Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROSES PEMILU 2024 DAN KINERJA KELOMPOK


PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS)
OBSERVASI TERHADAP PEMILU 2024 DI TPS 002 DESA BENTENG TAWA IV

DI SUSUN

1 ALMINA TAWU

2 MARIA BELASAVIRA GOME PAPU

KELAS : Xll IPS¹

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

NEGERI 2 BAJAWA

NGADA

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, dan pikiran kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang “Proses Pemilu 2024 Dan Kinerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara (KPPS), Observasi Terhadap Pemilu 2024, di TPS 002 desa Benteng Tawa IV”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak seperti Guru, keluarga
, serta teman-teman sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Proses Pemilu 2024 Dan Kinerja Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS), Observasi Terhadap Pemilu 2024, di tps 002 desa Benteng Tawa IV” ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bajawa, ....... Maret 2024

Peneliti

DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2 BAB I
.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI ................................................................................................. 8
2.1 Sistem Pemilihan ........................................................................................... 8
2.2 Peranan KPPS ................................................................................................ 8
2.3 Prinsip-prinsip Demokrasi .............................................................................. 9
2.4 Undang-Undang Pemilihan ............................................................................. 9
2.5 Teknologi dan Inovasi ..................................................................................... 10
2.6 Partisipasi Pemilih ......................................................................................... 10
2.7 Integritas dan Transparasi ............................................................................. 11
2.8 Tantangan KPPS dalam Pemilu 2024 .............................................................. 12
BAB III .................................................................................................................. 14
METODE PENELITIAN ........................................................................................... 14
BAB IV .................................................................................................................. 16
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................................................................. 16
4.1 Persiapan KPPS desa Benteng Tawa dalam Menyambut Pemilihan Umum 2024 .... 17

4.2 Strategi KPPS desa Benteng Tawa dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih dan Program atau
Inisiatif Khusus yang Dijalankan untuk Meningkatkan Kesadaran serta Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Pemilihan ......................................................................... 18

4.3 Upaya KPPS desa Benteng Tawa dalam Memberikan Informasi yang Mudah Diakses dan
Transparan kepada Masyarakat Terkait Seluruh Tahapan Pemilihan Umum, Termasuk
Informasi tentang Calon, Partai Politik, dan Mekanisme Pemilihan............................ 19

4.4 Perencanaan KPPS desa Benteng Tawa Untuk Melibatkan Pemuda dan Kaum Muda dalam
Pemilihan Umum dan Strategi yang Digunakan Untuk Meningkatkan Partisipasi Politik
Generasi Muda dalam Proses Demokrasi................................................................... 20

4.5 Proses Verifikasi dan Validasi Data Pemilih yang Dijalankan oleh KPPS Desa Benteng Tawa , serta
Langkah yang KPPS Lakukan untuk Memastikan bahwa Daftar Pemilih Tetap Akurat
dan Terbebas dari Kekurangan Data ......................................................................... 20

4.6 Cara KPPS Desa Benteng Tawa Mengatasi Kerusakan yang Terjadi Pada Surat Suara 21

4.7 Beberapa Lembaga dan Elemen Lain yang Turut Berpartisipasi Mengawasi Kegiatan Pemilu
selain Bawaslu .......................................................................................................... 22

4.8 Partai Politik yang Berpartisipasi dalam Pemilu 2024 ................................................ 23


4.9 Tugas yang Dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa Setelah Pemilu berakhir ............. 23
BAB V ................................................................................................................... 24

2
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 24
5.2 Saran ........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus menyelenggarakan pemilu yang baik. Pada
dasarnya pemilu yang berkualitas dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu proses dan hasil.
Suatu pemilu dapat dikatakan memenuhi syarat prosedur apabila diselenggarakan secara
demokratis, aman, tertib, lancar, serta jujur dan adil. Sedangkan dari segi hasil, pemilu harus
mampu menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin negara yang membawa kesejahteraan rakyat
dan mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.
Pemilihan Umum (PEMILU) merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam suatu negara
yang menganut sistem pemerintahan demokratis. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 12
Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003, pemilihan umum yang selanjutnya
disebut pemilu sama saja dengan pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, Perancis Tahun 1945, Negara Republik Indonesia, perwujudan pemikiran
demokrasi yang terpenting dalam pemerintahan rakyat. Berkat pemilu, masyarakat bebas
menyatakan pilihan politiknya secara langsung untuk menentukan pemimpinnya.
Pemilihan umum merupakan suatu proses demokrasi untuk memilih wakil rakyat atau wakil
pemerintah secara langsung oleh warga negara suatu negara. Pemilu merupakan mekanisme
penting dalam sistem demokrasi modern, yang memungkinkan warga negara berpartisipasi
dalam menentukan arah dan kebijakan negara. Pemilu di Indonesia diadakan setiap lima tahun
sekali. Pemilu mengajarkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
politik dengan memilih partai politik tertentu pilihannya. Pemilu merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam proses demokrasi untuk membentuk pemerintahan yang demokratis.
Pemilu menciptakan pemerintahan yang demokratis, sehingga pemilu harus diselenggarakan
oleh lembaga negara yang independen dan obyektif. Oleh karena itu, KPPS sebagai lembaga
penyelenggara pemilu di Indonesia harus selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemilihan umum bukan lahir tanpa tujuan, melainkan memilih wakil-wakil rakyat
untuk membangun pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Kerangka hukum pemilu juga mengalami banyak perubahan dari pemilu sebelumnya yang
tersebar di tiga undang-undang. Kali ini diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2017. KPPS bertugas
mensosialisasikan pemilu kepada masyarakat sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2017, Pasal 12,
13, dan 14 tentang Tugas, Hak Pilih, dan Kewajiban. Komite Bersama. Sosialisasi terkait pemilu
dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik pada masyarakat untuk mewujudkan pemilu
yang berkualitas berdasarkan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Sosialisasi tersebut berasal dari KPPS yang selama ini dinilai belum terlalu penting dalam
melaksanakan hak pilih.
Media sosial mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyebaran dan penerimaan
informasi. Sehingga pada pemilu 2019, sebagian kalangan pesimis pemilu bersuara menentang
kelompok kulit putih/kelompok masyarakat yang abstain. Mereka berpendapat bahwa dalam
pemilu serentak tahun 2019, tidak ada pemimpin yang benar-benar layak memimpin Indonesia
atau mewakili negara di lembaga eksekutif atau legislatif. Hal ini menjadi masalah besar bagi
3
KPPS, ditambah lagi tidak ada sanksi jika ada yang memilih tidak menggunakan hak pilihnya
pada Pilkada Serentak 2019. Berpendapat bahwa KPPS tidak independen dalam
menyelenggarakan pemilu, KPPS dianggap berada di pihak yang salah, calon presiden dan wakil
presiden negara.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka yang diteliti dalam penelitian ini adalah
profesionalitas dan akuntabilitas Komisi Pemilihan Umum dalam hal ini KPPS sebagai
penyelenggara dalam menyelenggarakan pemilihan umum sesuai dengan Undang-undang Nomor
15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilihan umum yang berpedoman pada asas mandiri,
jujur, adil, kepastian hukum menginterpretasikan hukum, tertib penyelenggara pemilu,
kepentingan umum, keterbukaan, profesionalitas, akuntabilitas, efektif, dan efisien.
Hal tersebut membuat kami tertarik untuk meneliti dan merasa perlu untuk mengadakan
suatu kajian tentang upaya yang dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa dalam pemilu 2024,
Dengan judul “Proses Pemilu 2024 Dan Kinerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS), Observasi Terhadap Pemilu 2024, di Tps 002 Desa Benteng Tawa IV”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Persiapan apa saja yang telah dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV untuk menyambut
Pemilu 2024?

