Anda di halaman 1dari 7

I.

Pemilihan Metode Desain

1. Frame Your Design Challenge


Frame Your Design Challenge adalah proses yang digunakan dalam desain untuk
mengidentifikasi, memahami, dan menetapkan masalah atau tantangan yang perlu
dipecahkan. Langkah ini membantu dalam merumuskan ruang lingkup proyek desain
dan memastikan bahwa solusi yang dihasilkan relevan dan efektif.

2. Define Your Audience


Sebelum menyelam lebih dalam untuk meneliti, kita harus mengidentifikasi dan
menjelaskan siapa target audiens atau pemirsa yang akan menjadi fokus untuk
mendesain. Proses ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik
demografis, psikografis, dan perilaku dari segmen audiens yang dituju.

3. Create a Project Plan


Tahapan ini mencakup pembuatan rencana proyek melibatkan pembuatan detail
langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek secara efektif dan
efisien. Ini mencakup mengidentifikasi sumber daya, menetapkan jadwal waktu,
menentukan tugas yang perlu dilakukan, dan mengalokasikan tanggung jawab untuk
setiap langkah dalam proyek. Metode dilakukan dengan mencari tanggal pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

4. Recruiting Tools
Sebelum memulai perbincangan, alangkah pentingnya jika memiliki strategi seputar
dengan siapakah kita akan berbicara, pertanyaan apa saja yang akan kita berikan
untuk mengumpulkan informasi yang kita butuhkan. Metode ini dapat dilakukan
dengan survey online, wawancara, observasi ke lokasi tujuan dan diskusi bersama.

5. Interview
Pada tahapan ini, kita akan melakukan interaksi langsung dengan responden, dengan
tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan,
persyaratan, preferensi, atau masalah yang harus dipecahkan. Interview merupakan
salah satu metode utama untuk mengumpulkan informasi yang relevan dan mendalam
yang akan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek dengan lebih
efektif.

6. Expert Interview
Dengan metode ini, desainer memperoleh perspektif berharga dengan
berbicara dengan para ahli. Para ahli dapat memberikan pandangannya dari
proyek yang kita desain, memberi inovasi terbaru—baik keberhasilan maupun
kegagalan—dan dapat memberikan nasihat teknis khusus dari para ahli.

7. Secondary Research
Setelah mewawancarai orang untuk mengumpulkan informasi, jawaban yang akan
diberikan akan lebih subjektif karena mereka sebagai responden akan menjawab
dengan sudut pandang dan pengalam diri sendiri. Secondary research merupakan
metode agar kita sebagai desainer lebih mengetahui konteksnya secara lebih luas.
Untuk menggunakan metode ini kita perlu untuk menjelajahi internet, buku, jurnal,
dan juga berita.


II. Penyusunan Metode Desain

III. Penerapan Metode Desain


[FASE 1 - MEMAHAMI MASALAH DAN TARGET DESAIN]
1. Frame Your Design
Dalam tahap ini, masalah yang ada akan dirumuskan dengan detail, sehingga proses ke tahap
selanjutnya dapat dilakukan dengan efektif dan lebih terstruktur. Dengan lebih memahami masalah
yang ada maka pertanyaan desain yang disajikan adalah
 Apa kendala ataupun masalah utama yang akan desainer selesaikan?
Masalah yang ingin diselesaikan adalah, bagaimana orang yang sudah terkena
dampak dari sibling rivaly bisa terbuka untuk menuangkan kegelisahan dalam
pikirannya
 Apa konteks utama mengenai masalah yang dihadapi?
o Ada banyak remaja usia 15-23 tahun yang kesulitan untuk
mengekspresikan emosi, sehingga lebih memilih untuk menutupi apa
yang ia rasakan
o Banyak orang tua yang tidak sadar dengan permasalahan Sibling
Rivaly, sehingga anaknya merasa tidak diperhatikan
 Apa yang menjadi rumusan masalah yang diangkat oleh desainer?
Rumusan masalah yang diangkat oleh desainer adalah bagaimana cara
desainer bisa membuat orang yang telah terkena dampak luka batin tersebut
dapat terbuka dengan cara berkomunikasi lewat visual
 Dampak apa yang dapat desainer berikan terhadap masalah terlibat sibling
rivalry?
Dampak yang diharapkan adalah semua remaja yang merupakan korban
sibling rivalry dapat sembuh dari luka batinnya, dan dapat mengekspresikan
dan menuangkan apa yang telah mereka pendam selama ini.
 Solusi apa yang memungkinkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi?
Ada beberapa Solusi yang dapat dijalankan untuk mengurangi kasus sibling
rivaly, salah satunya adalah seminar untu para remaja dan membuat sesi
tebuka untuk menuangkan isi hati dan pikiran yang terpendam.
2. Define Your Audience
Pada tahapan ini desainer akan mengidentifikasi dan menjelaskan siapa target audiens atau
pemirsa yang akan menjadi fokus untuk mendesain. Proses ini memerlukan pemahaman yang
mendalam tentang karakteristik demografis, psikografis, dan perilaku dari segmen audiens
yang dituju
 Sisi Demografis
Target audiens ang dituju menurut sisi demografis adalah remaja berusia 15-
23 tahun yang sulit untuk mengekspresikan emosi yang telah lama dipendam.
 Sisi Geografis
Target audiens berada di Kawasan
 Sisi Psikografis
Target audiens mempunyai kepribadian yang pendiam, cenderung jarang
mengekpresikan dirinya dan tertutup
[FASE 2 – PERANCANAAN PELAKSANAAN PROYEK]
3. Create a Project Plan
Cara agar proyek bejalan dengan efektif dan lancer, diperlukan penjadwalan untuk tiap
kegiatan yang akan dilakukan. Metode Create a Project Plan akan membantu kita sebagai
desainer dalam mengurus sebuah proyek. Untuk memakai metode ini, Langkah pertama yang
akan dilakukan adalah menandai tanggal penting di kalener berisi kapan aktivitas yang
bersangkutan dengan proyek akan dilakukan.

Tanggal dan Bulan Aktivitas


5 Februari Pemberian tugas 1
6-10 Februari  Mengidentifikasi dan memahami masalah
 Pemilihan metode inspirasi yang akan digunakan
 Menentukan target audiens yang dituju
 Mencari responden untuk diwawancarai
12 Februari Asistensi dengan dosen
13-17 Februari Setelah asistensi, revisi semua kesalahan dalam penugasan
18 Februari Wawancara dengan narasumber, dan mencari materi tambahan dari
sumber lain
19 Februari Asistensi terakhir dan pengumpulan tugas

4. Recruiting Tools
Setelah menentukan siapa yang akan diajak untuk wawancara, maka desainer harus
mempertimbangkan factor usia, jenis kelamin, Tingkat Pendidikan, dan lainnya.
 Sisi Demografis
o Umur
Target audiens ang dituju menurut sisi demografis adalah remaja
berusia 15-23 tahun yang sulit untuk mengekspresikan emosi yang
telah lama dipendam. Desainer memilih target umur 15-23 tahun
dikarenakan pada usia inilah seorang remaja sudah harus berkembang
dan berpikir lebih dewasa untuk membangun masa depannya.
o Gender
Perempuan dan laki-laki, desainer memilih gender Perempuan dan
laki-laki dikarenakan desainer ingin hasil dari proyek ini dapat
bermanfaat untuk kedua pihak Perempuan dan laki-laki yang saat ini
sedang merasakan dampak sibling rivalry
o Tingkat Pendidikan
SMA – S1/sederajat,
Dikutip dari (Catherine, 2023) banyak remaja pada Tingkat Pendidikan
SMA-S1/sederajat mengalami dan terkena dampak dari sibling rivalry,
data yang didapatkan mencapai 46.1% dari Tingkat Pendidikan SMA
dan 52.7% dari Tingkat Pendidikan S1/D3

 Sisi Geografis
Target audiens berada di Kota Tangerang
Desainer memilih sisi geografis ada kota Tangerang dikarenakan untuk
menyesuaikan dengan penulis yang telah bersangkutan data mengumpulkan
data.
 Sisi Psikografis
Untuk sisi psikografis, desainer menargetkan kepada remaja yang sedang dalam usia
untuk berkembang tetapi selalu terlihat pendiam, cenderung menyendiri dan tidak
pernah terbuka untuk menuangkan isi pikiran yang telah membebaninya.

[FASE 3 – PENCARIAN DATA MELALUI WAWANCARA]


5. Interview
Setelah melakukan metode recruiting tools, maka kita telah menemukan dan
menetapkan narasumber yang dapat membantu kita dalam mengumpulkan data dan
informasi yang desainer butuhkan dalam kelanjutan proyek ini. Dalam melakukan
metode ini, maka langkah pertama ang akan dilakukan adalah merancang dan
membuat pertanyaan yang akan desainer berikan kepada narasumber
o Pertanyaan umum
1. Apa yang Anda pahami tentang sibling rivalry?
2. Menurut Anda dampak apa yang akan dialami jika ada anak
yang mengalami sibling rivalry?
o Pertanyaan Spesifik
1. Apakah anda pernah merasakan persaingan antara saudara dan
mempengaruhi hubungan Anda dengan mereka secara
emosional?
2. Apakah ada momen tertentu yang membuat anda merasa lebih
diabakan dalam hubungan persaudaan anda?
3. Apakah anda merasa bahwa persaingan antar saudara dapat
mempengaruhi pekembangan anda?
mendapatkan dan memperoleh semua informasi yang dibutuhkan dari
narasumber.

6. Expert Interview
Pada tahapan ini, desainer akan mencari informasi yang lebih mendalam untuk
mendapatkan wawasan dan perspektif dari ahli, dalam metodi desain ini, desainer
akan memberikan pertanyaan yang lebih komplikasi sehingga dibutuhkan seseorang
yang ahli dalam bidang ini.
Pertanyaan:
1. Apa definisi sibling rivalry menurut Psikolog?
2. Pada usia berapa biasanya terjadi kasus sibling rivalry?
3. Dampak apa yang akan dialami oleh seseorang yang mengalami sibling
rivalry?
4. Bagaimana cara untuk seseorang yang mengalami sibling rivalry agar sembuh
dari luka batinnya?
5. Apakah ada dampak yang sangat bahaya disaat seseorang mengalami sibling
rivalry?

[FASE 4 – PENCARIAN DATA MELALUI OBSERVASI]


7. Secondary Research
Setelah mendapatkan informasi yang bersifat subjektif dikarenakan merupakan
jawaban yang berdasarkan sudut pandang diri sendiri, saatnya untuk mencari sumber
informasi tambahan untuk memahami konteks masalah yang lebih luas. Untuk
mendapatkan informasi tersebut, desainer dapat menggunakan intenet, koran, berita,
buku, dan jurnal.

Sibling rivalry adalah fenomena di mana saudara kandung bersaing satu sama lain,
baik mereka memiliki jenis kelamin yang sama maupun berbeda. Persaingan ini
sering kali dipicu oleh perasaan iri, cemburu, dan dorongan untuk bersaing. Dikutip
dari (BINUS, 2016) Jika persaingan di antara saudara-saudara tidak ditangani dengan
baik, akan anda damak pada anak itu sendiri, hubungan mereka dengan orang tua,
hubungan mereka dengan saudara-saudara, dan interaksi mereka dengan lingkungan
di luar keluarga.

