Anda di halaman 1dari 14

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Manajamen Konflik Husnul Khotimah, S. Th. I, M. Ag

Negosiasi Dalam Konflik


Oleh:

Rahmadalia 210103030175

Muhammad Ridwan 210103030237

Aslam Habibi 210103030242

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

BANJARMASIN

2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah perubahan dinamika geopolitik global, konflik antarnegara dan

antarbudaya semakin rumit. Dalam situasi ini, negosiasi menjadi instrumen penting

dalam mencari penyelesaian yang damai dan berkelanjutan. Konflik sering kali

muncul karena adanya perbedaan pendapat, kepentingan, atau nilai antara pihak-

pihak yang terlibat. Negosiasi menjadi sarana untuk menemukan titik temu di antara

beragam kepentingan dan membangun kesepakatan yang dapat diterima semua

pihak. Faktor-faktor sosial dan budaya seringkali memperumit proses negosiasi

dalam konteks konflik. Perbedaan budaya, nilai-nilai, dan norma dapat

menghambat komunikasi dan mempersulit pencapaian kesepakatan yang adil dan

berkelanjutan. Konflik dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan ketegangan

psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas negosiasi. Memahami aspek

psikologis dari konflik membantu dalam mengembangkan strategi negosiasi yang

efektif.

Dalam beberapa kasus, mediator atau fasilitator eksternal diperlukan untuk

memediasi negosiasi antara pihak-pihak yang berkonflik. Penggunaan mediator

membantu menyeimbangkan kekuatan dan menciptakan lingkungan yang kondusif

untuk mencapai kesepakatan. Berbagai teknik dan strategi negosiasi dapat

diterapkan dalam penyelesaian konflik, termasuk pendekatan kolaboratif,

kompetitif, atau kompromi. Pemahaman mendalam tentang teknik-teknik ini

penting untuk merancang strategi negosiasi yang efektif. Meskipun penting,

negosiasi dalam konteks konflik juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dan

1
hambatan, seperti keengganan pihak untuk berkompromi, ketidakpercayaan, atau

kekuatan asimetris antara pihak-pihak yang terlibat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian negosiasi dalam konflik?

2. Bagaimana teknik dan taktik negosiasi?

3. Bagaimana penerapan negosiasi dalam konflik?

2
PEMBAHASAN

A. Pengantar Negosiasi dalam Konflik

1. Negosiasi

Dalam arti luas, negosiasi merupakan jenis interaksi sosial yang melibatkan

dua belah pihak atau lebih untuk berdiskusi masalah yang bersangkutan untuk

mencapai kesepakatan, serta memuaskan semua pihak yang memiliki tujuan atau

kepentingan yang berbeda.1 Dengan demikian, negosiasi merupakan suatu proses

kompleks di mana berbagai kepentingan dan tujuan harus diakomodasi untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

Menurut Parmitasari (2019), negosiasi merupakan perundingan antara para

pihak yang melakukan proses tawar menawar. Terdapat pihak yang melakukan

penawaran kepada pihak lain dan akan adanya penerimaan dari pihak yang lainnya.

Dalam proses tawar menawar juga menjadi salah satu kegiatan komunikasi,

dimana seorang negosiator yang memiliki peran sebagai kominikator akan

mengawali proses terjadinya komunikasi dalam sebuah negosiasi. Maka, selaku

komunikator, negosiator harus mampu memahami pihak lawannya yang berperan

selaku komunikan.2

2. Teknik Negosiasi

Teknik negosiasi yang tepat dalam menyelesaikan suatu konflik, sebagai

berikut: Memandang lawan bicara sebagai teman bukan sebagai musuh, dan tetap

1
Trilliani Lim, dkk. “Analisa Pengaruh Negosiasi dan Manajemen Konflik pada
Industri Perkapalan (Studi pada PT. Lautan Lestari Permata)”. Journal Of Management, vol. 5, no.
3, 2022, hal. 23
2
Ibid 23

3
menjaga hubungan baik. Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan tidak

secara kasar. Selalu mendengarkan pendapat dan masukkan dari lawan bicara

terlebih dahulu dan tidak berusaha memotong pembicaraan lawan bicara,

walaupun menurut pendapat kita, pendapat yang disampaikan lawan bicara tidak

menguntungkan. Berkomunikasi dengan bahasa yang dapat meyakinkan lawan

bicara Menempatkan pentingnya hubungan timbal balik antar pihak Melihat tujuan

dari negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yang diterima oleh semuanya.