2. Bagaimana Strategi KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam meningkatkan Partisipasi


Pemilih? Apa program atau inisiatif khusus yang dijalankan untuk meningkatkan
kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam proses pemilihan?

3. Apa upaya KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam memberikan informasi yang mudah
diakses dan transparan kepada masyarakat terkait seluruh tahapan pemilihan umum,
termasuk informasi tentang calon, partai politik, dan mekanisme pemilihan?

4. Bagaimana KPPS Desa Benteng Tawa IV berencana untuk melibatkan pemuda dan kaum
muda dalam pemilihan umum? Apa strategi untuk meningkatkan partisipasi politik
generasi muda dalam proses demokrasi?
5. Bagaimana proses verifikasi dan validasi data pemilih dijalankan oleh KPPS Desa Benteng
Tawa IV? Bagaimana KPPS memastikan bahwa daftar pemilih tetap akurat dan terbebas
dari kekurangan data?

6. Bagaimana KPPS Desa Benteng Tawa IV mengatasi kerusakan yang terjadi pada kertas
suara?

7. Siapa saja yang ikut mengawasi kegiatan Pemilu selain Bawaslu?


8. Berapa Partai Politik yang ikut berpartisipasi dalam Pemilu 2024? Dan setiap partai
mengirimkan berapa calon untuk pemilihan di 2024?

9. Apa tugas yang dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV setelah Pemilu berakhir?

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran PKN


2. Untuk mengetahui persiapan konkret yang dilakukan oleh KPPS Desa Benteng Tawa IV
menjelang Pemilu 2024,termasuk langkah-langkah untuk memastikan kelancaran proses
pemilihan,pengawasan,dan partisipasi politik.

4
3. Untuk mengetahui bagaimana Strategi KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam meningkatkan
Partisipasi Pemilih? Apa program atau inisiatif khusus yang dijalankan untuk
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam proses pemilihan?

4. Untuk memahami upaya KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam memastikan transparansi dan
aksesibilitas informasi kepada masyarakat seputar seluruh tahapan pemilihan
umum,termasuk cara mereka menyediakan informasi tentang calon,partai politik,dan
proses pemilihan kepada warga.
5. Untuk memahami bagaimana KPPS Desa Benteng Tawa IV mengatasi kerusakan yang
terjadi pada kertas suara selama proses pemilu.

6. Untuk mengetahui pihak-pihak lain selain Bawaslu yang terlibat dalam mengawasi
kegiatan pemilu di Kota Bajawa.

7. Untuk mengetahui jumlah Partai Politik yang berpartisipasi dalam pemilu 2024 di Kota
Bajawa dan berapa banyak calon yang mereka kirimkan untuk pemilihan.

8. Untuk memahami tugas-tugas yang dijalankan oleh KPPS Desa Benteng Tawa IV setelah
pemilu berakhir, termasuk aktivitas seperti perhitungan suara, pengumuman hasil resmi,
dan penyelesaian administratif lainnya.
1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi masyarakat, makalah ini diharapkan dapat membantu peningkatan pemahaman


masyarakat tentang bagaimana KPPS bekerja dalam mengelola pemilihan umum. Serta,
dapat membantu memastikan transparansi dalam pemilihan umum yang bisa mengurangi
ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan.

2. Bagi pihak KPPS, makalah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan tingkat
akuntabilitas lembaga tersebut kepada masyarakat. Dan hasil analisis dapat digunakan
oleh KPPS untuk pengembangan kapasitas staf dan untuk meningkatkan pelatihan mereka
dalam manajemen pemilihan umum yang lebih efisien.
3. Bagi peneliti selanjutnya, makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi
penelitian selanjutnya terkait dengan pemilihan umum, tata kelola pemerintahan, atau
topik terkait lainnya.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pemilihan


Sistem pemilu atau electoral system merupakan salah satu unsur yang diperlukan untuk
menyelenggarakan suatu pemilihan umum. Setiap negara mempunyai sistem pemilu yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan sistem kepartaian, kondisi politik,
sosial masyarakat, jumlah penduduk dan jenis sistem politik.
Sistem pemilu yang akan digunakan pada tahun 2024 adalah sistem pemungutan suara
proporsional daftar terbuka. Sebab menurut Mahkamah, sistem pemungutan suara proporsional
daftar terbuka akan lebih mendekati sistem pemilu yang dikehendaki UUD 1945. Namun
demikian, secara konseptual dan praktis, terlepas dari apakah sistem pemilu yang dipilih oleh
pembentuk undang-undang merupakan sistem proporsional dengan daftar terbuka atau daftar
tertutup, sekalipun sistem pemilu selalu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Sehingga, sebagai pilihan legislator, tetap mempunyai kemampuan beradaptasi dengan
dinamika dan kebutuhan penyelenggara pemilu.

