Oleh: Purwanto
Buku teks merupakan salah satu bahan ajar yang penting dalam kegiatan
pembelajaran, terlebih lagi bagi guru yang tidak mampu atau tidak siap membuat
bahan ajar sendiri berdasarkan standar kompetensi dalam kurikulum yang berlaku.
Buku teks juga perlu mengalami pengembangan baik dari segi kurikuler, isi,
maupun bahasa yang digunakan baik berupa analisis bahan ajar maupun validasi
bahan ajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan memiliki instrumen penilaian buku
teks pelajaran Geografi SMA/MA yang meliputi komponen kelayakan isi,
komponen kebahasaan dan komponen penyajian. Buku teks pelajaran yang baik
harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis dan penggunaan bahasa
dan keterbacaan yang baik. Kelayakan ini ditentukan oleh penilaian yang
dilakukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 2
Tahun 2008.
Banyaknya buku yang beredar termasuk buku Geografi memberikan
banyak pilihan bagi para pengguna buku dalam menentukan buku yang
digunakan. Selain menguntungkan juga menimbulkan permasalahan baru
ialah bahasa yang penggunaannya sesuai dengan kaidah atau norma bahasa,
sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang penggunaannya sesuai dengan
situasi, sesuai orang yang diajak bicara, dan sesuai pula dengan tempat bahasa itu
dipakai.
Bahasa dalam buku teks haruslah baku, bersih dari istilah asing yang
tidak diperlukan. Sebagai alat komunikasi maka bahasa dalam buku teks harus
baik dan benar. Bahasa buku harus menggunakan pilihan kata yang tepat
sehingga tidak berbelit-belit, penggunaan tanda baca yang baik sehingga mudah
dipahami dan dipelajari jadi sifatnya komunikatif. Bahasa buku juga harus sesuai
dengan tata bahasa yang benar, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa
Indonesia. Apabila bahasa buku teks telah sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan
bahasa Indonesia, maka pesan atau tujuan yang diinginkan akan tersampaikan
kepada siswa dengan mudah.
Penggunaan media sangat dibutuhkan dalam penyusunan buku ajar. Media
atau gambar berfungsi untuk memperjelas suatu konsep atau suatu ide yang
sifatnya abstrak sehingga siswa dengan cepat mamahami konsep tersebut.
Menurut Arsyad (2006:8), semakin banyak alat indra yang digunakan untuk
menerima dan mengolah informasi maka semakin besar kemungkinan informasi
tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Purwanto (1999:293)
mengemukakan tiga peran dari ilustrasi media, yaitu:
1. Peran atensional, yaitu untuk mempertahankan perhatian siswa terhadap
tugas-tugas membaca.
2. Peran aplikatif, yaitu peran untuk menjelaskan dalam pengertian visual apa
yang sulit dijelaskan dengan kata-kata saja.
3. Peran retensi, yaitu peran yang terfokus pada kekuatan yang lebih besar
untuk menghafal imajiasi sebagai lawan dari ide-ide verbal, seperti pada
kenyataan bahwa suatu topik atau domain dari percakapan memiliki
struktur internal yang dapat dieksploitasi dalam bentuk visual dengan tujuan
mengingat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan penting
yang dimiliki oleh ilustrasi media dapat membantu para pembaca untuk
memahami isi buku, khususnya bagi siswa dalam mempelajari buku teks. Media
gambar dapat menyampaikan imajinasi yang konkrit terhadap berbagai konsep
yang ada sehingga konsep tersebut menjadi lebih nyata dan bersifat visual karena
siswa dapat membayangkan maksud dari konsep yang dimaksud. Ilustrasi media
yang berbentuk diagram atau tabel sangat baik untuk menyampaikan ide-ide
secara singkat dan jelas
Namun, ternyata masih ada buku yang memiliki kekurangan yaitu banyak
mengandung kesalahan, baik kesalahan konsep maupun bahasa. Sebagai contoh
buku ajar Geografi di SMA yang disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), terutama yang banyak digunakan di SMA/MA di Kota
Malang. Hasil survei, diperoleh bahwa Buku Sekolah Elektronik (BSE) karangan
Eni Anjayani dan Tri Haryanto merupakan buku yang banyak dipakai di
SMA/MA di Kota Malang. Buku Sekolah Elektronik masih memiliki kekurangan
khususnya dari segi isinya.
