Anda di halaman 1dari 63

i

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


ABORSI DI SMA NEGERI 5 KONAWE SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

Oleh

Ririn Seprianti
P00324014027

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN
KEBIDANAN PRODI DIII TAHUN 2017
ii
iii
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
1. Nama : Ririn Seprianti
2. Tempat/Tanggal Lahir : Moramo, 12 september 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/indonesia
6. Alamat Kendari : Andonohu
7. Alamat Moramo : Desa Moramo, Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan
B. Pendidikan

1. SD Negeri 2 Moramo : Tamat Tahun 2008


2. SMP Negeri 1 Moramo : Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 5 KONSEL : Tamat Tahun 2014

4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Tahun
2014-Sekarang

iv
ABSTRAK

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI


DI SMA NEGERI 5 KONAWE SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

Ririn Seprianti1 Hasmia Naningsi2 Wahida2

Latar Belakang : Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan
oktober 2016 di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
jumlah seluruh siswi kelas XII 58 siswi. Hasil wawancara telah dilakukan pada 7
siswi di SMA Negeri 5 Konawe Selatan hanya 3 siswi yang mengetahui tentang
bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media
lainnya dan 4 siswi masih belum terlalu mengerti tentang bahaya aborsi. Tujuan
Penelitian : Untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan remaja putri
tentang aborsi di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif,suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara objektif tentang pengetahuan remaja putri tentang
aborsi di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017,
pengambilan sampel dilakukan secara total sampling atau total populasi yaitu
seluruh siswi kelas XII dengan jumlah siswi 58 orang di SMA Negeri 5 Konawe Sela
tan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2017.
Hasil Penelitian : Pengetahuan baik pada remaja putri tentang aborsi sebanyak 21
responden (36,2%),berdasarkan pendidikan orang tua,baik terbanyak yaitu orang
tua yang berpendidikan tinggi sebanyak 9 responden (15,6%),berdasarkan
pekerjaan orang tua,baik terbanyak yaitu orang tua yang tidak memiliki pekerjaan
terbanyak 12 responden (20,7%).
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 58 responden yang
mempunyai pengetahuan baik terbanyak pada responden% yang orang tuanya berpendidikan tinggi sebanyak 9 responden (15,6 ), dari 58 responden yang
mempunyai pengetahuan baik terbanyak terdapat pada responden% yang orang tua nya tidak memiliki pekerjaan sebanyak 12 responden (20,7 ).
Saran : Diharapkan kepada pihak sekolah SMA Negeri 5 Konawe Selatan untuk
menambah mata pelajaran yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pendidikan Dan Pekerjaan Orang Tua.
Daftar Pustaka : 16 literatur (2002-2011)

1. Mahasiswa jurusan kebidanan poltekkes kemenkes kendari


2. Dosen jurusan kebidanan poltekkes kemenkes kendari.

v
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

Maha Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah “Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Aborsi Di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini masih banyak kekeliruan, kesalahan dan kekurangan yang

disebabkan karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan

penulis sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh

penulis demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam menyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak

mendapat bantuan dan arahan, dari berbagai pihak. Terutama kepada ibu

Hasmia Naningsi, SST, M.Keb Selaku pembimbing I, dan ibu Wahida. S,

S.Si.T, M.Keb, selaku pembimbing II, dengan tulus mengarahkan dan

membimbing penulis dari awal hingga akhir penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Kepada beliau penulis mengucapkan terima kasih.

vi
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Petrus, SKM. M. Kes selaku Direktur Polteknik Kesehatan

Kendari.

2. Ibu Halijah, SKM. M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kendari.

3. Ibu Aswita,S.Si.T, M. Keb selaku penguji I, Ibu Melania Asi,S.Si.T, M.

Kes

4. selaku menguji II, Heyrani, S.Si.T, M.Kes selaku penguji III.

5. Seluruh dosen dan staf tata usaha dilingkungan Polteknik Kesehatan

Kendari Jurusan Kebidanan.

6. Kepala Balitbang Kabupaten Konawe Selatan.

7. Gubernur sulawesi tenggara.

8. Bupati Konawe Selatan.

9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.

10.Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Konawe Selatan dan seluruh staf yang

telah memberikan datal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

11.Pada Orang tua dan Keluarga yang selalu mendukung dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

12.Para sahabat-sahabat tersayang terima kasih atas bantuannya.

13.Semua rekan-rekan seangkatan mahasiswa Politekkes Kendari

Jurusan Kebidanan “2014” yang telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan.

vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun, demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah .Akhir

kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

Kendari, 28 Juni 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................................iv
ABSTRAK................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................4
E. Keaslian Penelitian..........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori....................................................................................................6
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tentang Aborsi.....................20
C. Landasan Teori................................................................................................21
D. Kerangka Konsep...........................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................................24
B. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................24
C. Populasi dan Sampel....................................................................................24
D. Definisi Operasional......................................................................................25
E. Pengumpulan Data.........................................................................................25

ix
F. Instrumen Penelitian......................................................................................28
G. Pengolahan Data............................................................................................26
H. Analisa Data......................................................................................................27
I. Pengkajian Data.............................................................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Tempat Penelitian.................................................................28
B. Hasil Penelitian..............................................................................................29
C. Pembahasan.................................................................................................. 34
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................37
B. Saran...................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel I. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Kelas XII Di SMA Negeri 5

Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017

Tabel II. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Orang Tua (Ibu

Kandung) Remaja Putri Kelas XII SMA Negeri 5 Konawe

Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel III. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ibu

Kandung) Remaja Putri Kelas XII SMA Negeri 5 Konawe

Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Master Tabel Hasil Penelitian.