2.2 Peranan KPPS

KPPS dibentuk oleh PPS atas nama KPPS kabupaten/kota untuk melaksanakan pemungutan
suara dan penghitungan suara Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota di TPS. Anggota KPPS sebanyak tujuh orang terdiri atas seorang ketua
merangkap anggota dan enam anggota. Sementara anggota KPPS keempat dan anggota KPPS
ketujuh merangkap tugas menjaga ketertiban jika di TPS tersebut tidak ada petugas LINMAS.
1. Tugas Ketua KPPS Pemilu 2024
Terdapat tiga fokus tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS yang telah diatur melalui
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2022 yakni sebagai berikut.
➢ Persiapan penyelenggaraan pemungutan dan perhitungan suara.
➢ Rapat pemungutan suara di TPS.
➢ Rapat penghitungan suara di TPS.
Sedangkan Tugas anggota KPPS Pemilu 2024 yang terdiri dari Tujuh anggota KPPS Pemilu
memiliki tugas yang berbeda-beda. Berikut masing-masing tugasnya.
2. Tugas anggota KPPS 1 (Ketua KPPS)
Ketua KPPS memiliki beberapa tugas utama dalam pemungutan suara di TPS, antara
lain: Memanggil pemilih sesuai dengan nomor urut kedatangan yang dituliskan pada
Model C6 dan memisahkan Model C6 berdasarkan jenis kelamin.
Menandatangani surat suara. Memberikan 5 jenis surat suara kepada pemilih.
Memberikan surat suara pengganti kepada pemilih jika terdapat surat suara yang rusak
atau salah coblos. Surat suara pengganti bisa diberikan paling banyak 1 kali. Membantu
memasukkan surat suara ke dalam alat bantu coblos tunanetra dan diserahkan kepada
pemilih.
3. Tugas anggota KPPS 2
Anggota KPPS kedua bertugas untuk mempersiapkan surat suara yang akan dibuka dan
dinyatakan sah atau tidaknya surat suara tersebut oleh ketua KPPS.
4. Tugas anggota KPPS 3
Anggota KPPS 3 berkewajiban untuk mencatat jumlah pemilih, jumlah surat suara, serta
sertifikat hasil perhitungan suara menggunakan formulir Model C1-KWK.
5. Tugas anggota KPPS 4

6
Anggota KPPS 4 mencatat hasil penelitian terhadap setiap lembar surat suara yang
diumumkan oleh ketua KPPS menggunakan formulir catatan hasil perhitungan suara
untuk setiap pasangan calon.
6. Tugas anggota KPPS 5
Anggota KPPS 5 memiliki 2 tugas utama sebagai berikut: Mengarahkan pemilih memasuki
bilik suara yang kosong untuk memberikan hak suaranya. Membantu pemilih disabilitas
maupun pemilih yang memerlukan bantuan untuk memberikan suara jika diminta oleh
pemilih tersebut.
7. Tugas anggota KPPS 6
Anggota KPPS 6 mempunyai 3 tugas, yaitu: Membantu mengarahkan pemilih untuk
memasukkan surat suara ke dalam kotak suara sesuai dengan jenisnya. Memastikan
bahwa seluruh surat suara yang telah digunakan oleh pemilih dimasukkan ke dalam
kotak suara. Mengarahkan pemilih menuju meja KPPS 7 yang berada di dekat pintu
keluar TPS.
8. Tugas anggota KPPS 7
Di bawah ini tugas anggota KPPS 7, yakni: Mengarahkan pemilih untuk mencelupkan
salah satu jari tangannya ke tinta dan memastikan bahwa tinta sudah membasahi kuku
jari. Memastikan pemilih tidak menghapus tinta yang sudah menempel di jari tangan.
Mempersilakan pemilih keluar dari TPS.

2.3 Prinsip-prinsip Demokrasi


Demokrasi sebagai sistem politik saat ini dianut oleh sebagian besar negara di dunia. Negara-
negara yang menganut demokrasi memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem yang lain.
Henry Bertram Mayo dalam An Introduction to Democratic Theory (1960), mengungkapkan
prinsip-prinsip demokrasi yang akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis. Berikut
ini prinsip-prinsip demokrasi tersebut:

● Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.


● Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.

● Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.


● Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Mengakui serta menganggap wajar
adanya keanekaragaman.

● Menjamin tegaknya keadilan.


Menurut Alamudi dalam Ilmu Kewarganegaraan (2006) karya Sri Wuryan dan Syaifullah,
suatu negara disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru demokrasi sebagai
berikut:

● Kedaulatan rakyat
● Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
● Kekuasaan mayoritas
● Hak-hak minoritas
● Jaminan hak-hak asasi manusia
● Pemilihan yang bebas dan jujur
● Persamaan di depan hukum
● Proses hukum yang wajar
● Pembatasan pemerintahan secara konstitusional

