Anda di halaman 1dari 15

Strategi Harga Pada Jasa PT KAI

OLEH :
Sherly Kurnia Anggraeni 21420042
Muhammad Fabi Pramana 21420054
Nicholas Marcelino Saputra 21420055
Rinaldi Ganda Gunawan 21420057
Victoria Clarissa Angelina Nugroho 21420126

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah
memberikan anugerahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Strategi Harga Pada Jasa PT KAI” ini tepat pada waktunya.

Dalam tugas makalah ini, kami membahas tentang strategi harga yang
diterapkan oleh PT KAI atau PT Kereta Api Indonesia yang dirangkum dari
berbagai sumber. Kami pun menyadari akan kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan yang penulis miliki. Namun, terlepas dari itu kami harap tulisan
kami dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Harga.
2.2 Faktor Penentu Strategi Penetapan Harga.
2.3 Tujuan Penentapan Harga.
2.4 Kasus Strategi Harga Pada Jasa PT. KAI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan industri jasa khususnya transportasi sekarang ini mempunyai
peranan penting dan berkembang sangat pesat didalam suatu distribusi
(pengririman dan pengangkutan) baik distriusi jasa ataupun barang yang
ditunjukan kepada konsumen pada suatu negara. Jasa transportasi yang
dipersembahkan oleh perusahaan memiliki keunggulan untuk diusulkan
kepada konsumen. Strategi pemasaran menjadi masalah penting yang harus
dikerjakan perusahaan untuk menghadirkan tingkat kepuasan konsumen.
Selain itu juga untuk menahan konsumen agar tidak berpindah ke perusahaan
jasa transportasi lain1 .Pesaing utama PT.Kereta Api Indonesia (Persero)
diantaranya Jasa marga, karena pemerintah selalu memfokuskan
pembangunan jalan tol di banding perkeretaapian. Di dukung dengan
maraknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi
darat seperti travel dan bus dengan harga yang mampu bersaing menimbulkan
dampak yang signifikan terhadap jasa angkutan kereta api. Tumbuhnya
perusahaan travel yang tiada henti melayani warga menjadi pesaing selain
mobil pribadi.
PT Kereta Api Indonesia (Persero), selanjutnya disebut sebagai KAI atau
‘Perusahaan’ adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan,
mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. KAI didirikan
sesuai dengan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2 yang dibuat dihadapan Imas
Fatimah, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali
sesuai dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta pendirian
tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 No. C-17171
HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4 Tambahan No. 240/2000. Pemegang
saham mayoritas Perseroan 100% milik Pemerintah Republik Indonesia.

KAI pada awalnya hanya melaksanakan kegiatan usaha layanan jasa


perkeretaapian, namun seiring dengan dinamika dunia usaha dan
berkembangnya tuntutan pasar, KAI saat ini juga melaksanakan kegiatan
usaha penunjang lainnya dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya. Yaitu meliputi antara lain pengelolaan properti yang terkait
dengan jasa kereta api, pariwisata berbasis kereta api, restoran di kereta api
(on train services) dan di stasiun, termasuk jasa catering dan distribusi
logistic. Dalam menjalankan bisnisnya, KAI terus berupaya menerapkan
standar terbaik di bidangnya berdasar kan sistem manajemen yang berlaku.

Sejak KAI berstatus menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan


Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998 maka representasi pemegang
saham dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara sebagai Pemegang
Saham Utama Perusahaan. Sampai dengan akhir tahun 2015, KAI tidak
melakukan perdagangan saham sehingga tidak ada informasi terkait dengan
jumlah saham yang beredar, kapitalisasi pasar, harga saham tertinggi, harga
saham terendah dan harga saham penutupan serta volume saham yang
diperdagangkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan strategi harga?
2. Apa saja faktor penentu strategi penetapan harga?
3. Apa tujuan penentapan harga?
4. Bagaimana kasus strategi harga pada jasa PT KAI?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian strategi harga.
2. Untuk mengetahui kasus strategi harga pada jasa PT KAI.
3. Untuk menguak kasus PT KAI yang ada di Indonesia.
4. Menganalisa perkembangan harga, kualitas, tingkat keloyalan
konsumen PT KAI dan para kompetitor dari PT KAI.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Harga


Strategi penetapan harga adalah kebijakan suatu perusahaan dalam
menentukan harga produk yang mereka jual. Penetapan harga yang tepat akan
membuat perusahaan mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Namun,
dalam menentukannya, ada banyak hal yang perlu diperhatikan., sebaiknya
tidak menetapkan harga yang terlalu tinggi karena akan sulit untuk
mendapatkan keuntungan. Namun, juga tak disarankan untuk menentukan
harga jual terlalu rendah. Ini karena hal tersebut bisa saja tak menutup biaya
bisnis yang telah dikeluarkan.

