Anda di halaman 1dari 21

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil

'Alamin (P2RA) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang


dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila serta profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin yang
disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan. Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil
‘Alamin beriringan dan disatukan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Penguatan profil pelajar Pancasila pada madrasah diproyeksikan pada 2 (dua)
aspek yaitu; 1) Profil Pelajar Pancasila, dan 2) Profil Pelajar Rahmatan lil alamin.
Pelajar Pancasila adalah pelajar yang memiliki pola pikir, bersikap dan berperilaku
yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila yang universal dan menjunjung
tinggi toleransi demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian
dunia. Pelajar Pancasila juga memiliki pengetahuan dan keterampilan berpikir
antara lain: berpikir kritis, memecahkan masalah, metakognisi, berkomunikasi,
berkolaborasi, inovatif, kreatif, dan berliterasi informasi.
Sedangkan profil pelajar rahmatan lil alamiin adalah profil pelajar Pancasila
di madrasah yang mampu mewujudkan wawasan, pemahaman, dan perilaku
taffaquh fiddin sebagaimana kekhasan kompetensi keagamaan di madrasah, serta
mampu berperan di tengah masyarakat sebagai sosok yang moderat, bermanfaat di
tengah kehidupan masyarakat yang beragam serta berkontribusi aktif menjaga
keutuhan dan kemulyaan negara dan bangsa Indonesia.
Dimensi-dimensi pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak hanya
fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri
sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Dimensi-dimensi tersebut
meliputi:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Terdapat 7 (tujuh) tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin bagi madrasah pelaksana
Kurikulum Merdeka jenjang Madrasah Ibtidaiyah. Untuk Madrasah Ibtidaiyah
(MI) wajib memilih minimal 2 (dua) projek atau tema yang berbeda untuk
dilaksanakan per tahunnya. Tema-tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Demokrasi Pancasila
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun
NKRI
7. Kewirausahaan
Adapun tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil
‘Alamiin yang dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh satuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Berkeadaban (ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia,
karakter, identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan
kemanusiaan dan peradaban
2. Keteladanan (qudwah), yaitu kepeloporan, panutan, inspirator dan
tuntunan.
Sehingga dapat diartikan sebagai sikap inspiratif menjadi pelopor
kebaikan untuk kebaikan bersama.
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah), yaitu sikap
menerima keberadaan agama yang dibuktikan dengan sikap dan perilaku
nasionalisme yang harus dimiliki warga negara yang meliputi keharusan
mematuhi aturan yang berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan
budaya Indonesia.
4. Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), yaitu pemahaman dan
pengamalan yang tidak berlebih-lebihan dalam beragama (ifrāṭ) dan juga
tidak mengurangi atau abai terhadap ajaran agama (tafrīṭ).
5. Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama
secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi
maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat
membedakan antara penyimpangan (inḥiraf) dan perbedaan (ikhtilāf).
6. Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya
dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
7. Kesetaraan (musāwah), yaitu persamaan, tidak bersikap diskriminatif
pada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul
seseorang.
8. Musyawarah (syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan
kemaslahatan di atas segalanya.
9. Toleransi (tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan,
baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.
10. Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr), yaitu selalu terbuka untuk
melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman
serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat
manusia.
Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan lil 'Alamin dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan
waktu pelaksanaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya dapat secara terpisah
atau terpadu dengan pembelajaran intrakurikuler dan dapat pula terintegrasi
dengan pembelajaran intrakurikuler disesuaikan dengan keefektifan Capaian
Pembelajaran (CP) yang dibutuhkan oleh siswa.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil
'Alamin di MI YASISKA Kota Tangerang Selatan memiliki alokasi waktu 20%
(dua puluh persen) dari total jam pelajaran selama 1 (satu) tahun dan dilaksanakan
secara berkelompok sesuai Fase A (kelas I dan II), Fase B (kelas III dan kelas IV)
dengan pengalokasian waktu untuk kelas 1 adalah 256 jam pelajaran, untuk kelas 4
adalah 324 jam pelajaran dalam setahun dan dilaksanakan pada setiap pekan
sesuai dengan jadwal pada masing-masing kelas.
Di MI YASISKA Kota Tangerang Selatan, kepala madrasah dan tim fasilitator
memutuskan bahwa di tahun pelajaran 2024/2025 fokus pada dimensi profil
berkebhinnekaan global, bergotong-royong dan bernalar kritis. Sementara tema
projek pilihannya adalah Kearifan Lokal dan Kewirausahaan. Dimensi dan tema
tersebut berdasarkan kondisi dan kebutuhan lingkungan madrasah.
Berdasarkan hal tersebut, tim fasilitator pada kelas I memetakan projek profil
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 15
Rencana Kegiatan Projek Kelas I MI YASISKA Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2024/2025
Projek Profil 1 Projek Profil 2
Dimensi Pelajar Berkebhinnekaan Global, Bergotong-Royong dan
Pancasila Bergotong- Royong Bernalar Kritis
Nilai Pelajar Kewarganegaraan & Toleransi (Tasāmuh),
Rahmatan Lil 'Alamin kebangsaan Dinamis dan inovatif
(Muwaṭanah) (Tathawwur wa Ibtikâr)
Tema Kearifan Lokal Kewirausahaan
Alokasi Waktu 128 JP 128 JP
Tim fasilitator pada kelas IV memetakan projek profil sebagaimana tercantum
dalam tabel berikut:

