Anda di halaman 1dari 11

JMPF Vol. 11 No.

1 : 62-72
ISSN-p : 2088-8139
ISSN-e : 2443-2946

Pengembangan Kuisioner Udayana untuk Penilaian Kepuasan


Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di Pusat
Kesehatan Masyarakat

Development of Udayana Questionnaire to Assess Patient Satisfaction with Pharmaceutical Care by


Pharmacist in Community Health Center

Luh Putu Febryana Larasanty*, Made Krisna Adi Jaya, Ketut Widyani Astuti, I Wayan Martadi Santika
Program studi profesi apoteker, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Submitted: 31-10-2020 Revised: 14-12-2020 Accepted: 18-03-2021
Corresponding : Luh Putu Febryana Larasanty; Email : febryana@unud.ac.id

ABSTRAK
Implementasi pelayanan kefarmasian oleh apoteker pada pusat kesehatan masyarakat diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016. Berdasarkan peraturan tersebut, evaluasi
terhadap pelayanan kefarmasian sangat diperlukan untuk menjamin kualitas mutu pelayanan yang
diberikan oleh apoteker. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kuisioner Udayana yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker di pusat
kesehatan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif (survei) yang dilaksanakan dalam
2 tahap kegiatan. Tahap pertama adalah merancang kuisioner Udayana, kemudian dilanjutkan tahap
kedua dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas kuisioner. Pernyataan dalam kuisioner
dikembangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 menghasilkan 31 butir
pernyataan yang terbagi dalam 5 dimensi pelayanan. Uji validitas logis menghasilnya 30 butir pernyataan
yang dinilai valid oleh penilai pakar. Uji validitas isi dilakukan dengan menghitung nilai content validity
ratio (CVR) dan nilai content validity index (CVI). Hasil CVR dan CVI menunjukkan terdapat 7 pernyataan
yang dieliminasi karena tidak valid (nilai CVR<0,99 dan CVI<70%). Uji validitas konstruk dan uji reliabilitas
dilakukan pada 384 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Uji validitas kontruk menghasilkan 23 butir
pernyataan yang valid (r = 0,148). Nilai Cronbach's Alpha untuk uji reliabilitas adalah lebih besar dari 0,6
yang mana menunjukkan bahwa seluruh pernyataan Udayana yang valid dinyatakan reliabel. Berdasarkan
uji validitas dan reliabilitas, terdapat 23 butir penyataan kuisioner Udayana yang dapat digunakan untuk
evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di pusat kesehatan masyarakat.
Kata Kunci : apoteker; evaluasi mutu; kuisioner; pelayanan kefarmasian; pusat Kesehatan masyarakat

ABSTRACT
The implementation of pharmaceutical care by pharmacists at the community health center has
been regulated in the Minister of Health Regulation No. 74 of 2016. Based on that regulation, assessment
of pharmaceutical care services is needed to ensure the quality of services provided by pharmacists. This
study aims to develop an Udayana questionnaire that can be used to evaluate the quality of
pharmaceutical care provided by pharmacists at community health centers. This research is quantitative
(survey implementation) carried out in 2 phases. The first phase is the design of the Udayana
questionnaire. The second phase is to verify the validity and reliability of the questionnaire. The
questionnaire validity test was carried out in three stages, namely the logical validity test, content validity,
and construct validity. The questionnaire statement develop based on Minister of Health Regulation No.
74 of 2016 obtained 31 statements which are divided into 5 dimensions of service quality. The logical
validity test resulted in 30 statements that were declared valid by experts. Content validity test is done by
calculating the value of the content validity ratio (CVR) and the value of the content validity index (CVI).
The CVR and CVI results showed that 7 statements were eliminated because they were not valid (CVR
value <0.99 and CVI <70%). Construct validity test and questionnaire reliability were tested on 384
respondents who had met the inclusion criteria. The construct validity test resulted 23 valid statement (r
= 0.148). Results of the reliability test based on Cronbach's Alpha value is greater than 0.6, indicating that
all the valid statement items in the Udayana questionnaire are reliable. Based on the results of validity
and reliability tests, 23 statements of Udayana's questionnaire are stated valid and reliable and can be
used to evaluate the quality of pharmaceutical care at the community health center.
Keywords: community health center; pharmaceutical care; pharmacist; quality evaluation; questionnaire

