Anda di halaman 1dari 2

ANEMIA

Skrining Anemia serta Pelayanan Pemberian Tablet Tambah Darah di SMA 2 Sambir

Latar Belakang

Prevalensi anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut World Health
Organization (WHO) prevalensi anemia dunia berkisar 40-88% yang mana presentase tersebut masih
menunjukkan tingginya prevalensi. Berdasarkan kategori penderita pada Data Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia di Indonesia yang paling tinggi terjadi
pada remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dibandingkan kelompok usia lainnya. Menurut
Kementrian Kesehatan bahwa wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada
remaja putri.

Anemia gizi yang paling umum ditemukan di masyarakat adalaha anemia defisiensi besi. Terjadinya
anemia defisiensi besi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya kandungan zat
besi dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya parasit
di dalam tubuh dan kebutuhan zat besi yang meningkat akibat pertumbuhan dimana bayi, anak-anak
dan remaja membutuhkan zat besi lebih banyak. Sifat energik pada usia remaja juga dapat
menyebabkan aktivitas tubuh meningkat sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat. Remaja putri
memiliki risiko 10x lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini
dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.

Upaya pemberian tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dialkukan untuk
meminimalkan perempuan usia muda mengalami anemia. Oleh sebab itu untuk menghindari terjadinya
hal tersebut, perlu dilakukan pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Waenakeng.

Permasalahan

- Kurangnya kesadaran remaja putri mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan zat besi dalam
masa pertumbuhan

- Pentingnya edukasi mengenai anemia defisiensi besi bagi remaja putri

Ringkasan Pelaksanaan

Tempat : SMA 2 Sambir

Hari, Tanggal : Senin, 19 Februari 2024, Pukul 08.00 - 13.00 WITA

Jumlah Peserta : 129 orang


Perencanaan dan Pemilihan Intervensi :

Metode yang digunakan: penyuluhan, pemaparan materi dan sesi tanya jawab, pemeriksaan tanda
anemia, melakukan pemeriksaan Hb

Pemilihan intervensi: Pemberian tablet tambah darah (TTD) sebanyak satu buah untuk setiap siswi putri.

Pelaksanaan:

Kegiatan diawali dengan pemberian materi mengenai anemia serta dampak defisiensi zat besi bagi
tubuh, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah itu dilakukan pemeriksaan
berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik oleh dokter, lalu jika berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik
memiliki tanda anemia maka dilakukan pemeriksaan HB oleh petugas. Jika pemeriksaan menunjukan HB
dibawah normal namun diatas 10,0 g/dL maka dilakukan edukasi untuk mengkonsumsi makanan tinggi
zat besi, namun jika Hb dibawah 10,0 gr/ dL maka akan diarahkan melakukan pemeriksaan lanjutan ke
Puskesmas. Selanjutnya melakukan pembagian tablet tambah darah (TTD) bagi setiap siswi putri,
dengan pengawasan dari guru juga untuk memastikan setiap remaja putri meminum TTD yang
dibagikan.

Hasil peserta yang Anemia : 5 orang/ 129 orang

Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah berlangsung dengan baik. Peserta penyuluhan
aktif mengikuti kegiatan dan mengajukan beberapa pertanyaan. Diharapkan dengan pemberian TTD,
angka morbiditas anemia pada remaja putri berkurang karena kesadaran para remaja putri mengenai
anemia telah meningkat sehigga terjadi perubahan pola hidup dan kebutuhan zat besi bisa terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai