1. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Muh. Arsad, S.Pd
Institusi : SMK Negeri 2 Bungku Barat
Tahun : 2023
Jenjang : SMK
Kelas/Fase : X APHP / E
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Capaian Pembelajaran :
Aspek bumi dan antariksa berkaitan dengan materi gravitasi universal. Struktur Bumi yang terdiri
dari interior bumi, litosfer, lempeng tektonik, dan gempa bumi. Struktur bumi meliputi hidrosfer,
atmosfer, dan medan magnet bumi. Materi ini juga mencakup iklim, cuaca, musim, perubahan iklim
serta mitigasi bencana.
B. Komptensi Awal
Peserta didik Memahami konsep Mitigasi bencana.
Peserta didik memahami tata cara penanganan mitigasi bencana
C. Profil Pelajar Pancasila
Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bernalar kritis dalam menemukan informasi
Kerjasama
Keratif
D.Sarana dan Prasarana
Buku Kelas X/Modul Pembelajaran.
HP sebagai sumber informasi.
Peralatan menulis (Buku dan Polpen)
Laptop
LKPD
PPT & Infocus
E. Target Peserta Didik
Peserta didik yang tanpa kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
Peserta didik dengan kesulitan belajar akan mendapatkan pendampingan khusus.
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode Diskusi Kelompok
2. KOMPONEN ISI
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dari mitigasi bencana alam.
Pesereta didik dapat menguraikan proses penanganan bencana alam. (kebakaran dan gempa
bumi).
Sub ATP :
Menjelaskan konsep Mitigasi Bencana.
Menjelaskan proses penanganan bencana alam (kebakaran dan gempa bumi).
Menjelaskan sebab-sebab terjadinya bencana alam (kebakaran dan gempa bumi).
Mendeskripsikan kejadian dan fenomena bencana kebakaran di permukiman dan gempa bumi.
Mempresentasikan projek kerja permasalahan melalui isian LKPD.
Membuat kesimpulan dari hasil presentasi.
B. Pemahaman Bermakna
Air dalam tubuh manusia sangat berfungsi untuk mengisi cairan dalam tubuh dengan meminum air.
Selain untuk penghilang rasa haus dan manfaat utama lainnya air untuk tubuh, air juga memiliki
manfaat lain yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan manusia.
C. Pertanyaan Pemantik
Mengapa air sangat dibutuhkan oleh manusia?
Dari mana sumber air yang diperoleh manusia?
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 Menit)
Guru mengawali pembelajaran dengan salam.
Guru mengajak peserta didik untuk bersyukur akan karunia Tuhan berupa kesehatan, dan
anugerah Sumber Daya Alam yang sangat melimpah di Bumi Indonesia, melalui doa.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
Guru memeriksa kesiapan belajar peserta didik dengan menanyakan :
Apakah semua peserta didik semua dalam keadaan sehat?
Apakah peserta didik tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas pada pertemuan
ini ? (Selanjutnya di awali ice breaking)
Guru melakukan tes diagnostik untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.
Apa yang dimaksud dengan mitigasi?
Apa yang menyebabkan sering terjadinya kebakaran dalam suatu wilayah?
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (70 Menit)
Pembelajaran inti mengikuti Sintak/Fase pada model pembelajaran PBL yaitu sebagai berikut :
Langkah-langkah Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik Alokasi Waktu
Fase 1 : - Guru menampilkan gambar Peserta didik
Pengenalan Masalah terkait materi Mitigasi mengamati gambar
(Orientasi masalah) bencana (kebakaran dan yang ditampilkan di
gempa bumi). yang power point.
ditampilkan melalui power Peserta didik
point. menjawab pertanyaan
- Guru memberikan guru terkait dari
pertanyaan kepada peserta gambar gambar yang
didik. mereka amati.
Gambar apakah di atas? Peserta didik
Apa yang ada dibenak memperhatikan 70 Menit
kalian dari gambar tayangan video yang
tersebut? diperlihatkan guru
- Guru menayangkan video mata pelajaran.
pembelajaran terkait dengan
materi ajar Mitigasi Bencana
(Kebakaran dan Gempa
Bumi).