62 DOI : 10.22146/jmpf.60998 | JMPF Vol 11(1), 2021


Luh Putu Febryana Larasanty, et al

PENDAHULUAN (responsiveness), bukti langsung (tangible),


Pusat Kesehatan Masyarakat jaminan (assurance), dan kepedulian
(Puskesmas) merupakan unit pelayanan di (empathy)8.
bawah koordinasi dinas kesehatan Instrumen pengukuran kepuasan
kabupaten/kota yang memiliki pasien untuk evaluasi jaminan mutu
tanggungjawab untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian oleh apoteker di
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas sampai saat ini belum
dan merupakan unit pelaksana tingkat dikembangkan dengan baik. Kuisioner yang
pertama yang menjadi ujung tombak digunakan dalam pengukuran kepuasan
pembangunan kesehatan di Indonesia1. pasien di Puskesmas umumnya
Puskesmas memiliki fungsi sebagai dikembangkan ditujukan untuk satu lokasi
penyelenggara pelayanan kesehatan dasar penelitian tertentu saja atau menggunakan
yang mencakup pemeliharaan kesehatan, kuisioner kepuasan pasien yang bersifat
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan umum seperti kuisioner Patient Satisfaction
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit with Pharmacy Service (PSPSQ)9,10. Perlu
(kuratif), dan pemulihan kesehatan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara mengembangkan kuisioner yang valid dan
menyeluruh, terpadu, dan reliabel yang khusus digunakan untuk
berkesinambungan . 2
penilaian kepuasan pasien terhadap
Pelayanan kefarmasian di puskesmas pelayanan kefarmasian oleh apoteker di
dilaksanakan berdasarkan pada standar puskesmas. Dengan adanya kuisioner standar
pelayanan kefarmasian yang tercatum dalam kepuasan pasien terhadap pelayanan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik kefarmasian di Puskesmas, diharapkan dapat
Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang menjadi tolok ukur yang dapat digunakan
Standar Pelayanan Kefarmasian di bersama untuk melakukan evaluasi mutu
Puskesmas. Pelayanan kefarmasian yang pelayanan kefarmasian di Puskesmas dan
diberikan yaitu pelayanan farmasi klinik. menjadi salah satu bahan masukan dalam
Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan upaya terus meningkatkan pelayanan
yang langsung diberikan apoteker pada kefarmasian yang diberikan oleh apoteker di
pasien2. Untuk menjamin terselenggaranya puskesmas.
pelayanan kefarmasian yang dilakukan sesuai
dengan standar, perlu dilakukan jaminan METODE
mutu yang dapat dilakukan dalam bentuk Penelitian ini merupakan penelitian
survei kepuasan pasien. observasional secara kuantitatif dengan
Penelitian Manzoor et al., (2019) melakukan survei terhadap rancangan
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuisioner yang disusun. Penelitian tahap
positif dan signifikan antara kepuasan pasien pertama dilakukan pada bulan Januari 2019 –
dan pelayanan kesehatan3. Kepuasan pasien Desember 2019. Kemudian dilanjutkan
merupakan salah satu dasar untuk memulai penelitian tahap kedua dari Bulan Januari
proses untuk meningkatkan kualitas layanan sampai dengan Agustus 2020, bertempat di
kesehatan4,5. Kepuasan adalah hasil dari Puskesmas yang berada di Provinsi Bali yang
pemenuhan harapan pasien, dapat pula memiliki apoteker penanggung jawab.
digambarkan sebagai sejauh mana pelayanan Penelitian dilakukan dalam dua tahap.
kesehatan diterima oleh pasien, dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan harapan Penyusunan Kusioner
pasien6,7. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh Penyusunan kuesioner mengacu pada
kualitas pelayanan yang dapat diukur Permenkes RI nomor 74 Tahun 2016
menggunakan 5 dimensi kualitas pelayanan tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
yaitu kehandalan (reability), ketanggapan di Puskesmas, khususnya pelayanan

JMPF Vol 11(1), 2021 63


Pengembangan Kuisioner Udayana untuk Penilaian Kepuasan Pasien

kefarmasian yang secara langsung dilakukan pelayanan dengan rentang skor 1 sampai 4
oleh apoteker yaitu pengkajian dan pelayanan berdasarkan skala likert (sangat setuju (4),
resep, pelayanan informasi obat (PIO) dan setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak
konseling. Item pernyataan dideskripsikan setuju (1)).
berdasarkan telaah terhadap detail masing – Responden penelitian merupakan
masing jenis pelayanan kefarmasian sesuai pasien atau keluarga pasien yang telah
yang tercantum pada petunjuk teknis standar mendapatkan pelayanan kefarmasian oleh
pelayanan kefarmasian di Puskesmas. apoteker di puskesmas, dengan kriteria
inklusi responden yaitu berusia 17-65 tahun
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner (dewasa), mampu berkomunikasi secara baik
Kuisioner yang telah disusun kemudian dan bersedia mengisi kuesioner. Jumlah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas responden penelitian dihitung dengan
yang dilakukan meliputi uji validitas logis, uji menggunakan rumus Lemeshow yaitu
validitas isi dan uji validitas konstruk. minimal 384 orang responden. Pengambilan
Validitas logis bertujuan untuk menguji sampel responden untuk uji validitas konstruk
kelayakan isi item berdasarkan penilaian yang dan uji reliabilitas mengunakan metode
bersifat kualitatif oleh panel ahli. Hasil consecutive sampling yaitu setiap responden
validitas logis berupa kesepakatan di antara yang memenuhi kriteria penelitian
para ahli perihal kelayakan suatu skala dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
pengukuran11-13. Dalam validitas logis, waktu tertentu sehingga jumlah responden
penyataan yang dinilai logis kemudian yang diperlukan terpenuhi16. Penelitian tahap
dikategorikan ke dalam 5 dimensi kualitas pertama yang dilakukan pada bulan Januari –
pelayanan yaitu reliability, responsiveness, Desember 2019 telah mendapatkan ijin dari
tangibles, assurance, dan empathy berdasarkan Dinas Penanaman Modal dan dan Pelayanan
panduan pengembangan item kualitas Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali nomor
pelayanan dalam dimensi servqual oleh 070/05153/DPMPTSP/2018 Penyebaran
Parasuraman14. kuisioner untuk uji validitas dan reliabilitas
Validitas isi akan menunjukkan sejauh (penelitian tahap dua) telah mendapatkan
mana item-item dalam kuesioner cukup keterangan kelaikan etik (ethical clearance) dari
mewakili domain konten kuesioner. Jumlah Komisi Etik Penelitian FK Unud / RSUP
pakar minimal yang digunakan untuk uji Sanglah nomor. 1760/UN14.2.2.VII.14/LT/2020
validitas isi minimal sebanyak 5 pakar15. Uji tanggal 27 Agustus 2020.
validitas isi dilakukan dalam dua tahap Analisis data untuk uji validitas
penilaian yaitu pengukuran. Rasio Validitas konstruk dilakukan dengan melakukan
Isi (Content Validity Ratio) dan Indeks Validitas analisa statistik dengan cara menghitung nilai
isi (Content Validity Index). Rasio validitas isi korelasi product moment dari Pearson
dilakukan untuk menilai apakah suatu Correlation. Korelasi produk moment
pernyataan dalam kuesioner penting atau merupakan jenis analisa statistik yang umum
tidak berguna, sedangkan indeks validitas isi dan mudah digunakan untuk validasi
dilakukan untuk menilai pernyataan kuisioner yang menggunakan skala linear
kuesioner tersebut apakah sudah tepat, seperti skala likert yang digunakan dalam
membutuhkan revisi atau perlu di eliminasi. kuisioner kepuasan pasien ini. Kuesioner
Pernyataan yang telah dinyatakan valid dikatakan valid jika koefisien korelasi product
dalam uji validitas logis dan uji validitas isi moment melebihi 0,14817. Sedangkan uji
kemudian disebarkan kepada responden reabilitas dilakukan dengan menghitung nilai
penelitian untuk melakukan uji validitas Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s Alpha yang
konstruk dan uji reliabilitas. Uji validitas diperoleh dibandingkan dengan koefisiensi
konstruk dan uji reliabilitas menilai reliabilitas minimal yang dapat diterima. Jika
keseluruhan kuesioner sesuai dimensi mutu nilai Cronbach’s Alpha > 0,6, maka instrumen

64 JMPF Vol 11(1), 2021


Luh Putu Febryana Larasanty, et al

penelitian dinyatakan reliabel. Jika nilai validitas logis yang menunjukkan tinggi
Cronbach’s Alpha < 0,6, maka instrumen rendahnya kesepakatan di antara para ahli
penelitian dinyatakan tidak reliabel18. yang menilai kelayakan suatu skala
pengukuran untuk mengukur apa yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dimaksudkan11,20. Butir pernyataan yang telah
Penelitian ini dilakukan untuk melewati uji validitas logis menunjukkan
memperoleh kuesioner tingkat kepuasan bahwa pernyataan tersebut layak digunakan
pasien terhadap pelayanan kefarmasian di untuk menilai proses pelayanan kefarmasian
puskesmas yang valid dan reliabel yang dapat yang diberikan oleh apoteker di puskesmas
digunakan untuk evaluasi mutu pelayanan berdasarkan kesepakatan panel ahli.
kefarmasian. Penyusunan butir-butir
pernyataan dalam kuesioner mengacu pada Uji Validitas Isi
Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Uji validitas isi dilakukan untuk
standar pelayanan kefarmasian di puskesmas mengetahui sejauh mana pernyataan-
dengan pengelompokan menggunakan lima pernyataan dalam instrumen dinilai relevan
dimensi kualitas pelayanan. Pernyataan dan mewakili konstruk alat ukur yang
dalam kuesioner berkaitan dengan aspek ditargetkan untuk tujuan tertentu. Hasil akhir
pelayanan kefarmasian yaitu pengkajian dari validitas isi adalah penilaian kelayakan isi
resep, pelayanan infomasi obat (PIO) dan kuisioner21. Uji validitas isi dilakukan melalui
konseling. dua tahapan pengujian yaitu pengukuran
rasio validitas isi (content validity ratio / CVR)
Uji Validitas Logis dan pengukuran indeks validitas konten
Uji validitas logis kuesioner dilakukan (content validity index / CVI). Uji validitas isi
oleh tiga orang pakar dari anggota Ikatan dilakukan oleh 7 orang apoteker yang bekerja
Apoteker Indonesia Pengurus Daerah Bali di puskesmas di wilayah provinsi Bali. Hasil
seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat. Pakar uji validitas isi dapat dilihat pada tabel II dan
merupakan praktisi yang memiliki tabel III.
pengalaman praktek lebih dari 5 tahun. Pakar Pada pengukuran rasio validitas isi
melakukan analisis dengan menelaah (CVR) para penilai diminta untuk menilai
kesesuaian butir-butir pernyataan kuesioner setiap item dari 1 sampai 3 dengan nilai 1
dengan Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 menunjukkan bahwa pernyataan tidak perlu,
tentang standar pelayanan kefarmasian di nilai 2 menunjukkan bahwa pernyataan dalam
puskesmas serta melakukan pengelompokan kuisioner berguna tetapi tidak penting, dan
menggunakan lima dimensi kualitas nilai 3 menunjukkan pernyataan tersebut
pelayanan. Berdasarkan hasil validitas logis penting. Nilai CVR untuk pengujian dengan
dari 31 pernyataan terdapat 3 pernyataan yang jumlah ahli 7 orang adalah minimum 0,99 agar
dihilangkan dan 2 pernyataan yang dapat dinyatakan valid15. Hasil penelitian
ditambahkan sehingga diperoleh 30 butir menunjukkan bahwa dari 30 butir pernyataan
pernyataan dalam kuesioner yang akan perihal pelayanan kefarmasian yang diuji,
diujikan ke tahap selanjutnya. Tabel I memuat terdapat 7 buah pernyataan yang tidak valid
rancangan butir pernyataan yang lolos uji berdasarkan skor CVR.
validitas logis dan telah dikelompokkan Penilaian indeks validitas isi (CVI)
kedalam 5 dimensi kualitas pelayanan untuk dilakukan untuk menentukan item kuesioner
diuji lebih lanjut. tersebut tepat, membutuhkan revisi atau perlu
Validitas logis merupakan prosedur di eliminasi. Penilai dapat memilih nilai 1
penilaian kelayakan isi item yang bersifat sampai dengan 4 untuk masing – masing butir
kualitatif19. Prosedur penilaian kelayakan pernyataan dalam kuisioner. Nilai 1
butir pernyataan kuisioner dilakukan melalui menunjukkan penilai menyatakan pernyataan
penilaian yang bersifat kualitatif oleh panel tidak releven, nilai 2 berarti agak relevan, nilai
ahli. Prosedur ini selanjutnya menghasilkan 3 cukup relevan, dan nilai 4 menunjukkan

JMPF Vol 11(1), 2021 65


Pengembangan Kuisioner Udayana untuk Penilaian Kepuasan Pasien

Tabel Ia. Rancangan Butir Pernyataan Kuisioner Udayana dalam 5 Dimensi Kualitas
Pelayanan

Dimensi
No. Kualitas Butir Pernyataan
Pelayanan
1. Tangible 1. Puskesmas memiliki ruang farmasi untuk melayani resep dokter.
2. Terdapat informasi loket penerimaan obat dan penyerahan obat yang
jelas pada bagian ruang farmasi.
3. Pengelolaan dan pelayanan resep obat serta perbekalan kesehatan
dilakukan di ruang farmasi.
4. Pelayanan resep obat dan perbekalan kesehatan menggunakan nomor
antrian pelayanan resep yang jelas dan terorganisir.
5. Terdapat etiket obat dalam masing-masing kemasan obat.
6. Aturan pakai penggunaan obat tercantum secara jelas pada etiket di
kemasan obat.
7. Apoteker menggunakan masker saat penyerahan obat pada pasien
2. Reliability 8. Apoteker meminta saya mengulang kembali informasi terkait terapi
atau obat yang diperoleh dari dokter yang memeriksa.
9. Apoteker memberikan pelayanan informasi obat menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti.
10. Apoteker mengambil peran dalam hal edukasi terkait penggunaan
obat.
11. Apoteker memberikan informasi aktivitas apa saja yang perlu dihindari
berkaitan dengan penggunaan obat.
3. Assurance 12. Apoteker menerima resep saya di ruang farmasi dan memberikan
informasi mengenai waktu tunggu resep.
13. Apoteker menanyakan terlebih dahulu nama, alamat, diagnosa serta
nomor resep saya untuk dicocokkan dengan nama yang tercantum
pada obat yang akan diserahkan.
14. Obat yang diperoleh masih dalam kemasan yang baik.
15. Apoteker menyerahkan obat selalu disertai pemberian informasi
mengenai aturan pakai obat, misalnya obat diminum setiap 12 jam
sekali pada pukul 7 pagi dan 7 malam.
16. Apoteker menanyakan terlebih dahulu nama, alamat, diagnosa serta
nomor resep saya untuk dicocokkan dengan nama yang tercantum
pada obat yang akan diserahkan.
17. Obat yang diperoleh masih dalam kemasan yang baik.
18. Apoteker menyerahkan obat selalu disertai pemberian informasi
mengenai aturan pakai obat, misalnya obat diminum setiap 12 jam
sekali pada pukul 7 pagi dan 7 malam.
19. Apoteker menyediakan informasi tertulis (leaflet atau selebaran)
mengenai tata cara penggunaan obat (menjelaskan nama obat,
menjelaskan kenapa obat tersebut perlu dikonsumsi, menjelaskan
dimana obat tersebut harus digunakan, menjelaskan tentang siapa yang
akan mengonsumsi obat tersebut serta bagaimana cara penggunaan
obat)
20. Apoteker memberikan informasi mengenai kontak yang dapat
dihubungi.

