Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Administrasi Negara

Volume. 17 No. 1. Juni 2020, Page 09-16


e-ISSN: xxxxxxxx; p-ISSN: 2085-1804

STRATEGI PEMASARAN PRODUK USAHA JAJANAN TRADISIONAL


KAROTO SAHE DI DESA SORO KECAMATAN KEMPO
KABUPATEN DOMPU

1
Firman, 2 Nurfarhati, 3 Sahrul, 4Ika Mulyati
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima
E-mail : Ikamulyati@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan ; Penelitian ini untuk mengetahui Strategi Pemasaran Produk Usaha Jajanan Tradisional
Karoto Sahe Di Desa Soro Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu, Metode: Jenis penelitian
yaitu diskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan
(observasi) wawancara (interviuw), dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah :
keempat para pelaku usaha jajanan tradisional Karoto Sahe. Teknik analisis data secara
deskriptif kualitatif, Hasil dan diskusi : bahwa Strategi Pemasaran Produk Usaha Jajanan
Tradisional Karoto Sahe Di Desa Soro Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu, terdiri dari
beberapa strategi yaitu strategi produk,strategi harga, strategi promosi dan strategi tempat.
Kata Kunci: Strategi Pemasaran; Jajanan Tradisional; Kabupaten Dompu.

PENDAHULUAN Desa Soro berpenduduk


Menerawang Desa Soro dulu, sebanyak2.371 jiwa dengan perincian
umumnya merupakan sebuah nama yang 1227laki – laki dan 1.144perempuan
sering terucap dan terdengar oleh warga (Pemerintah Desa Soro , 2017). Pola
masyarakat di luar dari Kabupaten Dompu, penyebaran penduduk di Desa Soro belum
lebih khusus nama tersebut telah dikenal merata,hal ini dapat dijumpai di sepanjang
lekat oleh warga masyarakat setempat yaitu jalan masih banyak penduduk yang
masyarakat Kecamatan Kempo. Desa Soro rumahnya berkelompok karena pola
dikenal dengan Desa yang memiliki tersebut sesuai dengan kondisi wilayah
wilayah yang luas dan penduduk yang pesisir. Mayoritas penduduk Desa Soro
padat, sehingga pada tahun 2014, Desa bermata pencaharian sebagai nelayan untuk
Soro mengalami pemekaran menjadi dua memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai
yaitu Desa Soro dan Desa Soro Barat dan dengan potensi daerah dan sisanya
keduanya merupakan Desa pesisir karena menyebar menjadi, petani, dan
berdekatan dengan laut Teluk Saleh. Lokasi pembisnis/pedagang, PNS.
yang dipilih oleh peneliti menjadi tempat Potensi daerah yang menjadi mata
penelitian adalah Desa Soro. pencaharian mayoritas di Desa Soro
seharusnya dapat meningkatkan
pendapatan dan perekonomian masyarakat hasil akhir yang diharapkan dengan cara
setempat, namun kurangnya sumber daya meneliti kebutuhan dan konsumen,
manusia (SDM) yaitu minimnya menghasilkan barang dan jasa, menentukan
pengetahuan tentang memanfaatkan dan tingkat harga, mempromosikan produk dan
mengelola potensi tersebut menjadikan mendistribusikan produk ke tempat
para nelayan masih butuh pemasukan konsumen (Kotler, 2004).
tambahan untuk mendongkrak pendapatan Selain itu efektifitas dan efisiensi
yang masih dikatakan rendah. dalam menjalankan operasional Home
Di Desa Soro terdapat Home industry Industry juga memegang peranan penting.
yang bergerak dibidang produk Efisiensi yang dimaksud adalah strategi
makanan.Produk makanan yang diproduksi pemasaran yang dilakukan dengan
adalah jajanan tradisional khas yang perhitungan dan pertimbangan yang tepat
bernama Karoto Sahe, sesuai dengan sehingga tidak ada pemborosan biaya baik
namanya, dalam ejaan bahasa Mbojo itu dalam operasional maupun dalam biaya
(Bima) kata Karoto memiliki arti promosi maupun iklan dan efektifitas yang
Kerongkongan dan Sahe artinya Kerbau. dimaksud ialah pemilihan strategi
Karoto Sahe adalah salah satu jajanan pemasaran yang tepat dan sesuai dengan
tradisional khas yang diproduksi sesuai pasar yang dilayani oleh Home Industry
dengan permintaan konsumen atau tidak sehingga sasaran yang ditetapkan dapat
diproduksi setiap saat. Dengan kapasitas tercapai.
produksi yang masih bergantung pada Begitu pula persoalan yang terjadi
jumlah permintaan sehingga bisa dikatakan dalam Strategi Pemasaran Jajanan
masih kurangnya minat pasar pada produk Tradisional Karoto Sahe di Desa Soro
tersebut. Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu,
Kurangnya minat pasar yang masih lamban disinyalir belum ada
mengakibatkan rendahnya permintaan upaya pengembangan yang dilakukan. Hal
konsumen terhadap jajanan tradisonal ini ditandai : pertama, kurangnya
Karoto Sahe sehingga berpengaruh pada pemahaman dalam mengembangkan usaha,
menurunnya pendapatan harian/bulanan kedua, kemasan produk yang masih
bagi para pelaku Home Industry. Melihat sederhana, ketiga kurangnya pengetahuan
keadaan tersebut, strategi pemasaran tentang Pemasaran. Kendati permasalahan
diperlukan agar usaha tetap bertahan dan diatas, memperlambat upaya peningkatan
berkembang agar omzet penjualan semakin usaha, sehingga keberdayaan dan
meningkat.Menurut (Wijayanti, 2014:13) kemandirian masyarakat di Desa Soro
Strategi marketing merupakan pedoman masih jauh dari harapan serta perputaran
atau dasar pembuatan rencana marketing perekonomian menjadi menurun.
suatu produk dan taktik marketing.Strategi Berangkat pada persoalan tersebut,
marketing ini juga digunakan sebagai maka dalam penelitian ini penulis
pedoman untuk melakukan penjualan dan mengangkat judul:“Strategi Pemasaran
pendistribusian produk. Produk Jajanan Tradisional Karoto Sahe di
Strategi Pemasaran adalah penetapan Desa Soro Kecamatan Kempo, Kabupaten
kebijakan dan penentuan rencana, tujuan Dompu”
dan sasaran yang dilakukan untuk mencapai