Dengan teknik negosiasi tersebut diharapkan hasil kesepakatan yang dibuat tidak

hanya menguntungkan pihak sendiri, melainkan semua pihak yang terlibat, agar

konflik yang ada dapat diselesaikan. Konflik dapat diselesaikan dengan baik antar

individu yang terlibat dalam konflik dan juga bantuan serta mediasi oleh pihak

ketiga. Pihak berkonflik harus bisa dengan berkomunikasi secara baik dan

menjelaskan masing-masing kepentingan dalam bernegosiasi dengan

menggunakan pertanyaan terbuka dan saling menerima pendapatan yang lain agar

bisa menyelesaikan suatu konflik tersebut.3

B. STRATEGI DALAM NEGOSIASI

Dalam negosiasi, untuk mencapai hasil yang diharapkan, penting untuk

menetapkan strategi yang sesuai sebelum memulai proses negosiasi. Terdapat

beragam strategi yang bisa kita gunakan, yang akan diuraikan berikut ini:

1. Strategi Win-win, merupakan pilihan ideal ketika kedua belah pihak dalam

konflik berkeinginan mencapai solusi yang saling menguntungkan. Dikenal

3
Adi, dkk. “Manajemen Konflik dan Teknik Negosiasi yang Baik dan Tepat dalam
Dunia Industri Makanan dan Minuman”. Journal Of Management, vol. 5, no. 3, 2022, hal. 438

4
juga dengan istilah negosiasi integratif, pendekatan ini menjanjikan hasil

yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.

2. Strategi Win-lose, dalam taktik ini, para pihak yang terlibat dalam

perselisihan berlomba untuk meraih keuntungan maksimal dari solusi yang

diterapkan. Strategi win-lose memicu persaingan sengit di mana setiap

pihak berusaha keras untuk mengamankan keinginan mereka.

3. Strategi Lose-lose, strategi ini sering kali menjadi pilihan ketika strategi

negosiasi yang efektif gagal diterapkan. Hasilnya, kedua pihak yang bertikai

berakhir tanpa mendapatkan apa pun dari harapan mereka.

4. Strategi Lose-win, ketika satu pihak memilih untuk mengalah dalam konflik,

strategi lose-win diadopsi. Pilihan ini dilakukan dengan harapan bahwa ada

keuntungan tersembunyi yang bisa diperoleh meskipun tampaknya

mengalami kekalahan.4

Terdapat 2 model dalam negosiasi, yaitu:

1. Negosiasi Distributif (Kompetitif)

Negosiasi distributif fokus pada hasil menang-kalah, di mana kepentingan

dan kepuasan pihak lain tidak diutamakan, sering kali mengorbankan

mereka demi keuntungan jangka pendek. Ciri khas negosiator jenis ini

meliputi:

4
Anna Gustina Zainal, Teknik Lobi Dan Negosiasi (Lampung: Anugerah Utama Raharja,
2017).

5
• Tawaran Awal Ekstrem: Mereka cenderung memulai dengan

tawaran yang sangat tinggi atau rendah, yang sering kali tidak

realistis.

• Kewenangan Terbatas: Mereka memiliki batasan dalam membuat

keputusan atau konsesi.

• Manipulasi Emosi: Mereka menggunakan emosi lawan sebagai alat

untuk mendapatkan keuntungan.

• Menyembunyikan Kelemahan: Mereka tidak pernah menunjukkan

kelemahan atau keraguan.

• Kurang Fleksibel: Mereka jarang memberikan kelonggaran atau

konsesi.

• Mengabaikan Deadline: Mereka sering mengesampingkan batas

waktu yang telah ditetapkan.

1. Negosiasi Integratif (kooperatif)

Negosiasi ini menitikberatkan pada pencapaian kesepakatan yang

menguntungkan semua pihak. Pendekatan ini menghargai kepentingan

bersama dan menargetkan hasil yang memuaskan bagi semua yang terlibat,

dengan fokus pada pembinaan hubungan yang berkelanjutan. Karakteristik

utama dari negosiator integratif adalah:

• Adaptasi: Mereka fleksibel dan menyesuaikan pendekatan mereka

untuk memenuhi kebutuhan pihak lain.

• Konsensus: Mereka aktif mencari solusi yang dapat menyatukan

perbedaan.

