Anda di halaman 1dari 9

Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167

(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

Evaluasi Kepuasan Pelayanan Kefarmasian Di Instalasi Farmasi


RSJ. Prof. DR. V.L Ratumbuysang

Meyske Manapode 1*, Randy Tampa’i1, Douglas Pareta1, Selvana Tulandi 2

1
Program Studi Farmasi,Universitas Kristen Indonesia Tomohon
2
Program Studi Biologi,Universitas Kristen Indonesia Tomohon

*Penulis Korespondensi : meyske.manapode@yahoo.com


Diterima tanggal : 2 Februrai 2021; Disetujui tanggal : 25 April 2021

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr . V. L. Ratumbuysang. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kualitatif dimana penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu
keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mengumpulkan data angket atau kuesioner dari
pasien yang menerima pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RSJ Prof Dr. V.L.Ratumbuysang.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi (IFRS) RSJ Prof Dr. V.L.Ratumbuysang pada bulan Pebruari
2020 dengan jumlah responden 95 orang.Hasil penelitian evaluasi kepuasan pada pelayanan kefarmasian
di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang secara keseluruhan adalah 70% berada dalam kategori puas, artinya
pelayanan kefarmasian di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang dari hasil evaluasi sudah memberikan
kepuasan kepada pasien. Hal ini dapat dilihat pada capaian nilai kepuasan pasien berdasarkan 5 dimensi
kualitas pelayanan yaitu : Dimensi Kehandalan nilai kepuasan pasien sebesar 67,37%, Dimensi
Ketanggapan 69,74 % , Dimensi Jaminan 70,16 %, Dimensi Empati 70,53 % dan dimensi Penampilan
72,21%.
Kata kunci: Evaluasi, Kepuasan,Pelayanan,Kefarmasian

ABSTRACT
The aims of this research is to determine the level of patient satisfaction in pharmacy services at . Mental
Hospital Pharmacy Installation. Prof.Dr. V. L. Ratumbuysang. This type of this research is a qualitative
descriptive study in which research is conducted to describe or describe a situation in a community or
community by collecting questionnaire data or questionnaires from patients who receive pharmaceutical
services at the Pharmacy Installation Prof. Dr. V.L.Ratumbuysang. This research was conducted at the
Pharmacy Installation (IFRS) Prof. Dr. V. L. Ratsumbuysang in February 2020 with 95 respondents. The
results of the evaluation of satisfaction research in pharmaceutical services atProf. Dr. V.L. Ratumbuysang
as a whole is 70% in the satisfied category, meaning that pharmacy services at Mental Hospital Prof. Dr.
V.L. Ratumbuysang from the evaluation results have given satisfaction to the patient. This can be seen in
the achievement of patient satisfaction values based on 5 dimensions of service quality, namely: Reliability
Dimensions of patient satisfaction values of 67.37%, Responsibility Dimensions 69.74%, Guarantee
Dimensions 70.16%, Empathy Dimensions 70.53% and Appearance dimensions 72.21%.

Keywords; Evaluation, satisfication, pharmacy services

109
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

PENDAHULUAN karena banyaknya pasien menunggu pengambilan


Pelayanan kefarmasian merupakan suatu obat untuk proses penyerahan obat dalam
pelayanan langsung dan bertanggung jawab pada komunikasi, edukasi dan pemberian informasi obat
pasien yang berhubungan dengan sediaan farmasi tidak bisa dilakukan secara maksimal sehingga
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. terkesan petugas farmasi kurang peduli...
Paradigma lama tentang pelayanan kefarmasian
yang hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai METODE PENELITIAN
komoditi kini telah berubah menjadi pelayanan
Alat dan Bahan
secara menyeluruh serta mengacu kepada asuhan
Alat yang digunakan yaitu : alat tulis menulis,
kefarmasian yang merupakan tanggung jawab
laptop, kalkulator dan kamera sebagai alat
langsung profesi apoteker dalam pekerjaan
dokumentasi.
kefarmasian dengan tujuan untuk meningkatkan
Bahan yang digunakan yaitu : lembar kuesioner
kualitas hidup pasien serta memberikan kepuasan
untuk pasien
kepada masyarakat.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Evaluasi bermanfaat untuk mengetahui a. Melakukan observasi di RSJ
bagaimana implementasi suatu sistem telah
Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang.
dijalankan, yang berguna untuk peningkatan mutu
b. Penentuan maksud penelitian
pelayanan secara berkesinambungan [1]. Evaluasi
c. Penelusuran literature yang menunjang
kepuasan dalam kaitannya dengan pelayanan
penelitian
kefarmasian dapat diukur berdasarkan lima dimensi
d. Menghubungi responden setelah mendapatkan
yaitu : kehandalan (reliability), ketanggapan
ijin dari Kepala IFRS RSJ
(responsiveness), jaminan kepastian (assurance),
Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang, peneliti
sikap peduli (empathy) dan bukti fisik atau
memperkenalkan diri kepada responden serta
penampilan (tangible).
menjelaskan tujuan dari penelitian yang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Prof Dr
dilakukan.
VL. Ratumbuysang merupakan suatu unit atau
e. Peneliti membagikan lembar kertas kuesioner
bagian di rumah sakit yang menjadi tempat
kepada responden, melakukan wawancara
penyelenggaraan pekerjaan dan pelayanan
singkat untuk mengetahui kriteria inklusi
kefarmasian untuk pasien rawat inap dan rawat jalan
responden sebagai sumber data. Data yang
bagi peserta pengguna jaminan kesehatan nasional
akan diambil adalah nama pasien, jenis
(ASKES, BPJS dan KIS) serta pasien umum, harus
kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan
mampu melayani kebutuhan obat pasien secara
alamat tempat tinggal. Untuk setiap butir
merata dan terjangkau. Hal ini sesuai dengan fungsi
pertanyaan tentang tingkat kepuasan pasien
dan tujuan dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yaitu
atas pelayanan kefarmasian yang diterima oleh
sebagai pelaksana pelayanan kesehatan jiwa dan
pasien maka peneliti memberi penjelasan
rehabilitasi kesehatan jiwa masyarakat yang ada di
sebagai berikut :
Sulawesi Utara. Menurut pengamatan peneliti ada
1) Angka 5 = skor untuk jawaban sangat
beberapa masalah terkait pelayanan kefarmasian
puas
seperti kecepatan pelayanan resep, waktu tunggu
2) Angka 4 = skor untuk jawaban puas
untuk obat racikan yang masih dikeluhkan oleh 3) Angka 3 = skor untuk jawaban cukup
pasien yang berdomisili jauh atau di luar kota puas
Manado, masih ada resep obat yang harus di beli di 4) Angka 2 = skor untuk jawaban kurang
apotik lain, pemanggilan nomor antrian pasien yang puas
kurang jelas terdengar oleh pasien atau keluarganya 5) Angka 1 = skor untuk jawaban tidak
karena suara kendaraan yang bising dan tidak ada puas.
alat pengeras suara sehingga terkesan petugas f. Lembar kuesioner yang telah diisi kemudian
farmasi kurang ramah, pada hari – hari tertentu dikumpulkan oleh peneliti.
110
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

g. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian persentase masing-masing pertanyaan


dihitung prosentasenya berdasarkan Skala perdimensi menggunakan rumus [2], yaitu :
Likert , disajikan secara narasi.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Analisis Data Tingkat Kepuasan = ∑ 𝑥100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kegiatan pengolahan dan analisis data dalam
penelitian ini ,yaitu :
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Scoring adalah pemberian nilai atau
penentuan skor berupa angka pada Salah satu faktor penentu kepuasan pasien adalah
jawaban pertanyaan. Dalam penelitian persepsi mengenai kualitas pelayanan yang
ini urutan pemberian nilai berdasarkan diberikan atau diterima berdasarkan 5 dimensi yaitu
tingkat jawaban yang diperoleh dari : Kehandalan (Reliability), Ketanggapan
responden, yaitu : Untuk jawaban (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati
sangat puas mendapat skor 5 (Empathy ) dan Penampilan (Tangible). Hasil yang
2) Untuk jawaban puas mendapat skor 4 diperoleh dalam penelitian ini dari kelima dimensi
3) Untuk jawaban cukup puas mendapat skor tersebut adalah sebagai berikut :
3
4) Untuk jawaban kurang puas mendapat skor Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi
2 Kehandalan (Reliability).
5) Untuk jawaban tidak puas mendapat skor Kehandalan merupakan kemampuan petugas
1. farmasi untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
Selanjutnya menentukan skor ideal (skor yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
kriterium) Berdasarkan data pengisian kuesioner dari 95
a. Tabulating adalah pengumpulan data atas responden, maka tingkat kepuasan yang diperoleh
jawaban responden secara teratur dan teliti, pada dimensi ini dapat dilihat pada tabel 1.
kemudian dihitung dan dijumlahkan dengan

Tabel 1. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Kehandalan (Reliability).