7
● Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
● Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat
2.4 Undang-Undang Pemilihan
UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah UU No 15 Tahun 2011
tentang penyelenggaraan pemilihan umum UU No. 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum
Presiden dan Wakil Presiden.
2.5 Teknologi dan Inovasi
Pada pemilu yang lalu, langkah-langkah digitalisasi telah dimulai dan kedepannya akan
semakin menjadi standar pelaksanaan langkah-langkah tersebut. Platform digital aktif termasuk
Sidalih, Silon, Silog, Sidapil dan Sidakam. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan ke depan
akan disempurnakan E-rekap sebagai sarana rangkuman suara. Peluang untuk mewujudkan
Pemilu yang berintegritas secara institusional ialah, Bawaslu memiliki kecukupan pengalaman
implementasi UU kepemiluan yang tidak berubah baik dalam desain regulasi maupun kasus
konkrit. Lalu meningkatnya digital society (27 juta pengguna internet baru) dapat membuka
wawasan baru bagi masyarakat untuk mencari latar belakang para calon dengan mudah, yang
dimana juga sangat memudahkan para calon untuk mengkampanyekan dirinya dalam dunia
digital. Pada era disrupsi munculnya partai- partai politik memberikan peluang untuk
pengerahan massa pada saat kampanye dengan menggunakan media sosial yang dinilai lebih
efektif, lebih murah, memiliki daya jangkau luas dan merata.
2.6 Partisipasi Pemilih
Partisipasi pemilih dalam memilih merupakan tanggung jawab bersama antara penyelenggara
pemilu, pemerintah, partai politik, dan seluruh warga negara tempat acara berlangsung.
Partisipasi tidak dapat didukung oleh satu pihak saja, semua harus bersatu untuk melaksanakan
strategi sesuai kapasitasnya masing-masing.Pemilih baru merupakan bagian pemilih yang
banyak mendapat perhatian masyarakat. Kekhawatiran ini menjadi sangat akut mengingat
ketidakpedulian mayoritas anak muda karena jejaring sosial banyak digunakan. Hal ini tentu ada
alasannya: wajar jika masyarakat menganggap anak muda lebih tertarik dengan game di dunia
maya dibandingkan dunia nyata. Oleh karena itu, KPPS menyusun strategi untuk meningkatkan
partisipasi pemilih pemula dengan memberikan pemahaman mengenai pemilu dan pemilu yang
tidak dapat dilakukan dalam satu tahap, terutama bagi pemilih pemula. Proses pengenalan,
sosialisasi, dan implementasi memerlukan banyak strategi dunia nyata. Strategi-strategi ini juga
memakan waktu karena selalu ada permasalahan baru atau perubahan peraturan dan teknis
pelaksanaannya.Untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula, program sosialisasi KPPS Goes
To School cukup menarik. Dimana KPPS bermitra dengan sejumlah sekolah menengah untuk
bisa bertemu langsung dengan calon pemilih untuk pertama kalinya dan menjalankan strategi
komunikasi isu demokrasi. Media yang cocok untuk kegiatan ini adalah video streaming, poster,
dan permainan berhadiah ringan. Selain itu, KPPS juga mengunjungi tempat-tempat yang sering
dikunjungi generasi muda, seperti kafe dan tempat pertemuan lainnya, dengan tujuan untuk
bertukar pandangan mengenai isu- isu terkait pelaksanaan hak pilih dan partisipasi mereka pada
pemilu 2024 mendatang.
2.7 Integritas dan Transparasi
Tujuan dari peserta pemilu adalah untuk menjadi penyelenggara satu atau lebih dari enam
posisi politik berikut: DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota, presiden dan wakil
presiden, dan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Setiap peserta pemilu memiliki sejumlah
hak dan kewajiban yang diatur dalam undang- undang pemilu. Setidaknya ada tujuh hal yang
bisa digunakan oleh peserta pemilu.

1. Untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD, kandidat partai politik berhak mengajukan Daftar
Calon DPR dan Daftar Kandidat DPRD untuk setiap daerah pemilihan.

8
2. Hak untuk bersaing secara bebas dan adil dengan peserta lain melalui berbagai metode
kampanye pemilu. Karena peserta pemilu ini berupaya memperebutkan jabatan yang
jumlahnya sedikit bila dibandingkan jumlah peserta pemilu, maka persaingan niscaya akan
sangat tajam. Karena itu persaingan melalui kampanye pemilu tersebut tidak hanya harus
bebas dan adil tetapi juga harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Agar kompetisi berjalan adil, para kontestan pemilu juga berhak menerima fasilitasi Komisi
Pemilihan Umum / KPPS (dari APBN / APBD) dalam bentuk kampanye iklan dan kampanye
kampanye penyiaran kampanye.

4. Berhak melaporkan dugaan pelanggaran aturan pemilihan kepada lembaga penegak hukum.
5. Memiliki hak untuk mengajukan gugatan terhadap Bawaslu ketika menolak keputusan KPPS.
6. Mengirim saksi untuk menyaksikan proses pengumpulan suara dan pemungutan suara di
TPS, dan proses rekapitulasi penghitungan suara di semua tingkatan.

7. Melalui saksi tersebut berhak mengajukan keberatan kepada penyelenggara/pelaksana


pemilu di semua tingkatan bila ada penyimpangan dalam proses pelaksanaan setiap tahapan
pemilu. Dan kedelapan, berhak mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi
untuk membatalkan keputusan KPPS tentang hasil pemilu.

