Anda di halaman 1dari 3

Nama: Laura Cyntia Bella

Kelas: XII IPS 3

Kearifan Lokal Suku Rejang Lebong

 Adat Kutei

Adat kutei biasanya dilakukan saat acara selesainya pernikahan dan basen (berasan) dimana
mempertemukan perangkat-perangkat desa dan keluarga dari masing-masing pihak pria dan
wanita. di tempat kami (daspetah) ada berbagai macam adat kutei, di daspetah biasanya ada uang
lembaga adat ( 50.000 bma, 50.000 khusus bpd, 50.000 lkmd, 50.000 sarak).

Pada jamuan kutei terdapat juga punjung kutei yang dimana biasanya disebut dalam bahasa
rejang punyung semreak kumet dan ada juga punjung nasi sawo yang dimana diatas nasi sawo
tersebut terdapat kelapa parut, kelapa parut tersebut juga ada maknanya. sawo orang umbung
biasanya menggunakan bunga (kelapa parut warna merah, dimana warna merah tersebut diambil
dari gula merah), jika seseorang melakukan tegak bubung maka sawo yang digunakan juga sawo
dengan bunga warna merah. Ada juga sawo untuk mbin cupik mai biyoa menggunakan sawo
dengan bunga berwarna putih. Adat kutei biasanya digunakan juga untuk membayar kesalahan
biasanya memotong kambing satu ekor dan mengundang 5 lembaga adat (sarak, bma bpd, lkmd
dan raja/kades). adat kutei biasanya juga ditemani dengan zikir zarafal anam yang biasanya
disebut marhaban.

 Adat beleket

Beleket adalah seorang anak gadis yang mengikuti anak bujang (anak lelaki) bemaling
berasan dirumah pihak bujang dan mengikuti seluruh cara ketentuan membawa orang bemaling
dan rasanya tidaklah be kulo akan tetapi tetapi perasaan bemaling dari berasan bemaling inilah
dahulu jadi duduk letak si sang gadi menjadi beleket.
 Gadis Beleket :

Dia tidak berhak lagi dengan harta orang tuanya yang tinggal walaupun jarum satu batang
serta dia tidak ada hak menuntut lagi harta orang tuanya (Haknya Putus ). Jadi secara
keseluruhan harta dipihak Bujang ( mertuanya) adalah diberi sebanyak banyaknya kepada orang
pemegang LEKET. Minimal 2/3 dari hartanya. Orang yang pergi beleket (Gadis) tidak boleh lagi
kembali kerumah orang tuanya tanpa izin pihak mertuanya ( Pemegang LEKET). dari beleket
inilah timbulnya diacara adat Rejang Menganjuk bayar hutang yang mengadakan Pengepun,
Semiang Pun dan Tutun. Pengepun, Semiang Pun dan Tutun adalah lelaki pihak perempun yang
mengambil leket anak gadis yang pergi. Beleket “pihak yang mengambil leket tidak pernah turun
semendo kerumah orang, itulah yang dikatakan pengepun. Dalam arti kata keturunan jika
perempuan atau laki laki secara turun temurun keturunannya tidak pernah pergi beleketatau
semendo kerumah orang”.

 Pengaten (pengantin pria) :

Yang dikatakan Pengantin adalah manakala seseorang anak Bujang sudah melakukan
sembah sujud kepada calon mertua, calon kakak ipar dan termasuk kepada pemerintah dan
masyarakat Desa tempat calon mepelai perempuan tinggal barulah syah dikataka pengantin.
Kewajiban kaleu bijijei pengaten ( Kewajiban jika sudah menjadi pengaten pria)

1. Wajib mentaati peraturan dan aturan adat rejang yang ada seperti; memakai
songkok ,memakai kalung dari selendang calon mempelai perempuannya, memakai kain
Samping ( Tanggep) dari kain calon mempelai perempuannya.
2. Calon Pengantin Harus dapat membantu pekerjaan dirumah calon mertuanya seperti,
memperbaiki rumah dapur, mengambil kayu api dan sebagainya.
3. Selama Pengantin tinggal dirumah calon mertuanya tidak boleh melintas Pitu Tengah
sampai kedapur rumah calon mertuanya, kalau melanggar aturan adat terdenda 12 Ria
(Rp24.000) Bakul sirih dan bahan punjung mentah. Pengantin hanya boleh dari tempat
khusus tempat tidurnya keluar sampai selesai Nikah.
4. Pengantin selama tinggal dirumah calon mertuanya tidak boleh melintas ditengah desa
itu memakai Celana pendek akan tetapi harus memakai pakaian Pengantin, Kecuali
sedang tidur.
5. Pengantin tidak boleh memanggil Bapak/Ibu kepada calon mertuanya sampai selesai aqad
nikah hanya memakai bahasa Wak. Kalau sudah nikah dan sudah pindah bahasa baru
wajib memakai bahasa Bapak/Ibu.
 Kewajiban mengenyan ( kewajiban pengantin wanita )
1. Selama Pengantin tinggal dirumah Pengantin perempuan harus menyiapkan Makan
Minum Pengantin, membenarkan tempat tidur pengantin dan mencuci pakaian pengantin
yang kotor.
2. Pengantin Perempuan jika pergi kerumah calon mertuanya harus pakaian yang sopan,
wajib memakai Selendang baju
3. Pengantin wanita tidak boleh masuk bilik calon mertuanya. Jika terjadi maka denda uang
12 ria ( 24.000) iben desangen kacak punyung mateak dendo adat ne.
4. Pengantin wanita tidak boleh memanggil calon mertuanya dengan bahasa bapak/inok
hingga sudah menikah. Akan tetapi menggunakan bahasa “wak”. Jika sudah nikah dan
sudah memindahkan bahasa maka wajib dengan bahasa bapak/inok1

1
Badan Musyawarah Adat , Bpk. Amin (BMA)

Anda mungkin juga menyukai