Tabel 16
Rencana Kegiatan Projek Kelas IV MI YASISKA Kota Tangerang
Selatan
Tahun Pelajaran 2024/2025
Projek Profil 1 Projek Profil 2
Berkebhinnekaan Bergotong-Royong dan
Dimensi Pelajar
Global, Bergotong- Bernalar Kritis
Pancasila
Royong
Kewarganegaraan & Toleransi (Tasāmuh),
Nilai Pelajar
kebangsaan Dinamis dan inovatif
Rahmatan Lil
(Muwaṭanah) (Tathawwur wa
Alamin
Ibtikâr)
Tema Kearifan Lokal Kewirausahaan
Alokasi Waktu 162 JP 162 JP
Total JP di atas termasuk mata pelajaran muatan lokal dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan madrasah. Pengemasan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil 'Alamin di MI YASISKA
Kota Tangerang Selatan berada di luar jam pembelajaran regular dengan komposisi
20% dari alokasi waktu pembelajaran selama satu tahun.
Tahapan Perencanaan Projek Profil Pelajar Pancasila

1. Membentuk Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. ...


Tugas tim tersebut adalah merencanakan projek, menyusun modul P5, mengelola,
mendampingi pelaksanaan, menilai, dan mengevaluasi.
2. Mengidentifikasi Tahapan Kesiapan Satuan Pendidikan dalam
Menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. ...
Untuk tahapannya sendiri, P5 dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari empat
alur berikut.
1. Pengenalan.
2. Kontekstualisasi.
3. Aksi.
4. Refleksi.

Penentuan tema dan topik spesifik sesuai dengan tahapan satuan


pendidikan

Tahap awal Tahap berkembang Tahap lanjutan


Tema pilihan Satuan Pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
menentukan tema menentukan 3-5 pilihan menentukan 3-5 pilihan
sesuai dengan tema yang dapat dipilih tema yang dapat dipilih
ketentuan jumlah tema sesuai dengan sesuai dengan
di tiap jenjang. ketentuan jumlah tema ketentuan jumlah tema
di tiap jenjang. di tiap jenjang.
Pengembangan Satuan pendidikan Satuan pendidikan Setiap kelas
menentukan isu yang menelaah isu yang menelaah isu
tema sama untuk setiap tema sama untuk setiap
yang berbeda
di semua tingkat/kelas tingkat/ kelas paralel.
paralel. sesuai pilihan
peserta didik.
Peserta didik
dapat memilih isu yang
berbeda untuk
memberi tantangan
tahap lanjutan.
Penentuan topik Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan
menentukan topik menyediakan beberapa pendidikan
projek profil yang akan pilihan topik projek
memberikan
dipelajari peserta didik. profil yang akan
dipelajari peserta didik kesempatan bagi
peserta didik untuk
merancang topik projek
profil yang akan
dipelajari.
3. Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Dimensi-dimensi tersebut meliputi:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.