2.8 Tantangan KPPS dalam Pemilu 2024


Jakarta, KPPS.go.id, Afif Dalam paparannya menyampaikan materi bertema Permasalahan
Hukum Tahapan Penyelenggaraan Pemilu 2024. Meski dari sisi aturan masih menggunakan UU
yang sama, akan tetapi Pemilu Serentak 2024 akan menjadi yang paling kompleks karena untuk
pertama kalinya digelar serentak di tahun yang sama. Akan tetapi Afif optimis dengan
pengalaman pada penyelenggaraan pemilu sebelumnya. “Modal yang menjadikan kita optimis
adalah pengalaman penyelenggaraan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 yang sukses di tengah
situasi pandemi Covid-19,” kata Afif.
Pada kesempatan tersebut, Afif juga menyampaikan tantangan dalam setiap tahapan pemilu,
diantaranya jarak waktu terlalu dekat, kondisi cuaca yang tidak menentu, terjadi irisan tahapan
Pemilu dan Pilkada, kompleksitas pengelolaan logistic, akhir masa jabatan KPPS Provinsi dan
KPPS Kab/Kota beririsan dengan tahapan Pemilu yang krusial, dan terakhir ada kemungkinan
masih dihadapkan pada Pandemi Covid-19. Hal tersebut menjadi beban kerja penyelenggara
menjadi lebih berat.
Selain itu Afif menyebut ada beberapa potensi permasalahan dalam setiap tahapan. Pada
tahapan pemutakhiran data pemilih misalnya, ada pemilih yang belum melakukan perekaman
EKTP, data pemilih ganda, pemilih tidak memenuhi syarat (TMS) terdapat di dpt pemilih, pemilih
yang (MS) tidak terdapat di DPT, dan kesalahan elemen data dalam DPT.
Lebih lanjut Afif juga menyebutkan ada potensi permasalahan pada tahapan kampanye,
tahapan pencetakan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara, potensi
permasalahan dalam tahapan pemungutan suara, tahapan penghitungan dan rekapitulasi suara.
Namun hal tersebut dapat diantisipasi dengan penyelenggara pemilu yang kompeten dan
berintegritas, dukungan Pemerintah, LSM, dan Media, Kolaborasi, koordinasi, dan sinergi dengan
Kepolisian/TNI dan Lembaga Negara lainnya, Perlu adanya kontrol dan keterlibatan aktif
masyarakat dalam seluruh agenda Pemilu 2024, serta Peradilan Pemilu berintegritas.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk menjamin kebenarannya, suatu penelitian ilmiah harus dipersiapkan dengan metode
yang tepat, sehingga jika seseorang mencari “hukum”, maka jenis metode yang digunakan dalam
penelitian hukum banyak bergantung pada apa yang dilakukan orang tersebut berarti menurut
hukum. Karena metode merupakan alat untuk menemukan jawaban suatu permasalahan, maka
dengan menggunakan metode (alat) yang jelas dapat menghasilkan suatu pembelajaran yang
baik. Pada hakikatnya metode ini merupakan pedoman bagi peneliti untuk memahami dan
mengelola lingkungan yang akan dihadapinya.
Berdasarkan dengan hal tersebut penulis dalam penelitian ini menggunakan beberapa
metode yaitu:
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan judul dan permasalahan yang diteliti, adapun jenis penelitian dalam penulisan
ini adalah penelitian lapangan/empiris. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang mengambil
data langsung dilapangan (data primer). Penulis langsung terjun ke lapangan yaitu di KPPS
Desa Benteng Tawa IV guna meneliti dan mencari informasi secara langsung berkaitan
dengan materi penulisan.
2. Jenis Data
Didalam penulisan hukum, data yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu yang didapat
dari wawancara dan bahan-bahan kepustakaan. Data yang diperoleh secara langsung dari
KPPS Desa Benteng Tawa IV disebut data primer, sedangkan yang diperoleh dari bahanbahan
kepustakaan disebut data sekunder. Adapun jenis data yang penulis gunakan yaitu: a. Data
Primer, yaitu data yang didapat dari lapangan secara langsung yang berkaitan dengan objek
penelitian. Data tersebut didapat dari hasil wawancara dengan para staf/anggota yang
mewakilkan Ketua dari Komisi Pemilihan Umum Kota Bajawa.
b. Data sekunder, merupakan data yang mendukung keterangan data primer. Data
tersebut didapat secara tidak langsung melalui website, dokumen, buku,
peraturan-peraturan, dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi,
dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara. Observasi (Pengamatan) dan Wawancara.
a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala- gejala
yang diteliti (Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, 2004: 54). Dengan observasi
ini data yang diperoleh adalah data gambaran umum daerah penelitian dengan
memperhatikan keadaan riil dan fenomena-fenomena yang nyata dilapangan. Metode ini
digunakan untuk mencari data awal dan gambaran umum tentang daerah penelitian.
b. Wawancara Menurut Esterberg merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Dalam pemilihan responden yang akan diwawancara dilakukan
dengan cara purposive, yaitu pemilihan responden secara sengaja dengan subyeksubyek
tertentu secara kualitatif memadai dan menguasai permasalahan yang sedang diteliti.
4. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian bertempat di Desa Benteng Tawa IV, Kecamatan Riung Barat Kabupaten
Ngada. Lokasi ini dipilih dikarenakan memiliki tempat yang strategis untuk kami lakukan
observasi dan juga mempunyai angka partisipasi yang tinggi untuk
10
Pemilu 2024 mendatang. Karena hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti peranan
KPPS Desa Benteng Tawa IV terkait perkembangan terhadap Pemilu 2024 mendatang.
b. Subjek Penelitian
Terkait hal ini yang menjadi Subjek Penelitian adalah para Staf/anggota dari KPPS Desa
Benteng Tawa IV yang menjadi sumber nyata untuk penelitian ini.
5. Studi Kasus
Metode studi kasus melibatkan analisis mendalam terhadap suatu kasus tunggal atau
beberapa kasus terpilih yang mewakili fenomena yang lebih luas. Dalam konteks penelitian
ini, studi kasus merujuk pada pemilihan umum 2024 yang akan mendatang.

