Anda di halaman 1dari 4

B.

Gigi Desidui

Gigi geligi desidui mulai erupsi sekitar umur 6 bulan. Erupsi seluruh gigi desidui selesai
pada umur 2 ½ - 3 ½ tahun yaitu ketika gigi molar dua desidui berada di dalam oklusi. Saat anak
berusia 6-13 tahun gigi permanen sudah mulai tumbuh menggantikan gigi desidui namun
beberapa gigi desidui masih ada di rongga mulut, periode ini dinamakan dengan periode gigi
bercampur. Gigi desidui akan erupsi seluruhnya dan hanya ada gigi permanen di rongga mulut
pada saat anak berusia 13 tahun ke atas, periode ini dinamakan dengan periode gigi permanen
(Bakar, 2012).

Gigi desidui merupakan fase gigi yang penting untuk fungsi mastikasi, fonasi, estetika
dan pendukung jaringan periodontal pada anak. Pertumbuhan dan perawatan yang baik pada gigi
desidui akan mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen nantinya (Scheid, 2012).

Perbedaan dari gigi desidui dan gigi permanen dapat dilihat dari ukuran, struktur, dan
warnanya. Mahkota gigi desidui memiliki ukuran yang lebih kecil dan akar yang lebih pendek
dibandingkan dengan gigi permanen. Email gigi desidui lebih tipis dua kali lipat dan permukaan
gigi desidui memiliki struktur yang lebih halus. Gigi desidui berwarna putih opak (Avery &
Cheiego, 2006).

Premature loss pada gigi desidui merupakan keadaan gigi desidui yang hilang atau erupsi
sebelum gigi penggantinya mendekati erupsi yang disebabkan karena karies, trauma dan kondisi
sistemik (Herawati et al., 2015). Hilangnya gigi desidui secara prematur sebelum pergantian gigi
geligi secara alami, didefinisikan sebagai penghilangan atau ekstraksi. Hal ini paling sering
terjadi dikarenakan kurangnya kebersihan pada mulut, luka atau lesi.

Waktu erupsi gigi

Rahang Jenis gigi Desidui Pertumbuhan gigi susu

(bulan)
Rahang Atas Insisivus Sentral 7,5
Insisivus Lateral 8-9

Gigi caninus 18

Gigi molar pertama 12-14

Gigi molar kedua 24


Rahang Bawah Insisivus sentral 6

Insisivus Lateral 7

Gigi caninus 16

Gigi molar pertama 12-14

Gigi molar kedua 20

Tabel 1. Kronologi erupsi gigi-geligi desidui menurut Casamassimo, et al. (2013)

Kelainan atau anomali gigi pada tahap gigi desidui dapat berupa hyperdontia, hipodonsia,
Gigi supernumerary dan lainnya. Gigi supernumerary adalah gigi yang ada selain jumlah gigi
normal. Hipodontia menggambarkan tidak adanya gigi baik secara klinis maupun radiografi,
Gigi ganda dan talon cusps adalah variasi morfologi gigi. Gigi ganda mewakili penyatuan dua
benih gigi yang biasanya terpisah, atau upaya yang gagal dari satu benih gigi untuk membelah.
Komplikasi yang berhubungan dengan anomali gigi desidui mengakibatkan estetika yang buruk,
peningkatan kerentanan terhadap karies, dan maloklusi (Mukhopadhyay, 2014).

Kelainan Gigi Desidui yang sering dijumpai dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Karies Gigi, Kerusakan gigi yang disebabkan oleh bakteri, gejala dari karies gigi yaitu
gigi berlubang, sensitif, dan nyeri, dan dapat dicegah dengan menyikat gigi dua kali
sehari, gunakan pasta gigi berfluoride, dan hindari makanan manis.
2. Trauma Gigi, Kerusakan gigi akibat benturan atau kecelakaan. Gejala yang terjadi yaitu
gigi patah, retak, atau goyah. Pengobatannnya tergantung dari tingkat keparahan, bisa
berupa penambalan, pencabutan, atau perawatan saluran akar.
3. Maloklusi, Kesalahan susunan gigi yang menyebabkan gigi tidak berkontak dengan baik.
Jenis: gigi berjejal, gigi tonggos, dan gigi terbuka. Perawatan yang dapat diberikan adalah
orthodonti lepasan
4. Persistensi Gigi Desidui: Gigi desidui yang tidak erupsi pada waktu yang tepat.
Penyebabnya yaitu kelainan genetik, kekurangan ruang di rahang, atau gigi permanen
yang tidak tumbuh. Perawatan yang dapat diberikan adalah ekstraksi gigi.
5. Hipoplasia Gigi : Lesi pada enamel gigi yang menyebabkan gigi tampak bercak putih
atau kuning. Penyebanya dapat berupa infeksi, trauma, atau kekurangan nutrisi.
Perawatan dari kasus tergantung tingkat keparahan, bisa berupa penambalan, veneer, atau
mahkota gigi.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Desidui untuk membantu pencernaan makanan,


membantu berbicara dengan jelas, mempertahankan ruang di rahang untuk gigi permanen,
mencegah gigi permanen tumbuh tidak normal. Gigi desidui dapat dicegah dengan menyikat
gigi anak dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, membawa anak ke dokter gigi secara
rutin untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi, mengindari memberikan anak makanan dan
minuman manis, mengajarkan anak untuk tidak mengisap jari atau benda lain.

Referensi

Nasution, M. I. 2008. Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen. Medan: Universitas Sumatera
Utara.

Sangande, C., Kawengian, S. E., & Anindita, P. S. 2013. Gambaran Erupsi Gigi Desidui
Berdasarkan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Bahu. Jurnal Biomedik:
JBM, 5(1).

Casamassimo, et al. 2013. Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence


Farani, W., & Dewi, A. 2018. Prevalensi premature loss gigi desidui pada anak usia 9-10
tahun. Insisiva Dent. J. Maj. Kedokt. Gigi Insisiva, 7(2), 43-47.

Amri, U. H., & Nismal, H. 2016. Effect of duration breastfeeding toward def-t index of 2-3 years
old child in posyandu puskesmas. Andalas Dental Journal, 4(1), 39-45.

Mukhopadhyay, S., & Mitra, S. 2014. Anomalies in primary dentition: Their distribution and
correlation with permanent dentition. Journal of natural science, biology, and
medicine, 5(1), 139–143. https://doi.org/10.4103/0976-9668.127313

Anda mungkin juga menyukai