Pada dimensi pertama yaitu kehandalan diperhatikan karena ada 7 responden yang
terdiri dari 4 pertanyaaan. bertujuan untuk menyatakan kurang puas pada kecepatan pelayanan
mengetahui kepuasan pasien pada pelayanan obat racikan atau sebesar 7,3% dan ada 43
kefarmasian di IFRS RSJ responden atau sebesar 45% yang menyatakan
Prof.Dr.VL.Ratumbuysang, diperoleh hasil sebagai cukup puas. Dari hasil wawancara 7 responden yang
berikut : kecepatan dan ketepatan pelayanan obat kurang puas dengan kecepatan pelayanan obat
(68%) dengan kategori puas tetapi unsur ini perlu racikan disebabkan tempat tinggalnya jauh sehingga

111
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

bagi mereka waktu itu sangat penting. Dari kefarmasian di RSJ Prof.Dr.VL.Ratumbuysang
pengamatan peneliti hal ini juga disebabkan karena pada dimensi ini dapat memuaskan pasien. Dari
alat elektrik penghancur tablet cuma ada 1 buah hasil evaluasi kepuasan pasien akan pelayanan
sehingga tidak maksimal jika jumlah permintaan kefarmasian maka dimensi kehandalan ini sudah
resep racikan banyak. Obat tersedia dengan lengkap sesuai dengan [3] tentang Standar Pelayanan
(63,3%) kategori puas, unsur ini perlu mendapatkan Kefarmasian di Rumah Sakit dalam pasal 4 yang
perhatian karena ada 17 responden ( lihat lampiran menyatakan penyelenggaraan pelayanan
halaman 51 ) atau sekitar 18% menyatakan kurang kefarmasian di Rumah Sakit harus menjamin
puas dengan ketersediaan obat dan ada 45 ketersediaan sediaan farmasi dan sumber daya
responden atau sebesar 47% yang menyatakan manusia yang memberikan pelayanan kefarmasian
cukup puas. Dari wawancara 17 responden yang yang baik. Hal ini sesuai juga dengan hasil
kurang puas dengan ketersediaan obat itu penelitian dari [4] yang dilakukan di Rumah Sakit
disebabkan sudah lebih dari 2 kali berobat selalu ada Katolik Surabaya yang menyatakan bahwa
resep yang obatnya kosong sehingga harus dibeli di kecepatan waktu pelayanan resep dan ketersediaan
apotik lain yang ternyata juga tidak menyediakan obat berpengaruh terhadap minat kembali pasien
obat tersebut. Sedangkan 45 responden yang untuk menebus resep obat.
menyatakan cukup puas dengan ketersediaan obat Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi
itu karena tidak selalu menerima resep yang obatnya Ketanggapan (Responsiveness).
kosong kalaupun ada obat yang kosong jika dibeli Ketanggapan adalah kemampuan petugas farmasi
di apotik lain masih tersedia. Prosedur dan untuk cepat tanggap pada masalah yang dihadapi
persyaratan pelayanan tidak berbelit-belit (68%) pasien terkait obat atau pengobatan. Berdasarkan
dalam kategori puas, Petugas farmasi selalu siap data hasil kuesioner responden maka tingkat
membantu (70%) dalam kategori puas. Tingkat kepuasan yang diperoleh pada dimensi ini dapat
kepuasan rata-rata pada dimensi ini sebesar 67,37% dilihat pada tabel 2.
atau berada dalam kategori puas, artinya pelayanan

Tabel 2. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Ketanggapan (Responsiveness).

Pada dimensi ketanggapan semua pertanyaan hal ini karena petugas farmasi sudah berpengalaman
mendapatkan hasil puas dari pasien dengan tingkat menghadapi pasien, pasien mendapatkan informasi
kepuasan rata-rata sebesar 69,74%. Kepuasan yang jelas dan dimengerti (72%), petugas farmasi
pasien pada dimensi ini terkait dengan petugas mampu menyelesaikan masalah obat (65,6%),
farmasi cepat tanggap pada keluhan pasien (71%) petugas farmasi berkomunikasi baik dengan pasien

112
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

(70,3%) hal ini karena petugas farmasi memiliki


tingkat pendidikan dan keterampilan yang baik Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi
dalam bekerja. Dari pengamatan peneliti capaian Jaminan (Assurance).
kepuasan rata-rata (69,74%) dalam kategori puas Jaminan (Assurance) adalah kemampuan
pada dimensi ini belum maksimal karena pada saat petugas pelayanan dalam memberikan kepercayaan
penyerahan obat untuk pemberian informasi dan dan kepastian kepada pasien.. Dalam pelayanan
edukasi obat tidak selalu didampingi oleh Apoteker farmasi hal ini meliputi : pengetahuan dan
terutama pada shift sore dan shift malam keterampilan yang dimiliki tenaga farmasi, obat
kebanyakan dilakukan oleh Tenaga Teknis yang diberikan terjamin kualitasnya, obat yang
Kefarmasian (TTK). Penyerahan obat dengan diberikan sesuai dengan yang diresepkan oleh
proses komunikasi, pemberian informasi dan dokter, tenaga farmasi selalu melayani dengan baik
edukasi obat yang dilakukan oleh Apoteker hanya dan sopan. Berdasarkan data hasil kuesioner
pada shift pagi. Menurut peneliti jika shift sore dan responden maka tingkat kepuasan yang diperoleh
shift malam juga didampingi oleh Apoteker maka pada dimensi ini dapat dilihat pada tabel 3.
hasil tingkat kepuasan pasien pada dimensi ini bisa
saja lebih dari puas atau sangat puas

Tabel 3. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance).

Pada dimensi Jaminan (Assurance) dari ditetapkan oleh Kepala Instalasi Farmasi. Obat yang
semua pertanyaan yang ada didapatkan hasil puas diperoleh terjamin kualitasnya (71%), Obat yang
dari pasien dengan tingkat kepuasan rata-rata diberikan sesuai dengan yang diminta (69%), hal ini
sebesar 70,16%. Untuk petugas farmasi memiliki karena pada saat proses penerimaan obat,
pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam penyimpanan obat dan pengeluaran obat dari
bekerja (70%), hal ini karena petugas farmasi yang gudang obat ke tempat pelayanan (apotik) selalu
ada di RSJ Prof.Dr.VL.Ratumbuysang sudah dilihat tanggal, bulan, tahun kadaluarsa, bentuk
bekerja bertahun-tahun artinya mereka sudah perubahan fisik obat atau perubahan warna obat dan
berpengalaman dalam pelayanan dan pekerjaan sebelum obat diserahkan ke pasien selalu dilakukan
kefarmasian di rumah sakit serta memiliki tingkat double chek oleh petugas farmasi disertai
pendidikan yaitu S2, S1 dengan profesi Apoteker pemberian edukasi dan informasi tentang obat.
dan Tenaga Teknis Kefarmasian Diploma tiga (D3)
yang dalam kesehariannya bekerja sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing yang sudah
113
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Pada dimensi Empati (Empathy) semua pertanyaan
Empati (Empathy) didapatkan hasil puas dari pasien dengan tingkat
Empati adalah kemampuan petugas farmasi kepuasan rata-rata sebesar 70,53%. Untuk Petugas
untuk peduli dan memberikan perhatian tulus serta farmasi memberikan perhatian pada keluhan pasien
memahami kebutuhan dan keluhan pasien. (70,3%) dari wawancara ternyata pasien puas
Berdasarkan data hasil kuesioner responden maka karena diberi kesempatan bertanya tentang obat
tingkat kepuasan yang diperoleh pada dimensi ini atau pengobatan yang mereka terima.
dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Empati (Empathy)

Petugas farmasi melayani pasien tanpa keramahan petugas pelayanan terhadap loyalitas
membedakan status sosial (70%) dalam hal ini pasien.
pasien puas karena petugas farmasi melayani sesuai
dengan urutan nomor antrian, tidak mendahulukan Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi
pegawai atau pejabat. Petugas farmasi ramah dan Penampilan (Tangible).
penuh perhatian dalam konsultasi dan pemberian Penampilan atau bukti fisik (Tangible)
informasi obat kepada pasien (70%), Pasien merasa adalah wujud kenyataan fisik yang langsung
aman selama menunggu obat (71,5%). Hal ini dirasakan oleh pasien yang meliputi fasilitas,
karena ada petugas keamanan yang berjaga 1 x 24 peralatan, pegawai dan sarana informasi atau
jam. Hasil penelitian dengan pendapat yang sama komunikasi. Pada pelayanan farmasi hal ini
dilakukan di Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta yang meliputi : lokasi apotik yang mudah dijangkau,
menyatakan bahwa keramahan petugas pelayanan apotik terlihat bersih dan rapi, kenyamanan ruang
memiliki hubungan positif dengan minat kembali tunggu dan tenaga farmasi berpakaian bersih dan
pasien untuk menebus resep obat [5] dalam hasil rapi. Berdasarkan data hasil kuesioner responden
penelitian yang dilakukan di RSU Medan maka tingkat kepuasan yang diperoleh pada dimensi
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara ini dapat dilihat pada tabel 5.

114
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

Tabel 5. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Penampilan (Tangible).

Pada dimensi Penampilan (Tangible) semua kesehatan atau petugas farmasi merupakan salah
pertanyaan yang ada didapatkan hasil puas dari satu faktor penting dalam menentukan tingkat
pasien dengan tingkat kepuasan rata-rata sebesar kepuasan pasien. Persentase terendah pada
72,21%. Persentase tertinggi yaitu pada lokasi dimensi ini yaitu kenyamanan dan kebersihan
apotik mudah dijangkau (77%). Hal ini dinyatakan ruang tunggu (68%) dalam kategori puas karena
oleh 76 responden yang berdomisili di Manado, ruang tunggu pasien bersih walaupun tidak terlalu
Minahasa Selatan, Minahasa dan Minahasa Utara. luas.
Pernyataan cukup puas pada lokasi apotik yang
mudah dijangkau, diperoleh dari jawaban hasil Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Pada
kuesioner 19 responden yang berdomisili di Pelayanan Kefarmasian di RSJ Prof. Dr. V.L.
Gorontalo, Bolaang Mongondow serta daerah Ratumbuysang.
kepulauan Sangihe dan Sitaro. Hal ini sesuai Dari hasil jawaban kuesioner yang
dengan pernyataan [6] bahwa kemudahan akses diedarkan kepada 95 responden untuk mengukur
sarana kesehatan berpengaruh terhadap kepuasan kepuasan pasien pada pelayanan kefarmasian di
pasien. Apotik terlihat bersih dan rapi (72%), RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang maka secara
petugas farmasi berpakaian rapi (71,5%). Hasil keseluruhan diperoleh data skor untuk setiap
penelitian yang dilakukan oleh Denise et al (2016) dimensi yaitu dimensi kehandalan, dimensi
pada RSU Prof R.D. Kandou Manado untuk ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati
pertanyaan petugas farmasi berpakaian rapi dan dimensi penampilan atau bukti fisik dapat
memperoleh nilai kepuasan sebesar 89%. Hal ini dilihat pada tabel 6 dan grafik 1.
membuktikan bahwa penampilan petugas

Tabel 6. Tingkat Kepuasan Pasien Pada Pelayanan Kefarmasian di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