11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Persiapan KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam Menyambut Pemilihan Umum 2024

Persiapan yang dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV itu bertahap. KPPS sendiri memiliki
jenjang dari yang teratas yaitu KPPS RI, KPPS Provinsi, KPPS kabupaten/kota, PPK Kecamatan,
PPS Desa dan selanjutnya KPPS. Jadi KPPS merupakan Ujung tombak penyelenggaeraan Pemilu.
Semua kebijakan diatur oleh KPPS pusat atau KPPS RI, maka dari itu KPPS Desa Benteng Tawa
IV hanya melakukan tahapan-tahapan saja. Tahapan awal yang dilakukan sudah dimulai pada
Januarai 2024. Tentunya yang dilakukan pada tahapan awal adalah mencari anggaran, karena
jika anggaran tidak ada maka kegiatan dan semua rencana yang sudah ditetapkan tidak akan
bisa berjalan. Kemudian selain menyiapkan susunan anggaran, KPPS juga telah menyiapkan
sumber daya manusia atau personil yang bertugas untuk membantu jalannya pemilu mendatang.
Lalu, KKPS juga menyiapkan tahapan-tahapan sesuai Juklak dan Juknis yang sudah ada. Jadi,
secara garis besar itulah tiga tahapan persiapan yang telah dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa
IV untuk Menyukseskan Pemilu 2024.
4.2 Strategi KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih dan
Program atau Inisiatif Khusus yang Dijalankan untuk Meningkatkan Kesadaran serta
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Pemilihan

Dalam meningkatkan partisipasi publik, pemerintah Kota Bajawa harus memastikan


bahwa prinsip persamaan dalam sistem demokrasi perwakilan diterapkan, termasuk anggota
legislatif terpilih dan pemimpin terpilih di seluruh negeri dan negara. Fakta bahwa masyarakat
cenderung kurang terlibat dalam pemilihan umum sebenarnya disebabkan oleh fakta bahwa
pemerintah terpilih tidak memberikan perhatian yang cukup kepada masyarakat yang telah
memberikan suara mereka. Oleh karena itu, menurut Bridgman dan Davis (2000), ada standar
dan protokol yang jelas, serta kewajiban para legislator untuk menetapkan kebijakan dan aturan
yang jelas untuk kepentingan rakyat mereka.
Sebagai penyelenggara pemilihan umum, KPPS juga harus membuat atau menerapkan
strategi yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan pendidikan politik.
Pendidikan politik adalah contoh strategi sosialisasi masyarakat. Ini berarti memberi orang
pemahaman tentang pemilu secara teori dan praktik, sehingga mereka dapat memahami
pentingnya pemilu dan menggunakan hak mereka untuk memilih dalam pemilihan umum tahun
2024. Menurut Bapak Markus, seorang tokoh masyarakat Desa Benteng Tawa IV, penyelenggara
pemilu kali ini sangat memperhatikan daerah dengan tingkat partisipasi pemilih yang rendah.
Selain itu, KPPS Desa Benteng Tawa IV lebih menyasar pemilih generasi muda atau milenial.
Untuk meningkatkan partisipasi pemilih di KPPS Desa Benteng Tawa IV yaitu melalui Sosialisasi.
Sosialisasi yang dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV seperti mendatangi tempat para pemuda
berkumpul, contohnya Pasar atau Warung Kopi. Menyajikan iklan layanan masyarakat tentang
pentingnya hak pilih. Lalu melakukan inovatif dan kreatif dalam mensosialisasikan.
Sosialisasi erat terkait dengan komunikasi politik karena komunikasi politik adalah
komunikasi langsung antara elit dan masyarakat. Keseluruhan keputusan kondisional tentang
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan politik di masa depan, untuk memantapkan
12
kelembagaan politik, menciptakan kebersamaan, dan membangun konsensus dikenal sebagai
strategi komunikasi politik. Strategi, taktik, atau perencanaan yang matang diperlukan untuk
mencapai tujuan, seperti yang dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam meningkatkan
partisipasi pemilih pada pemilu tahun 2024.

4.3 Upaya KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam Memberikan Informasi yang Mudah Diakses
dan Transparan kepada Masyarakat Terkait Seluruh Tahapan
Pemilihan Umum, Termasuk Informasi tentang Calon, Partai Politik, dan Mekanisme
Pemilihan

Upaya KPPS Desa Benteng Tawa IV dalam memberikan informasi yang mudah diakses dan
transparan kepada masyarakat dapat meliputi pembuatan Papan Informasi. Dalam Papan
Informasi tersebut akan memberikan informasi penting dari setiap program yang sudah mereka
selesaikan. Dalam Papan Informasi itu juga KPPS akan merilis hasil dari BIMTEK untuk
pembahasan terkait pemilu 2024. Tidak hanya itu KPPS juga menginformasikan partai-partai
yang akan maju di pemilu 2024.
Selain itu penggunaan media sosial, publikasi laporan dan informasi terkait pemilihan
melalui berbagai media dilakukan untuk memberikan informasi dikarenakan teknologi pada
saat ini sangat berkembang pesat dan para pemilih pemula pun menggunakan media sosial.
Maka dari itu KPPS mengambil kesempatan ini untuk menginformasikan pemilu 2024 dan
mengajak para pemilih pemula untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik mungkin. KPPS
menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, dll untuk memberikan update terbaru
dari setiap tahapan Pemilu 2024. Selain melalui media sosial KPPS sendiri pun langsung terjun
untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan kampanye yang melibatkan masyarakat secara
langsung. Dengan cara mengumpulkan masyarakat di desa, mengunjungi tempat yang sering
dipenuhi oleh para pemuda, dan juga berkunjung ke sekolah. KPPS sangat berharap dengan
dilakukannya sosialisasi seperti ini seluruh masyarakat Indonesia dapat menggunakan hak
pilihnya dan tidak melakukan golput/golongan putih pada saat pemilihan umum 2024
mendatang.
4.4 Perencanaan KPPS Desa Benteng Tawa IV Untuk Melibatkan Pemuda dan Kaum Muda
dalam Pemilihan Umum dan Strategi yang Digunakan Untuk Meningkatkan Partisipasi
Politik Generasi Muda dalam Proses Demokrasi
Bagi KPPS Desa Benteng Tawa IV sendiri, partisipasi masyarakat terkhusus kaum muda
merupakan hal yang sangat penting bagi berlangsungnya pemilu yang akan datang. Maka dari
itu, mengingat kurangnya minat para kaum pemuda, KPPS Desa Benteng Tawa IV sendiri
melakukan sosialisasi (jemput bola) dengan pergi ke tempat-tempat berkumpul para pemuda
kemudian memberikan beberapa pengawasan mengenai pentingnya partisipasi pemuda dalam
pemilu guna semakin menarik minat dan mendongkrak partisipasi. Selain itu KPPS juga
melakukan sosialisasi ke sekolah untuk memberi pengarahan dan informasi terkait
tahapantahapan pemilu. Tidak hanya itu KPPS juga aktif dalam media sosial untuk terus
mengupdate informasi- informasi terkait pemilu mendatang. Salah satu alasan mengapa KPPS
akhirnya terjun kedalam media sosial dikarenakan hampir seluruh pemuda Indonesia
menggunakan media sosial. KPPS juga sedang merencanakan untuk membuat layanan iklan
untuk ditayangkan pada iklan di bioskop sebelum film dimulai. Mayoritas anak muda sekarang
juga sangat menyukai nonton bioskop jadi itu menjadi salah satu perencanaan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi kaum muda.
4.5 Proses Verifikasi dan Validasi Data Pemilih yang Dijalankan oleh KPPS Desa Benteng
Tawa IV, serta Langkah yang KPPS Lakukan untuk Memastikan bahwa Daftar Pemilih
Tetap Akurat dan Terbebas dari Kekurangan Data

Ada beberapa tahapan yaitu:

13
Yang pertama DPS (Daftar Pemilih Sementara), DPSHP (Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan), DPT (Daftar Pemilih Tetap). Jadi KPPS memperoleh data dari Kemendagri, lalu
Kemendagri diolah data oleh KPU RI menjadi Daftar Pemilih Sementara/DPS. Setelah menjadi
DPS data akan diturunkan ke KPU Kabupaten Kota melalui KPU Provinsi, beberapa waktu lalu
KPPS Desa Benteng Tawa IV memperoleh DPS sekitar 270 Wajib Pilih.
Dari DPS ke DPSHP mempunyai tahapan verifikasi, disetiap tahapan akan diverifikasi
dengan cara yang disebutkan di atas. Seperti data-data ganda misalnya, data ganda 1 Kelurahan,
1 Kecamatan, 1 Kabupaten/Kota bahkan antar Provinsi. Proses verifikasi data dilakukan hingga
akhir kemarin, baik di tingkat Kelurahan maupun Kecamatan. Data ganda telah berhasil
diselesaikan untuk wilayah Benteng Tawa IV, termasuk dalam jumlah pemilih sekitar 300 an jiwa
di mana Desa Benteng Tawa IV menjadi bagian dari Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada.

4.6 Cara KPPS Desa Benteng Tawa IV Mengatasi Kerusakan yang Terjadi Pada Surat Suara

KPPS Desa Benteng Tawa IV sama seperti lembaga pemilihan pada umumnya. KPPS telah
menerapkan prosedur yang ketat dalam penanganan kerusakan yang mungkin terjadi pada surat
suara selama proses pemilihan. Pada saat surat suara datang ke KPPS akan dilakukan
pengecekan. Dalam bagian pengecekan ini KPPS akan melibatkan para masyarakat setempat
untuk ikut andil dalam bagian pengecekan tersebut. Para masyarakat akan membantu pihak
KPPS untuk melipat surat suara dan penyortiran. Dalam kegiatan tersebut akan ada pengecekan
dalam segi warna, bentuk, maupun gambar yang tidak sesuai. Setelah semua surat suara di lipat,
surat suara tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak suara. Untuk kotak suaranya sendiri
terbuat dari kardus yang dimana bahannya masih sama seperti pemilu 2019 lalu. Untuk kualitas
kotak suaranya akan tetap aman karena berbahan dasar duplex. KPPS juga sudah menyiapkan
peralatan untuk mengantisipasi kerusakan kotak suara seperti plastik untuk melindungi ketika
hujan. Ketika surat suara dikirim ke setiap TPS, pihak KPPS akan melebihkan 2% dari Daftar
Pemilih Tetap (DPT) pada TPS tersebut. Jadi dengan melebihkannya surat suara sebanyak 2% ini
merupakan antisipasi yang dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV terhadap kerusakan pada
surat suara.
4.7 Beberapa Lembaga dan Elemen Lain yang Turut Berpartisipasi Mengawasi
Kegiatan Pemilu selain Bawaslu

Selain Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang memiliki peran sentral dalam mengawasi
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia, ada beberapa lembaga dan elemen lain yang juga turut
berpartisipasi dalam menjaga integritas dan transparansi proses Pemilu. Komisi Pemilihan Umum
(KPPS) memiliki tanggung jawab utama dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
teknis Pemilu. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) bertugas mengawasi perilaku
penyelenggara Pemilu, termasuk anggota KPPS dan Bawaslu, untuk menegakkan kode etik. Partai
politik peserta Pemilu serta saksi dari partai di tempat pemungutan suara (TPS) juga memiliki
peran dalam mengawasi jalannya proses pemungutan dan penghitungan suara. Selain itu,
masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat (LSM), instansi pemerintah terkait seperti Polri
dan TNI, serta media massa juga berperan penting dalam mengawasi Pemilu dengan tujuan
menjaga keterbukaan, transparansi, dan integritas dalam demokrasi Indonesia.
Berdasarkan 11 prinsip Pemilu, salah satu diantaranya adalah terbuka yang artinya
prinsip ini mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu, baik sebagai pemilih maupun
pengawas. Jadi Pemilu itu harus terbuka yang artinya semua bisa mengawasi atau bisa dilihat
masyarakat prosesnya. Kemudian, para masyarakat juga dapat melaporkan
kejanggalankejanggalan seperti adanya orang yang membagikan uang dengan tujuan politik, kita
sebagai individu dapat melaporkan kejadian tersebut kepada Bawaslu. Karena money politic juga
ada salah satu pasal terkait pidana pemilu yang bisa dilaporkan.

Jadi, pada intinya semua komponen masyarakat bisa mengawasi tahapan pemilu sampai dengan
pelantikan presiden sesuai dengan porsinya masing-masing.

14
4.8 Partai Politik yang Berpartisipasi dalam Pemilu 2024
Sebelum ditetapkannya partai politik dalam pemilu, maka partai politik harus
mendaftarkan partai nya kepada KPPS. Maka KPPS akan melakukan verifikasi agar KPPS dapat
menetapkan partai tersebut menjadi peserta pemilu. Jumlah partai yang terdaftar berjumlah 18
partai yaitu PDIP, PKB, PAN, PKS, PPP, Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Gerindra, Partai
Aceh, Partai Garuda, Partai Golkar, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebeangkitan Nusantara,
Partai Bulan Bintang, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Perindo, dan Partai
Ummat.
Setelah terdaftar, selanjutnya KPPS akan mengumpulkan data, region serta informasi
lainnya dari partai yang terdaftar. Kemudian partai yang sudah terdaftar di KPPS dapat
mengirimkan caleg. Yang di mana Kota Bajawa memiliki 50 kursi kosong untuk menempati 5
Dapil yang sudah ditetapkan. Dari 18 Partai yang terdaftar terdapat 1 Partai yaitu Partai Garuda
yang tidak mengirimkan calon. Jadi jumlah partai yang terdaftar sebanyak 17 partai dari
sebelumnya 18 partai dan yang mencalonkan ada 843 calon dari 18 partai tersebut namun yang
terdaftar dan terpilih hanya 50 calon legislatif.
4.9 Tugas yang Dilakukan KPPS Desa Benteng Tawa IV Setelah Pemilu berakhir

Walaupun pemilihan telah selesai dijalankan, tugas-tugas KPPS tak begitu saja berakhir.
Sebagai lembaga negara yang diamanatkan undang-undang untuk mengurus segala hal teknis
pemilu. KPPS memiliki kewajiban lain di luar tahapan yang telah diatur, baik itu melalui undang-
undang maupun Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPPS). Diantaranya melakukan
pemutlakan data pemilih, mempersiapkan Pilkada yang akan dilaksanakan pada waktu yang
akan datang, dan juga KPPS tetap melakukan sosialisasi kepada para pemuda. Mengingat
kurangnya minat kaum muda KPPS memberikan pendidikan mengenai pemilu yang bertujuan
untuk meningkatkan partisipasi para pemuda dan juga untuk menambah pengetahuan para
pemuda mengenai pemilu.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

Kesimpulan

Pemilihan umum adalah fondasi utama dalam menjaga stabilitas demokrasi dalam suatu
negara. Dalam pemilihan umum 2024, penelitian ini melakukan observasi terhadap kinerja
Komisi Pemilihan Umum (KPPS) dalam mengelola proses pemilihan. Hasil penelitian ini
memberikan sejumlah temuan yang signifikan.
Pertama, KPPS memainkan peran kunci dalam mengorganisir dan memfasilitasi seluruh
proses pemilihan. Mereka telah menjalankan berbagai tahap dengan baik, mulai dari penyusunan
Daftar Pemilih Tetap (DPT), distribusi surat suara, hingga pemungutan suara dan perhitungan
suara. KPPS juga menerapkan berbagai langkah keamanan untuk memastikan integritas
pemilihan.
Kedua, transparansi dan partisipasi publik dalam pemilihan umum 2024 sangat ditekankan
oleh KPPS. Mereka menyediakan akses informasi yang baik kepada pemilih, termasuk melalui
situs web resmi dan sosial media. Selain itu, KPPS juga memberikan kesempatan bagi pemantau
pemilihan dan saksi-saksi dari berbagai pihak untuk mengawasi proses pemilihan.
Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa tantangan yang dihadapi oleh KPPS. Salah
satunya adalah koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk partai politik dan pihak
keamanan. Tantangan lainnya adalah memastikan bahwa proses pemilihan berjalan tanpa
hambatan, terutama di daerah-daerah yang lebih terpencil.
Kesimpulannya, KPPS telah memainkan peran yang krusial dalam mengelola pemilihan
umum 2024 dengan baik, memastikan bahwa proses berjalan dengan transparan dan adil.
Namun, masih ada beberapa area yang perlu diperbaiki untuk pemilihan mendatang, terutama

15
dalam hal koordinasi dan pengawasan di tingkat daerah. Dalam konteks demokrasi, kinerja KPPS
memiliki dampak yang signifikan terhadap legitimasi pemilihan, dan keterlibatan aktif
masyarakat adalah kunci keberhasilan proses ini. Oleh karena itu, penting untuk terus
memantau dan memperbaiki kinerja KPPS agar pemilihan umum di masa depan dapat menjadi
cerminan yang lebih baik dari kehendak rakyat.

5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat ditemukan dalam beraudiensi di KPPS Desa Benteng Tawa
IV adalah sebagai berikut:
1. KPPS Desa Benteng Tawa IV harus lebih meningkatkan sosialisasi pada masyarakat
mengenai bahaya isu saran dan money politic agar kedepannya proses pemilihan
umum lebih progresif.

2. Masyarakat Desa Benteng Tawa IV, sangat penting untuk ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pemilihan umum, supaya proses aman dan nyaman.

3. Lembaga penyelenggara pemilu harus lebih memperhatikan masyarakat dalam


memberikan pemahaman tentang pendidikan politik agar meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pemilihan umum.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (t.thn.). Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum. Diambil kembali
dari subangkabppid.
Nurazizah, N. (2022, Juni 4). Strategi Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula.
Diambil kembali dari banten.KPPS:
https://banten.KPPS.go.id/berita/baca/7888/strategi- meningkatkanpartisipasi-
pemilih-pemula
Putri, A. S. (2020, Februari 7). Prinsip-prinsip Demokrasi. Diambil kembali dari
kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/07/150000469/prinsip-
prinsip-demokrasi?page=all.

Surbakti, R. (2018, Juni 5). Transparansi Dana Kampanye. Diambil kembali


dari antikorupsi.org:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/07/150000469/pr insip-
prinsip- demokrasi?page=al

16

Anda mungkin juga menyukai