10
METODE PENELITIAN datang dari konsumen secara
Penelitian ini menggunakan jenis perorangan dan disesuaikan dengan
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif permintaan stock di tempat-tempat
yang bertujuan untuk menggambarkan penitipan produk tersebut. Jajanan
mengenai strategi pemasaran produk usaha tradisional Karoto Sahe yang
jajanan tradisional kroto sahe. Informan diproduksi ini merupakan jajanan
dalam penelitian ini adalah semua pelaku yang dalam pengolahannya tanpa
usaha jajanan kroto sahe yang yang ada di menggunakan bahan pengawet.
Desa Soro Kecamatan Kempo Kabupaten Sehingga para konsumen akan
Dompu. Data primer diperoleh melalui merasa aman untuk membeli produk
wawancara dan Observasi langsung dengan tersebut. Selain itu cara pengemasan
para pelaku usaha jajanan tradisional kroto produk dengan baik sangat
sahe di Desa Soro Kecamatan Kempo mendukung produk tersebut bisa
Kabupaten Dompu. Analisa Data dilakukan bertahan lama atau tidak.
secara deskriptif kualitatif yaitu dilakukan
dangan penjabaran dan pemaparan secara Pengemasan yang dilakukan
akurat dan aktual, sehingga pada akhirnya oleh para pelaku usaha tersebut masih
dapat ditarik kasimpulan yang tergolong tradisional atau masih
menggambarkan secara gambling dikemas dengan cara yang sederhana.
permasalahan yang diteliti. Produk dikemas menggunakan
plastik bening biasa, dimana ujung
HASIL DAN PEMBAHASAN plastik direkatkan dengan Api lilin
Berdasarkan hasil penelitian yang atau jepit steples. Cara tersebut
telah dilakukan di beberapa pelaku usaha kurang strategis karena kalah saing
jajanan tradisional kroto sahe di Desa Soro dengan pengemasan produk pesaing
Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu, yang sudah menggunakan mesin
peneliti menemukan bahwa strategi pengemasan. Hal tersebut
pemasaran yang diterapkan oleh para mempengaruhi minat konsumen
pelaku usaha belum strategis atau tidak untuk membeli produk yang
dikelola dengan baik.Pernyataan tersebut ditawarkan karena konsumen
didukung dengan kurangnya perhatian dan cenderung membandingkan antara
pengetahuan para pelaku usaha tentang produk yang satu dengan yang lain.
keempat aspek strategi pemasaran yang Pernyataan tersebut sesuai dengan
menjadi tujuan dari pemasaran itu sendiri. pendapat Kotler dan Amstrong
(2001), produk adalah cara
1. Strategi Produk bagaimana produk diartikan
Jajanan tradisional Karoto Sahe konsumen atas dasar ciri-ciri penting,
yang diproduksi oleh para pelaku tempat yang diduduki produk
usaha merupakan usaha yang masih tersebut dalam pemikiran konsumen
bersifat usaha kecil (home relatif terhadap produk pesaing.
industry).Produk tersebut hanya
diproduksi sesuai dengan jumlah Berikut gambar produk
permintaan. Permintaan produk bisa dalam kemasan yang diproduksi oleh

11
para pelaku usaha jajanan tradisional
Karoto Sahe.