Cemburu yang timbul karena persepsi bahwa orang tua membagi kasih sayang kepada
saudara kandung merupakan faktor utama yang memicu sibling rivalry. (Bella, 2023)
mengatakan ada beberapa tindakan dari orang tua yang sering kali dilakukan tanpa
disadari namun dapat memperburuk persaingan di antara saudara kandung, yaitu di
antaranya adalah :
o Memberikan pujian hanya pada satu anak, entah itu kakak atau adik saja
o membandingkan pencapaian masing-masing anak, mendorong anak-anak untuk
bersaing satu sama lain, dan
o hanya memperhatikan kebutuhan serta minat dari satu anak saja.
Sibling rivalry pada remaja dapat mengakibatkan dampak seperti kemampuan regulasi
emosi yang buruk, perilaku yang regresif, kurangnya toleransi, pandangan yang
kurang positif terhadap diri sendiri, kurangnya kehati-hatian dalam tindakan, dan
kesulitan dalam mengendalikan diri.
IV. Hasil dari Penerapan Metode (Kesimpulan)
Sibling rivalry dapat dimengerti sebagai persaingan antara saudara kandung, baik
mereka memiliki jenis kelamin yang sama maupun berbeda. Persaingan ini sering kali
dipicu oleh perasaan iri, cemburu, dan dorongan untuk bersaing. Kontes sering kali
terjadi untuk mendapatkan perhatian orang tua, mainan baru, atau hal-hal lainnya. Di
sini Desainer mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang muncul akibat
dampak sibling rivalry, yaitu bagaimana cara membantu individu yang terkena
dampak untuk terbuka dan mengungkapkan kegelisahan mereka. Konteks utama
masalah melibatkan remaja usia 15-23 tahun yang kesulitan dalam mengekspresikan
emosi serta orang tua yang mungkin tidak menyadari dampak dari sibling rivalry pada
anak-anak mereka. Rumusan masalah yang diangkat oleh desainer adalah bagaimana
menciptakan komunikasi visual yang memungkinkan individu terbuka tentang
pengalaman mereka terkait sibling rivalry. Dampak yang diharapkan adalah
penyembuhan emosional bagi korban sibling rivalry dan kemampuan mereka untuk
mengungkapkan perasaan yang terpendam. Solusi yang memungkinkan termasuk
menyelenggarakan seminar untuk remaja dan membuat ruang terbuka bagi mereka
untuk berbicara tentang pengalaman mereka serta mengungkapkan isi hati dan pikiran
yang terpendam.

Desainer telah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber dalam mencari


informasi tentang damak sibling rivalry. Salah satu interview yang desainer lakukan
merupakan wawancara kepada salah satu narasumber yaitu DK, jawabannya yang
diberikan adalah bahwa apa yang DK pahami tentang sibling rivalry adalah
dikarenakan adanya erbedaan umur yang jauh, contohnya, disaat DK berumur 10
tahun dan adiknya berumur tahun, ia merasa bahwa orang tuanya lebih perhatian
kepada adiknya ang berusika 5 tahun dibandingkan saat DK yang berumur 5 tahun.
Menurut DK yang akan berdampak kepada seseorang yang mengalami sibling rivalry
adalah adanya timbul rasa benci kepada saudaranya sampai bisa menimbulkan
perkelahian untuk mendapatkan perhatian ke orang tuanya. Untuk pertanyaan
spesifik, DK menjawab bahwa dirinya pernah mengalami sibling rivalry dikarenakan
ia mempunyai satu kakak yang usianya berjarak 9 tahun tua, dan 2 adik yang usianya
berjarak 5 tahun dan 11 tahun lebih muda. DK merasakan sibling rivalry kepada
adiknya yang lebih muda 5 tahun dikarenakan tumbuh di era yang sama, karena itu ia
merasakan adanya perbedaan hubungan emosional dengan saudaranya, ia merasakan
perlakuan yang tidak adil, salah satu pengalamannya adalah saat DK didorong untuk
selalu mempunyai nilai yang bagus, sedangkan adiknya tidak.

Selanjutnya ke tahap expert interview, jawaban yang didapat merupakan kutipan dari
jurnal berisi wawancara dengan ahli yaitu psikolog klinik Reynitta Poerwito selaku
ahli Sibling Rivalry, (Catherine, 2023) ahli mengatakan bahwa Sibling rivalry
merupakan bentuk persaingan antara kakak dan adik yang sering terjadi pada masa
kanak-kanak. Persaingan tersebut umumnya berpusat pada perhatian dan kasih sayang
dari orang tua, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadinya persaingan dalam
hal prestasi atau bidang lainnya. dampak negatif dari sibling rivalry perlu diatasi,
terutama jika telah mengganggu aktivitas dan fungsi peran individu dalam kehidupan
sehari-hari. Individu yang tidak dapat menjalankan peran atau fungsi mereka dengan
baik memiliki potensi untuk menghindari tanggung jawab atau mengalami
konsekuensi lainnya. Pengobatan dampak negatif yang disebabkan oleh sibling rivalry
dapat dilakukan melalui metode Cognitive Behavioural Therapy (CBT). Dalam
pendekatan ini, individu akan dibimbing untuk mengelola pola pikir dan keyakinan
mereka.

Anda mungkin juga menyukai