Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TUBERKULOSIS MULTIPLE DRUG RESISTAN


(MDR)

UPT PUSKESMAS BAGAN BATU


KECAMATAN BAGAN SINEMBAH
KABUPATEN ROKAN HILIR
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TUBERKULOSIS MULTIPLE DRUG RESISTANT (MDR)

A. Pendahuluan
Multiple Drug Resistant (MDR) Tuberkulosis merupakan penyakit Tuberkulosis yang
telah mengalami resisten terhadap Isoniazid (INH) dan Rifampisin serta satu atau lebih Obat
Anti Tuberkulosis (OAT) berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Jumlah kasus Multiple
Drug Resistant (MDR) Tuberkulosis didunia mencapai 440.000 pada tahun 2008. Untuk
Indonesia berada urutan ke delapan kasus Multiple Drug Resistant (MDR) Tuberkulosis dari
27 negara dengan kasus tuberkulosis Multiple Drug Resistant (MDR) terbanyak.
American Society of Microbiology mengemukan bahwa resistensi obat tuberkulosis
dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan berobat, pengobatan yang kurang lengkap, serta
absorbsi obat yang kurang baik. Jika hal ini terus berlanjut maka kemungkinan penderita
Tuberkulosis untuk sembuh sangatlah kecil, bahkan meningkatkan resiko morbiditas dan
mortilitas penderita Tuberkulosis tersebut. Resistensi kuman Mycobacterium Tuberkulosis
terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) terjadi pada umumnya karena mutasi sel kuman
pada tingkat gen. Gen yang mengalami mutasi ini berperan untuk mengkode enzim dari
kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Kasus Multiple Drug Resistant (MDR) Tuberkulosis ini bersifat mematikan, sangat
infeksius dan sukar disembuhkan. Pengobatan terhadap kasus Multiple Drug Resistant
(MDR) Tuberkulosis sangat komplek dimana membutuhkan waktu yang lama, biaya besar
dan pengawasan yang ketat. Keadaan ini pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
epidemi kasus Tuberkulosis yang sulit ditangani. Keterlambatan dalam mengenali adanya
resistensi terhadap obat anti tuberkulosis menyebabkan terlambatnya pemberian terapi yang
efektif, memperbesar kemungkinan penularan kuman yang resisten terhadap obat dan
meningkatkan resiko kematian pada penderita Tuberkulosis dengan resistensi obat anti
tuberkulosis.
Peran pemerintah sangat diharapkan dalam penanganan kasus Tuberkulosis resisten Obat
Anti Tuberkulosis (OAT) ini mulai dari perencanaan program penanggulangan, pengobatan
dan pencegahan.

B. Latar belakang
Indonesia sebagai negara berkembang dengan kasus Tuberkulosis yang mengakibatkan
kematian kedua setelah Kardiovaskuler. Rata-rata umur penderita Tuberkulosis di Indonesia
pada tahun 2016 adalah usia produktif yang berkisar diantara 25-34 tahun sebanyak 18,07%.
Angka kesembuhan penyakit Tuberkulosis di Indonesia tahun 2016 mencapai 85,1% dari
target minimal >90%.

2
Gejala utama Tuberkulosisi adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 2
minggu atau lebih. Gejala lainnya adalah batuk bercampur darah, sesak napas dan nyeri
dada, nafsu makan berkurang, berat badan turun, rasa kurang enak badan (lemas), demam
atau meriang berkepanjangan, berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan
kegiatan. Sumber penularan Tuberkulosis adalah pasien Tuberkulosis yang dahaknya
mengandung kuman Tuberkulosisi Bakteri Tahan Asam (BTA) Positif. Pada waktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Semakin
banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berarti semakin besar kemungkinan
menularkan kepada orang lain (Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)

C. Tujuan
1. Tujuan umum.
Tujuan umum dari kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular tuberkulosis agar tidak terjadi resistensi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi angka kesakitan penderita Tuberkulosis resistensi obat.
b. Memutus sumber penularan penyakit Tuberkulosis resistensi obat.

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


No Kegiatan Rincian kegiatan
1. Pejaringan suspek 1. Petugas kesehatan melakukan penjaringan
Tuberkulosis resistensi Tuberkulosis secara benar.
obat 2. Petugas kesehatan melakukan penegakan diagnosa
dengan metode skoring.
3. Pengobatan Tuberkulosis resistensi obat harus sesuai
dengan pengobatan.
2. Sosialisasi penyakit 1. Melakukan sosialisasi penyakit Tuberkulosis kepada
Tuberkulosis masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat
untuk menyampaikan penyuluhan tentang
Tuberkulosis

E.Cara melaksanakan kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan pelayanan pasien tuberkulosis Multiple Drug Resistance (MDR)
dilaksanakan dengan :
No Nama kegiatan Pelaksanaan kegiatan Lintas program terkait
1. Pejaringan suspek 1. Petugas kesehatan melakukan 1. Ruang
Tuberkulosis penjaringan Tuberkulosis Tuberkulosis
resistensi obat secara benar.
2. Petugas kesehatan melakukan

3
penegakan diagnosa dengan
metode skoring.
3. Pengobatan Tuberkulosis
resistensi obat harus sesuai
dengan pengobatan
2. Sosialisasi 1. Melakukan sosialisasi penyakit 1. Camat
penyakit Tuberkulosis kepada masyarakat 2. Kepala desa
Tuberkulosis dengan melibatkan tokoh 3. Kader
masyarakat untuk menyampaikan
penyuluhan tentang Tuberkulosis

F. Sasaran
Semua pasien rawat jalan yang mengidap penyakit tuberkulosis Multiple Drug Resistance
yang berada di UPT Puskesmas Bagan Batu.

G. Jadwal pelaksanaan
No Rincian kegiatan Waktu Pelaksanaan (Bulan) Tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penjaringan suspek √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Ruang
Tuberkulosis Tuberkulosis
resistensi obat
(MDR)
2. Sosialisasi penyakit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Wilayah
Tuberkulosis kerja UPT
Puskesmas
Bagan Batu

H. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Evaluasi dilakukan oleh pemegang program Tuberkulosis Paru UPT Puskesmas Bagan Batu
setelah melakukan kegiatan penatalaksanaan pasien Tuberkulosis Multiple Drug Resistance
(MDR).

I. Pencatatan Dan Pelaporan.


Pencatan setiap kegiatan program yang dilaksanakan dalam betuk laporan dalam bentuk
kegiatan program. Laporan kegiatan program dibuat oleh petugas penangung jawab program
untuk dilaporakan kepada dokter penanggung jawab program kemudian diserahkan kepada
koordinator UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat) untuk dilakukan verifikasi, ketua UKM
(Usaha Kesehatan Masyarakat) melaporkan kepada kepala puskesmas terkait pelaksanaan

4
kegiatan dari program penjaringan suspek Tuberkulosis.

J. Pembiayaan
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat diperoleh dari dana dan biaya operasional
kegiatan (BOK).

K. Peran lintas sektor


No Sektor terkait Rincian peranan

1. Tenaga Kesehatan 1. Sebagai pelaksana penatalaksanaan pasien


Tuberkulosis Multiplem Drug Resistance (MDR)
2. Melakukan rujukan

2. Petugas Laboratorium 1. Menerima permintaan pemeriksaan Bakteri Tahan


Asam (BTA)
3. Lintas Sektor 1. Membantu petugas kesehatan dalam memberikan
sarana untuk melakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang Tuberkulosis.

L. Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas dalam penatalaksanaan pada pasien Tuberkulosis Multiple Drug
resistance (MDR).

Pemegang Program Mengetahui


Kepala UPT Puskesmas Bagan Batu

SRI NURITA dr. HERDIANTO


NIP : 197810282008011016

5
6

Anda mungkin juga menyukai