Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

MATEMATIKA DASAR

DOSEN PENGAMPU : Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : ALDA AULIA NASUTION


NIM : 4203111022
PRODI : S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan serta memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya
berhasil menyelesaikan critical book report “Matematika Dasar”. Penulisan citical book
review ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah matematika dasar yang diberikan
oleh dosen pengampu Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd

Makalah ini disusun berdasarkan 2 buku yang membahas Fungsi yang akan
dibahas di critical book review ini . Saya juga menyadari bahwa critical book report
yang saya buat ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karna itu saya meminta
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dari critical book report saya ini. Saya
juga mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan critical book report saya ini

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Drs.
Marojahan Panjaitan, M.Pd dan teman – teman sekelompok saya yang sangat
membantu dalam pengerjakan critical book report ini

Sekianlah dari saya, saya berharap critical book report saya ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap orang yang. Demikian saya sampaikan sekian dan
terima kasih

Medan , Oktober 2020

Alda Aulia Nasution


Daftar Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Kedalaman Penjelasan


2.2 Perbedaan dan Persamaan Isi Buku
2.3 Pendalaman variasi

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Buku


3.2 Kesimpulan
3.3 Saran

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan. Banyak kegiatan sehari-hari yang melibatkan matematika,
contoh sederhananya dalam adalah dalam proses jual beli di pasar. Selain itu,
matematika juga digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai ilmu penunjang, seperti Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Mata kuliah Matematika Dasar merupakan mata kuliah yang harus dipelajari
oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Mata kuliah ini merupakan
mata kuliah yang penting dikuasai mahasiswa karena banyak dipakai untuk
mempelajari mata kuliah lain, oleh karena itu mata kuliah ini menjadi persyaratan
untuk mengambil beberapa mata kuliah berikutnya.

Pada kesempatan kali ini penulis akan mereview dua buku yang menjadi
referensi mata kuliah Matematika Dasar ini. Kedua buku sama-sama memuat materi
tentang Fungsi Komposisi.

1.2 Rumusan Masalah

- Apakah sama atau berbeda penulisan konsep/definisi Fungsi, Fungsi Komposisi


dan Trigonometri yang dibahas dalam kedua buku tersebut?
- Bagaimana kedalaman penjelasan konsep/definisi definisi Fungsi, Fungsi
Komposisi dan Trigonometri yang dibahas dalam kedua buku tersebut ditinjau
dari variasi contoh soal, media/grafik/gambar/ilustrasi maupun terapannya?
- Kesamaan atau perbedaan berbagai prinsip/teorema/dalil/sifat definisi Fungsi,
Fungsi Komposisi dan Trigonometri yang dibahas dalam kedua buku tersebut.
- Bagaimana kedalaman penjelasan prinsip/teorema/dalil/sifat fungsi yang
dibahas kedua buku tersebut ditinjau dari variasi contoh soal,
media/grafik/gambar/ilustrasi maupun terapannya?
- Bagaimana muatan variasi/kedalaman/jangkauan soal latihan kedua buku?
1.3 Tujuan Makalah

- Menyelesaikan tugas mata kuliah Matematika Dasar tentang Critical Book


Report.
- Untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan penulisan konsep/definisi definisi
Fungsi, Fungsi Komposisi dan Trigonometri yang dibahas dalam kedua buku
tersebut.
- Untuk mengetahui kedalaman penjelasan konsep/definisi definisi Fungsi, Fungsi
Komposisi dan Trigonometri yang dibahas dalam kedua buku tersebut ditinjau
dari variasi contoh soal, media/grafik/gambar/ilustrasi maupun terapannya.
- Untuk mengetahui kesamaan atau perbedaan berbagai
prinsip/teorema/dalil/sifat definisi Fungsi, Fungsi Komposisi dan Trigonometri
yang dibahas dalam kedua buku tersebut.
- Untuk mengetahui kedalaman penjelasan prinsip/teorema/dalil/sifat Fungsi
yang dibahas kedua buku tersebut ditinjau dari variasi contoh soal,
media/grafik/gambar/ilustrasi maupun terapannya.
- Untuk mengetahui muatan variasi/kedalaman/jangkauan soal latihan kedua
buku
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kedalaman Penjelasan

Buku pertama

Tidak ada menyebukan atau membahas mengenai apa itu variabel secara
mendalam

Fungsi adalah suatu relasi yang mehubungkan setiap anggota x dalam suatu
himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu
himpunan kedua yang disebut daerah kawan (kodomian). Himpunan nilai yang
diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil (range). Untuk mendefenisikan
fungsi dapat dimisalkan mennggunkan notasi berikut

f : A→B

Fungsi Konstan

Fungsi konstan diberikan oleh persamaan f(x) = c, dimana c merupakan nilai


konstanta (tidak berubah)

1 2 3

CONTOH SOAL

f : R →R didefenisikan oleh f (x) = 3 dengan R= bilangan real. Tabel fungsi f(x) =3


diperlihatkan di atas
X 0 1 2 3

f(x) 3 3 3 3

Fungsi Linier

Jika kedua titik dihubungkan dengan penggaris secara lurus, itulah garis lurus,
Garis lurus bersifat linier, maka disebut dengan fungsi linier. Persamaanya adalah f(x)=
ax ≠0. Fungsi linier sama dengan persamaan garis yang telah dibahas pada bab
sebelumnya

CONTOH SOAL

Tentukan titik potong antara kedua persamaaan fungsi linier x + y =2 dengan x-y = 4
dan gambarkan grafiknya

PENYELESAIAN

Kedua persamaan tersebut bisa bertemu dalam satu titik jika fugsinya disamakan yaitu
dengan cara substansi x+y = 2 menjadi y=2-x. Masukan ke persamaan garis yang satu
lagi, maka x− y =4

x−(2−x )=4

2 x=6

x=3

Substansi nilai x=3 ke salah satu fungsi linear di soal, sehingga y = 2 – x = 2−3=−1. Jadi
titik potong kedua fungsi ini di titik (3,−1 ¿ seperti diperlihatkan pada gambar
Fungsi Kuadrat ( Parabola )

Fungi kuadrat diberikan oleh f(x) = ax 2 +bx +c atau f ( y )=ay 2 +by +c. Dengan a, b,
c konstan dan a ≠0 kurva membuka ke atas sebaliknya jika a<0 kurva membuka ke kiri.
Fungsi kuadrat mempunyai daerah asal untuk semua bilangan real R. Fungsi kuadrat di
samping mempuyai titik potong di dumbu-x, dari sumbu-y juga mempunyai titik puncak
( x p , y p, dimana :

−b
x p=
2a
2
−D −( b −4 ac )
y p= =
4a 4a

Dimana x p absis titik puncak dan y p ordinat titik puncak. D adalah determinan dan
fungsi kuadrat

a>0 a<0

Dalam bentuk titik koordinat,titik puncak ( −b −D


2a 4a )
,

Selain memiliki titik puncak, fungsi kuadrat mempunyai dua titik potong terhadap
sumbu-sumbuhnya

1. Fungsi memotong sumbu-y jika x = 0 Untuk f(x) = ax 2 +bx +c= y maka y=c. Jadi
titik potong parabola dengan sumbu-y adalah (0,c)
2. Fungsi memotong sumbu-x jika y=0. Untuk fugsi f(x) = ax 2 +bx +c= y ,maka
kemungkinan didapat keadaan :
a. Bila D > 0 maka fungsi kuadrat memotong sumbu-x di 2 titik yang berbeda
b. Bila D = 0 maka fungsi kuadrat memotong sumbu-x di 1 titik atau parabola
menyinggung sumbu-x
c. Bila D < 0 maka fungsi kuadrat tidak memotong sumbu-x
3. Harga ekstrim fungsi
Fungsi kuadrat/parabola dengan persamaan f(x) = ax 2 +bx +c= y bisa diubah
dalam bentuk

y=ax 2+bx + c
b c
y=x 2 + x +
a a
b −c
y=x 2 + x=
a a

b2
Tambahkan ke dua ruas dengan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
4 a,

2 b b2 −c b2
x + x+ 2 = +
a 4a a 4 a2

b b2−4 ac D
( x+
2a)=
4 a2
= 2
4a

a¿

Bila dikembalikan lagi ke persamaa y, maka

y=a ¿

Dari bentuk persamaan terakhir fungsi kuadrat mempunyai nilai ekstrim pada :

−D −b
y max = ketika a < 0 untuk x =
4a 2a

−D −b
y max = ketika a > 0 untuk x =
4a 2a

Fungsi Invers

Definisi : misalkan fungsi f maka fungsi invers f −1 dinyatakan dengan f −1 ( y ) =x


sama dengan f ( x )= y. Artinya jika f memetakan x ke y, maka f −1 memetakan y ke x.
Invers fungsi bila dikomposisi dengan fungsi tersebut maka akan menghasilkan variabel
asal.

y=¿

Dengan cara mensubstitusi persamaan-persamaan diatas maka

f¿ , f −1 ( f ( y ) )= y

Jika koeordinat titik p = ( a,b) berubah ke titik baru q = (b,a). Masing-masing titik di
cerminkan terhadap garis x = y seperti pada Gambar dibawah
y

y = f (x)

y=x

y=f −1 ( x )

Sifat-sifat fungsi invers :

1. y = f −1 ( x ). Maka x = f(y)
2. Dominan dari f −1 adalah range dari f
3. Range dari f −1 adalah dominan dari f
4. f −1 ( f ( x ) )=x untuk semua x dalam domain f
5. f (f −1 ( x ) )=x untuk semua x dalam domain f −1
6. f ¿= f ( x ) untuk semua x dalam domain f
7. Grafik f −1 dicerminkan dari grafik f terhadap garis x = y

CONTOH SOAL

Diberikan fungsi g (x) = x 2. Tentukan invers dari fungsi g (x)

PENYELESAIAN

g ( x )=x 2 ,misalkan g (x) = y ,Maka :

y = x2

x=√y

y−1 ( x )=√ x

Maka g−1 ( x )= y−1= √ x

Operasi aljabar pada fungsi, misalkan diketahui fungsi f(x) dan fungsi g (x) maka
a. Jumlah fungsi f (x) dan g (x) ditulis : ( f + g ) (x) = f (x) + g (x)
b. Selisih fungsi f(x) dengan g(x) ditulis ( f - g ) (x) = f (x) - g (x)
c. Hasil kali fungsi f(x) dengan konstanta k ditulis : ( kf ) (x) = kf (x)
f f (x )
d. Hasil bagi fungsi f(x) dengan g (x) ditulis
g
( x )=
g(x) ()
Fungsi yang dipangkatkan dengan pangkat n ditulis : f n ( x )=¿

CONTOH SOAL

Tentukan operasi fungsi menggunakan aturan aljabar fungsi baik ( f + g ) (x); ( f - g ) (x);

( fg ) ( x ) untuk fungsi f (x) = 2+x x dan g (x)¿ 2+x x


PENYELESAIAN

2x x ( 2+ x )( 2+ x ) x . x
( f + g )( x )=f ( x )+ g ( x )= + =
x 2+ x x ( 2+ x )

4+ 2 x +2 x+ x 2 + x 2
¿
x ( 2+ x )

2 x 2 +4 x + 4
¿
x ( 2+ 4 )

2+ x x
( f −g ) ( x )=f ( x )−g ( x )= −
x 2+ x

( 2+ x ) ( 2+ x )−x . x
¿
x (2+ x )

4+ 2 x +2 x+ x 2−x 2
¿
x ( 2+ x )

4 x+4
¿
x ( 2+ x )

2+ x x
( f + g )( x )=f ( x )+ g ( x )= −
x 2+ x

( 2+ x ) x
¿ =1
x ( 2+ x )

( 2+ x )
f f (x ) x
()g
( x )=
g(x)
=
x
=¿ ¿

( 2+ x )
Buku kedua

Sedangkan pada buku kedua membahas variabel, tetapi pengertian variabel tidak
dibahas secara langsung tetapi menggunakan pembahasan-pembahasan tersirat yang
mendalam, tetapi untuk pemahaman pembaca buku pertama masih lebih unggul karena
dimuat dengan kata-kata yang ringan jadi dapat lebih dimengerti

“ Bahwa 2 + 3 = 3 + 2, dalam aljabar kita menggeneralisasi dan mengatakan bahwa, jika


x dan y adalah singkatan dari dua angka, maka x + y = y + x. Sekali lagi, sebagai ganti
mengatakan bahwa 3> 2, kita menggeneralisasi dan mengatakan bahwa jika x adalah
bilangan apa pun, ada beberapa bilangan (atau bilangan) y sehingga y> x.