66 JMPF Vol 11(1), 2021


Luh Putu Febryana Larasanty, et al

Tabel Ib. Rancangan Butir Pernyataan Kuisioner Udayana dalam 5 Dimensi Kualitas
Pelayanan

Dimensi
No. Kualitas Butir Pernyataan
Pelayanan
4. Emphaty 21. Apoteker memberikan informasi mengenai obat yang saya peroleh
secara jelas dan tidak terburu-buru.
22. Apoteker memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
tentang obat terkait penyakit yang dideritanya.
23. Apoteker memberikan pelayanan kepada saya tanpa memandang
status sosial.
24. Informasi obat diberikan tanpa pasien harus meminta terlebih dahulu.
25. Apoteker meminta pasien untuk menjelaskan kembali informasi obat
yang diperoleh sebelumnya.
5. Responsi 26. Pelayanan obat dilakukan oleh apoteker terkait penyerahan resep obat,
veness pemberian informasi obat dan konseling.
27. Apoteker menerima pertanyaan-pertanyaan terkait informasi obat dan
memberikan jawabannya.
28. Apoteker menjelaskan kepada pasien waktu tunggu pelayanan obat
non racikan ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60 menit.
29. Apoteker memberikan informasi obat kepada pasien secara jelas, tepat
dan bertanggungjawab.
30. Komunikasi antara apoteker dengan pasien berlangsung dua arah.

Tabel II. Hasil Pengukuran Rasio Validitas Isi (CVR)

No. Nilai CVR Butir Pernyataan Keterangan


1. -0,426 no : 28 Tidak Valid
2. -0,142 no : 8; 20; 25 Tidak Valid
3. 0,142 no : 12; 19 Tidak Valid
4. 0,714 no : 3 Tidak Valid
5. 1 no : 1; 2; 4; 5; 6; 7; 9; 10; 11; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 21; 22; Valid
23; 24; 26; 27; 29 dan 30

pernyataan dalam kuisioner sangat relevan. dicantumkan lagi. Pernyataan selanjutnya


Nilai CVI di bawah 70% menunjukkan bahwa adalah perihal waktu tunggu. Lama waktu
pernyataan dalam kuisioner perlu tunggu pelayanan resep merupakan salah satu
dieliminasi . Terdapat 2 butir pernyataan
15 penyebab ketidakpuasan pasien22. Namun hal
yang dieliminasi berdasarkan nilai persentase ini dinilai tidak perlu atau tidak penting
CVI. karena waktu tunggu pelayanan resep di
Pernyataan yang tidak lolos pada uji Puskesmas umumnya lebih singkat
validitas isi adalah pernyataan perihal tempat dibandingkan dengan sarana kesehatan
pengelolaan dan pelayanan obat dan resep, lainnya23. Informasi waktu tunggu umumnya
waktu tunggu obat, pengulangan informasi tercantum pada bagan alur pelayanan resep
obat dan penyediaan informasi tertulis. yang dapat dibaca langsung oleh pasien di
Tempat pengelolaan dan pelayanan resep papan informasi ruang farmasi.
dinilai memiliki makna yang serupa dengan Penyataan lainnya yang tidak valid
pernyataan nomor 1 sehingga tidak perlu adalah perihal pengulangan kembali

JMPF Vol 11(1), 2021 67


Pengembangan Kuisioner Udayana untuk Penilaian Kepuasan Pasien

Tabel III. Hasil Pengukuran Indeks Validitas Isi (CVI)

No. Nilai CVI Butir Pernyataan Keterangan


1. 57% no : 12; 19 Eliminasi
2. 86% no : 2; 3; 10 Tepat
3. 100% no : 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 13; 14; 15;16; 17;18; 20; Tepat
21; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 28; 30

informasi oleh pasien dan penyediaan Jika koefisien korelasi adalah +1 maka kedua
informasi tertulis. Pemberian informasi obat variabel yang diteliti mempunyai hubungan
yang diberikan di puskesmas jauh lebih linier sempurna positif29. Koefisien korelasi
sederhana yang meliputi nama obat, dosis, pernyataan dalam kuisioner bernilai positif
aturan pakai dan indikasi obat24-26. Sedangkan yang berarti masing – masing butir
untuk pemanfaatan informasi tertulis oleh pernyataan dalam kuisioner memiliki
pasien sangat bergantung pada tingkat hubungan linier yang positif terhadap
kepedulian untuk membaca dan tingkat pelayanan kefarmasian.
pemahaman pasien terhadap informasi dalam
leaflet/informasi obat cetak lainnya27. Sehingga Uji reliabilitas
pengulangan informasi dan pemberian Reliabilitas adalah nilai yang
informasi tambahan dalam bentuk menunjukkan sejauh mana suatu alat
cetak/tertulis dinilai tidak perlu atau berguna pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan.
namun tidak penting. Berdasarkan uji Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
validitas isi, terdapat total 23 butir pernyataan pengukuran itu tetap konsisten apabila
yang dinilai valid dan tepat oleh penilai dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian pada hal yang sama, dengan menggunakan
validitas isi dan reliabilitas seperti yang instrument pengukuran yang sama. Nilai
ditampilkan pada tabel IV. Cronbach’s Alpha butir pernyataan dalam
kuisioner dapat dilihat pada tabel IV. Nilai
Uji validitas konstruk Cronbach’s Alpha pada semua dimensi
Uji validitas konstruk dilakukan pelayanan >0,6 sehingga dinyatakan reliabel.
dengan menghitung nilai korelasi product Hasil pernyataan yang reliabel menunjukkan
moment dari hasil penilaian rancangan bahwa butir pernyataan dalam tiap dimensi
kuisioner yang disebarkan kepada 384 kualitas pelayanan dalam kuisioner Udayana
responden yang tersebar di 6 puskesmas di dinyatakan dapat mengukur pelayanan
wilayah Provinsi Bali. Puskesmas yang kefarmasian oleh apoteker di puskesmas
digunakan sebagai tempat pengambilan data secara stabil dan memberikan hasil yang
adalah Puskesmas dengan apoteker konsisten. Pengulangan pengukuran dengan
penanggung jawab yang tidak terlibat dalam kuisioner yang reliabel dalam kondisi yang
penilaian validitas isi kuisioner. Pada tabel IV konstan akan memberikan hasil yang
terlihat bahwa 23 butir pernyataan memiliki sama13,30,31.
nilai r hitung > 0,148 (r tabel) sehingga
dinyatakan valid. Validitas konstruk Keterbatasan penelitian
merupakan uji yang dilakukan untuk Terdapat beberapa keterbatasan dalam
memastikan suatu instrument bisa mengukur penelitian ini. Yang pertama adalah perihal
konstruk yang ingin diukur28, dalam cara pengambilan sampel. Responden
penelitian ini adalah mengukur pelayanan penelitian diambil dengan metode consecutive
kefarmasian oleh apoteker di puskesmas. sampling. Selanjutnya adalah keterbatasan
Nilai korelasi pearson product moment jumlah puskesmas yang memiliki apoteker
mempunyai jarak antara -1 sampai dengan +1. sebagai penanggung jawab pada bagian

68 JMPF Vol 11(1), 2021


Luh Putu Febryana Larasanty, et al

Tabel IVa. Uji Validitas Konstruk dan Uji Reliabilitas Pernyataan Kusioner Udayana

Dimensi r
Cronbach’s
Kualitas Butir Pernyataan hitung
Alpha
Pelayanan
Tangible 1. Puskesmas memiliki ruang farmasi untuk melayani 0,562 0,730
resep dokter.
2. Terdapat informasi loket penerimaan obat dan 0,720
penyerahan obat yang jelas pada bagian ruang
farmasi.
3. Pelayanan resep obat dan perbekalan kesehatanan 0,590
menggunakan nomor antrian yang jelas dan
terorganisir.
4. Terdapat etiket obat dalam masing-masing kemasan 0,713
obat.
5. Aturan pakai penggunaan obat tercantum secara jelas 0,723
pada etiket di kemasan obat.
6. Apoteker menggunakan masker saat penyerahan 0,617
obat pada pasien
Reliability 7. Apoteker memberikan pelayanan informasi obat 0,778 0,612
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
8. Apoteker mengambil peran dalam hal edukasi terkait 0,713
penggunaan obat.
9. Apoteker memberikan informasi aktivitas apa saja 0,773
yang perlu dihindari berkaitan dengan penggunaan
obat.
Assurance 10. Apoteker menanyakan terlebih dahulu nama, alamat, 0,552 0,686
diagnosa serta nomor resep saya untuk dicocokkan
dengan nama yang tercantum pada obat yang akan
diserahkan.
11. Obat yang diperoleh masih dalam kemasan yang 0,678
baik.
12. Apoteker menyerahkan obat selalu disertai 0,585
pemberian informasi mengenai aturan pakai obat,
misalnya obat diminum setiap 12 jam sekali pada
pukul 7 pagi dan 7 malam sesudah makan
13. Apoteker menyerahkan obat disertai pemberian 0,586
informasi mengenai cara penggunaan obat, misalnya
diminum dengan air putih, dioleskan tipis pada
bagian yang luka.
14. Penyerahan obat selalu disertai pemberian informasi 0,735
mengenai cara penyimpanan obat, misalnya
disimpan di tempat yang sejuk.
15. Penyerahan obat selalu disertai informasi tambahan 0,627
misalnya mengenai efek samping yang mungkin
terjadi, makanan yang harus dihindari selama
mengkonsumsi obat dan sebagainya.

JMPF Vol 11(1), 2021 69


Pengembangan Kuisioner Udayana untuk Penilaian Kepuasan Pasien

Tabel IVb. Uji Validitas Konstruk dan Uji Reliabilitas Pernyataan Kusioner Udayana

Dimensi r
Cronbach’s
Kualitas Butir Pernyataan hitung
Alpha
Pelayanan
Emphaty 16. Apoteker memberikan informasi mengenai obat yang 0,652 0,655
saya peroleh secara jelas dan tidak terburu-buru.
17. Apoteker memberikan kesempatan kepada pasien 0,762
untuk bertanya tentang obat terkait penyakit yang
dideritanya.
18. Apoteker memberikan pelayanan kepada saya tanpa 0,734
memandang status sosial.
19. Informasi obat diberikan tanpa pasien harus meminta 0,661
terlebih dahulu.
Responsiveness 20. Pelayanan obat dilakukan oleh apoteker terkait 0,625 0,616
penyerahan resep obat, pemberian informasi obat dan
konseling.
21. Apoteker menerima pertanyaan-pertanyaan terkait 0,649
informasi obat dan memberikan jawabannya.
22. Apoteker memberikan informasi obat kepada pasien 0,754
secara jelas, tepat dan bertanggungjawab.
23. Komunikasi antara apoteker dengan pasien 0,696
berlangsung dua arah.

Keterangan : Hasil uji validitas konstruk dinyatakan valid apabila r hitung > 0,148 (r tabel);
Hasil uji reliabilitas dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6

farmasi atau kamar obat membuat tempat yang disusun ini memang benar – benar teruji
penelitian yang digunakan juga sangat valid dan reliabel dan dapat digunakan secara
terbatas. Puskesmas tempat apoteker yang luas.
telah menjadi penilai pada uji validitas isi
tidak digunakan sebagai tempat untuk KESIMPULAN
menyebarkan kuisioner penelitian kepada Pengembangan kuisioner Udayana
responden untuk menghindari bias informasi. untuk penilaian kepuasan pasien terhadap
Hal ini juga mengurangi jumlah puskesmas pelayanan kefarmasian oleh apoteker
sebagai tempat uji validitas konstruk dan uji menghasilkan kuisioner dengan 23 butir
reliabilitas. Yang ketiga adalah kemungkinan pernyataan yaitu dimensi tangible sebanyak 6
adanya faktor subjektifitas panel ahli atau butir pernyataan, dimensi reliability sebanyak
kelompok pakar. Kemudian untuk 3 butir pernyataan, dimensi assurance
mendapatkan hasil validasi yang lebih baik, sebanyak 6 butir pernyataan, dimensi emphaty
uji validitas konstruk dapat menggunakan sebanyak 4 butir pernyataan, dimensi
metode yang lebih baik seperti metode Delphi responsiveness sebanyak 4 butir pernyataan.
atau faktor analisis. Selain itu sangat perlu Dua puluh tiga pernyataan tersebut
untuk dilakukan uji validitas eksternal dengan telah melalui uji validitas logis, uji validitas
metode pengambilan data yang lebih baik dan isi, uji validitas konstruk serta uji
tempat pengambilan sampel yang lebih luas reliabilitas dan dinyatakan telah valid dan
untuk lebih meyakinkan bahwa kuisioner reliabel.

70 JMPF Vol 11(1), 2021


Luh Putu Febryana Larasanty, et al

UCAPAN TERIMA KASIH 6. Schiffman LG, Kanuk LL, dan Wisenbilt


Peneliti mengucapkan terimakasih J. Consumer Behavior Global Edition, 10th
kepada Ikatan Apoteker Indonesia PD Bali edition. New Jersey: Prentice Hall; 2010.
dan sejawat apoteker di Puskesmas yang telah 7. Plentara R, Knyszyńska A, Bazydło
bersedia sebagai penilai dalam uji validitas M, Zabielska P, Kim A, Kotwas
logis dan validitas isi pernyataan kuisioner. A, Rotter I, Kamola J, Karakiewicz B.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih Patient satisfaction measure of the
kepada responden yang menyediakan quality of primary health care.
waktunya baik dalam pengisian kuisioner. Pomeranian J Life Sci. 2015; 61(3): 335-40.
8. Yarimoglu EK. A Review on
KONFLIK KEPENTINGAN dimensions of service quality models. J
Penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik Mark Manag. 2014; 2(2): 79-93.
kepentingan pada penelitian ini. 9. Prihatini N, Yuniar Y, Susyanty AL, dan
Rahani. Kepuasan pasien rawat jalan
DUKUNGAN FINANSIAL terhadap pelayanan kefarmasian di
Penelitian ini dibiayai oleh Fakultas rumah sakit dan puskesmas di 11
MIPA Universitas Udayana yang melalui provinsi di Indonesia. Jurnal Kefarmasian
LPPM Universitas Udayana telah memberikan Indonesia. 2020;10(1):42-49.
hibah penelitian unggulan program studi. 10. Nur Hidayah MR, Pratiwi H, dan
Nuryanti. Evaluasi kepuasan pasien
DAFTAR PUSTAKA
terhadap pelayanan oleh apoteker di
1. Hidayat W. Studi tentang pelaksanaan
ruang farmasi Puskesmas Purwokerto
pelayanan kesehatan di puskesmas
Timur. Acta Pharm Indo. 2019; 7(1): 1-11.
Long Ikis Kecamatan Long Ikis
11. Prous MJGY, Salvanes FR, and Ortells
Kabupaten Paser. Journal Ilmu
LC. Validation of questionnaires.
Pemerintahan. 2015;3(4): 1637–1651.
Reumatol Clin. 2009; 5: 171-177.
2. Kementerian Kesehatan Republik
12. Parasuraman A, Zeithml VA, Berry LL.
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
SERVQUAL: A Multiple Item Scale for
Republik Indonesia nomor 72 tahun 2016
Meassuring Consumer Perseption of
tentang standar pelayanan kefarmasian.
Service Quality, J Retail. 1998; 64: 14-40.
Jakarta, Indonesia: Kementerian
13. Taherdoost H. Validity and reliability
Kesehatan; 2017.
of the research instrument: how to test
3. Manzoor F, Wei L, Hussain A, Asif M,
the validation of a questionnaire/survey
Shah S. Patient satisfaction with health
in a research. IJARM. 2016; 5(3): 28-36.
care services; an application of
14. Yarimoglu EK. A review on dimensions
physician’s behavior as a
of service quality models. J. Mark.
moderator. Int. J. Environ. Res. Public
Manag. 2014; 2(2):79-93.
Health. 2019; 16(18): 3318-3334.
15. Zamanzadeh VM, Rassouli A,
4. Pękacz A, Kądalska E, Skoczylas A,
Abbazadeh HA, Majd AR, Nikanfar,
Targowski A. Patient satisfaction as an
Ghahramanian A, Details of content
element of healthcare quality – a single-
validity and objectifying it in
center Polish survey. Reumatol. 2019;
instrument development. NPT. 2014; 1:
57(3): 135–144.
163-171.
5. Spasojevic A, Hrabac B, Huseinagic S.
16. Setia MS. Methodology series module
Patient’s satisfaction with health care: a
5: sampling strategies. Indian J Dermatol.
questionnaire study of different aspects
2016; 61(5): 505–509.
of care. Mater Sociomed. 2015; 27(4): 220-
17. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis.
224.

JMPF Vol 11(1), 2021 71


Pengembangan Kuisioner Udayana untuk Penilaian Kepuasan Pasien

Bandung, Indonesia: Alfabeta; 2013. Setiawan D. Pelaksanaan penyimpanan


18. Ghozali I. Aplikasi Analisis Multivariate obat dan pelayanan informasi obat
Dengan Program IBM SPSS 17. kepada pasien di puskesmas di Kota
Semarang, Indonesia: Badan Penerbit Purwokerto. Pharmacy. 2020; 7(3): 93 –
Universitas Diponegoro; 2011. 106.
19. Azwar S. Sikap Manusia Teori dan 26. Adityawati R, Latifah E, Hapsari WS.
Pengukurannya. Yogyakarta, Indonesia: Evaluasi pelayanan informasi obat pada
Pustaka Pelajar; 2011. pasien rawat jalan di instalasi farmasi
20. Hendryadi. Validitas isi: tahap awal Puskesmas Grabag I. Jurnal Farmasi
pengembangan kuesioner. Jurnal Riset Sains dan Praktis. 2016; 1(2): 6 – 10.
Manajemen dan Bisnis. 2017; 2(2): 169 – 27. Vinker S, Eliyahu V, dan Yaphe J. The
178. Effect of Drug Information Leaflets on
21. Ihsan H. Validasi isi alat ukur penelitian Patient Behavior. IMAJ. 2007; 9: 383-386.
konsep dan panduan penelitiannya. 28. Soriano BJN, Duarte SG, Alonso AMF,
Pedagogia: Jurnal Ilmu Pendidikan. 2015; Perales AB, dan Carreño TP. Validation
13: 266-273. of a questionnaire developed to
22. Alrasheedi KF, AL-Mohaithef M, evaluate a pediatric e-health website for
Edrees HH, Chandramohan S. The parents. Int J Environ Res Public Health.
association between wait times and 2020; 17: 2671-2681.
patient satisfaction: findings from 29. Sarwono J. Metode Riset Skripsi
primary health centers in the kingdom Pendekatan Kuantitatif Menggunakan
of Saudi Arabia. Health Serv Res Manag Prosedur SPSS, Jakarta, Indonesia: PT
Epidemiol. 2019; 6: 1-7. Elex Media Komputindo; 2012.
23. Jaya MKA, Apsari DP. Gambaran 30. Bolarinwa OA. Principles and methods
waktu tunggu dan identifikasi faktor of validity and reliability testing of
yang mempengaruhi lama waktu questionnaires used in social and health
tunggu pelayanan obat atas resep science researches. Niger Postgrad Med J.
dokter di puskesmas Kota Denpasar. 2015; 22:195-201.
Medicamento. 2018; 4(2): 94-99. 31. Yaghoubifard S, Rashidian
24. Ekadipta, Sadikin M, Yusuf MR. A, Kebriaeezadeh A, Sheidaei A,
Kualitas pemberian infromasi obat pada Varmaghani M, Hashemi-Meshkini A,
pelayanan resep berdasarkan kepuasan Zekri HS. Developing a patient
pasien BPJS puskesmas Kecamatan satisfaction questionnaire for services
Cilandak. Jurnal Farmasi. 2019; 16(2): provided in Iranian community
244-156. pharmacies. J Res Pharm Pract. 2016; 5(2):
25. Priyanto A, Hasanmihardja M, 106–115.

72 JMPF Vol 11(1), 2021

Anda mungkin juga menyukai