Anda di halaman 1dari 4

Fakta Kasus Pembakaran Rumah Wartawan UtamaNews.

com

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan fakta yang dilakukan Tim Advokasi AJI Medan dan
Komite Keselamatan Jurnalis Sumatra Utara (KKJ Sumut) dengan sejumlah narasumber
berkaitan dengan kasus pembakaran rumah milik Junaidi Marpaung (wartawan
UtamaNews.com), didapati fakta bahwa sebelum teror pembakaran rumah terjadi pada Kamis
(21/3/2024) dinihari, korban sekira Senin (18/3/2024) sempat mengunggah sebuah status di
Facebook pribadi miliknya. Adapun isi unggahan tersebut bertuliskan “Hayo ngaku, bisnis
harammu terganggu ya, makanya ngancam-ngancam dibalik akun palsu,” dengan emoticon tertawa,
dan disertai dengan gambar kartun orang sedang memegang toa sebagaimana lampiran berikut:

Setelah unggahan itu, korban kemudian melakukan siaran live di Facebooknya. Saat melakukan siaran live
itu, korban mengatakan ada seseorang yang mengganggunya. Bahkan, dalam siaran live itu, korban kembali
menyinggung soal narkoba. “Terganggu kau ya, mainan mu, narkoba mu terganggu. Macem betul
aja kau. Kau pikir enggak ku cari juga kau. Kau tengok ya” kata korban ketika siaran langsung
(potongan gaambar terlampir).
Berselang tiga hari setelah postingan dan siaran langsung itu, atau persisnya Kamis (21/3/2024) dinihari,
rumah korban yang ada di Jalan Aekmatio Talsim, Gang Damai, Kecamatan Rantau Utara,
Kabupaten Labuhanbatu dibakar. Kuat dugaan, bahwa peristiwa ini ada hubungannya dengan
status dan siaran langsung yang dilakukan korban. Setelah peristiwa berlangsung, Tim Advokasi
AJI Medan dan KKJ Sumut sempat berupaya menghubungi Junaidi Marpaung. Pada Jumat
(22/4/2024) sore, tim sempat berhasil mengontak Junaidi Marpaung. Saat itu tim berupaya
menanyakan kronologis kejadian. Junaidi mengatakan dia tengah melakukan investigasi kasus
(narkoba dan BBM ilegal) di Kabupaten Labuhanbatu. Ketika hendak ditanya lebih lanjut
dimana hasil investigasi itu diterbitkan, Junaidi buru-buru memutus kontak karena alasan tengah
kumpul bersama keluarga. Kemudian pada Sabtu (23/3/2024), tim kembali mengontak Junaidi
Marpaung. Sayangnya yang bersangkutan tidak merespon. Tim Advokasi AJI Medan dan KKJ
Sumut kemudian memintai keterangan sejumlah jurnalis, yang kesehariannya melakukan
peliputan di Kabupaten Labuhanbatu. Dalam hal ini, ada dua orang jurnalis yang sempat
diwawancarai. Keduanya H dan R.

Petikan wawancara dengan H:


H mengatakan, bahwa tindakan teror yang terjadi terhadap Junaidi Marpaung patut diduga terjadi
karena unggahan dan siaran langsung yang dilakukan korban di media sosial. Sejauh pengamatan
H, Junaidi Marpaung sama sekali belum ada menayangkan berita apapun, terkait alasan
investigasi yang disebutkan oleh korban. H berpendapat, jika korban memang benar melakukan
investigasi, semestinya hasil liputan itu ditayangkan di media tempat korban bekerja, bukan
lantas membuat status dan siaran langsung di media sosial (bagaimana bisa disebut investigasi,
jika hasil liputan belum ditayangkan tapi sudah diworo-worokan di media sosial). Ditanya
mengenai indikasi bahwa peristiwa teror ini buntut dugaan masalah setoran yang ramai diisukan
di lapangan, H tak menjelaskannya dengan gamblang. Hanya saja, H mengatakan bahwa nanti
semua akan terbongkar dari hasil penyelidikan polisi. H juga mengatakan, saat teror terjadi,
sebenarnya Junaidi Marpaung masih bisa menyelamatkan rumahnya yang terbakar. Sebab dari
beberapa video yang beredar, api pertama kali muncul dari mobil yang diparkirkan di depan
rumah. Ketika Junaidi Marpaung terbangun dan keluar dari rumah menyelamatkan diri,
sebenarnya ia masih punya waktu memadamkan api. Namun hal itu tidak dilakukan, dan korban
lebih memilih melakukan siaran langsung hingga rumahnya ludes terbakar. Padahal jika korban
cepat teriak minta tolong kepada warga, besar kemungkinan rumahnya juga tidak akan ludes
terbakar.

Petikan wawancara dengan R:


R berpendapat, bahwa teror yang terjadi terhadap Junaidi Marpaung ini patut diduga tidak ada
kaitannya dengan kegiatan jurnalistik. Sebab, Junaidi Marpaung sama sekali belum ada
menayangkan liputan apapun, berkaitan dengan alasan investigasi yang ia lakukan. R
mengatakan, kalaulah Junaidi Marpaung beralasan tengah melakukan investigasi, semestinya
hasil investigasi itu segera ditayangkan di media tempat korban bekerja. Bukan lantas
mengunggah status dan melakukan siaran langsung di media sosial. R mengatakan, karena kasus
ini masih samar-samar, maka jurnalis di Kabupaten Labuhanbatu tidak ada melakukan
penggalangan aksi apapun. Padahal, kata R, jika kasus ini memang benar ada hubungannya
dengan kegiatan jurnalistik, terkhusus menyangkut pemberitaan, dapat dipastikan kalangan
jurnalis di Kabupaten Labuhanbatu akan melakukan aksi dan pendampingan terhadap Junaidi.
Karena kasus ini disinyalir ‘ada sesuatu’ yang belum terungkap, R secara khusus tidak ada
melakukan langkah apapun. Sebagai sesama jurnalis, R tentunya berempati. Namun ia juga
menunggu hasil penyelidikan polisi guna mengetahui alasan para pelaku membakar rumah
Junaidi.

Data tambahan:
Junaidi Marpaung menurut informasi tidak hanya bekerja di UtamaNews.com saja. Ia juga
disebut bekerja di beberapa media lain. Namun rekan-rekan jurnalis di Kabupaten Labuhanbatu
tidak ingat persis apa saja media tempat Junaidi Marpaung ini bernaung. Dari informasi lain
menyebutkan, bahwa Junaidi Marpaung ini juga tercatat sebagai anggota Pimpinan Anak Cabang
Pemuda Pancasila (PAC) Rantau Utara. Dalam beberapa kesempatan, Junaidi Marpaung tampak
menggunakan seragam loreng khas Pemuda Pancasila. Hal ini pula yang kemudian turut menjadi
keragu-raguan berbagai pihak terkait aksi teror yang dialami Junaidi Marpaung. Sebab, selain
diketahui sebagai wartawan, Junaidi Marpaung juga anggota OKP.
Demikian uraian kasus dan rangkuman informasi yang disusun Tim Advokasi AJI Medan dan
KKJ Sumut.

Kadiv Advokasi AJI Medan

Array A Argus

Anda mungkin juga menyukai