis siswa untuk dapat
menyelesaikannya sehingga dengan adanya tahapan ini, siswa cenderung merasa tertantang untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Sedangkan pada model pembelajaran Discovery
Learning, siswa diminta untuk menemukan dan menyelesaikan masalah yang ditemukannya sendiri
sehingga siswa cenderung kurang tertarik untuk menemukan masalah dan menyelesaikannya sendiri.
https://ejournal.45mataram.ac.id/index.php/armada/article/view/727/633
Dalam Model PjBL, siswa diminta untuk berpikir kritis dan ilmiah, dan juga menuntut siswa untuk
belajar secara mandiri. Karena PjBL memberikan situasi belajar yang nyata bagi siswa, yakni siswa
diminta untuk mengerjakan sebuah proyek yang nantinya akan memberikan pengetahun secara
permanen. PjBL merupakan model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan ini
menuntut siswa untuk belajar mandiri, dan dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajarannya
sendiri ataupun berkolabirasi dengan guru dan siswa yang lain. Model pembelajaran ini dapat
mendorong siswa untuk lebih kreatif, aktif dan mandiri dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan yang berupa proyek yang harus diselesaikan. Dan proyek ini juga memberikan
pembelajaran dan keterampilan secara nyata bagi siswa.
https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/efektor-e/article/download/13159/1315#:~:text=Kedua%20model
%20pembelajaran%20ini%20mengarahkan,proyek%20bedasarkan%20materi%20yang%20diajarkan.
Pembelajaran kooperatif adalahsebuah model pembelajaran di mana siswa bekerja terarah
dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tertentu dan
mencapai tujuan bersama. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang diadopsi dari [1]yaitu: (1)
Menjelaskan tujuan dan membuka pelajaran; (2) Menyajikan informasi; (3) Mengatur
siswake dalam tim dan belajar; (4) Membantu kerja tim dan belajar; (5) Ujian tentang materi;
(6) Memberikan penghargaan.
https://ojs.unm.ac.id/nalar/article/view/4872/2782
Cooperative learning occurs when students work in small groups to help each other learn.
Researchers have found that cooperative learning can be an effective strategy for improving students’
achievement, especially when group goals and individual accountability are instituted. Cooperative
learning works better for complex than simple tasks. Cooperative learning often improves intrinsic
motivation, encourages student interdependence, and promotes deep understanding.
Discovery learning is learning in which students construct an understanding on their own. Most
discovery-learning approaches today involve guided discovery, in which students are encouraged to
construct their understanding with the assistance of teacher-guided questions and directions.
Problem-based learning emphasizes solving authentic problems like those that occur in daily life. In
project-based learning, students work on real, meaningful problems and create tangible products.

Terjemahan :
Pembelajaran kooperatif terjadi ketika siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu.
Para peneliti telah menemukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menjadi strategi yang efektif
untuk meningkatkan prestasi siswa, terutama ketika tujuan kelompok dan akuntabilitas individu
diterapkan. Pembelajaran kooperatif bekerja lebih baik untuk tugas-tugas yang kompleks
dibandingkan tugas-tugas sederhana. Pembelajaran kooperatif sering kali meningkatkan motivasi
intrinsik, mendorong saling ketergantungan siswa, dan meningkatkan pemahaman yang mendalam.
Pembelajaran dengan penemuan adalah pembelajaran di mana siswa mengkonstruksi pemahamannya
sendiri. Kebanyakan pendekatan pembelajaran penemuan saat ini melibatkan penemuan terbimbing,
di mana siswa didorong untuk membangun pemahaman mereka dengan bantuan pertanyaan dan
arahan yang dipandu guru.
Pembelajaran berbasis masalah menekankan penyelesaian masalah otentik seperti yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa mengerjakan masalah yang nyata
dan bermakna serta menciptakan produk.
(Santrock, John. 2017)

Anda mungkin juga menyukai