VID-20231003-WA0071.mp4
Langkah-langkah Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik Alokasi Waktu
Fase 2 : Membentuk kelompok belajar Peserta didik berkumpul
Mengorganisasikan Peserta peserta didik. Setiap kelompok dengan kelompok
Didik Untuk Belajar
terdiri dari 4 orang. belajarnya yang telah
ditentukan..
E. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik
Apa yang dimaksud dengan mitigasi?
Apa yang menyebabkan sering terjadinya kebakaran dalam suatu wilayah?
2. Asesmen Formatif
Penilaian ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, di mana guru menilai setiap
kelompok belajar peserta didik (secara individu) dalam proses kegiatan Diskusi kelompok
berdasarkan LKPD yang dibagikan. (Rubrik penilaian terlampir).
Jenis Instrumen : Kegiatan diskusi kelompok, sesuai perintah yang ada di LKPD.
RUBRIK PENILAIAN FORMATIF
Pedoman Penilaian :
Keaktivan Kerjasama Pemahaman
Aktif= 4 Melaksanakan tugas yang telah disepakati dengan Paham =4
Kurang Aktif = 2 kriteria : Belum Paham = 2
Tidak Aktif = 1 Selalu mengerjakan tugas = 4 Tidak Paham = 1
Jarang mengerjakan tugas = 2
Hampir tidak pernah mengerjakan tugas = 1
Tidak pernah mengerjakan tugas = 0
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
Total Nilai = x 100 =......
2
3. Asesmen Sumatif
a. Instrumen Evaluasi :
Jawaban
1. Upaya yang dilakukan adalah :
Jika Anda berada di dalam rumah, segera berlindung di bawah meja atau kursi yang
kokoh atau di balik dinding yang kokoh. Hindari berdiri di dekat jendela atau meja
yang lebar, karena benda-benda tersebut dapat jatuh dan menimbulkan luka.
Jika Anda berada di luar rumah, segera berjalan ke tempat yang terbuka dan hindari
berdiri di dekat bangunan tinggi atau pohon tinggi.
Jika Anda berada di dalam kendaraan, segera berhenti di tempat yang aman dan
hindari berdiri di dekat bangunan tinggi atau pohon tinggi.
Hindari menggunakan lift saat terjadi gempa bumi, karena lift dapat terjebak di antara
lantai.
Jika Anda berada di dekat pantai, hindari berdiri di dekat pantai dan segeralah
berjalan menuju tempat yang aman, karena gempa bumi dapat menyebabkan
terjadinya tsunami.
Setelah gempa bumi berakhir, segera cek kondisi rumah Anda dan segera lakukan
evakuasi jika diperlukan. Jika ada kebakaran atau gas yang terbuka, segeralah
menghubungi petugas pemadam kebakaran.
2. Cara mengatasi terjadinya kebakaran adalah:
- Mematikan alat elektronik.
- Jangan tinggalkan kompor dalam keadaan menyala.
- Awasi penggunaan lilin.
- Menjauhkan benda yang mudah terbakar.
- Tidak merokok dalam ruangan
- Memeriksa kabel listrik rumah.
- Jangan membakar sampah di sekitar rumah.
3. Faktor-faktor terjadinya kebakaran dan gempa bumi :
a. Kebakaran
Terbatasnya keterangan dan pengetahuan tentang kebakaran.
Kelalaian manusia/human eror (intalasi listrik tidak standar, lupa mematikan
kompor saat pergi, membuang puntung rokok sembarangan, dll)
Kesengajaan (pembakaran hutan untuk membuka lahan, membakar sampah
sembarangan, dll)
b. Gempa Bumi
Pergeseran lempeng bumi
Letusan gunung berapi.
Kejadian alam seperti tanah longsor.
Aktivitas manusia
Campur tangan manusia juga ternyata bisa menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Gempa yang disebabkan oleh manusia biasanya dinamakan seismisitas terinduksi.
Misalnya saja dengan menguji coba peledak berkekuatan tinggi seperti bom atom
atau hulu ledak hidrogen juga bisa memicu gempa bumi. Atau misalnya
penambangan yang berlebih dan tidak terkontrol juga bisa merusak kontur alami
lempeng bumi dan membuatnya rentan terhadap pergeseran.
