Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Obesitas Pada Remaja

Oleh : Octovina Soumokil

Sumber : www.sehatfresh.com

Masa remaja adalah masa transisi dari anak menuju dewasa yang mencakup
perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Karena peningkatan pertumbuhan
fisik dan perkembangan, remaja membutuhkan lebih banyak zat gizi. Remaja
memiliki kebutuhan nutrisi khusus; ini termasuk remaja yang aktif berolahraga,
menderita penyakit kronis, hamil, melakukan diet berlebihan, mengonsumsi
alkohol dan obat terlarang, dan mengubah gaya hidup dan pola makan mereka.

Kelebihan berat badan juga dikenal sebagai overweight, adalah kondisi di mana
berat badan seseorang melebihi normal. Sedangkan, obesitas adalah kondisi di
mana penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badan
seseorang melampaui batas normal dan berpotensi mengalami gangguan
kesehatan. Ketidakseimbangan energi yang dikonsumsi dan yang digunakan
menyebabkan overweight dan obesitas, dengan rasio lemak dan lean body
tissue yang merata di seluruh tubuh.

Kelebihan berat badan sekarang menjadi masalah kesehatan Internasional.


Lebih dari 18% anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 19 tahun di seluruh
dunia mengalami kegemukan atau obesitas pada tahun 2016 (WHO, 2020).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2018,
prevalensi kegemukan dan obesitas sebesar 16% di kalangan remaja berusia
antara 13-15 tahun, dan 13,5% di kalangan remaja berusia 16-18 tahun.

Tindakan pencegahan dan penanggulangan diperlukan mengingat masih


tingginya prevalensi kegemukan dan obesitas. Kondisi ini dapat mengakibatkan
bahaya bagi kualitas hidup penderitanya dan masalah kesehatan lainnya.

Gemuk dan obesitas bisa dialami oleh semua kelompok umur dan strata sosial
ekonomi. Penyebab utama kegemukan dan obesitas adalah faktor lingkungan,
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan pola makan, perilaku makan, dan
aktivitas fisik.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan porsi besar atau lebih dari yang
dibutuhkan dan perilaku makan yang salah seperti suka mengonsumsi junk
food, kebiasaan mengonsumsi makanan dalam kemasan dan minuman ringan
(soft drink) adalah pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas. Selain itu,
kurangnya aktifitas fisik juga merupakan penyebab remaja menjadi gemuk dan
obesitas. Kemajuan teknologi mengakibatkan remaja lebih sering
menggunakan alat-alat elektronik seperti PlayStation, TV, dan video games
telah membuat anak-anak malas untuk beraktivitas di luar rumah termasuk
berolahraga.

Orang yang obesitas mempunyai resiko menderita penyakit jantung, hipertensi,


gangguan saluran pernapasan, diabetes, osteoartritis, stoke, dan gangguan
kesuburan.

Remaja yang gemuk sering diganggu atau dilecehkan oleh teman-temannya,


yang dapat menyebabkan kehilangan rasa percaya diri dan depresi.
Dibandingkan dengan teman sebaya yang mempunyai berat badan normal,
remaja yang kelebihan berat badan cenderung lebih cemas dan kurang
bersosialisasi. Ini akan menyebabkan mereka menjauh dari pergaulan sosial.
Selain itu, obesitas pada remaja dapat menyebabkan tingkat kecerdasan yang
lebih rendah, kurangnya aktivitas dan kecenderungan malas.

Anda mungkin juga menyukai