Contoh

(1) Untuk bilangan apa pun x, x + 2 = 2 + x;

(2) Untuk beberapa bilangan x, x + 2 = 3;

(3) Untuk beberapa bilangan x, x + 2> 3.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan yang terkandung


dalam arti beberapa, seperti yang digunakan di sini. Karena x + 2 = 2 + x untuk bilangan
apa pun x, itu benar untuk bilangan x. Jadi, seperti yang digunakan di sini, apapun
menyiratkan beberapa dan beberapa tidak mengecualikan apapun. Sekali lagi, pada
contoh kedua, ternyata hanya ada satu bilangan x, sehingga x + 2 = 3, yaitu hanya
bilangan 1. Jadi beberapa mungkin hanya satu bilangan saja. Tetapi dalam contoh
ketiga, bilangan apa pun x yang lebih besar dari 1 menghasilkan x + 2> 3. Oleh karena
itu, ada bilangan terbatas yang menjawab beberapa bilangan dalam kasus ini. Jadi
beberapa mungkin ada di antara keduanya hanya satu saja, termasuk kedua kasus yang
membatasi ini. Wajar untuk menggantikan pernyataan (2) dan (3) dengan pertanyaan:

(2’) Untuk bilangan x x + 2 = 3;

(3’) Untuk bilangan apa x adalah x + 2> 3.

Mengingat (2’), x + 2 = 3 adalah sebuah persamaan, dan mudah untuk melihat


bahwa solusinya adalah x = 3 - 2 = 1. Ketika kita telah mengajukan pertanyaan yang
tersirat dalam pernyataan persamaan x + 2 = 3 , x disebut tidak diketahui. Objek dari
solusi persamaan adalah penentuan yang tidak diketahui. Persamaan sangat penting
dalam matematika, dan tampaknya (2’) mencontohkan ide yang jauh lebih menyeluruh
dan mendasar daripada pernyataan aslinya (2). Ini, bagaimanapun, adalah kesalahan
total. Gagasan tentang "variabel" yang tidak dapat ditentukan seperti yang terjadi dalam
penggunaan "beberapa" atau "apa pun" adalah yang sangat penting dalam matematika;
bahwa "tidak diketahui" dalam sebuah persamaan, yang harus diselesaikan secepat
mungkin, hanya untuk penggunaan bawahan, meskipun tentu saja itu sangat penting.
Salah satu penyebab dari banyak hal sepele dari aljabar dasar adalah keasyikan buku
teks dengan solusi persamaan. Pernyataan yang sama berlaku untuk solusi
pertidaksamaan (3’) dibandingkan dengan pernyataan asli (3).

Tetapi mayoritas rumusan yang menarik ..., terutama ketika ide dari beberapa
hadir, melibatkan lebih dari satu variabel. Misalnya, pertimbangan pasangan bilangan x
dan y (pecahan atau integral) yang memenuhi x + y = 1 melibatkan gagasan dua variabel
yang berkorelasi, x dan y. Saat dua variabel hadir sama dua jenis pernyataan utama
terjadi. Misalnya, (1) untuk pasangan bilangan apa pun, x dan y, x + y = y + x, dan (2)
untuk beberapa pasang bilangan, x dan y, x + y = 1. Jenis pernyataan kedua mengundang
pertimbangan agregat pasangan bilangan yang terikat bersama oleh beberapa
hubungan tetap — dalam kasus yang diberikan, oleh relasi x + y = 1. Salah satu
penggunaan formulæ dari tipe pertama, benar untuk setiap pasangan bilangan, adalah
dengan mereka formulæ dari tipe kedua dapat dilemparkan ke dalam bentuk ekivalen
yang jumlahnya tak terbatas. Misalnya relasi x + y = 1 ekivalen dengan relasi

y + x = 1, (x − y) + 2y = 1, 6x + 6y = 6,

dan seterusnya.