Tema-tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dapat dipilih
oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal

3. Bhinneka Tunggal Ika


4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Demokrasi Pancasila
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun NKRI
7. Kewirausahaan

Adapun tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin
yang dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh satuan pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Berkeadaban (ta’addub),
2. Keteladanan (qudwah),
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah),
4. Mengambil jalan tengah (tawassuṭ)
5. Berimbang (tawāzun),
6. Lurus dan tegas (I’tidāl),
7. Kesetaraan (musāwah),
8. Musyawarah (syūra
9. Toleransi (tasāmuh),
10. Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr),
Pemetaan subelemen profil pelajar pancasila

DIMENSI ELEMEN SUBELEMEN


Beriman, Akhlak beragama Mengenal dan mencintai
bertakwa Tuhan Yang Maha Esa
kepada Tuhan Pemahaman agama/
Yang Maha Esa, kepercayaan
dan berakhlak Pelaksanaan ritual ibadah
mulia
Akhlak pribadi Integritas
Merawat diri secara fisik, mental, dan
spiritual
Akhlak kepada Mengutamakan persamaan dengan orang
manusia lain dan menghargai perbedaan
Berempati kepada orang lain
Akhlak kepada alam Memahami keterhubungan ekosistem
bumi
Menjaga lingkungan alam sekitar
Akhlak bernegara Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai
warga negara Indonesia
Berkebinekaan Mengenal dan Mendalami budaya dan identitas budaya
global menghargai budaya Mengeksplorasi dan membandingkan
pengetahuan budaya, kepercayaan, serta
praktiknya
Menumbuhkan rasa menghormati
terhadap keanekaragaman budaya
Komunikasi dan Berkomunikasi antar budaya
interaksi antar Mempertimbangkan dan menumbuhkan
budaya berbagai perspektif
Refleksi dan tanggung Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan
jawab terhadap Menghilangkan stereotip dan prasangka
pengalaman Menyelaraskan perbedaan budaya
kebinekaan
Berkeadilan sosial Aktif membangun
masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan
Berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan bersama
Memahami peran individu dalam
demokrasi
Bergotong- Kolaborasi Kerja sama
royong Komunikasi untuk mencapai tujuan
bersama
Saling-ketergantungan positif
Koordinasi sosial
Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan sosial
Persepsi sosial
Berbagi
Mandiri Pemahaman diri Mengenali kualitas dan minat diri serta
dan situasi yang tantangan yang dihadapi
dihadapi Mengembangkan refleksi diri
Regulasi diri Regulasi emosi
Penetapan tujuan belajar, prestasi, dan
pengembangan diri serta rencana strategis
untuk mencapainya
Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara
mandiri
Mengembangkan pengendalian dan
disiplin diri
Percaya diri, tangguh
(resilient), dan adaptif
Bernalar kritis Memperoleh dan Mengajukan pertanyaan
memproses
informasi dan
gagasan
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan
Menganalisis dan
mengevaluasi
penalaran dan
prosedurnya
Refleksi pemikiran Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya
dan proses berpikir sendiri
Kreatif Menghasilkan gagasan yang orisinal
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan

Rencana Kegiatan Projek Kelas IV MI YASISKA Kota Tangerang Selatan


Tahun Pelajaran 2024/2025
Projek Profil 1 Projek Profil 2
Berkebhinnekaan Bergotong-Royong dan
Dimensi Pelajar
Global, Bergotong- Bernalar Kritis
Pancasila
Royong
Kewarganegaraan & Toleransi (Tasāmuh),
Nilai Pelajar
kebangsaan Dinamis dan inovatif
Rahmatan Lil
(Muwaṭanah) (Tathawwur wa
Alamin
Ibtikâr)
Tema Kearifan Lokal Kewirausahaan
Alokasi Waktu 162 JP 162 JP
Alokasi waktu 252 JP untuk kelas 1-5 dan 224 JP untuk kelas VI

Cara Menyusun Modul P5


1. Libatkan peserta didik.
2. Gunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan positif.
3. Gunakan modul P5 terstruktur.
4. Gunakan gambar, grafik, dan video.
5. Berikan contoh-contoh kasus yang relevan.