Lampiran II. Koesioner penelitian

Lampiran III. Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Polteknik Kesehatan

Kendari.

Lampiran IV. Permohonan Izin Penelitian Dari Polteknik Kesehatan Kendari.

Lampiran V. Surat Izin Penelitian Balitbang.

Lampiran VI. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak pergaulan bebas dikalangan remaja mengantarkan pada

kegiatan menyimpang seperti seks bebas atau seks pranikah sehingga

mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan terjadinya kehamilan

yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bias dilakukan olehremaja,

yaitu mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan dengan

cara aborsi. (Soetjiningsih, 2010).

Aborsi dapat berisiko terhadap segi kesehatan dan keselamatan

seorang wanita baik secara fisik dan psikilogi. Gangguan kesehatan

secara fisik seorang wanita melakukan aborsi antara lain kematian

mendadak akibat perdarahan hebat, kematian mendadak karena

pembiusan yang gagal, kematian secara lambat akibat infeksi serius

disekitar kandungan, rahim yang sobek, kerusakan dinding rahim,

kanker payudara, mandul/tidak mampu mempunyai keturunan lagi,

kanker leher rahim, kelainan plasenta/ari-ari. Selain gangguan fisik,

seorang wanita melakukan aborsi mengalami gangguan kesehatan

secara mental antara lain kehilangan harga diri, berteriak-teriak histeris,

mimpi buruk bekali-kali mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh diri,

1
2

mulai mencoba menggunakan obat-obatan terlarang, tidak bias

menikmati lagi hubungan seksual (Kartini, 2010).

Banyaknya kasus aborsi khususnya dikalangan remaja terjadi

akibat adanya kesenjangan informasi tentang kesehatan reproduksi.

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses

informasi menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan

informasi tentang kesehatan reproduksi yang belum tentu benar

(Niskala, 2011).

Menurut WHO (2011) diperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi

tidak aman didunia, dimana 19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman

(9,5%) terjadi dinegara berkembang. Sekitar 13% dari total perempuan

yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Risiko

kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1

dari 3700 yang melakukan aborsi.

Berdasarkan survey BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa

remaja berusia 10-24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan

seks pranikah. Kasus aborsi dikalangan remaja, diperoleh 2,6 juta jiwa

pertahun dan dari jumlah 27% atau 700.000 kalangan remaja

melakukan aborsi Di Indonesia 15% - 50% kematian ibu disebabkan

karena tindakan aborsi yang tidak aman, khususnya sebagian besar

dilakukan oleh remaja (Depkes RI, 2011).


3

Di provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan data Survei Demografi

dan Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2007 tercatat 60%

responden remaja yang belum menikah mengaku pernah melakukan

aborsi baik disengaja atau spontan (keguguran) saat mengalami

kehamilan yang tidak diinginkan studi pendahuluan yang telah dilakukan

penulis pada bulan oktober 2016 di SMA Negeri 5 Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah seluruh siswi kelas XII 58

siswi. Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan ada kejadian siswi

hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah.

Hasil wawancara telah dilakukan pada 7 siswi di SMA Negeri 5 Konawe

Selatan hanya 3 siswi yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui

pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media lainnya

dan 4 siswi masih belum terlalu mengerti tentang bahaya aborsi.

Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya

aborsi sangat penting dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya

aborsi dapat menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga

penulis tertarik mengadakan penelitian tentang ”Pengetahuan Remaja

Putri Tentang Aborsi Di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017’’.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat

rumusan masalah yaitu bagaimanakah pengetahuan remaja putri

tentang aborsi Di SMA 5 Negeri Konawe Selatan Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2017 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang aborsi Di SMA

Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang aborsi

berdasarkan oleh Pendidikan Orang Tua di SMA Negeri 5

Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang aborsi

berdasarkan oleh Pekerjaan Orang Tua di SMA Negeri 5 Konawe

Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Mampu menerapkan mata kuliah yang telah diajarkan, menambah

pengalaman dan wawasan mengenai penelitian khususnya penelitian

pengetahuan remaja tentang aborsi yang dilakukan oleh remaja.


5

2. Bagi Tempat Penelitian

Menambah wawasan dan informasi bagi tempat penelitian, terutama

bagi guru BP untuk memberi penyuluhan tentang aborsi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk

memperluas wawasan mahasiswa tentang aborsi dan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Responden

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswi SMA Negeri 5

Konawe Selatan Tentang Aborsi.