2.2 Faktor Penentu Strategi Penetapan Harga


1. Biaya
Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan sebelum menetapkan harga
jual produk adalah biaya.

Dalam hal ini, biaya yang dimaksud adalah biaya produksi yang mencakup
bahan baku beserta tenaga kerja dan biaya tambahan lain.

Misalnya, biaya sewa, alat produksi, biaya pengiriman, atau sarana lain untuk
mengangkut produk ke tempat pemasaran.
Usahakan untuk menentukan harga yang masuk akal, yakni dengan
menetapkan harga jual produk lebih tinggi dibanding biaya rata-rata
produksi. Semakin besar selisih harga jual yang ditetapkan dari biaya
produksi, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang akan didapatkan.

2. Pelanggan
Faktor lain yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan harga jual produk
adalah mempertimbangkan pelanggan.

Namun, hal ini tak selalu berlaku sama, ada beberapa produk yang justru
semakin tak diminati ketika harganya terlalu murah. Karena mereka berpikir
bahwa harga murah menandakan kualitas yang kurang baik

3. Jenis Produk

Hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga


jual produk adalah jenis produk.

Mengidentifikasi produk apa yang akan dijual. Apabila produk bisnis


termasuk dalam produk massal, maka harga berdasarkan harga rata-rata
produk lain yang dijual oleh kompetitor.

Sementara itu, jika produk yang ingin kamu jual merupakan produk
terdiferensiasi, coba tentukan harga premium.

Dengan harga yang relatif tinggi tersebut biasanya pelanggan akan


menganggap bahwa kualiatasnya lebih baik.
4. Target Pasar
Dengan mempertimbangkan harga pesaing yang produknya serupa dengan
bisnismu. Mencari tahu tentang lokasi, bahan baku, dan faktor lain yang
mempengaruhi harga jual produk. Dengan begitu, perusahaan pun akan cepat
mencapai penghasilan rata-rata yang diinginkan, sehingga biaya produksi
akhirnya dapat diminimalkan.

5. Kompetitor
Melihat kompetitor terlebih dahulu sebelum menentukan harga jual produk.
Pilihlah salah satu dari opsi tersebut sesuai dengan produk dan tujuan bisnis.

2.3 Tujuan Penetapan Harga

Ada beberapa tujuan penetapan harga jual yang dikemukakan oleh beberapa
ahli. Menurut Tjiptono (2002), tujuan penetapan harga adalah sebagai
berikut:

 Berorientasi laba. Artinya, setiap perusahaan selalu memilih harga yang


bisa menghasilkan laba yang tinggi.
 Berorientasi pada volume. Artinya, penetapan harga berorientasi pada
volume tertentu.
 Berorientasi pada citra (image). Artinya, image perusahaan dapat
dibentuk melalui harga.
 Stabilisasi harga. Maksudnya, penetapan harga yang bertujuan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara perusahaan dengan harga
pemimpin pasar.
 Tujuan lainnya, yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung
penjualan ulang atau menghindari campur tangan dari pemerintah.
Sementara itu, menurut Kotler dan Keller, terdapat enam tujuan penetapan
harga, yaitu:

 Kemampuan Bertahan (Survival). Tujuan penetapan harga ini


dilakukan saat perusahaan berada di kondisi yang mendesak. Harga
yang ditetapkan tidak berfokus pada nilai keuntungan, tapi cukup
dengan menutup biaya variabel dan beberapa biaya tetap.
 Memaksimalkan Laba (Maximum Current Profit). Mempertimbangkan
permintaan pasar, perusahaan menetapkan harga yang akan
memaksimalkan laba yang sudah didapatkan saat ini.
 Memaksimalkan target pasar. Semakin besar target pasar yang
dijangkau, maka semakin tinggi pula volume penjualan. Secara
langsung biaya unit akan semakin rendah dan keuntungan jangka
panjang akan semakin tinggi.
 Maximum Market Skimming. Penetapan harga yang tinggi di awal dan
turun secara perlahan seiring dengan waktu. Hal ini akan gagal jika
pesaing besar melakukan hal yang sama.
 Product Quality Leadership. Perusahaan menetapkan harga
berdasarkan tingkat kualitas dan status yang tinggi dengan harga yang
terjangkau.
2.4 Kasus Strategi Harga Pada Jasa PT. KAI
Strategi Penetapan Harga diketahui bahwa rata-rata porsentase adalah
64,84% yang termasuk dalam klasifikasi cukup baik. Dari pernyataan harga
pada daftar rincian di KAI Access jelas dengan porsentase baik, yaitu sebesar
75,2%. Sedangkan pernyataan Pembayaran pada aplikasi KAI Access
terdapat banyak metode pembayarannya memperoleh persentase terendah,
yaitu sebesar 67,4%. Selanjutnya adalah keputusan pembelian yang diketahui
bahwa rata-rata porsentase adalah 70,64% yang termasuk dalam klasifikasi
baik. Sedangkan dari pernyataan terdapat pada membandingkan harga kereta
api eksekutif dengan produk kereta api lainnya (kelas ekonomi dan kelas
bisnis) dengan porsentase baik, yaitu sebesar 75,4%. Selanjutnya indikator
pernyataan pada memutuskan membeli di aplikasi KAI Access karena lebih
mudah digunakan memperoleh porsentase terendah, yaitu sebesar 67,6%.
Strategi Penetapan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil strategi harga pada jasa PT KAI dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari peraturan PT KAI, PT KAI tidak terlalu memperhatikan harga tiket
online dan offline.
2. Adanya kesenjangan harga dan kualitas pelayanan di dalam PT KAI.
3. Mengabaikan para pesaing pesaingnya tanpa melakukan riset terhadap
internal PT KAI.

3.2 Saran
1. Sebaiknya PT KAI meriset dan memperhatikan harga serta kualitas
pelayanan.
2. PT KAI harus melakukan riset secara berkala untuk melakukan
pengecekan perbandingan harga antara tiket online dan ofline dan juga para
pesaing pesaingnya.
3. Melakukan trobosan atau inovasi supaya konsumen lebih percaya dengan
PT KAI.
4. Melakukan promosi gencar gencaran di setiap media.
5. Pada aplikasi KAI Access perlu ditingkatkan dengan adanya metode
pembayaran yang beragam agar lebih mudah dalam melakukan pembelian
tiket.
6. Upaya peningkatan software aplikasi KAI Access dengan adanya
penambahan fitur-fitur pada aplikasi secara berkesinambungan agar
memudahkan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Victo/Downloads/12151-23632-1-SM.pdf
https://store.sirclo.com/blog/strategi-penetapan-harga-jual/
#:~:text=Untuk%20diketahui%2C%20strategi%20penetapan
%20harga,perusahaan%20mendapatkan%20keuntungan%20yang
%20diinginkan
https://www.google.com/search?
q=strategi+harga+pada+pt+kai&rlz=1C1CHBF_enID871ID871&oq=str
ategi+harga+pada+pt+kai&aqs=chrome..69i57j33i160l2.10274j0j9&sour
ceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.semanticscholar.org/paper/Strategi-Penetapan-Harga-
Tiket-Melalui-Aplikasi-Kai-Permatasari-Priansa/
923746d4bb9a5cf30c1189c92b5eb03d70951d19
https://www.google.com/search?
rlz=1C1CHBF_enID871ID871&q=Strategi+PENETAPAN+harga+PT.
+KAI&sa=X&ved=2ahUKEwjE2paxl6X-
AhXK1TgGHbDSBFAQ1QJ6BAg-EAE&biw=1536&bih=694&dpr=1.25
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/
appliedscience/article/download/12151/11957
https://media.neliti.com/media/publications/23433-ID-strategi-pt-kereta-
api-indonesia-untuk-menghadapi-dampak-perang-tarif-murah-di-m.pdf

Anda mungkin juga menyukai