Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dwivo Monica Risqi Putri

Kelas : X AKL 2
No. absen : 011

Tugas Ekonomi Bisnis

1. Yang saya ketahui tentang Corona yaitu :

Apa yang disebut dengan Virus Corona?


Virus Corona adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian virusnya
dapat mengingeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu,
hingga penyakit-penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Bagaimana proses penyebaran Virus Corona?


Seringkali virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui tetesan cairan dari mulut dan hidung saat
orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara penularan penyakit flu. Tetes cairan dari
mulut dan hidung pasien tersebut bisa jatuh dan tertinggal pada mulut dan hidung orang lain yang berada
di dekatnya, bahkan dihisap dan terserap ke dalam paru-paru orang tersebut melalui hidungnya.

Apa saja gejala yang dialami pasien Virus Corona?


Gejalanya yaitu demam, batuk, dan napas yang pendek. The Center for Disease Control and Prevention
(CDC) percaya bahwa pasien Virus Corona dapat mengalami gejala-gejala ini 2 dari 2 hari sampai 14 hari
setelah terpapar virusnya.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Apakah Virus Corona dapat dicegah? Apa yang bisa saya lakukan untuk
melindungi diri saya?
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah seseorang terinfeksi Virus Corona. Cara terbaik
untuk melindungi diri kita adalah dengan menghindari kondisi atau tempat dimana Anda berpotensi
terpapar virus tersebut. Sebuah lembaga pencegahan penyakit di Amerika, Center for Disease Control and
Prevention (CDC) menyarankan Anda sejumlah hal-hal di bawah ini untuk mencegah penyebaran penyakit
pernapasan, yaitu:

 Perbanyak cuci tangan menggunakan air dan sabun paling tidak selama 20 detik, terutama
sebelum Anda keluar kamar mandi; sebelum makan; dan setelah Anda buang ingus, atau batuk,
atau bersin.
 Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakanlah pembersih tangan alkohol dengan kandungan alkohol
sebanyak minimal 60%
 Hindari menyentuh wajah sebelum Anda cuci tangan
 Hindari kontak dekat dengan orang-orang sakit
 Tinggal di rumah jika Anda sakit
 Tutupi mulut Anda saat batuk dan bersin dengan menggunakan tisu
 Perbanyak membersihkan barang-barang Anda serta perabotan di rumah Anda

Bisakah pasien Virus Corona sembuh?


Belum ada pengobatan anti-virus untuk menyembuhkan mereka yang terjangkit Virus Corona. Para pasien
perlu mendapatkan perawatan medis ekstra untuk meringankan dan menghilangkan gejalanya.
Perlukah saya menggunakan masker?
Menggunakan masker dapat mengurangi penyebaran penyakit pernapasan, namun menggunakan masker
tidak menjamin penyebaran penyakit ini benar-benar berhenti. Cara pencegahan lain yang bisa dilakukan
adalah menjaga kebersihan, menutup mulut dan hidung jika Anda batuk dan bersin, dan menghindari
kontak dekat dengan pasien Virus Corona – jaga jarak setidaknya 1 meter antara dengan pasien.

World Health Organization (WHO) menyarankan masyarakat menggunakan masker hanya jika mereka
mengalami gejala sakit pernapasan (batuk dan pilek), atau jika mereka telah dinyatakan terjangkit Virus
Corona, baik ringan maupun berat. Salah satu cara penyebaran Virus Corona adalah dengan melakukan
perjalanan ke Tiongkok, atau berdekatan dengan seseorang yang baru saja dari Tiongkok dan mengalami
gejala sakit pernapasan. Kunjungi Center for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health
Organization (WHO) untuk informasi lebih lanjut.

RISIKO POPULASI

Siapa yang berisiko terinfeksi?


Orang-orang yang hidup di dan melakukan perjalanan ke daerah-daerah dimana virus ini menyebar
berpotensi terjangkit Virus Corona. Saat ini, Virus Corona menyebar di Tiongkok, dimana kasus Virus
Corona paling banyak terdeteksi. Pasien Virus Corona di negara lain adalah mereka yang baru saja
melakukan perjalanan ke Tiongkok, atau tinggal, atau bekerja dan berkontak secara dekat dengan pasien
Virus Corona.

Pekerja medis yang merawat pasien Virus Corona memiliki risiko terinfeksi virus ini yang sangat besar,
sehingga mereka membutuhkan prosedur pencegahan secara ekstra.

Bagaimana status penyebarannya di Indonesia saat ini?


Situasi ini berubah setiap hari. Pastikan Anda terus mengikuti berita dan perkembangan terkini. Jadi,
amankah bagi kita untuk bepergian saat ini?
Dengan kondisi seperti ini, tidak disarankan untuk melakukan perjalanan ke Tiongkok. Cek situs
pemerintah setempat untuk mengetahui situasi terkini dan pencegahan yang disarankan di tempat Anda
tinggal.

Jika saya sakit di Tiongkok, apakah saya bisa memilih klinik yang mau saya
kunjungi?
Jika Anda mengalami flu atau demam, cari bantuan dari pusat kesehatan rekanan terdekat. Jika saat ini
Anda berada di Tiongkok dan sedang mengalami gejala sakit, segera cek daftar rekanan Cigna di Cigna
Provider Directory. Mohon mengacu pada Plan dalam Polis Anda untuk mengetahui cakupan perlindungan
Anda.

Apa yang harus dilakukan mereka yang baru saja kembali dari Wuhan ataupun
lokasi terinfeksi Virus Corona lainnya?
Jika Anda mengalami gejela sakit seperti demam, batuk, dan sakit pernapasan lainnya, dalam 14 hari
setelah Anda kembali dari Tiongkok, Anda perlu mengecek kondisi Anda ke rumah sakit rekanan sambil
menyampaikan latar belakang Anda yang baru saja kembali dari Tiongkok.

Apakah virus ini bisa menyebar melalui paket barang yang dikirim dari Tiongkok?
Mereka yang menerima paket dari Tiongkok tidak perlu khawatir akan tertular Virus Corona. Virus ini
tidak bertahan lama pada sebuah objek, seperti kertas dan kotak paket barang.

2. Dampak Corona bagi perekonomian, antara lain :


a. Pasar

Isu pandemi virus corona covid-19 telah menekan pasar


keuangan secara global. Tekanan pada pasar modal di seluruh
dunia juga pernah terjadi pada 2008. Bagaimana
perbandingannya dengan saat ini?

Krisis keuangan global pada 2008 dipicu oleh kejatuhan


pasar subprime mortgage, yakni KPR dengan debitur peringkat
buruk yang mengalami gagal bayar, di Amerika Serikat dan
kemudian menular ke perbankan di seluruh dunia hingga menjadi
perlambatan ekonomi global.

Sementara itu, pasar saham saat ini mengalami kejutan akibat


dua sentimen, yaikni penyebaran pandemi Covid-19 dan
kejatuhan harga minyak global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan mengatasi


dampak ekonomi dari virus corona bakal lebih rumit ketimbang
krisis ekonomi global 2008-2009.

"Lebih rumit yang ini (ketimbang krisis 2008-2009) karena ini


menyangkut manusia, harus memberikan ketenangan dulu apa
yang disebut dengan ancaman atau risiko terhadap mereka.
Keselamatan, kesehatan, sampai pada kemungkinan terancam
meninggal dunia. Itu yang jauh lebih langsung. Kalau dulu kan
melalui lembaga keuangan, korporasi jatuh, PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) paling," papar Sri Mulyani dikutip CNBC
Indonesia (6/03/2020).

Dari segi ekonomi secara makro, bagaimana kondisi saat ini?


Benarkah lebih buruk dibandingkan dengan kondisi pada 2008,
atau justru pada krisis moneter 1998? Berikut kompilasi data
yang diolah Bareksa.

Pertumbuhan ekonomi 2020 diperkirakan melambat menjadi di


bawah 5 persen. Menkeu mengasumsikan, meski belum
mengumumkan secara resmi, bahwa ekonomi Indonesia bisa
terkena dampak dari perlambatan global menjadi di kisaran 4,7
persen.

Yang menarik, kondisi di saat ini adalah inflasi per Februari 2020
masih sangat rendah, di 3,02 persen secara tahunan. Angka ini
jauh dibandingkan inflasi 2008 yang mencapai 12,14 persen dan
82,4 persen di 1998.

Memang rupiah saat ini sudah mulai melemah terhadap dolar


Amerika Serikat mencapai Rp14.818 per US$ pada 16 Maret 2020.
Namun, dilihat secara year to date (sejak awal tahun),
depresiasi rupiah baru mencapai 6 persen. Angka ini jauh
dibandingkan depresiasi pada 2008 yang mencapai 34,86 persen
dan 197 persen pada 1998.

b. Lembaga Keuangan

Virus corona baru merebak sejak awal bulan ini di Tanah Air. Namun
dampaknya telah memukul berbagai sudut ekonomi. Indeks bursa saham
rontok, rupiah terperosok, dan pelaku di sektor riil berteriak susah berusaha.
Lembaga keuangan dunia, ekonom, dan otoritas pemerintah membuat
sejumlah prediksi. Ekonomi Indonesia bisa masuk dalam skenario terburuk
jika tidak mengatasi dengan benar pandemi ini.

Pada perdagangan Selasa kemarin (24/3), indeks harga saham gabungan


ditutup turun 1,3 % di level 3.937. Sepanjang pekan ini, IHSG telah
menyentuh posisi terendahnya sepanjang delapan tahun terakhir. IHSG
sempat jatuh di level 3.000 yakni pada 24 Juni 2012 di posisi 3.955,58.

Untuk membendung meluasnya dampak Covid-19 di pasar modal, Otoritas


Jasa Keuangan (OJK) merilis beberapa kebijakan. Di antaranya, trading
halt atau pembekuan selama 30 menit jika IHSG turun 5 %. Trading
halt pertama kali sepanjang sejarah pasar modal Indonesia berlangsung
pada Kamis (12/3) dan telah terjadi lima kali sejak itu.

Kemudian, OJK meminta PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek


Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia untuk memangkas waktu
operasional. Langkah ini sebagai adaptasi dari kebijakan Bank Indonesia yang
mempersingkat jam operasional BI Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Mulai 30 Maret 2020, waktu perdagangan di bursa efek dibagi menjadi dua
sesi. Transaksi perdagangan pertama mulai pukul 09.00 hingga 11.30 dan
sesi kedua dimulai dari pukul 13.30 hingga 15.00. Sedangkan hari kerjanya
tetap dari Senin sampai Jumat.

Tak hanya merontokkan pasar modal, virus corona juga menjatuhkan nilai
tukar rupiah. Pada Senin (23/3), harga jual dolar Amerika Serikat di lima bank
besar menembus Rp 17 ribu. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank
Spot Dolar Rate atau JISDOR menempatkan nilai rupiah di posisi 16.608 per
dolar Amerika.

Mengutip Bloomberg, pelemahan rupiah menjadi yang terdalam di Asia.


Angka itu juga merupakan yang terendah sejak krisis pada Juli 1998. Hari
berikutnya, rupiah hanya menguat 0,45 % ke level 16.500 per dolar AS.
Bank Indonesia mencatat, aliran modal asing yang keluar dari Indonesia sejak
awal tahun mencapai Rp 125,2 triliun di tengah kekhawatiran pandemi virus
corona. “Bulan ini saja terjadi outflow Rp 104,7 triliun dari total Rp 125,2
triliun,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (24/3).

Kemerosotan ini tampaknya belum akan berhenti karena wabah Covid-19 di


Indonesia semakin luas. Kasus dan korban corona terus berjatuhan di
berbagai daerah.

c. Tenaga Kerja

Pandemi virus corona yang memukul kinerja sektor industri berdampak pada
nasib para pekerja. Asosiasi Pengusaha Indonesia menyebutkan banyak
perusahaan telah bernegosiasi untuk memotong gaji karyawannya hingga
meminta mereka mengambil cuti di luar tanggungan atau unpaid
leave dalam waktu yang tak ditentukan.

"Ini karena perusahaan juga tidak punya cukup dana untuk menggaji atau
menanggung beban kompensasi PHK," ujar Wakil Ketua Umum ApindoShinta
Kamdani kepada Katadata.co.id, Senin (13/4).

Shinta menjelaskan, hampir semua industri sudah terkena pukulan akibat


wabah yang tidak terkendali di Indonesia maupun di level global. Kinerja
pada sektor ekonomi pun telah menurun 30-100% dibandingkan dengan
sebelum pandemi.

Penurunan terdalam terjadi pada sektor pariwisata atau perjalanan, hotel-


restoran, ritel (nongroceries, minimarket, dan farmasi), transportasi
massal, real estate, dan manufaktur dengan output produk tersier dan
sekunder.

Adapun dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB,


kinerja sektor tersebut akan semakin turun sehingga beban pelaku usaha
semakin tinggi. Ini lantaran perusahaan yang sebelumnya beroperasi secara
minimum terpaksa berhenti bila tidak dikecualikan dalam ketentuan PSBB.

Pembatasan kegiatan aktivitas ekonomi di Jabodetabek sendiri sudah terjadi


sejak bulan lalu. Akibatnya, banyak perusahaan yang menghentikan
hubungan kerja dengan karyawan harian, karyawan outsourcing dan
karyawan kontrak.

Saat ini, banyak pelaku usaha di luar sektor pariwisata dan manufaktur yang
meminta pemerintah untuk memberikan bantuan bagi karyawannya, seperti
melalui program kartu prakerja dan bantuan langsung tunai.

Banyak perusahaan yang juga tengah meminta atau mengusahakan


restrukturisasi utang usaha hingga membutuhkan suntikan dana baru. Ini
diperlukan untuk mempertahankan eksistensi usahanya dan menjalankan
kewajiban usaha lantaran gangguan kelancaran aliran dana.
Namun, upaya restrukturisasi utang tersebut tidak mudah direalisasikan
karena berbagai hal. "Sehingga banyak juga perusahaan yang mengajukan
kepailitan, khususnya di sektor pariwisata," ujar dia.

Shinta pun menilai, tidak banyak yang bisa dilakukan pengusaha untuk
mempertahankan eksistensinya. Saat ini, pelaku usaha membutuhkan
pengendalian wabah secara efektif.

"Sehingga kami bisa melepaskan semua measures pencegahan wabah dan


kembali ke kondisi ekonomi normal," ujar dia.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan,


sejumlah perusahaan besar telah merumahkan karyawannya seiring dengan
kebijakan PSBB. "Ada 20-30% karyawan yang masih bekerja," ujar dia.

Bila pandemi terus berlanjut, ia memperkirakan PHK karyawan dapat terjadi.


Saat ini, sejumlah perusahaan telah kesulitan melanjutkan produksi lantaran
tidak ada pasokan bahan baku. Selain itu, utang perusahaan juga mulai
meningkat.

Ia juga menyebut sektor pariwisata menjadi yang paling terdampak.


Sementara sektor manufaktur dan otomotif mulai menghadapi kendala
lantaran penurunan penjualan di dalam negeri maupun tujuan ekspor. "Jadi
perusahaan colapse," ujar dia.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni


Monardo mengatakan, ada 1,65 juta warga yang tidak bekerja akibat
pandemi corona. Menurut Doni, mereka terkena pemutusan hubungan
kerja atau terpaksa dirumahkan akibat banyak sektor usaha yang tertekan.

"Terdapat 1,65 juta warga negara kita yang telah mendapatkan PHK," kata
Doni, berdasarkan laporan sejumlah menteri saat rapat terbatas
melalui video conference, Senin (13/4). Sejatinya, jumlah tersebut merupakan
angka PHK dan karyawan yang dirumahkan.

Atas dasar itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar bantuan
sosial, khususnya Kartu Prakerja segera disalurkan pekan ini. Kartu Prakerja
bakal diberikan kepada 5,6 juta orang dengan anggaran Rp 20 triliun.

Sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat


mencatat sebanyak 5.047 buruh terkena PHK akibat pandemi virus corona
berdasarkan data hingga 5 April. PHK tersebut dilakukan oleh 1.476
perusahaan atau industri.

"Jumlah buruh di perusahaan tersebut sebanyak 53.465 orang dan sebanyak


5.047 terkena PHK," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar
M Ade Afriandi, Rabu (8/4) dikutip dari Antara.

Dalam laporkan tersebut juga disebutkan sebanyak 34.365 pekerja di Jabar


diliburkan dan 14.053 orang dirumahkan sejak pandemi corona.

Anda mungkin juga menyukai