6
• Harmonisasi: Mereka berusaha untuk menyelaraskan perbedaan dan

menciptakan keselarasan.5

Dalam konteks strategi negosiasi, pendekatan contending atau kompetitif sering

kali dianggap sebagai jalur yang konfrontatif. Strategi Contending adalah

pendekatan negosiasi di mana seseorang berupaya menang tanpa

mempertimbangkan kepentingan pihak lain, dengan mempertahankan tujuannya

dan mendorong pihak lain untuk mengalah melalui taktik seperti ancaman,

hukuman, atau tindakan pre-emptif. Strategi Contending berfokus pada

kemenangan pihak sendiri dengan mengesampingkan kepentingan lawan, sering

kali melalui taktik seperti ancaman dan tekanan, yang dapat mengarah pada

hubungan antagonis dan hasil 'zero-sum', dimana satu pihak menang dan yang lain

kalah.6

C. Penerapan Negosiasi dalam Konflik

Negosiasi merupakan proses komunikasi dua arah yang digunakan untuk

mencapai kesepakatan ketika dua atau lebih pihak memiliki kepentingan yang

berbeda. Dalam konteks konflik, negosiasi menjadi alat penting untuk mencari

solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Proses ini memungkinkan setiap

5
Zainal Abidin Partao, Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations (Yogyakarta: PT
Index, 2006).
6
Shely Freslyana, Strategi dan Taktik Negoisasi Antara Pemerintah Thailand dan
Barisan Revolusi Nasional Dalam Upaya Meredam Konflik Tahun 2013-2018 (Yogyakarta, UIN
Yogyakarta, 2021).
[https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/33704/14323103%20Shely%20Freslyana.pd
f?sequence=1](https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/33704/14323103%20Shely%
20Freslyana.pdf?sequence=1).

7
pihak untuk mengutarakan pandangan dan kebutuhannya, dengan tujuan mencapai

kesepakatan yang menguntungkan bersama.7

Ada beberapa bagian dalam penerapan negosiasi diantaranya yaitu :

1. Proses Negosiasi

Dalam negosiasi, pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk memahami posisi

masing-masing dan mengeksplorasi area-area di mana mereka dapat berkompromi.

Hal ini melibatkan tawar-menawar, di mana setiap pihak menawarkan sesuatu yang

bernilai bagi pihak lain sebagai bagian dari solusi konflik. Proses ini membutuhkan

keterampilan komunikasi yang baik, kesabaran, dan sering kali kreativitas untuk

menemukan solusi yang inovatif.

2. Karakteristik Negosiasi

Negosiasi memiliki beberapa karakteristik khusus. Pertama, negosiasi

dilakukan untuk menghasilkan kesepakatan. Kedua, keputusan yang dihasilkan

harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Ketiga, negosiasi dilakukan

sebagai sarana untuk mencari penyelesaian. Keempat, negosiasi mengarah kepada

tujuan praktis. Kelima, prioritas utama dalam negosiasi terletak pada kepentingan

bersama.

3. Hambatan dan Tantangan dalam Negosiasi

Namun, negosiasi tidak selalu berjalan mulus. Hambatan dapat muncul,

seperti ketidakpercayaan, komunikasi yang buruk, atau ketidaksetaraan kekuatan

antara pihak-pihak yang terlibat. Ketika hambatan ini tidak dapat diatasi, negosiasi

bisa gagal, yang mungkin memerlukan pendekatan lain seperti mediasi atau

7
Gustina Zainal, Teknik Lobi Dan Negosiasi.

8
arbitrase untuk menyelesaikan konflik.8

Terdapat beragam tantangan yang dihadapi dalam proses negosiasi di

berbagai jenis konflik, mulai dari skala internasional hingga interpersonal. Dalam

konteks konflik internasional, politik, dan bisnis, negosiasi sering kali melibatkan

negara, pemerintahan, atau perusahaan dengan kepentingan yang kompleks dan

seringkali saling bertentangan. Sebagai contoh, dalam perundingan perdamaian di

Timur Tengah, negosiator harus menghadapi tekanan dari berbagai pihak,

sementara mencoba menemukan titik kesepakatan yang dapat diterima oleh semua

pihak yang terlibat. 9 Hal serupa juga terjadi dalam perjanjian perdagangan

internasional, di mana negosiasi tentang tarif, kuota, dan regulasi perdagangan

harus mempertimbangkan kepentingan nasional, politik, dan ekonomi dari berbagai

negara peserta.

Di sisi lain, dalam konflik antar individu dan kelompok, tantangan

negosiasi dapat lebih terfokus pada dinamika interpersonal dan dinamika kekuasaan

yang lebih halus. Misalnya, dalam situasi konflik di tempat kerja antara departemen

yang bersaing, negosiasi seringkali melibatkan pembicaraan tentang pengalokasian

sumber daya dan keseimbangan kekuasaan antara pihak-pihak yang terlibat. Begitu

pula dalam negosiasi antara komunitas adat dan perusahaan tambang, aspek-aspek

seperti keadilan, keberlanjutan lingkungan, dan hak-hak legal seringkali menjadi

8
Andi Adijah, “Negosiasi Dalam Manajemen Konflik". Jurnal Sipatokkong Bpsdm
Sulsel, vol. 4, no. 3 (30 September 2023), hal. 293–305
https://doi.org/10.58643/sipatokkong.v4i3.244.
9
Dr M. Subhan Iswahyudi ACTC M. Eng , PCC dkk., Pengantar Manajemen Konflik
(Cendikia Mulia Mandiri, 2023).

9
titik-titik perselisihan yang kompleks.10

Meskipun demikian, terlepas dari jenis konfliknya, ada beberapa hambatan

umum yang sering muncul dalam proses negosiasi. Komunikasi yang buruk,

misalnya, dapat menghambat pemahaman dan memperumit proses mencapai

kesepakatan. Ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang terlibat juga dapat menjadi

penghalang serius, menghambat terbukanya dialog yang produktif. Selain itu,

perbedaan kepentingan dan kekuatan antara pihak-pihak yang terlibat seringkali

mempersulit pencapaian kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Selain faktor-

faktor internal, ada juga faktor eksternal seperti politik, budaya, dan regulasi hukum

yang dapat mempengaruhi dinamika negosiasi secara signifikan. Dengan

memahami berbagai tantangan dan hambatan ini, negosiator dapat lebih siap untuk

menghadapi kompleksitas dari proses negosiasi dan mencari solusi yang memadai

dalam berbagai jenis konflik.11

10
Rusdin Tahir dkk., Manajemen : Konsep, Prinsip, dan Aplikasi (PT. Sonpedia
Publishing Indonesia, 2023).
11
ACTC dkk., Pengantar Manajemen Konflik.

10
PENUTUP
Kesimpulan
Negosiasi adalah alat yang berharga dalam penyelesaian konflik, tetapi

memerlukan keterampilan dan pendekatan yang tepat untuk berhasil. Penerapan

negosiasi yang efektif dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan dan

memuaskan bagi semua pihak, sementara kegagalan dalam negosiasi dapat

menyebabkan eskalasi konflik. Oleh karena itu, penting bagi para negosiator untuk

terus mengembangkan keterampilan mereka dan memahami dinamika konflik

untuk mencapai hasil yang optimal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Partao, Zainal. Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations.
Yogyakarta: PT Index, 2006.
ACTC, Dr M. Subhan Iswahyudi, M. Eng , PCC, Iskandar Zulkarnain M.M S. E.,
Dra Hamidah Rosidanti Susilatun MEM, Frangky E. D. Robial M.Si SIP,
Drs Hendry Rumengan MM, Diana Ch MM I. Wangania, SE, Mei Hastuti
M.Si SE, Dr Sugiharti MM SE, Kharies Dwi Manossoh Purnomo M.M S.
E., dan Angely E. E. Sondakh MH SH. Pengantar Manajemen Konflik.
Cendikia Mulia Mandiri, 2023.
Adijah, Andi. “Negosiasi Dalam Manajemen Konflik”. Jurnal Sipatokkong Bpsdm
Sulsel, vol. 4, no. 3 (30 September 2023).
https://doi.org/10.58643/sipatokkong.v4i3.244.
Anna Gustina Zainal, Teknik Lobi Dan Negosiasi. Lampung: Anugerah Utama
Raharja, 2017.
Freslyana, Shely. “Strategi dan Taktik Negoisasi Antara Pemerintah Thailand dan
Barisan Revolusi Nasional Dalam Upaya Meredam Konflik Tahun 2013-
2018.” UIN Yogyakarta, 2021.
[https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/33704/14323103%
20Shely%20Freslyana.pdf?sequence=1](https://dspace.uii.ac.id/bitstrea
m/handle/123456789/33704/14323103%20Shely%20Freslyana.pdf?sequ
ence=1).
Gustina Zainal, Anna. Teknik Lobi Dan Negosiasi. Lampung: Anugerah Utama
Raharja, 2017.
Tahir, Rusdin, Okma Yendri, Muhammad Subhan Iswahyudi, Ervina Waty, Firman
Yudhanegara, Ahmad Muktamar B, Radha Krisnamurti Sigamura, dkk.
Manajemen : Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023.
Trilliani Lim, dkk. “Analisa Pengaruh Negosiasi dan Manajemen Konflik pada
Industri Perkapalan (Studi pada PT. Lautan Lestari Permata)”. Journal Of
Management, vol. 5, no. 3, 2022.
Adi, dkk. “Manajemen Konflik dan Teknik Negosiasi yang Baik dan Tepat dalam
Dunia Industri Makanan dan Minuman”. Journal Of Management, vol. 5,
no. 3, 2022

12
13

Anda mungkin juga menyukai