Gambar 1.1 Produk dalam Kemasan

Dari gambar diatas, dapat yang dihasilkan oleh para pelaku


dilihat bahwa jajanan tradisional usaha jajanan Karoto Sahe.
Karoto Sahe yang diproduksi tidak Pernyataan tesebut sesuai dengan
diberikan merek (branding).Pada pendapat Nurbaity, (2004) Penentuan
zaman modern ini, konsumen makin harga produk dari suatu perusahaan
terdidik, maka kemasan ini berperan merupakan masalah yang cukup
sebagai alat pemasaran.Pada pasar penting karena dapat mempengaruhi
swalayan konsumen bisa membaca hidup matinya serta laba dari
sendiri segala bentuk informasi yang perusahaan.
tertera pada kemasan, mereka dapat
yakin ataupun ragu membeli produk Penetapan harga jajanan
dengan membaca kemasan tersebut tradisional karoto sahe yang
(Alma, 2000).Sehingga memasarkan diproduksi oleh para pelaku usaha
jajanan tradisional Karoto Sahe tanpa dengan cara menghitung seluruh
merek merupakan langkah yang biaya produksi yang dikeluarkan,
kurang strategis. artinya biaya- biaya yang dikeluarkan
pada saat memproduksi jajanan
2. Strategi Harga tradisional Karoto Sahe per sekali
Strategi harga merupakan produksi, diantara biaya yang
suatu hal yang harus benar-benar dihitung antara lain penggunaan
dipertimbangkan secara detail karena bahan baku dan penggunaan bahan
dengan harga-harga tertentu dapat penunjang. Selain itu, penggunaan
menarik banyak minat konsumen kemasan juga menjadi salah satu
diberbagai kalangan masyarakat dan faktor yang dipertimbangkan dalam
dengan kualitas yang sesuai. menentukan harga suatu
Sehingga dapat meningkatkan minat produk.Suatu produk ketika dikemas
konsumenuntuk membeli produk dengan kemasan yang bagus yaitu

12
dengan menggunakan bahan kemasan digunakan oleh para pelaku usaha,
yang berkualitas dan mesin belum mencapai tujuan dari promosi
pengemasan maka membutuhkan tersebut. Karena dinilai kurang
biaya lebih dalam produksi.Para efektif dan tidak strategis dalam
pelaku usaha jajanan tradisional upaya meningkatkan minat
Karoto Sahe juga perlu mengetahui konsumen.Sehingga mempengaruhi
harga produk pesaing dalam penjualan produk jajanan tradisional
menentukan harga jual.Hal ini karoto sahe yang berdampak pada
menjadi penting karena tidak pendapatan para pelaku usaha jajanan
dipungkiri bahwa produk pesaing Karoto Sahe.
menjadi salah satu faktor penghambat
dalam pemasaran.Sehingga harga 4. Strategi Tempat
produk perlu disesuaikan dengan Tempat merupakan aspek
harga di pasar atau harga produk yang sangat penting bagi suatu usaha.
pesaing. Dalam usaha untuk memudahkan
konsumen memperoleh produk,
3. Strategi Promosi memilih tempat atau lokasi distribusi
Aspek ini berhubungan produk yang mudah ditemukan,
dengan berbagai usaha untuk dengan nama yang mudah diingat,
memberikan informasi pada pasar dan terletak di lokasi yang strategis
tentang produk yang dijual, tempat akan sangat membantu kegiatan
dan waktunya. Menurut Arman, pemasaran jajanan tradisional Karoto
Indung, dan Lantip (2006). Ada Sahe.
beberapa cara yang dipakai dalam
kegiatan promosi, antara lain Pendistribusian produk yang
periklanan (advertising), penjualan dilakukan keempat pelaku usaha
pribadi (personal selling), promosi jajanan tradisonal Karoto Sahe
penjualan (salespromotion), adalah menggunakan perantara yaitu
publisitas (publicity). Cara promosi menitip ke kios-kios, pengecer dan
yang dipilih oleh para pelaku usaha pengumpul.Hal tersebut agar
jajanan karoto sahe adalah dengan konsumen dapat menjangkau produk
menggunakan cara penjualan pribadi dengan mudah dan cepat.Sesuai
(personal selling) dan publisitas dengan pernyataan Yulisetiarini
(publicity). Kedua cara tersebut (2014:58) yang menyatakan saluran
dipilih karena sesuai dengan distribusi merupakan perantara-
kemampuan para pelaku usaha dan perantara (middlemen) para pembeli
biaya yang dikeluarkan. dan maupun perpindahan milik sejak
dari produsen (producer,
Tujuan promosi ialah manufacturer) hingga ke tangan
memperoleh perhatian, mendidik, konsumen. Distribusi bisa dengan
mengingatkan, meyakinkan calon cara dari produsen kepada pengecer
konsumen dan selanjutnya memberi (retailer) kemudian baru ke
pengaruh meningkatnya penjualan. konsumen atau dengan melalui
Mengacu pada kedua cara yang distributor baru kemudian sampai ke

