Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika Terapan
pada semester 2 yang diampu oleh :
Dr. Awi Dassa M.Si
KELOMPOK 4
Rezki Awalia Ainun (220007301053)
Sri Lucyana Rahma (220007301061)
Sumiati (220007301066)
Wa Irma Al-Ihsan (220007301072)
Contoh 4.2
Misalkan semesta pembicaraan X = {1, 2, 3, …, 20}, maka salah satu himpunan kabur
~
pada semesta X adalah A = 0,1/2 + 0,3/3 + 0,7/4 + 1/5 + 1/6 + 0,7/7 + 0,5/8 + 0,2/9. Atau
~
ditulis dengan pasangan terurut A = {(2, 0.1), (3, 0.3), (4, 0.7), (5,1), (6,1), (7,0.7), (8,0.5),
(9,0.2).
Penyajian himpunan kabur secara intensional adalah dengan mendefinikan fungsi
keanggotan. Yen dan Langari memperkenalkan tipe-tipe dari fungsi keanggotaan berdimensi
satu yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain: fungsi keanggotaan segitiga, trapisium,
kurva lonceng (bell), Gaussian, Signoidal, dan sebagainya. Namun pada penerapannya dalam
aritmetika kabur, fungsi keanggotaan segitiga dan trapisium lebih sering digunakan.
Penjelasan lebih lanjut dari kedua fungsi keanggotaan ini dibahas pada sub judul bilangan
kabur.
Dari contoh-contoh yang dikemukakan di atas terlihat bahwa semesta dari suatu
himpunan kabur adalah sembarang objek, sedangkan bilangan kabur dan operasi
aritmetikanya yang dibahas dalam bab ini hanya terbatas pada himpunan kabur dengan
semesta bilangan.
B. Bilangan Kabur
Sebuah bilangan kabur adalah suatu himpunan bagian kabur dari semesta suatu
bilangan. Misalnya, sebuah bilangan real kabur adalah suatu himpunan bagian kabur yang
domainnya adalah bilangan real. Sebuah bilangan bulat kabur adalah suatu himpunan bagian
kabur yang domainnya adalah bilangan bulat.
Contoh 4.3
Bilangan real kabur, “sekitar 10” (about-10) dapat ditunjukkan seperti gambar 4.1
berikut.
Definisi 4.1
~ ~ ~
Misalkan A adalah himpunan kabur di R. A disebut bilangan kabur jika: (i) A normal, (ii)
~ ~ ~
A konveks, (iii) A memiliki support yang terbatas, dan (iv) semua -cut dari A adalah interval
tertutup di R.”
Wang mengemukakan dua kelas khusus dari bilangan kabur yang sering digunakan dalam
praktik, yaitu bilangan kabur segitiga dan bilangan kabur trapisium. Bilangan kabur segitiga
adalah himpunan kabur di R dengan fungsi keanggotaan:
Bilangan kabur trapisium adalah himpunan kabur di R dengan fungsi keanggotaan:
Contoh 4.4
Merupakan fungsi keanggotaan segitiga dari bilangan real kabur “sekitar 4”.
Contoh 4.5
~ = 0.3/2 + 0.6/3 + 1/4 + 0.6/5 + 0.3/6 merupakan bilangan bulat kabur “sekitar 4”.
A
C. Prinsip Ekstensi