Dan pada pembahasan fungsi sama juga dengan variabel tidak memberikan
pengertian secara gamblang dan tidak ada meyinggug tentang macam-macam fungsi

Penggunaan matematis dari istilah fungsi telah diadopsi juga dalam kehidupan
umum. Misalnya, "temperamennya adalah fungsi dari pencernaannya," menggunakan
istilah tersebut persis dalam pengertian matematis ini. Ini berarti bahwa aturan dapat
ditetapkan yang akan memberi tahu Anda seperti apa amarahnya ketika Anda tahu
bagaimana pencernaannya bekerja. Jadi gagasan tentang "fungsi" cukup sederhana, kita
hanya perlu melihat bagaimana hal itu diterapkan dalam matematika ke bilangan
variabel. Mari kita pikirkan terlebih dahulu beberapa contoh konkret: Jika sebuah
kereta melaju dengan kecepatan dua puluh mil per jam, jarak (s mil) yang ditempuh
setelah beberapa jam, katakanlah t, diberikan oleh s = 20 × t; dan s disebut fungsi dari t.
Juga 20 × t adalah fungsi dari t dimana s identik. Jika John satu tahun lebih tua dari
Thomas, maka ketika Thomas berusia berapa pun x tahun, usia John (y tahun) diberikan
oleh y = x + 1; dan y adalah fungsi dari x, yaitu fungsi x + 1
Dalam contoh ini t dan x disebut sebagai "argumen" dari fungsi di mana
keduanya muncul. Jadi t adalah argumen dari fungsi 20 × t, dan x adalah argumen dari
fungsi x + 1. Jika s = 20 × t, dan y = x + 1, maka s dan y disebut "nilai" dari fungsi masing-
masing 20 × t dan x + 1. Datang sekarang ke kasus umum, kita dapat mendefinisikan
fungsi dalam matematika sebagai korelasi antara dua bilangan variabel, masing-masing
disebut argumen dan nilai dari fungsi, sehingga nilai apa pun yang ditetapkan ke
"argumen fungsi", "nilai fungsi" ditentukan secara pasti (yaitu secara unik).
Kebalikannya belum tentu benar, yaitu ketika nilai fungsi ditentukan, argumennya juga
ditentukan secara unik. Fungsi lain dari argumen x adalah y = x2, y = 2x2 + 3x + 1, y = x,
y = logx, y = sinx. Dua fungsi terakhir dari grup ini akan mudah dikenali oleh mereka
yang memahami sedikit aljabar dan trigonometri. Tidak ada gunanya menunda
sekarang untuk penjelasan mereka, karena mereka hanya dikutip sebagai contoh.
Sampai saat ini, meskipun kami telah mendefinisikan apa yang kami maksud dengan
suatu fungsi secara umum

Buku pertama

Pada buku pertama penjelasan tentang fungsi komposisi sangat berartran dan
lengkap, pengertian,rumus-rumus lengkap dengan dsertai contoh-contoh disetiap
pembahasannya

1. Fungsi Komposisi
Fungsi komposisi atau komposisi fungsi merupakan penggabungan dua fungsi
sehingga menghasilkan fungsi baru. Operasi komposisi fungsi biasanya dilambangkan
dengan “o”. Misalkan dua fungsi tersebut adalah f(x) dan g(x), bila dibuat komposisi
fungsi menjadi (fog) (x) atau (gof) (x). Fungsi (fog) (x) merupakan fungsi g(x) yang
dimasukkan ke fungsi f(x). Atau sebaliknya untuk (gof) (x) artinya fungsi f(x) yang
dimasukkan ke g(x). Secara umum rumus komposisi fungsi yaitu:

Rumus komposisi fungsi


(fog)(x) = f(g(x))
(gof)(x) = g(f(x))
Sifat-sifat komposisi fungsi

Sifat-sifat komposisi fungsi


(fog)(x) ≠ (gof)(x) tidak berlaku sifat komutatif
(fo(goh)(x) = ((fog)oh)(x) bersifat asosiatif

Contoh soal .
1. Tentukan komposisi fungsi (fog)(x) dan (gof)(x) untuk f(x) = 4x – 1 dan g(x) =
√ 6+7 x
Penyelesaian :
(fog)(x) = f(g(x)) = 4(√ 6+7 x ) – 1
(gof)(x) = g(f(x)) = √ 6+7 ¿ ¿)
= √ 6+28 x−7
= √ 28 x−1

2. Fungsi Trigonometri
Satu lingkaran penuh mempunyai sudut sebesar 360°. Sudut yang lebih kecil dari
90° disebut sudut lancip, dan sudut yang lebih besar dari 90° adalah sudut tumpul.
Sudut yang diukur dalam derajat, menit dan detik dapat dikonversi ke derajat sebagai
berikut:
30 18
35°30’18’’ = 35° + ( ¿ ° +( )°
60 60.60
= 35° + 0,5° + 0,005°
= 35,505°
Contoh soal
Cari bentuk desimal dari 43°29’7”
Penyelesaian
29 7
43°29’7” = 43° + ( )° + ( ¿°
60 60.60
= 43° + 0,483° + 0,00194