13
konsumen. Selain dari itu Para pelaku Pemilihan lokasi yang baik
usaha jajanan Karoto Sahe juga dan stategis agar calon konsumen
melakukan penjualan produk secara dapat menjangkau produk dengan
langsung melalui rumah produksi mudah dan cepat. Mengacu pada cara
agar konsumen langsung membeli yang dilakukan oleh para pelaku
atau memesanya lebih mudah.Fakta usaha, belum mencapai tujuan dari
tersebut sesuai dengan penyataan pemilihan tempat yang strategis
Angipora (2002:299) juga Karena dinilai kurang efektif dan
menyatakan salah satu bentuk saluran tidak strategis dalam upaya
distribusi yaitu saluran secara meningkatkan volume penjualan.
langsung atau Direct Channel yang
tidak memanfaatkan atau melibatkan
perantara-perantara independent.

karena sesuai dengan kemampuan para


KESIMPULAN pelaku usaha dan biaya yang dikeluarkan.
Jajanan Karoto Sahe yang diproduksi tradisional Karoto Sahe melakukan
oleh para pelaku usaha merupakan usaha pendistribusian atau penjualan dengan cara
yang masih bersifat usaha kecil (home menitipkan ke kios-kios, pedagang
industry). Produk tersebut hanya pengecer, pengumpul serta membeli
diproduksi sesuai dengan jumlah langsung ke tempat produksi. Cara tersebut
permintaan, pembuatan jajanan karoto sahe agar konsumen dapat menjangkau produk
ini masih menggunakan tangan dan dengan mudah dan cepat. Namun cara ini
kemasan yang sederhana. Cara ini dinilai kurang efektif sehingga mengurangi
dilakukan karena belum ditemukan atau volume penjualan karena menyesuaikan
belum adanya alat yang mendukung untuk permintaan pasar.
pembuatan jajanan tradisional Karoto Sahe Berdasarkan peran pemerintah Desa
tersebut. Soro dalam upaya pengembangan usaha
Penetapan harga jajanan trsdisional jajanan tradisional, masih belum optimal
Karoto Sahe yang diproduksi oleh para dilakukan. Hal ini, ditandai dengan belum
pelaku usaha yaitu ditetapkan berdasarkan adanya peningkatan keterampilan dalam
harga bahan baku, penggunaan kemasan, sektor usaha yang dilakukan oleh
dan harga pasar. dengan harga bahan baku pemerintah, rendahnya upaya
yang masih mudah dijangkau, penggunaan pengembangan lapangan usaha produktif,
kemasan yang sederhana, serta belum tersedianya sumber daya
menyesuaikan harga pasar. Cara ini permodalalan yang mencukupi dan belum
dilakukan agar penetapan harga sesuai adanya pengembangan kemitraan dan
dengan tampilan produk tersebut. pendampingan usaha produktif.
Cara promosi yang dipilih oleh para Saran
pelaku usaha jajanan Karoto Sahe adalah 1. Para pelaku usaha jajanan tradisional
dengan menggunakan cara penjualan perlu melakukan evaluasi terhadap
pribadi (personal selling) dan publisitas strategi pemasaran yang lebih baik agar
(publicity). Kedua cara tersebut dipilih

14
produk bisa menjangkau pasar yang Basus Swastha. Dan Ibnu Sukodjo,
lebih luas lagi. pengatar bisnis modern,
2. Melakukan pembinaan dan kerjasama Yoggyakarta: liberty, 1993, H.
dengan pihak terkait agar usaha ini 179.
tetap mendapatkan perhatian dalam
De Vrye, Catherine, 1997. Good Service is
peningkatan produksi.
Good Business, 7 Strategi
3. Melakukan pengembangan terutama
Sederhana Menuju Sukses, PT
dari sisi pengemasan agar produk dapat
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
masuk ke pasar / ke toko seperti
hypermart. Herlambang, susantyo. 2014. Basic
4. Diharapkan kepada Pemerintah Desa Marketing (Dasar-Dasar Pemasaran)
beserta pihak-pihak yang berwenang, Cara Mudah Memahami Ilmu Pemasaran.
agar dapat memperhatikan Yogyakarta: Ktd
pembangunan ekonomi masyarakat
sebagai usaha mempercepat Kotler dan Amstrong (2001), Prinsip-
kesejahteraan masyarakat.Baik Prinsip Pemasaran, edisi ke dua
pengembangan lapangan kerja dan belas, Jilid I Jakarta Erlangga.
lapangan usaha produktif, sumber
Kotler dan Koller. (2009).Manajemen
daya manusia (SDM yang
Pemasaran,JilidI edisi ke 13.
mencukupi, pengembangan
Jakarta. Erlangga
kemitraan dan pendampingan usaha
produktif. Marketing 4.0,PTGremedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI,jakarta,2019.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, 2013.Prilaku Konsumen Dalam
Ali. Faried. 1997. Metodologi Penelitian Sosial
Perspektif Kewirausahaan,
dalam bidang Ilmu Administrasi dan
Bandung.Alfabeta
Pemerintahan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta. Nazir, Moh, 1999, Metode Penelitian,
Ghalia, Jakarta.
Arief Rahman. 2009. Peranan teknologi
informasi dalam peningkatan daya Prof.Dr. H. Buchari alma ,2006.
saing usaha kecil menengah. “Kewirausahaan”.Penerbit
Yogyakarta. Alfabeta, Bandung
Arikunto. Suharsimi. 2003. Prosedur Sugiyono, 2016, Metode Penelitian
Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Administrasi, Alfabeta, Bandung
Bogdon dan Taylor, 2007.“Metode Surakhmad, Winarno, 1994, Pengetahuan
Kualitatif Merupakan Prosedur Penelitian Ilmiah Dasar Metode
Penelitian Yang Menghasilkan Tekhnik, Tarsito, Bandung.
Data Deskripsi”Metodelogi
Penelitian Kualitatif ,Bandung Sugiyono, 2016, Metode Penelitian
Ramadja Karya. kuantitatif kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.

15
Salusu ,2001. Metode Penelitian Bisnis, http://repositori.usu.ac.id/handle/123
Penerbit Alfabeta, Bandung 456789/5276. Diakses 12 Agustus
2020.
Sulistiyani, 2004. Menegaskan “SDM
adalah membentuk individu dan Siregar, Y. H, Sunarto, dan mawardi, K.2017.
masyarakat menjadi Strategi Pemasaran Untuk
mandiri”Kemitraan dan model- Meningkatkan Penjualan Ekspor
model pemberdayaan, (Studi Pada Perusaan PT Kaltim
Yogyakarta. Gala Media Prima Coal). Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol.42 No.1, 36-45.
Tjiptono, Fandi. 1998. Strategi Pemasaran. http://www.media.nelti.com. Diakses
Yogyakarta: ANDI 15 Agustus 2020
Wijayanti, Titik, 2014. Marketing Plan!
Dalam Bisnis (Second Edition).
Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo

Yulisetiarini, Dia. 2004. Intisari Marketing.


Jember. Cahaya Ilmu

Sumber internet

Raselawati ade, pengaruh perkembangan


usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sector
UMK di Indonesia.(skripsi
hal.18.12)

Skripsi Analisis Strategi


Pemasaran Pada Kripik Cinta .

Rina, R. 2011. Peran Bauran Pemasaran


(Marketing Mix) terhadap
peningkatan penjualan (Sebuah
Kajian Terhadap Bisnis
Restoran).Juenal Kompetensi
TeknikVol. 2, (Online), dalam
http://kompetensi.teknik.ac.id.
Diakses 28 Juli 2020

Rangkuti, F. 2013. Analisis Strategi Pemasaran


Dalam Meningkatkan Penjualan
Produk (Studi pada UD. Mula Rotan
Petisa Kota Medan).Skripsi. Medan:
Universitas Sumatra Utara

16

Anda mungkin juga menyukai