 Komponen modul projek penguatan profil pelajar Pancasila


Profil modul • Tema ( B a n g u n l a h J i w a d a n
R a g a n y a ) dan topik atau judul modul
• Fase atau jenjang sasaran
• Durasi kegiatan
Tujuan • Pemetaan dimensi, elemen, subelemen
profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan
projek profil
• Rubrik pencapaian berisi rumusan
kompetensi yang sesuai dengan fase peserta
didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)
Aktivitas Alur aktivitas projek profil secara umum
• Penjelasan detail tahapan kegiatan dan
asesmennya
asesmen Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk
menyimpulkan pencapaian projek profil

Asesmen

Asesmen formatif Asesmen sumatif


Waktu penggunaan • Pada awal perencanaan • Biasanya dilakukan pada
(jika membuat sendiri akhir projek profil
modul projek profil) atau • Dapat dilakukan di akhir
pada penentuan tahap kegiatan jika
dimensi, elemen, dan diperlukan (terutama
subelemen di projek profil dengan jangka
(jika menggunakan waktu yang panjang)
modul projek profil yang
sudah ada)
• Selanjutnya dilakukan secara
berkala, berkelanjutan selama
projek profil
Pihak yang memberikan asesmen • Pada awal projek profil: Pendidik
pendidik
• Selama projek profil: pendidik,
peserta didik secara pribadi (self-
assessment), sesama peserta didik
(peer- assessment), mitra satuan
pendidikan dalam projek profil
(misalnya: orang tua,
narasumber)
Contoh bentuk asesmen Rubrik, umpan balik (dari Rubrik, presentasi, poster,
pendidik dan sesama diorama, produk teknologi atau
seni, esai, kolase, drama
peserta didik) baik
secara lisan maupun
tertulis, observasi, diskusi,
presentasi, jurnal, refleksi, esai

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis literasi ini tetap harus


mengimplementasikan model dan sintaks pembelajaran yang sudah ada diantaranya
Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Discovery Learning,
Inquiry Based Learning, dan model pembelajaran lain yang relevan. Struktur
kurikulum pada kegiatan intrakurikuler untuk kelas 1 di MI YASISKA Kota
Tangerang Selatan dapat dideskripsikan dalam tabel berikut:

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning


1. Penyajian Masalah. ...
2. Pengorganisasian Kelompok. ...
3. Pencarian Informasi. ...
4. Diskusi Kelompok. ...
5. Penyusunan Solusi. ...
6. Presentasi Solusi. ...
7. Refleksi. ...
8. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif.

Adapun sintak project based learning dapat dijabarkan sebagai berikut:


1. Menentukan pertanyaan mendasar.
2. Mendesain perencanaan proyek.
3. Menyusun jadwal.
4. Monitoring dan evaluasi peserta didik dan perkembangan proyek yang
dijalankan.
5. Pengujian hasil.
6. Evaluasi pengalaman.
1. Contoh Penerapan Project Based
Learning
Perlu diketahui bahwa penerapan project based learning setiap sekolah bisa berbeda-
beda karena menyesuaikan dengan karakteristik siswa masing-masing. Berikut adalah
beberapa contoh penerapan pembelajaran berbasis proyek yang dibagi berdasarkan
mata pelajaran.

1. Matematika
Bagi banyak siswa, sulit untuk membuat hubungan antara matematika dengan
kehidupan sehari-hari sehingga terkesan hanya teoritis saja. Dengan mengadopsi
pendekatan project based learning (PBL), siswa belajar bahwa matematika tidak hanya
teoritis, tetapi praktis dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
contohnya.

1. Membuat Bangunan
Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar bab mengenai geometri atau bangun
ruang, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan
keterampilan geometri mereka dengan merancang sebuah bangunan atau taman
bermain atau gedung baru untuk sekolah.

Siswa bisa menggunakan aplikasi gratis yang dapat mereka unduh di play store
maupun app store, atau cukup menggunakan pensil dan buku gambar saja. Dalam
perancangan bangunan atau taman bermain harus didasarkan pada penyertaan
sejumlah bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi.

Misalnya, paling tidak ada dua atau tiga segitiga sama kaki, empat persegi panjang,
trapesium, tabung, dan sebagainya. Setelah selesai, setiap siswa harus menghitung
berapa luas dan keliling bangunan yang mereka rancang tersebut, serta apa saja
komponen penyusunnya.

2. Melukis di Dinding
Mungkin akan banyak siswa yang bingung kenapa melukis di dinding dikaitkan dengan
matematika, bukankah seharusnya berkaitan dengan seni? Ya, memang benar
kegiatan melukis memang identik dengan seni, tapi dalam penggunaan tangga untuk
melukis gedung-gedung tinggi ternyata menggunakan bantuan teorema Phytagoras.
Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar penerapan teorema Pythagoras dalam
kehidupan sehari-hari, Bapak dan Ibu guru bisa meminta mereka untuk menentukan
seberapa tinggi tangga yang dibutuhkan agar dapat disandarkan ke dinding dan pelukis
bisa menaiki tangga untuk melukis dinding dengan aman dan tidak terbalik.

3. Membuat Jadwal Kegiatan


Tanpa disadari sebenarnya dalam pembuatan to do list sehari-hari, kita bisa
menerapkan teori aljabar yang dipelajari dalam matematika. Nah, untuk Bapak dan Ibu
guru yang sedang mengajar bab mengenai aljabar, bisa menggunakan contoh ini
sebagai bentuk penerapan project based learning.

Mintalah siswa untuk membuat jadwal kegiatan mereka sepanjang hari dan
menjumlahkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kegiatan. Sebagai
contoh, untuk mengetahui apakah mereka bisa sampai di sekolah tepat waktu atau
tidak jika memilih untuk menyetel alarm pada pukul 6 pagi.

Jadikan waktu, jarak, atau hal-hal lain sekiranya dapat mempengaruhi tujuan mereka
untuk sampai di sekolah sebagai variabel Aljabar. Setelah proyek selesai, mintalah
siswa untuk mempresentasikan hasil proyeknya agar teman-teman di kelasnya bisa
belajar hal yang sama.

4. Menggandakan atau Membagi 2 Resep Makanan

4. Menggandakan atau Membagi 2 Resep Makanan


Terkadang, kita sering kali merasa bingung berapa takaran yang pas ketika harus
masak makanan dalam porsi yang besar. Sebagai solusinya, bisa menggunakan teori
Aljabar.

Nah, dalam penerapan contoh project based learning yang satu ini, Bapak dan Ibu guru
bisa meminta siswa untuk menghitung berapa takaran bumbu dan jumlah bahan yang
tepat untuk membuat makanan dengan ukuran porsi yang berbeda-beda. Dalam hal ini,
jumlah bahan dan porsi adalah variabelnya.

Selain memastikan takaran bumbu dan bahan, serta jumlah makanan yang cukup,
tetapi siswa juga harus memastikan kalau rasanya enak.

5.Menghitung Peluang Meninggal Dalam Kecelakaan Mobil


Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar materi probabilitas dan statistika,
menghitung peluang seseorang meninggal dalam kecelakaan mobil ini bisa menjadi
salah satu proyek yang harus diselesaikan siswa.

Dalam hal ini, mereka harus menghitung peluangnya dengan menggunakan rumus
probabilitas dan statistika agar mendapatkan hasil yang tepat.

2. Sains
Bisa dikatakan dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dari ilmu sains. Hanya
saja, sering kali kita tidak menyadarinya.

Oleh karena itu, untuk menambah dan mengasah pengetahuan siswa dalam bidang
sains, Bapak dan Ibu guru bisa menerapkan beberapa proyek sains berikut ini.

6. Obat Sakit Maag


Saat maag kambuh, sering kali penderitanya mengonsumsi obat-obatan golongan
antasida. Nah, hal ini ternyata berkaitan dengan teori asam dan basa dalam mata
pelajaran kimia.

Siswa bisa mengidentifikasi mengapa penderita sakit maag harus mengonsumsi obat-
obatan golongan antasida, bagaimana proses obat tersebut bekerja menetralkan asam
lambung yang naik, apa saja obat-obatan golongan antasida. Jika sudah selesai, siswa
dapat mempresentasikan hasilnya di hadapan teman-teman sekelasnya.

7. Proses Alarm Berbunyi


Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar teori Mekanika Kuantum, maka
proses bagaimana sebuah alarm berbunyi bisa menjadi contoh penerapan model
pembelajaran berbasis proyek yang tepat. Dalam hal ini, siswa dapat mengidentifikasi
bagaimana alarm bisa mengeluarkan suara yang nyaring.

8. Setrika Uap
Untuk menerangkan materi tentang perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain
atau termodinamika, siswa dapat melakukan percobaan dengan menggunakan setrika
uap. Sebab, alat ini banyak menerapkan teori fisika agar dapat menjalankan fungsinya,
termasuk teori termodinamika ini.
9. Pembuatan Tapai
Tapai atau tape merupakan salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari proses
fermentasi. Salah satu cabang ilmu biologi yang terlibat dalam proses pembuatan
tapai ini adalah bioteknologi.

Agar siswa mudah memahami tentang proses fermentasi ini, mereka bisa melakukan
percobaan dengan membuat tapai sendiri. Kemudian, identifikasi faktor apa saja yang
bisa memengaruhi keberhasilan atau kegagalan pembuatan tapai, bahan apa saja yang
diperlukan, dan sebagainya.

10. Membedah Tumbuhan


Agar materi mengenai struktur tumbuhan lebih mudah dipahami siswa, cobalah dengan
meminta mereka untuk memilih satu jenis bunga, lalu bedah apa saja bagian-bagian
yang ada pada bunga tersebut. Cara ini terbilang sangat sederhana, tapi akan
memudahkan siswa dalam memahami materi struktur tumbuhan.

3. Sosial
Berikut lima ide project based learning untuk mata pelajaran sosial.

11. Menjadi Relawan


Untuk melatih rasa simpati dan empati siswa, Bapak dan Ibu bisa meminta siswa untuk
menjadi relawan. Tidak harus relawan bencana alam, tapi bisa menjadi relawan guru
dan mengajar anak-anak kecil atau relawan di tempat penampungan hewan.

12. Membersihkan Lingkungan Sekitar


Jika hanya mengingatkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
sepertinya tidak cukup. Untuk itu kegiatan seperti membersihkan lingkungan sekitar
bisa dilakukan.

Tidak hanya untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan


saja, tapi juga mengajarkan mereka untuk lebih menghargai petugas kebersihan yang
setiap hari harus membersihkan lingkungan.

13. Melakukan Aksi Penggalangan Dana


Selain menjadi relawan, Bapak dan Ibu guru juga bisa meningkatkan rasa empati dan
simpati siswa dengan mengajak mereka melakukan aksi penggalangan dana untuk
korban bencana alam, kurang mampu, maupun penanganan Covid-19.

14. Mengajarkan Keterampilan Gadget dan Media Sosial Pada Orang Tua
Tak sedikit orang tua yang kesulitan mengoperasikan gadget dan media sosial.
Sayangnya, tidak banyak pula orang yang ingin mengajarkan mereka.

Siswa dapat membagikan wawasan yang mereka miliki kepada orang tua dengan
mengajarkan mereka bagaimana cara mengoperasikan gadget atau media sosial
dengan baik. Kemudian, mintalah mereka untuk mempresentasikan hasil atau
pengalaman yang mereka dapatkan dari proyek tersebut.

15. Mendonasikan Barang yang Masih Layak Digunakan


Agar siswa memiliki rasa kepedulian dan keinginan untuk berbagi, Bapak dan Ibu guru
bisa mengajak mereka untuk mendonasikan barang-barang yang masih layak untuk
digunakan kepada mereka yang membutuhkan. Bisa berupa baju, buku, ataupun
mainan.

4. Bahasa
Project based learning juga bisa diterapkan dalam mata pelajaran bahasa, baik bahasa
Indonesia, Inggris, atau bahasa asing lainnya. Berikut beberapa contoh proyeknya.

16. Mempromosikan Sebuah Bisnis


Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing, terutama speaking, siswa dapat
mengerjakan proyek berupa kegiatan promosi. Mereka dapat membuat iklan untuk
bisnis sendiri atau orang lain, kemudian mempromosikannya di hadapan teman-teman.

Dengan demikian, siswa dapat belajar mengenai kosa kata baru, terutama di bidang
bisnis.

17. Book Club


Proyek ini akan fokus pada keterampilan komunikasi verbal. Mintalah siswa untuk
memilih sebuah buku atau kutipan dari sebuah buku untuk dibaca.
Secara bergiliran, siswa memberikan ulasan singkat tentang buku yang mereka baca
sekaligus sudut pandang mereka tentang peristiwa dalam buku tersebut. Mereka dapat
berdiskusi tentang nilai-nilai moral karakter atau pelajaran yang bisa diambil dari kisah
dalam buku tersebut.

18. Menulis Opini


Untuk melatih kemampuan pasif berbahasa asing, terutama menulis, ajak siswa untuk
menganalisis masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Setelah itu, minta
mereka untuk menuliskan opini mereka mengenai permasalahan tersebut dan tidak ada
salahnya mengirimkan hasil tulisan yang sangat bagus ke koran lokal maupun nasional.

19. Menonton Film Bersama


Kegiatan menonton film bersama teman-teman sekelas ini mungkin menjadi kegiatan
yang paling menyenangkan. Dalam hal ini, pilihlah film yang mudah untuk dipahami
siswa dan memiliki nilai moral yang bagus.

Setelah film selesai, ajukan beberapa pertanyaan, seperti siapa karakter favorit mereka
dan jelaskan alasannya. Sebagai tugas akhir, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan
siswa tugas berupa menulis naskah dan memerankan tokoh pada salah satu film favorit
mereka.

20. Mengutarakan Pendapat Siswa


Ajukan beberapa pertanyaan mengenai sebuah peristiwa. Kemudian, tanyakan
pendapat siswa, apakah mereka setuju atau tidak beserta dengan alasannya.

Cara ini dilakukan untuk meningkatkan kefasihan siswa dalam berbicara bahasa asing
sekaligus melatih mereka agar terbiasa dan tidak takut untuk mengungkapkan
pendapat.

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:


1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
2. Bagaimana Contoh Pembelajaran Discovery Learning?
Di sebuah perusahaan teknologi, karyawan yang baru bergabung dalam tim product
development diberikan sebuah studi kasus tentang peluncuran produk baru. Mereka
dibekali informasi tentang pasar, pesaing, serta kebutuhan pelanggan.
Selanjutnya, karyawan diminta untuk menganalisis data, merumuskan strategi, dan
membuat rencana peluncuran produk tersebut.
Di sini, karyawan boleh bekerja secara mandiri atau dalam tim kecil untuk menggali
pemahaman tentang situasi yang diberikan dan merancang solusi yang efektif, seperti
rencana pemasaran, harga, strategi promosi, dan distribusi.
Setelah itu, karyawan menyampaikan hasil analisis dan rencana mereka kepada tim
manajemen untuk mendapatkan feeadback.

Demikian pembahasan mebgenai discovery learning. Setelah membaca artikel ini,


apakah menurut Anda discovery learning cukup compatible digunakan sebagai model
pembelajaran untuk meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan?
Jika iya, Anda dapat mengeksekusi model pelatihan tersebut bersama para instruktur
atau pelatih expert dari Ruangguru for Business dari Ruang Kerja. Klik gambar di bawah
untuk konsultasi, sekarang!

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai


berikut.
1. Orientasi.
2. Merumuskan masalah.
3. Merumuskan hipotesis.
4. Mengumpulkan data.
5. Menguji hipotesis.
6. 6. Merumuskan kesimpulan.

3. Contoh Pembelajaran atau Penerapan


Metode Inkuiri

1. 1. Materi Banjir

Contoh penerapan pembelajaran inkuiri bagi anak SMP, mengamati


masalah dari banjir.
 Identifikasi Masalah: Guru akan menyajikan topik tentang banjir
kepada siswa, serta meminta siswa untuk memilih masalah yang
mereka ingin diteliti secara lebih lanjut.

 Merumuskan Masalah: Siswa akan memformulasikan


pertanyaan dari penelitian mereka, seperti “Apa penyebab dari
banjir?”, “Bagaimana cara untuk mencegah banjir?”, dan yang
lain-lain.

 Menyusun Hipotesis: Siswa akan melakukan pencarian informasi


dengan melewati berbagai macam media, serta membuat
jawaban sementara semacam penyebab banjir yaitu hutan
gundul, sampah di aliran sungai, dan sebagainya.

 Eksplorasi: Siswa akan melakukan proses analisis serta


pengumpulan data, mengenai banjir yang sering terjadi di
berbagai daerah. Meminta pendapat dari para ahli, melihat
langsung lokasi dari banjir, serta aktivitas eksplorasi yang
lainnya.

 Validasi Hipotesis: Siswa akan menguji penemuan dengan


hipotesis dari mereka. Apa saja yang sudah mereka temukan di
lapangan, serta apakah sudah sesuai dengan hipotesis.
Misalnya banjir juga bisa disebabkan oleh adanya kiriman dari
daerah lain, tidak adanya waduk untuk penampung air, dan lain
sebagainya.
 Presentasi Hasil: Siswa akan menyajikan hasil dari penelitian
mereka kepada kelas, memaparkan hasil dari analisis serta
sintesis informasi dan hipotesis yang telah diterima ataupun
ditolak.

2. 2. Materi Polusi

1. Identifikasi Masalah

Polusi sangat mudah untuk dilihat pada kehidupan sehari-hari,


semacam asap kendaraan, sampah dan juga limbah cairan.

2. Perumusan Masalah

Siswa akan diminta untuk meneliti mengenai salah satu jenis dari
polusi.

Siswa dapat mencari informasi mengenai penyebab polusi,


pencegahan, dampak polusi terhadap bentuk kesehatan serta solusi
polusi yang terdapat dilingkungan sekitar.

3. Hipotesis

Polusi udara dapat disebabkan oleh asap kendaraan, penggunaan


dari pengharum badan, ataupun ruangan berlebihan, pembakaran.
4. Eksplorasi

Siswa akan mengamati bagaimana bentuk perubahan udara pada


sebelum, serta sesudah ada aktivitas semacam kendaraan,
pembakaran barang ataupun penggunaan parfum.

Mereka juga dapat melihat beberapa bentuk tayangan video serta


gambar, yang sudah beredar di internet.

5. Validasi Hipotesis

Semua hasil penemuan mereka dalam bentuk kegiatan eksplorasi,


akan menunjukkan hal yang mirip dengan hasil hipotesis awal.

6. Kesimpulan

Mereka akan menjelaskan bagaimana pengaruh terhadap antara


temuan hasil eksplorasi mereka, dengan polusi udara yang sedang
terjadi.

Baca Juga :

20 Contoh Judul Skripsi Pendidikan Biologi yang Mudah dan Menarik

3. 3. Materi Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses dari tanaman, dalam memperoleh


makanan dengan bantuan dari matahari.
Fotosintesis bertujuan dalam pertumbuhan tanaman hingga menjadi
dewasa, serta siap untuk bertunas ataupun menghasilkan buah dan
juga bibit tanaman yang baru.

Kali ini, siswa akan diminta untuk meneliti tentang bagaimana proses
dari fotosintesis yang terjadi pada tanaman.

Apa saja faktor yang dapat membantu serta menghalangi fotosintesis,


misalnya dari air, oksigen, sinar matahari dan juga unsur lainnya.

Selanjutnya, guru dapat memberikan arahan untuk bahan apa saja


yang akan diperlukan dalam proses kegiatan penelitian kali ini, seperti
tanah, wadah, penerangan dan lain sejenisnya.

Siswa akan diminta untuk mengoptimalkan pada pertumbuhan


tanaman tertentu, misalnya seperti kangkung, bayam ataupun selada.

Anda mungkin juga menyukai