Fungsi Trigonometri dengan segitiga siku-siku

b a
Sin θ = cos θ=
c c

1 c 1 c
Csc = = sec θ= =
sin θ b cosθ a

b
sinθ c b 1 a
Langkah-langkah pengerjaan grafik :

a. Tentukan amplitudo |A| = A


b. Selesaikan Bx + C = 0 dan Bx +C = 2π
−C
Untuk Bx + C = 0, maka x =
B
−C 2 π
Untuk Bx + C = 2π, maka x = +
B B
2π −C
Sehingga periode = dan phase =
B B
−C C 2 π
c. Grafik mempunyai interval
B[,− +
B B ]
Grafik fungsi y = A sin x dan y = sin Bx

Fungsi y = A sin x didapat dari fungsi trigonometri y = sin x dengan menaikkan fungsi
tersebut sebesar A ke arah sumbu y positif, dan nilai minimum ke arah sumbuy negatif.

Fungsi y = A sin (Bx + C) dan y = A cos ( Bx+C). Bila sin x dan cos x
mempunyai periode 2 π . Maka

Bx + C = 0 sampai Bx + C = 2 π

Fungsi y =−C 2 π Bila


A sin (Bx + C) dan y = A cos ( Bx+C). C sin x dan cos x
x= sampai Bx = 2 π – C. Atau x = −
mempunyaiBperiode 2 π . Maka B B

−C 2π
Dimana phase = dan periode =
B B

Identitas Trigonometri

Persamaan matematik kadang ditemukan sangat rumit, untuk itu perlu


penyederhanaan persamaan dengan ekspresi identitas. Misalkan persamaan
trigonometri selalu dihubungkan dengan lingkaran. Di misalkan titik P merupakan titik
jarak r dari titik asal dengan sudut θ positif seperti pada gambar di bawah, dengan cos θ
= x/r dan sin θ = y/r atau x = r cos θ dan y = r sin θ. Dengan menggunakan r = 1 dan
menggunakan aturan teorema Phytagoras dari gambar di bawah kita dapat persamaan.
Identitas Trigonometri
1+ cot²θ = csc²θ
tan²θ + 1 = sec²θ

Persamaan Penambahan dan Pengurangan

Cos ( x – y ) = cos x cos y + sin x sin y

Cos ( x + y ) = cos x cos y – sin x sin y

Sin ( x + y ) = sin x cos y + cos x sin y

Sin ( x – y ) = sin x cos y – cos x sin y

Persamaan sudut double

Persamaan sinus : sin2x = 2 sin x cos x

Persamaan cosinus : cos 2x = cos²x - sin²x

= 2 cos ²x – 1

= 1 – 2 sin²x
Persamaan setengah sudut
2 tan x
Persamaan tangent : tan 2x =
x 1−tan
1+cos x ²x
cos² ( ¿=
2 2

cos x = cos 2 . ( x2 ) = 2 cos²( 2x ) - 1


sin² ( 2x ) = 1−cos
2
x

x x −1+ cos x
sin² = 1 – cos² =1
Buku kedua

Pada buku kedua dijelaskan tentang asal-usul trigonometri dan pengertiannya


tidak dituliskan secara langsung tapi dapat dilihat dari contoh-contoh yang diberikan
,utuk kedalaman isi buku lebih unggul buku pertama karena pengertiannya dituliskan
secara langsung jadi tidak membuat pembaca bingung, juga didukung oleh rumus-
rumus dan contoh soal yang diberikan

Asal usul trigonometri itu praktis; itu ditemukan karena diperlukan untuk astronomi
penelitian. Asal muasal bagian kerucut itu murni teoretis. Satu-satunya alasan untuk studi awalnya
adalah minat abstrak dari ide-ide yang terlibat. Khas bagian kerucut yang cukup ditemukan sekitar
150 tahun sebelumnya daripada trigonometri, selama periode terbaik bahasa Yunani
pikir. Tapi pentingnya trigonometri, baik untuk itu teori dan penerapan matematika,
hanyalah salah satu dari contoh yang tak terhitung banyaknya dari ide yang bermanfaat
yang umum ilmu pengetahuan diperoleh dari penerapan praktisnya.

Ahli astronomi dapat mengatur teleskop (untuk lebih mudah untuk membahas
familiar instrumen astronom modern) sehingga hanya bisa berputar tentang sumbu
tetap yang mengarah ke timur dan barat; hasilnya adalah itu teleskop hanya bisa
menunjuk ke selatan, dengan lebih besar atau kurangi peninggian arah, atau, jika
diputar di luar puncak, tunjuk ke utara. Ini adalah instrumen transit, instrumen hebat
untuk pengukuran waktu yang tepat di mana bintang-bintang berada di selatan atau
utara. Tapi secara tidak langsung instrumen ini mengukur sudut.

Saat membentuk survei langit, sebenarnya dia sedang mengukur sudut sehingga x
arah relatif dari bintang dan planet kapan saja. Sekali lagi, dalam masalah analogi survei
tanah, sudut adalah subjek utama pengukuran. Pengukuran panjang secara langsung
jarang dilakukan dengan akurasi apapun; sungai, rumah, hutan, gunung, dan
ketidakteraturan umum tanah semua menghalangi. Survei seluruh negara hanya akan
bergantung pada satu atau dua langsung pengukuran panjang, dibuat dengan elaborasi
terbesar di tempat-tempat tertentu seperti Dataran Salisbury. Pekerjaan utama a survei
adalah pengukuran sudut. Misalnya, A, B, dan C akan menjadi titik yang mencolok di
distrik yang disurvei, katakanlah puncak menara gereja. Titik-titik ini terlihat masing-
masing dari yang lain. Maka itu adalah masalah yang sangat sederhana di A untuk
diukur sudut BAC, dan pada B untuk mengukur sudut ABC, dan di C untuk mengukur
sudut BCA. Secara teoritis, memang demikian hanya perlu mengukur dua sudut ini;
untuk, oleh a terkenal proposisi dalam geometri, jumlah dari tiga sudut dari sebuah
segitiga berjumlah dua sudut siku-siku,sehingga bila dua

A C

(Gambar 23)

dari sudut yang diketahui, yang ketiga dapat disimpulkan. Ini lebih baik, namun,
dalam praktiknya mengukur ketiganya, lalu apa saja kesalahan kecil dalam observasi
dapat diperiksa. Dalam proses pembuatan peta suatu negara benar-benar tertutup
segitiga lewat sini. Proses ini disebut triangulasi, dan merupakan proses mendasar
dalam sebuah survei. Sekarang, ketika semua sudut segitiga diketahui, maka bentuk
segitiga diketahui yaitu bentuk yang dibedakan dari ukurannya. Kami di sini sampai
pada asas besar kesamaan geometris. Idenya sangat akrab bagi kita di dalamnya
aplikasi praktis. Kita semua akrab dengan gagasan a rencana ditarik ke skala. Jadi jika
skala rencana menjadi satu inci halaman, panjang tiga inci dalam rencana berarti
panjang tiga yard di aslinya. Juga bentuk yang digambarkan dalam file denah adalah
bentuk dalam aslinya, sehingga sudut siku-siku masuk yang asli muncul sebagai sudut
kanan dalam denah.

Demikian pula di peta, yang hanya merupakan rencana suatu negara, proporsi
panjang di peta adalah proporsi jarak antara tempat yang ditunjukkan, dan petunjuk
arah di peta adalah petunjuk arah di negara ini. Misalnya jika di peta satu tempat adalah
utara-utara-barat dari yang lain, demikianlah kenyataannya; Artinya, dalam peta
sudutnya sama dengan kenyataannya. Kesamaan geometris dapat didefinisikan sebagai
berikut: Dua angka adalah serupa (i) jika untuk suatu titik dalam satu gambar suatu titik
pada titik lainnya angka sesuai, sehingga untuk setiap baris ada yang sesuai garis, dan
untuk setiap sudut sudut yang sesuai, dan (ii) jika panjang garis yang sesuai dalam
proporsi tetap, dan besarnya sudut yang bersesuaian adalah sama. Proporsi tetap dari
panjang garis yang sesuai dalam peta (atau rencana) dan dalam bahasa aslinya disebut
skala peta. Skala harus selalu ditunjukkan pada margin setiap peta dan rencana. Itu
sudah ditunjukkan dua segitiga yang sudutnya masing-masing sama. Jadi, jika dua
segitiga ABC dan DEF memiliki sudut-sudutnya

B E’ C E F

di A dan D sama, dan di B dan E, dan di C dan F, maka DE sama dengan AB dalam
proporsi yang sama dengan EF ke BC, dan FD adalah untuk CA. Tapi itu tidak benar bagi
orang lain

angka bahwa kesamaan hanya dijamin oleh persamaan sudut. Ambil contoh, kasus
persegi panjang yang sudah dikenal dan persegi. Misalkan ABCD adalah bujursangkar,
dan ABEF adalah menjadi persegi panjang. Maka semua sudut yang sesuai sama. Tapi
sedangkan sisi AB bujur sangkar sama dengan sisi AB

2.2 Kedalaman penjelasan dan kesamaan atau perbedaan

1. Penulisan konsep/definisi (sejenis) yang dibahas dalam kedua buku berbeda


seperti yang telah dijelaskan diatas,pada buku utama lebih kepada konsep dan
definisi bagian-bagian ari fungsi satu variabel ini secara umum.Sedangkan pada
buku utama,menuliskan konsep serta definisi lebih berbeda yaitu berdasar dari
pandangan ahli,asal usul teori serta berdasar pada kehidupan.Tetapi,hasil akhir
untuk dapar rumusan dari teori tetap sama.

2. Penjelasan konsep/definisi (sejenis) yang dibahas kedua buku :

a. bila ditinjau dari variasi contoh soal, tentang konsep tsb buku utama lebih lengkap
dan bervariasi,karena buku pembanding lebih memasimalkan pada penjelasan teori.

b. media/grafik/gambar ,tentang konsep tersebut buku utama banyak menampilkan


gambar grafik yang jelas dan begitu juga pada buku pembanding.

c. Illustrasi,tentang konsep tersebut buku utama kurang dalam pemberian informasi


beda halnya dengan buku pembanding yang membubuhi ilustrasi atau pemisalan yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

2.3 Muatan variasi /kedalaman / jangkauan soal latihan kedua buku.

Bila ditinjau dari muatan variasi /kedalaman / jangkauan soal latihan kedua
buku, di buku pertama soal latihan nya cukup bervariasi dan mendalam untuk
mendalami konsep dan meteri tentang fungsi sedangkan dibuku kedua tidak memuat
latihan soal.
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kelebihan dan Kekurangan Buku

1. Kelebihan dan kekurangan buku pertama


 Memiliki pendalaman konsep dan definisi yang jelas dan disertai dengan gambar
grafik
 Memiliki contoh soal yang cukup bervariasi dan mendalam
 Memilki latihan soal yang cukup bervariasi dan mendalam
 Tidak memberikan penjabarkan bagaimana datangnya rumus

2. Kelebihan dan kekurangan buku kedua


 Memiliki penjelasan teori menurut beberapa pandangan ahli yang berhubugan
dengan sehari-hari
 Kurangnya pendefenisian dalam pemaparan materi mengenai fungsi pada buku
pembanding.
 Kekurang jelasannya karena tidak ada contoh soal yang diberikan
 Pada buku pembanding memiliki kata-kata yang sukar untuk dipahami
 Tidak membahas tentang fungsi komposisi
3.2. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran- penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwasanya buku


I dan buku II sama-sama baik dalam memaparkan materi mengenai fungsi ini, hanya
saja di buku II atau buku pembanding kurang efisien dalam pendefenisian serta tidak
adanya contoh soal untuk menambah pengetahuan mahasiswa. Sedangkan buku I atau
buku utama sudah sangat baik dalam pendefenisian serta contoh soal yang dipaparkan
di buku tersebut.

3.3 Saran

Saran saya buku pembanding seharusnya lebih jelas dalam memaparkan


pendefinisian serta contoh soalnya agar pemahaman mahasiswa semakin bertambah
LAMPIRAN

Buku Utama

 Judul : Aljabar dan Kalkulus


 Penulis : Ayub Subandi
 Penerbit : Rekayasa Sains
 Tahun terbit : 2019
Buku Pembanding

 Judul : An Introduction to Mathematic


 Penulis : A . N. Whitehead,Sc.D.,F.R.S
 Penerbit : Home University Library of Modren Knowledge
 Tahun terbit : 2012

Anda mungkin juga menyukai