Anda di halaman 1dari 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang menguat melawan rupiah dan dolar

Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (29/6/2020). Menyandang status aset aman
(safe haven), yen menjadi lebih unggul dibandingkan mata uang lainnya saat pelaku pasar
dibuat was-was akan risiko terjadinya serangan virus corona gelombang kedua.
Pada pukul 12:31 WIB, yen menguat 0,39% melawan rupiah ke Rp 132,47/JPY di pasar spot,
melansir data Refinitiv. Sementara melawan dolar AS, yen menguat 0,1% di 107,1/US$.
Sejak pekan lalu, pelaku pasar dibuat cemas akan peningkatan kasus pandemi penyakit virus
corona (Covid-19) gelombang kedua.
Amerika Serikat paling mendapat sorotan pada pekan lalu setelah kasus Covid-19 mencatat
rekor penambahan harian. Kini rekor penambahan tersebut tercatat secara global. Pelaku
pasar semakin cemas jika Covid-19 gelombang kedua akan menjadi nyata.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat jumlah pasien
positif corona di seluruh dunia pada 28 Juni bertambah 190.025 orang atau 1,97%
dibandingkan hari sebelumnya.
Tambahan 190.025 kasus dalam sehari adalah rekor kenaikan harian tertinggi sejak WHO
mencatat pasien corona mulai 20 Januari. Sedangkan pertumbuhan 1,97% adalah laju tercepat
sejak 21 Juni.
Sementara berdasarkan data Worldometer, hingga saat ini jumlah kasus Covid-19 di seluruh
dunia sudah lebih dari 10 juta orang, dengan lebih dari 500 ribu orang meninggal dunia.
Akibatnya bursa saham Asia pagi ini berguguran, yang menjadi indikasi sentimen pelaku
pasar sedang memburuk. Dalam kondisi seperti ini, rupiah akan kehilangan "taringnya".
Sebagai aset negara emerging market, rupiah dianggap lebih berisiko melemah, sehingga
investor akan menahan diri untuk berinvestasi di Mata Uang Garuda.

Anda mungkin juga menyukai