Bab II Bahan Kuliah Revisi
Bab II Bahan Kuliah Revisi
~
Misalkan X ruang semesta, maka himpunan kabur A di dalam X dinyatakan sebagai:
A = ( x, A ( x)) x X
~
~
dengan A (x) disebut Fungsi Keanggotaan (FK) untuk A atau derajat keanggotaan dari
~
x di dalam A . FK memetakan setiap unsur dari X ke ruang keanggotaan M;
M = m / 0 m 1 = [0 , 1]
Contoh 2.1
~
C = {(Maros, 0.8), (Makassar, 0.9), (Sungguminasa, 0.6)}
~
Maka FK untuk C adalah:
Dalam contoh ini semesta X berupa variabel diskrit dan memuat obyek-obyek tak terurut,
yakni tiga kota di Sulawesi Selatan. Derajat keanggotaan yang didaftar di atas cukup
subyektif, yakni setiap orang dapat berbeda dalam menetapkan derajat keanggotaan dari
17
Contoh 2.2
~
B = { (0, 0.1), (1, 0.3), (2, 0.7), (3, 1), (4, 0.7), (5, 0.3), (6, 0.1)}
Dalam contoh ini, semesta X berupa variabel diskrit dengan obyek-obyek terurut. Derajat
~
keanggotaan dari himpunan kabur B jelaslah merupakan ukuran yang subyektif.
Contoh 2.3
Misalkan X = R+ adalah himpunan usia manusia yang mungkin untuk kehidupan. Maka
~
himpunan kabur A didefinisikan sebagai “usia sekitar 50 tahun” dan dituliskan sebagai:
A = ( x, B ( x)) x X , dengan
~
1
A~ ( x ) sebagai fungsi keanggotaan (FK).
4
x 50
1
10
kabur dan teori probabilitas, yang cenderung melakukan perlakuan subyektif dari gejala
(fenomena) acak.
1
Derajat Keanggotaan
0 a b c X
0, jika x a
xa
, jika a x b
b a
Segitiga (x; a, b, c) =
c x , jika b x c
c b
0, jika x c
Dengan menggunakan operator max dan min, maka ekspresi lain dari fungsi keanggotaan
segitiga, yaitu :
xa cx
Segitiga (x; a, b, c) = max [ min , , 0]
ba c b
Contoh 2.4
0, jika x 20
x 20
, jika 20 x 60
40
Segitiga (x; 20, 60, 80) =
80 x , jika 60 x 80
20
0, jika x 80
Maka:
30 20 1
segitiga (30; 20, 60, 80) = atau
40 4
30 20 80 30
segitiga (30; 20, 60, 80) = max [min , , 0 ] = ¼.
60 20 80 60
Derajat Keanggotaan
0.8
0.6
0.4
0.2
0 20 40 60 80 100
Gambar 2.1. Fungsi Keanggotaan Segitiga (x; 20, 60, 80)
1
Derajat Keanggotaan
a b c d
0, jika x a
xa
, jika a x b
b a
Trapesoid (x; a,b,c, d) 1, jika b x c
d x
, jika c x d
d c
0, jika d x
Dengan menggunakan operator max dan min, maka ekspresi lain dari fungsi keanggotaan
trapesoid adalah:
xa d x
Trapesoid (x; a,b,c, d) max[min( ,1, ),0]
ba d c
Contoh 2.5
0, jika x 10
x 10
, jika 10 x 20
10
Trapesoid (x; 10, 20,60, 95) 1, jika 20 x 60
95 x
, jika 60 x 95
35
0, jika 95 x
Maka:
15 10 1
Trapesoid (15; 10, 20, 60, 95) = 0,50
10 2
95 75 4
Trapesoid (75; 10, 20, 60, 95) = 0,57
35 7
Derajat Keanggotaan
0.8
0.6
0.4
0.2
0 20 40 60 80 95
Gambar 2.2. Fungsi Keanggotaan Trapesoid (x; 10, 20, 60, 95)
1
Bell (x; a, b, c) = , dengan b selalu positif.
2b
xc
1
a
Contoh 2.6.
1
Diketahui FK Bell-Shaped yang didefinisikan oleh Bell (x; 20, 4, 50) = ,
8
x 50
1
20
maka:
1
Bell (40; 20, 4, 50) = = 0,996
8
40 50
1
20
1
Bell (50; 20, 4, 50) = = 1.
8
50 50
1
20
Fungsi Keanggotaan Gauss dispesifikasikan oleh dua parameter {c, }sebagai berikut:
1 xc 2
( )
Gauss (x; c, σ ) e 2 σ
FK Gauss ditentukan oleh parameter c dan ; parameter c menentukan pusat dari FK dan
1 x 50 2
( )
e 2 20 menentukan lebar dari FK.
Contoh 2.7
Diketahui FK Gauss yang didefenisikan oleh Gauss (x; 50, 20) =, maka
1 70 50 2
( )
Gauss (70; 50, 20) = e 2 20 = 0,61
1 50 50 2
( )
Gauss (50; 50, 20) = e 2 20 = 1.
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
20 40 60 80 100
1
Sig (x; a,c)
1 exp[ a(x c)]
dengan a adalah kemiringan pada titik crossover x = c
Membership Grades
0,8 0,8
y2
0,6 0,6
0,4 0,4
0,2 0,2
0 0
-10 -5 0 5 10 -10 -5 0 5 10
Membership Grades
0,8 0,8
y1 y3
0,6 0,6
0,4 0,4
0,2
0,2
0
0 -10 -5 0 5 10
-10 -5 0 5 10
cx
FL ( ); x c
L R( x; c, , ) xc
FR ( ); x c
dengan FL(x) dan FR(x) adalah fungsi monoton turun yang terdefenisi pada [0, ) dengan
FL(0) = FR(0) = 1 dan limx FL(x) = limx FR(x) = 0.
Contoh 2.9
2
65 60
L-R(60; 65, 60, 10) = max [0, 1 ] = 0,997,
60
3
65 65
2
65 65 10
L-R(65; 65, 60, 10) = max [0, 1 ]= e = 1,
60
3
75 65
10
L-R(75; 65, 60, 10) = e = 0,37.
Pengantar Teori Fuzzy
Untuk Mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Matematilka FMIPA UNM
26
L-R(x;65,60,10)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
50 65 100
Gambar 2.5.
1 x 2 ) dan FR(x) e lxl
3
FK L-R(x; 65, 60, 10) dengan FL(x) max(0 ,
~ ~
Misalkan himpunan kabur A = “(x, y) dekat (3,4)” dan FK dari A didefenisikan oleh:
x3 2
A ( x, y) exp ( ) ( y 4) 2
2
~
maka FK dari A di atas berdimensi dua dan merupakan komposit karena merupakan hasil
kali dari dua FK Gauss seperti berikut:
x3 2
A ( x, y) exp ( ) ( y 4) 2
2
x 3 2 (y 4)2
exp ( ) . exp
2 1
Gauss(x;2,3) . Gauss(y;4,1)
~
Himpunan kabur A di atas, dapat pula dinyatakan sebagai dua pernyataan yang
dihubungkan dengan koneksi DAN: “x dekat 3 DAN y dekat 4” dimana pernyataan
pertama didefenisikan oleh:
dekat 3(x) = Gauss(x; 3, 2),
Jadi perakalian dari dua FK ini digunakan untuk menginterpretasikan operasi DAN dari
dua pernyataan ini.
~
Tetapi, jika fungsi keanggotaan suatu himpunan kabur A didefenisikan oleh:
1
A ( x, y ) ,
2,5
1 x 3 y 4
maka FK tersebut bukan bentuk komposit. FK dimensi dua komposit biasanya dibentuk
dari dua pernyataan yang digabung dengan koneksi (penghubung) “DAN” atau “ATAU”.
Operasi DAN dan ATAU pada himpunan kabur masing-masing bersesuaian dengan
operator min dan max.
Contoh 2.10
Misal trap(x) = trapesoid(x; -6, -2, 2, 6) dan trap(y) = trapesoid(y; -6, -2, 2, 6) merupakan
dua FK trapesoid pada X dan Y. Setelah menggunakan operasi max dan min, kita
mempunyai FK berdimensi dua pada XxY, seperti yang diperlihatkan dalam gambar
berikut.
Gambar 2.6 FK dimensi dua komposit berdasarkan operasi min dan max
2.2.3 Turunan FK terhadap Parameter-Parameter
Untuk FK Gauss,
1 xc 2
( )
Misalkan y Gauss ( x; c, ) e 2 , maka turunan parsial FK Gauss y terhadap
argumen x dan parameter c dan adalah sebagai berikut:
y xc y ( x c) 2 y xc
y, y, y
x 2 3 c 2
Untuk FK Bell,
1
Misalkan y = Bell (x; a, b, c) = , maka turunan FK Bell y terhadap
2b
xc
1
a
argumen x dan parameter a, b, dan c adalah:
2b 1
δy 2b x c 1
. ;
δx a a y2
2b
δ y 2b x c 1
. ;
δa a a y2
2b
δy xc xc 1
2 ln . ;
δb a a y2
2b 1
δy 2b x c 1
.
δc a a y2
2.3 LATIHAN