E. Keaslian Penelitian

1. Bayu Dwi Retno Hapsari (2009) dengan judul: Tingkat Pengetahuan

Remaja Tentang Dampak Aborsi Di SMK Pelita Karanganyar 2009.

Metode Penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik pengambilan sampell

menggunakan Stratified Random Sampling. Alat ukur yang digunakan

adalah kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil

Pengetahuan Remaja SMK Pelita Karanganyar 2009 tentang Aborsi

sebagian besar adalah pengetahuan Cukup 57 responden (50,89%),

pengetahuan baik sebanyak 37 orang (33,04%), pengetahuan kurang

17 responden (15,18%).
6

2. Adika Nurhayati Sunarti (2012) dengan judul: Tingkat Pengetahuan

Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik

2 Surakarta tahun 2012. Metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Alat

ukur yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian berdasarkan

perhitungan SSPS Versi 16 diperoleh hasil pengetahuan remaja

tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik

2 Surakarta dengan kategori baik 15 responden (18,3%) dengan

kategori cukup 56 responden (68,3%), kategori kurang 11 responden

(13,4%).
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi terjadi melalui panca indra manusia

yaitu indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoat modjo,

2010).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata).

7
8

b. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yakni :

1) Cara coba-salah (Trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula,maka dicoba dengan kemungkinan

ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

Itulah sebabnya maka cara ini disebut dengan metode trial (coba) and

error (gagal atau salah) atau metode coba-coba.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke

generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas

pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan.

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih


9

dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan

fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini

disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa orang yang dikemukakannya adalah benar.

3) Berdasarkan pengalam pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung makna bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan. Atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berfikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sinilah manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi

maupun deduksi.

5) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih

sistematis , logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research

methodology).
10

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor yang memengaruhi

pengetahuan meliputi :

1) Pendidikan

Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan.

2) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.

3) Informasi

Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber

informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media

masa.

4) Lingkungan budaya

Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik

sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam

berfikir selama jenjang hidupnya.

5) Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan

biaya untuk menempuh pendidikan sehingga pengetahuannya pun

rendah.
11

d. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif

berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara

berfikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah, dan lain-lain)

yang berjenjang sebagai berikut.

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.

Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau

mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di

himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara

pemberantasan penyakit demam berdarah bukan hanya sekedar

menyebutkan 3M (mengubur, menutup, dan mengurus) tetapi harus

dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras, dan

sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.


12

3) Menerapkan (application)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang

sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang

sesuai.Kemampuan menterjemahkan, menginterprestasikan,

menafsirkan, meramalkan, dan mengeksplorasi.

4) Analisa (Analisis)

Arti dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syintesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


13

6) Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat

membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang

kekurangan gizi.

2. Remaja

Menurut Handoyo (2010) dan bahwa remaja yang dalam bahasa

aslinya disebut adolescence berasal dari bahasa latin adolescence

yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” istilah

adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas,mencakup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja adalah

masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan

rentang usia 12 sampai 21 tahun.

Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu

menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Masalah remaja

dikenal dengan masa “Kenakalan Remaja”. Kenakalan remaja biasanya

identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja (Kartini,

2010).
14

Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau

free seks, dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu

kondisi yang sekarang ini banyak terjadi dikalangan remaja atau anak

muda. Bahkan hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa.

Pergaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri anak

muda atau remaja yang gaul atau di bilang up todate. Banyak remaja

yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka

dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain. (Kartini,

2010).

Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan

penyimpangan perilaku yang dilakukan anak muda atau remaja yang

menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada.

Banyaknya kenakalan remaja yang menjamur di masyarakat di

sebabkan beberapa hal, seperti:

a. Perkembangan teknologi dan pengetahuan

b. Salah pergaulan

c. Budaya

d. Pola pikir dan psikologis

e. Kondisi keluarga

Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan dan perhatian dari orang

terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada


15

anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak

hanya menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma

atau aturan yang sudah ada.

3. Aborsi

a. Pengertian

Menurut Manuaba (2010), Aborsi adalah kematian dan

pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau disengaja

sebelum usia kehamilan 22 minggu.

Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun

setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur

(Kartini, 2010).

Aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan

sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan

tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh

dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.

Aborsi adalah tindakan mengugurkan kehamilan sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia kehamilan 20

minggu), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam

keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki

kehamilan itu.
16

Aborsi adalah mengugurkan kandunag oleh ibu akibat – akibat

tertentu (kehamilan yang tidak di inginkan) sebelum kehamilan

tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan (Niskala, 2011).

b. Tindakan Aborsi

Menurut Niskala, ( 2011), ada 3 macam tindakan aborsi :

1) Aborsi dilakukan sendiri

2) Aborsi dilakukan tenaga medis (dokter, bidan) demi keuntungan

atau demi rasa simpati.