Materi yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik tersebut, khususnya
pada materi Penginderaan Jauh masih terdapat kesalahan. Sebagai contohnya,
kesalahan tersebut dapat ditunjukkan pada kesalahan konsep dan kesalahan dalam
penggunaan kata dalam Bahasa Indonesia. Salah satu kesalahan konsep yang
terdapat dalam buku teks tersebut adalah ”situs adalah suatu kenampakan yang
disimpulkan karena adanya indikator yang menunjukkan letak” (Anjayani &
Haryanto, 2008:122). Seharusnya konsep mengenai situs yang benar adalah letak
objek terhadap bentang darat atau letak objek terhadap objek lain di sekitarnya.
Demikian juga untuk kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia adalah
”sehingga ciri temporal merupakan ciri objek yang terkait dengan unsur maupun
saat perekaman” (Anjayani & Haryanto, 2008:121). Kesalahan penggunaan
Bahasa Indonesia tersebut termasuk dalam kesalahan penggunaan kata sambung
”sehingga” yang seharusnya tidak boleh diletakkan di awal kalimat.
Masalah tersebut dikhawatirkan akan menghambat siswa dalam mencapai
standar kompetensi yang telah ditetapkan, khususnya yang menggunakan buku
BSE sebagai acuan belajar mereka. Oleh karena itu, perlu adanya suatu analisis
yang mendalam untuk mengkaji kekurangan dan kelebihan dari Buku Sekolah
Elektronik yang telah beredar, agar nantinya dapat menjadi pertimbangan apakah
materi yang disajikan dalam buku tersebut layak untuk digunakan atau masih
perlu adanya perbaikan khususnya dari segi isi yaitu kesesuaian dengan
kurikulum, kebenaran konsep, dan media yang terdapat dalam buku tersebut.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan
gambaran keadaan sebenarnya dari objek penelitian. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan keadaan sebagaimana adanya, sesuai fakta, hasil
penelitiannya diutamakan memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek
penelitian (Tika, 2005:4). Rancangan penelitian menggunakan teknik analisis isi
(content analysis) untuk mendiskripsikan dan menyimpulkan sebuah buku atau
dokumen secara objektif, sistematis, dan komunikatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua buku ajar Geografi Kelas XII
SMA/MA yang beredar. Penentuan sampel melalui hasil survei yang didasarkan
dengan mempertimbangkan buku ajar yang banyak dipakai di SMA Negeri di
Kota Malang. Dari hasil survei didapatkan bahwa BSE dengan pengarang Eni
Anjayani dan Tri Haryanto tahun terbit 2009 sebagai sumber data. Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa pedoman analisis. Pedoman
akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis teks yang terdapat dalam buku
teks pelajaran Geografi Kelas XII SMA/MA pada materi penginderaan jauh. Hasil
yang telah didapatkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan rubrik penilaian
buku ajar. Hasil analisis tersebut kemudian dideskripsikan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan ditarik sebuah kesimpulan secara umum yang menunjukkan
adanya tingkat kebenaran teks yang terdapat dalam BSE Geografi Kelas XII
SMA/MA pada materi penginderaan jauh.
Hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 49 pokok pikiran yang ada
dalam bab materi Penginderaan Jauh terdapat 29 pokok pikiran yang sesuai
dengan jabaran indikator yang telah dijabarkan. Sedangkan yang tidak sesuai
dengan indikator berjumlah 20. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan kesesuaian isi dengan kurikulum dalam bahan ajar BSE
Geografi SMA Kelas XII tergolong tidak sesuai dengan kurikulum karena
memiliki lebih dari lima indikator yang tidak sesuai sehingga perlu diperbaiki dari
segi penyajian materinya.
Sebagian materi BSE Geografi tidak sesuai dengan indikator disebabkan
karena beberapa materi yang penjelasannya di luar dari tujuan yang dimaksud
indikator. Materi yang disajikan juga ada yang masih kurang lengkap bahkan ada
subbab yang tidak dijelaskan. Adapun materi yang masih belum dijelaskan
maupun materi yang penjelasannya kurang lengkap, antara lain sebagai berikut.
1. Menjelaskan interaksi tenaga dengan atmosfer.
2. Para pengguna data penginderaan jauh
3. Alat interpretasi penginderaan jauh
Bahan ajar BSE Geografi Kelas XII mengandung konsep yang salah.
Kebenaran konsep terdefinisi masih rendah yaitu sebesar 16 konsep salah
dari 45 konsep yang ada. Kesalahan konsep terdefinisi yang ada pada buku ajar
BSE Geografi SMA Kelas XII meliputi kesalahan definisi, definisi yang kurang
lengkap, pengelompokan atau penggolongan, dan ketidaksesuaian dengan fakta.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kebenaran konsep terdefinisi
dalam buku ajar BSE Geografi SMA Kelas XII tergolong salah karena memiliki
lebih dari lima konsep salah.
Contoh dari kesalahan konsep terdefinisi adalah ”foto udara inframerah
hitam putih sangat baik digunakan untuk membedakan jenis vegetasi sehat dan
tidak sehat (Anjayani & Haryanto, 2009:117)”. Seharusnya penjelasan tersebut
merupakan contoh dari kegunaan foto inframerah berwarna yang dapat dilihat
melalui tenaga pantulan dari tanaman sehat dan tidak sehat. Pada foto udara
inframerah berwarna terjadi peningkatan informasi spektral dari material warna.
Sedangkan foto inframerah hitam putih sangat baik digunakan dalam bidang
hidrologi. Hal ini dikarenakan daya serap yang lebih besar terhadap air sehingga
rekaman objek air pada foto inframerah hitam putih akan tampak gelap sekali.
Panjang gelombang foto udara inframerah hitam putih pada lapisan tipis beberapa
desimeter menghasilkan rona citra yang sangat gelap pada foto udara inframerah
meskipun yang dangkal.
Konsep kongkrit rendah yaitu berjumlah 7 konsep salah dari 18 konsep
konkrit yang ada. Kesalahan konsep konkrit yang terdapat dalam buku ajar BSE
Geografi SMA Kelas XII dikarenakan adanya pendefinisian terhadap konsep
tersebut. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kebenaran konsep
konkrit dalam buku ajar BSE Geografi SMA Kelas XII tergolong cukup karena
memiliki lima konsep salah.
Contoh dari kesalahan konsep konkrit adalah ”foto udara inframerah
berwarna. Panjang gelombang pada foto inframerah hitam putih adalah 0,7-0,9
mm dan menggunakan warna yang serupa dengan objek aslinya”. Seharusnya:
dari segi konsep perlu diperbaiki lagi, 3) Kebenaran bahasa dalam buku ajar BSE
Geografi Kelas XII SMA/MA masih ditemukan kesalahan-kesalahan bahasa yang
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: paragraf, kalimat, kosakata dan tanda
baca, dan 4) Media yang digunakan dalam buku ajar sudah cukup bagus dan
cukup inovatif yang dapat membantu pengguna buku teks tersebut dalam
memahami materi atau konsep yang ada. Walupun demikian, masih ada beberapa
media yang perlu diubah atau diganti karena tidak perlu dan tidak membatu siswa
dalam memahai konsep yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anjayani, Eni & Haryanto, Tri. 2009. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Dahar, R. W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: P2LPTK
Lillesand & Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
MENDIKNAS. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008
tentang Buku. Salinan tidak diterbitkan. Jakarta: DEPDIKNAS.
MENDIKNAS.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Salinan
tidak diterbitkan. Jakarta: DEPDIKNAS.
Moeliono, M. Anton. 1986. Santun Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia
Purwanto, Edy. 1999. Desain Teks untuk Belajar ”Problem Solving”. Ilmu
Pengetahuan Sosial, jurnal IPS dan pengajarannya. 33 (2): 285-297
Sudibyo, Bambang. 2008. Buku Teks Pelajaran Murah: Departemen Pendidikan
Nasional (Online), (http://bse.depdiknas.go.id/ diakses tanggal 16
September 2010)
Suryaman, Ukun. 1998. Dasar-dasar Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Alumni.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tika, Pabundu. 2005. Metodelogi Penelitian Geografi. Bandung: Bumi Aksa