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN
Untuk Penilaian Sumatif Pertemuan Pertama
Indikator Ketercapaian
Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal Nomor Soal
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami Menguraikan secara
konsep energi listrik dan berurutan upaya-upaya
dapat mengahasilkan solusi yang dilakukan untuk
C4 Essay Tes 1
mencegah terjadinya
yang benar untuk
bencana alam (gempa
menyelesaikan bumi).
permasalahan sehari-hari Menguraikan cara
terkait konsep energi listrik. mengatasi terjadinya C4 Essay Tes 2
kebakaran
Mengorganisasikan
faktor-faktor
C4 Essay Tes 3
terjadinya kebakaran
dan gempa bumi
1. Tujuan
Peserta didik memahami konsep mitigasi bencana alam (Kebakaran dan Gempa bumi).
Peserta didik mendiskusikan cara mengantisipasi terjadi bencana alam (kebakaran dan gempa
bumi)
2. Alat dan Bahan
LKPD
HP sebagai media informasi,
3. Prosedur Kerja
Sediakanlah alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen ini.
Pahmilah prosedur kerja yang ada di dalam LKPD.
Diskudikan dengan anggota kelompokmu dari isian apa yang akan dijawabkan pada soal di
LKPD.
Carilah informasi yang terkait dari soal yang di dalam LKPD dengan menggunakan media
androi, terkait tujuan yang akan diperoleh.
Catatlah hasil pengamatan Anda ke dalam tabel hasil pengamatan.
Kebakaran
Gempa Bumi
5. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan akhir menurut pendapat anda secara berkelompok, terkait proses jawaban anda
mengenai mitigasi bencana alam (kebakaran dan gempa bumi).
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
Memahami bahwa bencana dapat diprediksi secara alamiah dan saling berkaitan antara yang satu
dan lainnya sehingga perlu di evaluasi secara terus menerus. Upaya mitigasi bencana harus
memiliki persepsi yang sama baik dari aparat pemerintahan maupun masyarakatnya. Adapun
strategi yang dapat dilakukan agar upaya mitigasi bencana dapat terkoordinir dengan baik adalah
sebagai berikut.
a. Pemetaan
Pemetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi bencana, khususnya bagi wilayah yang rawan
bencana. Hal ini dikarenakan sebagai acuan dalam membentuk keputusan antisipasi kejadian
bencana. Pemetaan akan tata ruang wilayah juga diperlukan agar tidak memicu gejala bencana.
Sayangnya di Indonesia pemetaan tata ruang dan rawan bencana belum terintegrasi dengan baik,
sebab memang belum seluruh wilayahnya dipetakan, Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi
dengan baik, Peta bencana belum terintegrasi dan Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar
yang berbeda beda sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.
b. Pemantauan
Pemantauan hasil pemetaaan tingkat kerawanan bencana pada setiap daerah akan sangat membantu
dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini akan memudahkan upaya
penyelamatan saat bencana terjadi. Pemantauan juga dapat dilakukan untuk pembangunan
infrastruktur agar tetap memperhatikan AMDAL.
c. Penyebaran Infromasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara memberikan poster dan leaflet kepada
Pemerintah Kabupaten atau Kota dan Provinsi seluruh Indonesia yang rawan bencana, tentang tata
cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana. Tujuannya untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap bencana geologi di kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah sangat berperan
dalam penyebaran informasi ini mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas.
d. Sosialisasi, Penyuluhan, Pendidikan
Beberapa lapisan masyarakat mungkin ada yang tidak dapat mengakses informasi mengenai
bencana. Oleh karenanya menjadi tugas aparat pemerintahan untuk melakukan sosialisasi ke
masyarakat. Adapun bahan penyuluhan hampir sama dengan penyebaran informasi. Pelatihan
difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan
lebih ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis dan masyarakat sampai
ke tingkat pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini kesiagaan tinggi
menghadapi bencana akan terbentuk.
e. Peringatan Dini
Peringatan dini untuk memberitakan hasil pengamatan kontinyu di suatu daerah yang rawan
bencana, dengan tujuan agar masyarakatnya lebih siaga. Peringatan dini tersebut disosialisasikan
kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dengan tujuan memberikan kesadaran masyarakat
dalam menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis, pengalihan jalur jalan (sementara atau seterusnya), pengungsian dan
saran penanganan lainnya.
4. Kebakaran dan Gempa Bumi
a. Kebakaran
Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3 unsur : bahan (yang dapat ter)bakar; suhu penyalaan/titik
nyala dan zat pembakar (O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan
mencegah bertemunyan salah satu dari dua unsur lainnya.
Untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar tidak bertemu dengan dua unsur yang lain
dilakukan melalui identifikasi bahan bakar tersebut. Bahan bakar dapat dibedakan dari jenis,
titik nyala dan potensi menyala sendiri. Bahan bakar yang memiliki titik nyala rendah dan
rendah sekali harus diwaspadai karena berpotensi besar penyebab kebakaran. Bahan seperti ini
memerlukan pengelolaan yang memadai : penyimpanan dalam tabung tertutup, terpisah dari
bahan lain, diberi sekat dari bahan tahan api, ruang penyimpanan terbuka atau dengan ventilasi
yang cukup serta dipasang detektor kebocoran. Selain itu kewaspadaan diperlukan bagi bahan-
bahan yang berada pada suhu tinggi, bahan yang bersifat mengoksidasi, bahan yang jika
bertemu dengan air menghasilkan gas yang mudah terbakar (karbit), bahan yang relatif mudah
terbakar seperti batu bara, kayu kering, kertas, plastik,cat, kapuk, kain, karet, jerami, sampah
kering, serta bahan-bahan yang mudah meledak pada bentuk serbuk atau debu.
- Klasifikasi Kebakaran Berdasar Permenaker Nomor : 04/MEN/1980 penggolongan atau
pengelompokan jenis kebakaran menurut jenis bahan yang terbakar, dimaksudkan untuk
pemilihan media pemadam kebakaran yang sesuai. Pengelompokan itu adalah :
Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, seperti : kertas,
kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang sejenis dengan itu.
Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar,
seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG dll. yang sejenis dengan itu.
Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti : aluminium, magnesium,
kalium, dll. yang sejenis dengan itu.
- Sebab-sebab Kebakaran :
Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan
penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat
menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari,
letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana
bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah
meledak atau terbakar.
Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari
keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis
pertempuran dengan jalan bumi hangus.
b. Gempa Bumi
Gempa adalah getaran yang terjadi di bumi akibat adanya pergerakan lempeng tektonik. Gempa
dapat terjadi di permukaan bumi atau di dalam bumi. Ketika gempa terjadi, pergerakan lempeng
tektonik dapat menyebabkan patahan atau retakan di dalam tanah, yang dapat mengakibatkan
longsor atau kerusakan struktur bangunan. Gempa juga dapat menimbulkan tsunami jika terjadi
di laut.
Menurut para ahli, gempa adalah getaran yang terjadi di bumi akibat adanya pergerakan
lempeng tektonik. Gempa dapat terjadi di permukaan bumi atau di dalam bumi dan dapat
menyebabkan kerusakan struktur bangunan dan bencana alam lainnya. Selain itu, para ahli juga
menyatakan bahwa gempa dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat memiliki intensitas yang
berbeda-beda, tergantung pada faktor seperti kedalaman sumber gempa, jenis dan kondisi
lempeng tektonik, serta kondisi geologi di wilayah yang terkena dampak.
Jenis-Jenis Gempa Bumi :
a. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik di bawah
permukaan Bumi. Gempa ini biasanya disebabkan oleh kegiatan tektonik lempeng, seperti
ketika dua lempeng saling bergerak dan bertabrakan atau terpisah satu sama lain. Gempa
tektonik dapat menyebabkan kerusakan yang besar di sekitar daerah tempat terjadinya gempa.
b. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Gempa ini biasanya
terjadi di dekat gunung berapi atau wilayah yang memiliki aktivitas vulkanik. Pada gempa
vulkanik, pergerakan dari magma atau lava di dalam gunung berapi dapat menyebabkan
terjadinya gempa. Gempa vulkanik biasanya tidak sebesar gempa tektonik, tetapi dapat
menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitar gunung berapi.
c. Gempa Letusan Gunung Berapi
Gempa yang dihasilkan dari letusan gunung berapi adalah gempa yang terjadi akibat adanya
gerakan dari dalam bumi yang menyebabkan gunung merapi meletus. Gempa ini biasanya
disebabkan oleh adanya tekanan yang terakumulasi dalam magma yang ada di dalam gunung,
yang akhirnya terjadi letusan dan menghasilkan gempa. Gempa yang dihasilkan dari letusan
gunung berapi biasanya memiliki kekuatan yang sangat besar dan dapat menyebabkan
kerusakan yang luas pada bangunan dan infrastruktur di sekitar gunung tersebut.
d. Gempa Lokal
Gempa lokal adalah gempa yang tidak terasa oleh masyarakat di sekitar tempat terjadinya
gempa, tetapi dapat terdeteksi oleh alat seismograf. Gempa lokal biasanya disebabkan oleh
aktivitas tektonik di dalam Bumi, seperti gerakan lempeng tektonik atau patahan-patahan di
dalam litosfer. Gempa lokal biasanya tidak menimbulkan kerusakan besar, tetapi dapat
menyebabkan getaran yang terasa oleh orang-orang di sekitarnya.
Ada beberapa penyebab utama terjadinya gempa bumi, yaitu:
1. Gempa bumi dapat terjadi ketika tekanan dan gesekan antara lempeng tektonik meningkat hingga
titik di mana batuan yang terdapat di bawah permukaan bumi tidak dapat lagi menahan tekanan
tersebut, sehingga terjadi patahan atau retakan pada batuan tersebut.
2. Gempa bumi juga dapat terjadi ketika tekanan magma di dalam bumi meningkat, sehingga terjadi
pembuangan magma ke permukaan bumi melalui retakan-retakan yang terjadi pada batuan di
bawah permukaan bumi.
3. Gempa bumi juga dapat terjadi ketika terjadi aktivitas vulkanik, seperti letusan gunung berapi atau
pembuangan lava.
4. Gempa bumi juga dapat terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik yang cepat, seperti
ketika lempeng tektonik saling bertabrakan atau saling menggeser satu sama lain.
5. Gempa bumi juga dapat terjadi akibat aktivitas manusia, seperti ketika terjadi penambangan terlalu
dalam atau pembangunan gedung atau jembatan yang terlalu besar yang dapat mempengaruhi
struktur bumi di bawahnya.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan ketika terjadi gempa bumi:
1. Jika Anda berada di dalam rumah, segera berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh atau di
balik dinding yang kokoh. Hindari berdiri di dekat jendela atau meja yang lebar, karena benda-
benda tersebut dapat jatuh dan menimbulkan luka.
2. Jika Anda berada di luar rumah, segera berjalan ke tempat yang terbuka dan hindari berdiri di dekat
bangunan tinggi atau pohon tinggi.
3. Jika Anda berada di dalam kendaraan, segera berhenti di tempat yang aman dan hindari berdiri di
dekat bangunan tinggi atau pohon tinggi.
4. Hindari menggunakan lift saat terjadi gempa bumi, karena lift dapat terjebak di antara lantai.
5. Jika Anda berada di dekat pantai, hindari berdiri di dekat pantai dan segeralah berjalan menuju
tempat yang aman, karena gempa bumi dapat menyebabkan terjadinya tsunami.
6. Setelah gempa bumi berakhir, segera cek kondisi rumah Anda dan segera lakukan evakuasi jika
diperlukan. Jika ada kebakaran atau gas yang terbuka, segeralah menghubungi petugas pemadam
kebakaran.
Sumber Literatur :
1. Materi Mitigasi Bencana
https://www.gramedia.com/literasi/mitagasi-bencana/
2. Materi kebakaran
https://eprints.uny.ac.id/3545/1/Pemadaman_Kebakaran.pdf
https://www.google.com/search?q=gambar+kebakaran&oq=gambar+kebakaran&gs_lcrp=EgZjaHJ
vbW
3. Materi gempa Bumi
https://www.gramedia.com/literasi/gempa-bumi/#google_vignette
https://www.google.com/search?q=gambar+gempa+bumi&sca_esv=579577228&ei=
LampiranKartu Soal :
Rubrik Penilaian :
Nomor Soal Skor
1 15 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑌𝑎𝑛𝑔𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
2 15 Nilai = x 100 =
50
3 20
Total Skor 50