3) Aborsi dilakukan non tenaga medis (dukun).

c. Teknik Aborsi

1) Metode penyedotan (Suction Curettage)

Aborsi ini dilkukan dengan mesin pennyedotan bertenaga

kuat yang dimasukkan ke dalam rahim dan mulut rahim dibuat

renggang sehingga janin luruh dan ari-ari (plasenta) terlepas

dari dinding rahim. Dengan metode ini dapat berisiko terjadi

robek rahim yang disebabkan salah penyedotan sehingga akan

mengalami pendarahan hebat dan berujung kematian.

2) Teknik dilatasi dan kerokan

Cara ini leher rahim dibuka atau perbesar dengan paksa

untuk dimasukkan pisau tajam kemudian janin hidup dicabik

kecil-kecil dan plasenta dikerok dari dinding rahim. Umumnya


17

terjadi pendarahan hebat dan jika tidak diobati dengan baik

akan terjadi infeksi.

3) Menggunakan Pil Roussell-uclaf (RU 486)

Pil yang dikenal juga sebagai (pil aborsi Prancis) ini

mengandung dua hormon sintetik yaitu mifebristone dan

misoprostol. Cara kerja pil ini menghentikan hormon

progesteron yang berfungsi menjaga jalur nutrisi ke plasenta

tetap lancar sehingga janin tidak dapat nutrisi lagi, menjadi

kelaparan hingga tidak bernyawa. Efek dari penggunaan pil ini

adala dah perdarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah,

rasa sakit hingga kematian.

4) Peracunan dengan garam

Dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu,

selang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke

dalam rahim, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan

garam pekat disuntikan kedalamnya. Bayi dibakar hidup-hidup

oleh racun itu. Dengan cara itu bayi akan mati dalam waktu 1

jam, kulitnya benar-benar hangus dalam waktu 24 jam.

5) Histerektomi / bedah caesar

Dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim

dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini


18

dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang

langsung dibunuh.

6) Pengguguran kimia (Prostaglandin)

Menggunakan bahan-bahan kimia ini mengakibatkan

rahim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan

terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada

bayi-bayi yang terpenggal. Efek samping bagi ibu banyak sekali

yang meninggal akibat serangan jantung waktu cairan kimia itu

disuntikkan. (Sukrisno, 2010).

d. Risiko Aborsi

Menurut Sukrisno (2010), aborsi dapat membahayakan

keselamatan kesehatan wanita, antara lain :

1) Risiko terhadap kesehatan fisik

a) Kematian mendadak karena pendarahan hebat, leher rahim

robek atau tebuka lebar akan menimbulkan pendarahan hebat

yang membahayakan keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan

pembedahan untuk menghentikan pendarahan tersebut.

b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

c) Kematian secara lambat karena infeksi serius di sekitar

kandungan. Disebabkan oleh alat medis tidak steril yang

dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak

dibersihkan dengan benar.


19

d) Rahim yang sobek (uterine perforation) dapat terjadi karena

mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa

sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia mengucup kuat-

kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan

maka otot tersebut akan menjadi robek.

e) Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

f) Kanker payudara (karena ketidak seimbanagan hormone

estrogen pada wanita).

g) Kanker indung telur (Ovarium cancer)

h) Kanker leher rahim (Cervical cancer )

i) Kanker hati (Liver cancer)

j) Kelainan pada placenta ari-ari (placenta previa ) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan

hebat pada saat kehamilan berikutnya

k) Menstruasi menjadi tidak teratur lagi selama sisa produk

kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat

berubah menjadi kanker.

l) Menjadi mandul tidak dapat memiliki keturunan lagi.

m) Aborsi yang gagal apabila dalam proses aborsi mengalami

kegagalan dan janin masih hidup kemungkinan besar saat lahir

mengalami cacat fisik dan dapat juga melahirkan bayi prematur.


20

2) Risiko terhadap kesehatan mental

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post aborrion

syndrome dan akan mengalami hal-hal seperti ini :

a) Kehilangan harga diri.

b) Berteriak-teriak histeris.

c) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayinya.

d) Ingin melakukan bunuh diri.

e) Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang.

f) Tidak bisa menikmati hubungan seks lagi.

Di luar hal-hal tersebut di atas, para wanita yang melakukan

aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama

bertahun-tahun dalam hidupnya.

g) Undang - Undang Aborsi

Di negara Indonesia, dalam Kitab Undang – Undang Hukum

Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja

di golongankan dalam kejahatan terhadap nyawa (BAB XIX pasal

346 - 349).
21

Dalam KUHP BAB XIX pasal 346 – 349 dinyatakan sebagai

berikut :

Pasal 346 :

Dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan

kandungannya atau menyuruh orang lain untuk melakukan hal itu

di ancam hukuman penjara paling lama 4 tahun. Pasal 347 :

(1) Disebutkan orang yang menggugurkanatau mematikan

kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu

diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara.

(2) Menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut

berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu,

maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama

15 tahun.

Pasal 248 :

(1) Disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan

kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu di

ancam hukuman paling lama 15 tahun penjara.

(2) Jika dalam pembuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal,

maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara.


22

Pasal 349 :

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan

kejahatan berdasarkan pasal 346 ataupun membantu melakukan

salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang

ditentukan dalam pasal itu ditambah dengan sepertiga dan dapat di

cabut hak untuk menjalankan pencaharian mana kejahatan yang

dilakukan.

h) Aborsi di lihat dari nilai agama

Firman Allah : “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu

karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kapada

mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka

adalah dosa besar” (QS 17 : 31). Banyak calon ibu muda beralasan

bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungan

belum memadai, kemudian merencanakan untuk menggugurkan

kandungannya.

B.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang

Aborsi

Pengetahuan remaja tentang aborsi yang dimiliki seseorang tidak

terlepas dari lingkungan sosial. Kondisi lingkungan sosial yang

berkembang sangat pesat mengakibatkan terjadinya perubahan pola

hidup masyarakat yaitu berkembang luasnya pergaulan bebas yang tidak

dibarengi pengetahuan tentang aborsi yang benar.pengetahuan tentang


23

aborsi dapat diperoleh remaja memperoleh pengetahuan tentang aborsi

melalui program-program pendidikan mengenai aborsi seperti penyuluhan

tentang aborsi dan laki-laki. Dari segi formal memperoleh pengetahuan

tentang aborsi dari teman, orang tua, dan media massa (Pangkahila,

2009).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja putri

tentang aborsi yaitu ;

1. pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan remaja

putrinya tentang aborsi, dimana semakin tinggu pendidikan orang tua

maka ilmu yang dia miliki akan diterapkan terhadap anaknya termasuk

pentingnya memberikan pendidikan reproduksi dan pengetahuan

tentang aborsi, maka cenderung terbuka, berani berdiskusi dan

memberi kesempatan pada anaknya untuk bertanya tentang kesehatan

reproduksi dan aborsi sehingga anaknya memiliki pengetahuan yang

cukup tentang aborsi. Sendangkan pendidikan orang tua yang

rendah,tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memberikan

pengetahuan tentang aborsi kepada remaja putrinya,di samping itu

orang tua yang memiliki pendidikan rendah cenderung takut untuk

mengajarkan anaknya pendidikan seks dan aborsi karena menganggap

tabu,sehingga remaja putrinya tidak memiliki pengetahuan yang cukup

tentang aborsi (Widayatun, 2003).


24

2. Pekerjaan orang tua

Pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan remaja

putrinya tentang aborsi dimana pekerjaan orang tua yang tingkat

kesibukannya tinggi maka jarak berkomunikasi terhadap anaknya

sehingga anak putrinya tidak mendapat bimbingan dan pengetahuan

tentang aborsi. Pekerjaan orang tua yang tidak terlalu sibuk dimana

tingkat frekuensinya di dalam rumah tinggi sehingga remaja putrinya

tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang aborsi (Widayatun,

2003).

C. Landasan Teori

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak

dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan

seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu

menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih, 2010).

Terjadinya aborsi pada remaja disebabkan oleh tingkat pengetahuan

remaja tentang seksualitas masih sangat rendah yang dipengaruhi oleh

pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua. Pendidikan orang tua

berpengaruh terhadap pengetahuan remaj putrinya tentang aborsi dimana

semakin tinggi pendidikan orang tua maka ilmu yang dia miliki akan

diterapkan terhadap anaknya,sedangkan pendidikan orang tua yang

rendah, tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memberikan

pengetahuan tentang aborsi pada remaja putrinya, disamping itu orang


25

tua yang dimiliki pendidikan rendah cenderung takut untuk mengajarkan

anaknya pendidikan seks dan aborsi karena menganggap tabu, sehingga

remaja putrinya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang aborsi

sedangkan pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan

remaja putrinya tentang aborsi, di mana pekerjaan orang tua yang tingkat

kesibukanya tinggi maka jarang berkomunikasi terhadap anaknya

sehingga remaja putrinya tidak mandapat bimbingan dan pengetahuan

tentang aborsi, pekerjaan orang tua yang tidak terlalu sibuk di mana

tingkat frekuensinya di dalam rumah tinggi sehingga remaja putrinya

memiliki pengetahuan yang cukup tentang aborsi (Widayatun,2003).

Kehamilan yang diharapakan tidak direncanakan atau tidak

dikehendaki dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita,

terutama jika dukungan dari keluarganya amat kecil dan struktur

organisasinya terganggu, wanita dapat menjadi putus asa karena

kehamilannya mungkin mempengaruhi pendidikan, karir atau situasi

ekonominya (Friedman, 2002).


26

D. Kerangka Konsep

Pendidikan Orang Tua

Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Aborsi

Pekerjaan Orang Tua

Keterangan :

Variabel Bebas : Pendidikan Orang Tua dan Perkerjaan Orang Tua

Variabel Terikat : Pengetahuan Remaja Putri Tentang Aborsi


27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yaitu dengan

menggunakan data primer dan data sekunder. Deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif dan

subjektif. (Notoadmojo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni-Juli 2017 bertempat di SMA

Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XII dengan

jumlah siswi 58 orang Di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling atau total

populasi yaitu seluruh siswi kelas XII dengan jumlah siswi 58 orang Di

SMA Negeri 5 Konawe Selatan provinsi sulawesi tenggara. Total

sampling adalah pengambilan sampel dengan cara mengambil sampel

27
28

secara keseluruhan dari populasi yang ada, sehingga penentuan besar

sampel sesuai dengan total populasi yang ada dan memenuhi criteria

(Hidayat, 2007).

D. Defenisi Operasional

1.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden

mengenaik aborsi.

Kriteria Objektif :

a. Baik, jika presentase jawaban benar 76%-100%.

b. Cukup, jika presentase jawaban benar 56%-75%.

c. Kurang, jika presentase jawaban benar ≤55% (Arikunto, 2007).

2. Pendidikan orang tua adalah tingkatan sekolah orang tua yang dilalui

dalam suatu jenjang pendidikan formal yang merupakan pendidikan

terakhir yang dialami orang tua.

Kriteria Objektif :

a. Pendidikan dasar = SD/MI

b. Pendidikan menengah = SMP/SMA/SMK/MA.

c. Pendidikan tinggi =Diploma/Sarjana/Magister/Doktor/dan

Spesialis.
29

3. Pekerjaan orang tua adalah mata pencarian orang tua untuk menafkahi

keluarganya.

Kriteria Objektif :

a. Tidak bekerja = Ibu Rumah Tangga

b. Bekerja = PNS/Wiraswasta/Honorer/Pegawai Swasta

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan secara langsung (data primer)

menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan remaja

tentang aborsi. Pengukuran tersebut menggunakan pernyataan tertutup,

dengan alternative “benar” dan “salah” (dikotomi). Untuk pernyataan

favorable atau mendukung jawaban “ benar’’ skor 1 (satu) dan jawaban “

salah” skor 0 (nol) sedangkan untuk pernyataan unforable atau tidak

mendukung jawaban “benar” skor 0 (nol) dan jawaban “salah” skor 1

(satu) (Arikunto, 2006).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner daftar

pernyataan yaitu peryataan tentang aborsi sebanyak 20 pernyataan. Cara

penilaian menggunakan pernyataan tertutup, dengan alternative “benar”

dan “salah” (dikotomi). Untuk pernyataan favorable atau mendukung

jawaban “benar’’ skor 1 (satu) dan jawaban “salah” skor 0 (nol) sedangkan

untuk pernyataan unforable atau tidak mendukung jawaban “benar” skor 0

(nol) dan jawaban “salah” skor 1 (satu) (Arikunto, 2006). Jumlah


30

pernyataan untuk jawaban yang benar sebanyak 16 pernyataan (Nomor 1,

2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20) dan jawaban yang salah

sebanyak 4 pernyataan (Nomor 3, 8,15,16).

G. Pengelolahan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan cara :

a. Coding yaitu memberikan anda pada setiap jawaban yang telah dijawab

oleh responden apa sesuai dengan jawaban yang tersedia

b. Editing yaitu memeriksa setiap nomor yang dijawab oleh responden

c. Tabulating adalah mengklasifikasi setiap variable yang diteliti secara

tabel

H. Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan rumus


= × 100%
Keterangan :

F=frekuensi

P=presentase

N=jumlah sampel (Budiarto, 2007).

I. Penyajian Data

Data yang dikumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi,

disertai penjelasan.
31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Letak Geografis

SMA Negeri 5 Konsel terletak di Konawe Selatan dengan luas

2
bangunan 15.180 m dengan batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah warga

b. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah warga

c. Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah warga

d. Sebelah barat : berbatasan dengan rumah warga

2. Sarana Dan Prasarana

Sarana pembelajaran yang ada terdiri dari 12 kelas ( kelas X

terdiri 4 kelas, kelas XI terdiri 4 kelas, dan kelas XII terdiri 4 kelas )

ditambah dengan Kantor Kepala Sekolah, Ruangan Guru, UKS,

Mushola, Perpustakaan dan Lapangan.

3. Tenaga Pengajar

SMA Negeri 5 Konawe Selatan Memiliki Guru Tetap Sejumlah

16 Orang,Guru honorer 7 orang dan jumlah staf tata usaha bejumlah

5 orang.

31
32

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 5 Konawe

Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 di dapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Kelas XII di SMA Negeri 5


Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Pengetahuan F %

Baik 21 36,2
Cukup 14 24,1
Kurang 23 39,7

Jumlah 58 100

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa 58 responden, remaja Putri Kelas

XII SMA Negeri 5 Konsel yang berpengetahuan baik berjumlah 21 responden

(36,2%), berpengetahuan cukup sejumlah 14 responden (24,1%), dan

berpengetahuan kurang sejumlah 23 responden (39,7%).


33

Tabel 2. Distribusi pengetahuan berdasarkan pendidikan orang tua (Ibu


Kandung) Remaja Putri Kelas XII SMA Negeri 5 Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Pendidikan Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang Total
Orang Tua
F % F % 24 % F %

Pendidikan Tinggi 9 15,5 7 12,0 4 6,9 20 34,5%


(Diploma,Sarjana)
Pendidikan
Menengah 7 12,0 4 6,9 6 10,3 17 29,2%
(SMA/SMK/SMP)
Pendidikan Dasar 5 8,7 3 5,1 13 22,4 21 36,3%
(SD)

Jumlah 21 36,3 14 24 23 39,6 58 100

Tabel 2 diatas menunjukan bahwa dari 58 responden yang mempunyai


pengetahuan baik terbanyak pada responden yang orang tuanya berpendidikan
tinggi sebanyak 9 responden (15,5 %), yang mempunyai pengetahuan cukup
terbanyak terdapat pada responden yang orang tuanya berpendidikan tinggi
sebanyak 7 responden (12,0% ), yang mempunyai pengetahuan kurang
terbanyak pada responden yang orang tuanya berpendidikan rendah sebanyak
13 responden (22,4%).
34

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ibu


kandung) Remaja Putri Kelas XII SMA Negeri 5 Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Pekerjaan Orang Pengetahuan Jumlah Total

Tua Baik Cukup Kurang


F % F % F % f %

Bekerja 9 15,5 8 13,8 9 15,5 26 44,9%


Tidak bekerja 12 20,7 6 10,3 14 24,1 32 55,1%

Jumlah 21 36,2 11 24,1 26 39,6 58 100

Tabel 3 diatas menunjukan bahwa dari 58 responden yang mempunyai


pengetahuan baik terbanyak terdapat pada responden yang orang tuanya tidak
memiliki pekerjaan sebanyak 12 responden (20,7%), pengetahuan cukup
terbanyak terdapat pada responden yang orang tuanya memiliki pekerjaan sebanyak 8
(13,8%), pengetahuan kurang terbanyak terdapat pada responden yang orang tuanya
tidak memiliki pekerjaan sebanyak 14 responden (24,1%).
35

C. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja Putri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58 responden, remaja

putri kelas XII SMA Negeri 5 Konsel yang berpengetahuan baik

sejumlah 21 responden (36,2%), berpengetahuan cukup sejumlah 14

responden (24,1%) dan berpengetahuan kurang sejumlah 23 responden

(39,7%).

Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan

yang dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari

hal-hal yang terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah

menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Notoadmodjo,

2003).

Pengetahuan remaja tentang aborsi yang dimiliki seseorang

tidak terlepas dari lingkungan sosial. Kondisi lingkungan sosial yang

berkembang sangat pesat mengakibatkan terjadinya perubahan pola

hidup masyarakat yaitu berkembang luasnya pergaulan bebas yang

tidak dibarengi pengetahuan tentang aborsi yang benar. Pengetahuan

tentang aborsi dapat diperoleh remaja memperoleh pengetahuan

tentang aborsi melalui program-program pendidikan mengenai aborsi

seperti penyuluhan tentang aborsi dan laki-laki. Dari segi formal


36

memperoleh pengetahuan tentang aborsi dari teman, orang tua, dan

media massa (Pangkahila, 2009).

2. Pendidikan Orang Tua

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 58 responden yang


mempunyai pengetahuan baik terbanyak pada responden yang orang
tuanya berpendidikan tinggi sebanyak 9 responden (15,5 %), yang
mempunyai pengetahuan cukup terbanyak terdapat pada responden
yang orang tuanya berpendidikan tinggi sebanyak 7 responden
(12,0% ), yang mempunyai pengetahuan kurang terbanyak pada
responden yang orang tuanya berpendidikan rendah sebanyak 13
responden (22,4%).
Pendidikan orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan

remaja putrinya tentang aborsi, dimana semakin tinggi pendidikan orang

tua maka ilmu yang di miliki akan diterapkan terhadap anaknya

termasuk pentingnya memberikan pendidikan reproduksi dan

pengetahuan tentang aborsi, maka cenderung terbuka, berani

berdiskusi dan memberi kesempatan pada anaknya untuk bertanya

tentang kesehatan reproduksi dan aborsi sehingga anaknya memiliki

pengetahuan yang cukup tentang aborsi. Sendangkan pendidikan orang

tua yang rendah,tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk

memberikan pengetahuan tentang aborsi kepada remaja putrinya,


37

disamping itu orang tua yang memiliki pendidikan rendah cenderung

takut untuk mengajarkan anaknya pendidikan seks dan aborsi karena

menganggap tabu, sehingga remaja putrinya tidak memiliki

pengetahuan yang cukuptentangaborsi (Widayatun, 2003).

3. Pekerjaan Orang Tua

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 58 responden yang


mempunyai pengetahuan baik terbanyak terdapat pada responden yang
orang tuanya tidak memiliki pekerjaan sebanyak 12 responden (20,7%),
pengetahuan cukup terbanyak terdapat pada responden yang orang
tuanya memiliki pekerjaan sebanyak 8 (13,8%),pengetahuan kurang
terbanyak terdapat pada responden yang orang tuanya tidak memiliki
pekerjaan sebanyak 14 responden (24,1%).
Pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan

remaja putrinya tentang aborsi dimana pekerjaan orang tua yang tingkat

kesibukannya tinggi maka jarak berkomunikasi terhadap anaknya

sehingga anak putrinya tidak mendapat bimbingan dan pengetahuan

tentang aborsi. Pekerjaan orang tua yang tidak terlalu sibuk dimana

tingkat frekuensinya di dalam rumah tinggi sehingga remaja putrinya

tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang aborsi (Widayatun,

2003).
38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 5 Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 58 responden yang


mempunyai pengetahuan baik terbanyak pada responden yang orang
tuanya berpendidikan tinggi sebanyak 9 responden (15,6 % ).
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 58 responden yang

mempunyai pengetahuan baik terbanyak terdapat pada responden


yang orang tuanya tidak memiliki pekerjaan sebanyak 12 responden
(20,7%).
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58 responden, remaja putri

kelas XII SMA Negeri 5 Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara

yang berpengetahuan baik sejumlah 21 responden (36,2%),

berpengetahuan cukup sejumlah 14 responden (24,1%), dan

berpengetahuan kurang sejumlah 23 responden (39,7%).

38
39

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak sekolah SMA Negeri 5 Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menambah mata pelajaran yang

berhubungan dengan kesehatan reproduksi.

2. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan petugas

kesehatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan terutama tentang

aborsi.
40

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka cipta

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta:EGC

BKKBN, 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011. Jakarta: Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat
Pelaporan Dan Statistik
Departemen Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta

Friedman, 2002. Obstetri II. Jakarta: Bina Aksara

Handoyo, A.2010. Remaja dan kesehatan. Jakarta: PT Perca.

Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: salemba medika.

Kartini. 2010. Psikologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta:
EGC

Niskala, S. 2011. Agar Seks Tidak Salah Jalan. Jakarta: Progressio


Publishing
Notoatdmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta

Pangkahila, A. 2007. Prilaku Seksual Remaja: Soetjiningsih, ed. Tumbuh


Kembang Remaja Dan Permasalahan. Jakarta: Sagung Seto.

Sukrisno, S. 2010: Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: CV


Trans Info Media.
Soetjiningsih. 2010. Bahan Ajar: Tumbuh Kembang Remaja Dan
Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto
41

Widayatun, 2003. Ilmu Prilaku. Cetakan Pertama. CV Agung Seto: Jakarta.

WHO, 2011, Modul Kebidanan: Manajemen Aborsi Inkomplit, Ed. 2, EGC,


Jakarta
42
43
44
45

KOESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI

DI SMA NEGERI 5 KONAWE SELATAN

TAHUN 2017

I. Biodata Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan ibu kandung :

Pekerjaan ibu kandung :

II. Pengetahuan Tentang Aborsi


√)Berikantanda(

No Peryataan Benar Salah

1. Tindakan aborsi secara sengaja tanpa indikasi


medis merupakan suatu tindakan kriminal

2. Remaja yang melakukan aborsi akan berdampak


pada kecemasan atau rasa bersalah

3. Tindakan aborsi dapat dilakukan kapanpun karena


tidak beresiko bagi kesehatan

4. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat


menyebabkan terjadinya abosi
46

5. Penghentian kehamilan dengan sengaja disebut


aborsi
6. Aborsi dapat dihindari dengan tidak melakukan
hubungan sex dengan hubungan yang salah

7. Perhatian dari keluarga begitu mendukung remaja


dalam tumbuh kembang anak

8. Aborsi merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi


kehamilan di luar nikah

9. Resiko pendarahan,akibat tindakan aborsi jika


ditangani oleh orang yang tidak professional

10. Pendarahan,infeksi dan kanker leher rahim dapat


dialami Seorang remaja yang melakukan aborsi

11. Kematian mendadak karena pembiusan yang


gagal merupakan resiko aborsi

12. Seorang wanita yang telah melakukan aborsi akan


merasakan kecemasan,marah,malu dan merasa
bersalah pada diri sendiri,keluarga dan lingkungan
social

13. Agama adalah norma yang melarang tindakan


aborsi
14. Aborsi yang tidak aman dan sehat dapat
menimbulkan komplikasi

15. Seseorang yang melakukan tindakan aborsi tidak


akan dikenakan sangsi hukum/ pidana

16. Aborsi adalah suatu tindakan yang baik untuk


melindungi remaja dari ancaman kehamilan
pranika

17. Dampak aborsi berbahaya bagi kesehatan dan

Menimbulkan gangguan untuk organ reproduksi


47

18. Trauma adalah dampak psikologis yang mungkin


terjadi pada remaja yang pernah melakukan aborsi

19. Aborsi yang dilakukan secara berulang

akan Menyebabkan kemandulan

20. Komplikasi dari aborsi adalah terjadinya


pendarahan sampai infeksi
48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai