Anda di halaman 1dari 5

PEMOGRAMAN KONSEP ARSITEKTUR

PUSAT KREATIFITAS DIGITAL

Nama : Shabiyah Fitri Az Zahra TTD :


NPM : 2215012026
Mata Kuliah : Metode Perancangan
Dosen Pengampu : Ir. Ar. Kelik Hendro B., S.T., M.T.
Ar. Diana Lisa, S.T., M.T., IAI.

Pusat Kreatifitas Digital


Pusat Kreativitas Digital merupakan sebuah bangunan publik yang ditujukan sebagai pusat inovasi,
pelatihan dan kolaborasi dalam bidang seni digital serta teknologi yang berkaitan. Menurut Kemenparekraf,
ada 17 subsektor industri kreatif saat ini yaitu pengembang permainan (game), Arsitektur, Kriya, Desain
Interior dan masih banyak lagi. Adanya pengembangan dalam industri kreatif inilah yang akhirnya
menghadirkan pusat kreativitas ditigal sebagai wadah atau tempat untuk mendukung kampanye industri kreatif
ini.

A. Konsep Pengguna

No Jenis Kegiatan Sifat Kegiatan Kegiatan Pengguna Kebutuhan Ruang


Pekerja kantor
Dosen
Penyewaan ruang untuk WFH Co working
Mahasiswa
Pelatihan/ kelas terbuka Ruang kelas
Pelajar
Seminar / workshop Aula
1 Kegiatan utama Semi publik Seniman
Pembuatan karya seni Studio seni
Content creator
Rekaman video/ film Studio music & video
Startup UMKM
Editing foto, video hingga animasi Lab editing
Komunitas kreatif

Menonton film/ theater


Audiotirium
Melihat pameran Masyarakat umum
Galeri
Kegiatan Melihat pertunjukkan seni Komunitas kreatif
2 publik Aula
penunjang Perkumpulan komunitas Mahasiswa
Café
Makan dan minum pelajar
musholla
ibadah
Mengelola urusan administrasi Ruang operator
Kegiatan Menerima tamu Staff Resepsionis
3 Privat
pengelola Menyimpan berkas & barang Teknisi Ruang arsip
Bekerja Ruang kesekretaratan
BAK
4 Kegiatan servis servis Seluruh pengguna toilet
BAB

B. Konsep Ruang Dalam Bangunan


Sirkulasi merupakan ruang/ area sebagai jalur jalannya pengunjung dan pengguna lainnya, yang
dharapkan mempunyai jarak yang sesuai dengan standar pedoman interior. Siekulasi merupakan akses lalu
lalang sesuai kebutuhannya dalam melakukan aktivitas yang bervariasi dalam bangunan. Sirkulasi ruang pada
Pusat Kreatifitas Digital ini menerapkan pola linier yang menjangkau setiap ruang pada tiap lantai serta dibantu
alat transportasi vertikal yang diterapkan pada desain, yaitu tangga publik.
Pembagian ruangan pun diatur dengan penzoningan sesuai dengan kegiatan pengguna nya sehingga
antar ruang dapat memiliki keterkaitan yang tidak saling mengganggu sehingga keberlangsungan kegiatan
didalam bangunan pun dalam terlaksanan dengan efisien. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan
pengguna bangunan.

Komersil space
Space ini diperuntukkan bagi kegiatan peminjaman ruang dan kegiatan jual beli, dengan fasilitas berupa ruang
coworking, ruang meeting,dan cafe.
Management space
Space ini diperuntukkan bagi kegiatan pengelolaan dengan fasilitas seperti resepsionis, ruang operator, ruang
arsip, dan ruang kesekretariatan.
Creative space
Space ini diperuntukkan bagi kegiatan inovasi dan pembuatan karya dengan fasilitas seperti studio musik dan
video, studio seni, dan lab editing.
Education space
Space ini diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan fasilitas seperti ruang kelas,
audiotirium hingga perpustakaan mini.
Exhibition space
Space ini diperuntukkan bagi kegiatan pameran dengan fasilitas berupa galeri seni dan auditorium.

C. Konsep Lingkungan Tapak

Lokasi di Jl. Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No.2, Kecamatan


Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung.

Ukuran site: 2.000 m2

Koefisien dasar bangunan(KDB): <70% atau maksimal 1.400m2

Koefisien lantai bangunan(KLB):

Koefisien dasar hijau(KDH): >30% atau minimal 600m2

Garis sempadan jalan(GSJ): ½ lebar jalan atau ½ x 8 yaitu 4 m


Tapak berada di kawasan pendidikan Universitas Lampung maka daripada itu lingkungan nya pun
mencakup beberapa fasilitas umum seperti trotoar (Pedestrian), ruang terbuka, jalur transportasi umum, parker
terpadu, ATM, Toko ATK, dan beberapa fasilitas penunjang pendidikan lainnya.

D. Konsep Utilitas Bangunan


Konsep Utilitas pada bangunan ini meliputi pencahayaan, penghawaan, system jaringan air bersih dan air
kotor serta talang air hujan, keamanan dan system kebakaran. Utilitas ini akan berdampak pada kenyamanan,
keamanan, kebersihan dan keindahan daripada bangunan ini. Berikut penjelasannya;

 Sistem pencahayaan, sistem pencahayaan pada bangunan menggunakan kombinasi pencahayaan alami dan
buatan, untuk pencahayaan alami akan menggunakan sistem kaca skylight di bagian dinding bangunan
menggunakan material EFTE yang langsung terpancar sinar alami dan untuk pencahayaan buatan
menggunakan 2 varian lampu downlight dan lampu sorot LED yang keduanya memiliki fungsi sama yaitu
memperindah bangunan pada ruang dalam maupun luar.
 Sistem penghawaan, sistem penghawaan menggunakan kombinasi penghawaan alami dan buatan. Untuk
penghawaan alami menggunakan bukaan yang memasukkan udara dengan maksimal ke dalam bangunan
serta penghawaan buatan menggunakan sistem AC (air conditioning).
 Sistem air bersih (down-feed),
 Sistem air kotor (grey water),
 Sistem air hujan,
 Sistem keamanan, konsep sistem keamanan yang diterapkan pada bangunan berupa menggunakan security
didalam dan luar bangunan, penggunan alat metal detector yang berfungsi mendeteksi ancaman bahan
peledak, dan camera CCTV yang ditempatkan tiap sudut sudut tertentu pada bangunan.
 Sistem kebakaran, menggunakan (Sistem sprinkler) sistem pemadam api secara otomatis, Sistem hydrant,
Sistem APAR (alat pemadam api ringan), Sistem pemadam secara manual dengan mengarahkan ke titik api.
APAR biasanya diletakkan pada ruang ruang privat.

E. Konsep Utilitas Tapak


Konsep utilitas pada tapak mencakup kebutuhan air bersih, pengelolaan air kotor, serta jarisan listrik dan
telepon.

 Sumber air bersih dari PDAM Delta Tirta


 Pengelolaan air kotor memalui jaridan drainase menuju ke jalur drainase yang telah tersedia
 Sumber listrik dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Lampung

F. Konsep Keberlanjutan

Terdapat dua pengertian Arsitektur Organik menurut Fleming, Honour & Pevsner. Pertama, Arsitektur
Organik menurut mereka adalah sebuah istilah yang diaplikasikan pada bangunan atau bagian dari bangunan
yang terorganisir berdasarkan analogi biologi atau yang dapat mengingatkan pada bentuk natural. Misalnya
arsitektur yang menggunakan bentuk-bentuk biomorfik. Pengertian kedua, Arsitektur Organik menurutnya
adalah sebuah istilah yang digunakan oleh Frank Lloyd Wright, Hugo Haring, dan arsitek lainnya untuk
arsitektur yang secara visual dan lingkungan saling harmonis, terintegrasi dengan tapak, dan merefleksikan
kepedulian arsitek terhadap proses dan bentuk alam yang diproduksinya. (Rasikha, 2009).

Berikut Konsep Dasar Arsitektur Organik yang ada pada desain bangunan:

A. Building as nature
Bangunan Arsitektur Organik bersifat alami, di mana alam menjadi pokok dan inspirasi dari Arsitektur
Organik. Bentuk bangunan Arsitektur Organik terinspirasi dari ketidaklurusan organisme biologis.
Desain: adanya bentuk lengkungan pada dua bagian sisi daripada bangunan
B. Form follows flow
Keunikan bentuk bangunan Arsitektur Organik juga dikarenakan Arsitektur Organik merupakan arsitektur
form follow flow (bentuk mengikuti energi). Bentuk bangunan dengan Arsitektur Organik mengikuti aliran
energi dari alam, menyesuaikan alam sekitarnya secara dinamis, bukan melawan alam. Alam dalam hal ini
dapat berupa angin, cahaya dan panas matahari, arus air, energi bumi dan lainnya.
Desain: Membuat sisi bangunan yang menghadap Timur dan Barat menggunakan material yang dapat
memasukkan cahaya secara optimal sehingga bisa dijadikan alternative pencahayaan alami
Membuat bukaan sebanyak mungkin pada sisi yang terkena arus angina namun dengan penambahan objek
tertentu sebagai pemecah angina sehingga udara bisa masuk ke dalam bangunan dengan lebih baik sehingga
penghawaan didalam bangunan pun menjadi lebih baik

C. Of the people
Selain energi dari alam, desain Arsitektur Organik juga dipengaruhi oleh hubungan dengan pemakai bangunan.
Desain Arsitektur Organik dipengaruhi oleh aktifitas-aktifitas yang diwadahi pada bangunan, tujuan bangunan,
kebutuhan pengguna, kenyamanan penggunanya dan keinginankeinginan penggunanya. Steadman (2008)
mengatakan bahwa salah satu ide yang melekat pada Arsitektur Organik adalah pada metode komposisi yang
bekerja dari dalam ke luar, yakni dari program kebutuhan penghuni dan harapan mengenai penampilan luar
bangunan.
Desain: penempatan ruangan pun menggunakan zoning tertentu sesuai dengan kriteria ruangan yang
diinginkan dan sesuai dengan fungsi rumpun ruang tersebut agar keberlangsungan aktivitas didalamnya pun
dapat berjalan baik.
D. Of the materials
Asitektur organik juga dapat diekspresikan melalui material yang digunakan. Menurut Steadman dalam
Rasikha (2009) ada kecenderungan penggunaan material tertentu dalam Arsitektur Organik. Material yang
dipilih antara lain material alami, material lokal dan material yang dapat memproduksi bentuk bebas. Tsui
dalam Rasikha (2009) menjabarkan beberapa kategori material untuk arsitektur yang perancangannya berbasis
alam, yaitu menggunakan material yang dapat memiliki beberapa fungsi sekaligus (sebagai interior dan
eksterior), penggunaan material daur ulang dalam konstruksi, dan jika mungkin, gunakan material bangunan
yang tidak beracun dan desainnya dapat mengurangi polusi dalam bangunan.
Desain: penggunaan material daur ulang yaitu EFTE sebagai pengganti kaca dan membuat tampilan
fasad
Dengan dipadupadankan material lokal yaitu kayu yang juga menambah kesan organic dan alami bagi
bangunan
G. Konsep Perekonomian Secara Umum
Menurut Sanusi (2007:7) menjelaskan bahwa dalam menentukan tingkat keuntungan dari suatu
pembangunan, diperlukan perhitungan mengenai benefit dan cost yang dibutuhkan oleh pembangunan
tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah proyek pembangunan tersebut layak untuk dijalankan
atau tidak. Dalam perkembangannya, pembiayaan pembangunan biasanya diperlukan untuk memberikan
gambaran pelaksanaan dan gambaran pengeluaran, sehingga seringkali dijadikan tolak ukur.

Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui besaran dampak yang ditimbulkan pada saat
pembangunan Pusat Kreatifitas Digital dilaksanakan. Analisis ini menjabarkan tentang besarnya kerugian dan
keuntungan yang didapatkan masyarakat saat proyek pembangunan berjalan, dampak ini bisa terjadi secara
langsung maupun tidak secara langsung. Untuk penjabaran asumsi ekonomi berdasarkan Cost adalah
prakiraan kerugian yang dirasakan oleh masyarakat besaran dampak tersebut diuangkan, sedangkan
perhitungan analisis ekonomi dari benefit yakni perhitungan besaran manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat dengan adanya pembangunan Pusat Kreatifitas Digital ini.

Anda mungkin juga menyukai