115
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

Berdasarkan data jawaban hasil kuesioner dari 95 capaian nilai ini belum maksimal karena pada shift
responden maka secara keseluruhan diperoleh nilai sore dan shift malam untuk proses penyerahan obat
total rata-rata persentase kepuasan pasien sebesar dalam pemberian edukasi dan informasi tentang
70% dalam kategori puas. Dimensi Kehandalan obat atau pengobatan pasien belum dilakukan oleh
secara keseluruhan kepuasan pasien termasuk Apoteker.
dalam kategori puas dengan persentase 67,37 % Dimensi Jaminan secara keseluruhan
tetapi pada indikator obat tersedia dengan lengkap kepuasan pasien termasuk dalam kategori puas
perlu mendapatkan perhatian khusus sebab masih dengan persentase 70,16 %. Menurut pengamatan
terdapat responden yang menyatakan kurang puas. peneliti hal ini bisa tercapai karena sumber daya
Dari pengamatan peneliti kekosongan obat yang manusia yaitu tenaga kefarmasiannya memiliki
masih sering terjadi di instalasi farmasi RSJ Prof Dr tingkat pendidikan, pengalaman dalam bekerja,
V.L.Ratumbuysang disebabkan karena proses keterampilan dan tanggung jawab yang tinggi
pengadaan obat harus melalui Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya setiap hari.
Provinsi Sulawesi Utara mengingat RSJ Prof Dr Dimensi Empati secara keseluruhan
V.L.Ratumbuysang hanyalah sebagai Unit kepuasan pasien termasuk dalam kategori puas
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) selanjutnya dengan persentase 70,53 %. Dari pengamatan
belum ada system atau program khusus secara peneliti hal ini bisa tercapai karena tenaga farmasi
komputerisasi yang bisa memantau stok obat, masa yang ada di RSJ Prof Dr. V.L.Ratumbuysang
kadaluarsa obat seperti di apotik swasta sehingga bekerja dengan hati nurani yang tulus, adil dengan
apabila ada obat yang habis langsung terlihat pada memperhatikan dan mengutamakan keselamatan
system komputer. Kecepatan waktu pelayanan obat pasien.
perlu adanya perbaikan juga karena masih ada Dimensi Penampilan secara keseluruhan
responden yang kurang puas dengan waktu tunggu merupakan dimensi dengan capaian nilai kepuasan
obat racikan. Dari pengamatan peneliti kecepatan pasien tertinggi yaitu sebesar 72,21%. Meskipun
waktu pelayanan obat menjadi lambat karena sesuai masih ada 19 responden yang menyatakan cukup
standar operasional prosedur yang ada setiap resep puas dengan lokasi apotik yang mudah dijangkau
yang masuk sebelum obatnya disiapkan harus di dan kenyamanan serta kebersihan ruang tunggu.
entry dulu di komputer. Untuk obat racikan waktu Dari pengamatan peneliti dan data hasil kuesioner
tunggunya menjadi lama kerena hanya ada 1 alat responden yang menyatakan cukup puas dengan
penghancur tablet elektrik sehingga tidak maksimal lokasi apotik yang mudah dijangkau adalah mereka
jika permintaan resep racikan banyak. yang berdomisili didaerah kepulauan atau di luar
Dimensi Ketanggapan secara keseluruhan kota Manado.
kepuasan pasien termasuk dalam kategori puas
dengan persentase 69,74%. Menurut peneliti

116
Biofarmasetikal Tropis e-ISSN 2685-3167
(The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2021, 4 (1), 109-117

Grafik 1. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Pada Pelayanan Kefarmasian di RSJ Prof. Dr. V.L.
Ratumbuysang.

KESIMPULAN pasien. Hal ini dapat dilihat pada capaian nilai


Hasil penelitian evaluasi kepuasan pada pelayanan kepuasan pasien berdasarkan 5 dimensi kualitas
kefarmasian di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang pelayanan yaitu : Dimensi Kehandalan nilai
secara keseluruhan adalah 70% berada dalam kepuasan pasien sebesar 67,37%, Dimensi
kategori puas, artinya pelayanan kefarmasian di Ketanggapan 69,74 % , Dimensi Jaminan 70,16 %,
RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang dari hasil Dimensi Empati 70,53 % dan dimensi Penampilan
evaluasi sudah memberikan kepuasan kepada 72,21%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tampa’i, R., Satibi, Pamudji, G. 2012. Surabaya Prosiding Seminar Nasional
Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Teknologi XIV Program Studi
Manajemen Farmasi Ditinjau dari Persepsi MMT-ITS, Surabaya. Diakses pada
Pengguna di Rumah Sakit Immanuel. tanggal 12 Pebruari 2020.
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, [5] Saragih, R., Lubis, N ., Sutatningsih, R,
Bandung. Vol 2, No. 3. Hal. 178-185. 2010. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan
[2] Sugiono, 2010. Metode Penelitian Terhadap Loyalitas Pasien Rumah Sakit
Administrasi. PT. Alfa Beta. Bandung Umum Herna Medan. Diakses tanggal 13
[3] Anonim, 2016. Peraturan Menteri Pebruari 2020
Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang [6] Pohan SI, 2007.Jaminan Mutu Layanan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
Sakit. Departemen Kesehatan Republik EGC. Jakarta
Indonesia. Jakarta
.4] Harjono H., Soepangkat BO, 2011. Upaya
Peningkatan Kualitas Layanan Farmasi
RSK. ST VINCENTIUS A PAOLO

117

Anda mungkin juga menyukai