Tabel 16
Rencana Kegiatan Projek Kelas IV MI YASISKA Kota Tangerang
Selatan
Tahun Pelajaran 2024/2025
Projek Profil 1 Projek Profil 2
Berkebhinnekaan Bergotong-Royong dan
Dimensi Pelajar
Global, Bergotong- Bernalar Kritis
Pancasila
Royong
Kewarganegaraan & Toleransi (Tasāmuh),
Nilai Pelajar
kebangsaan Dinamis dan inovatif
Rahmatan Lil
(Muwaṭanah) (Tathawwur wa
Alamin
Ibtikâr)
Tema Kearifan Lokal Kewirausahaan
Alokasi Waktu 162 JP 162 JP
Total JP di atas termasuk mata pelajaran muatan lokal dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan madrasah. Pengemasan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil 'Alamin di MI YASISKA
Kota Tangerang Selatan berada di luar jam pembelajaran regular dengan komposisi
20% dari alokasi waktu pembelajaran selama satu tahun.
Tahapan Perencanaan Projek Profil Pelajar Pancasila
Tema-tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dapat dipilih
oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
Adapun tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin
yang dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh satuan pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Berkeadaban (ta’addub),
2. Keteladanan (qudwah),
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah),
4. Mengambil jalan tengah (tawassuṭ)
5. Berimbang (tawāzun),
6. Lurus dan tegas (I’tidāl),
7. Kesetaraan (musāwah),
8. Musyawarah (syūra
9. Toleransi (tasāmuh),
10. Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr),
Pemetaan subelemen profil pelajar pancasila
Asesmen
1. Matematika
Bagi banyak siswa, sulit untuk membuat hubungan antara matematika dengan
kehidupan sehari-hari sehingga terkesan hanya teoritis saja. Dengan mengadopsi
pendekatan project based learning (PBL), siswa belajar bahwa matematika tidak hanya
teoritis, tetapi praktis dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
contohnya.
1. Membuat Bangunan
Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar bab mengenai geometri atau bangun
ruang, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan
keterampilan geometri mereka dengan merancang sebuah bangunan atau taman
bermain atau gedung baru untuk sekolah.
Siswa bisa menggunakan aplikasi gratis yang dapat mereka unduh di play store
maupun app store, atau cukup menggunakan pensil dan buku gambar saja. Dalam
perancangan bangunan atau taman bermain harus didasarkan pada penyertaan
sejumlah bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi.
Misalnya, paling tidak ada dua atau tiga segitiga sama kaki, empat persegi panjang,
trapesium, tabung, dan sebagainya. Setelah selesai, setiap siswa harus menghitung
berapa luas dan keliling bangunan yang mereka rancang tersebut, serta apa saja
komponen penyusunnya.
2. Melukis di Dinding
Mungkin akan banyak siswa yang bingung kenapa melukis di dinding dikaitkan dengan
matematika, bukankah seharusnya berkaitan dengan seni? Ya, memang benar
kegiatan melukis memang identik dengan seni, tapi dalam penggunaan tangga untuk
melukis gedung-gedung tinggi ternyata menggunakan bantuan teorema Phytagoras.
Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar penerapan teorema Pythagoras dalam
kehidupan sehari-hari, Bapak dan Ibu guru bisa meminta mereka untuk menentukan
seberapa tinggi tangga yang dibutuhkan agar dapat disandarkan ke dinding dan pelukis
bisa menaiki tangga untuk melukis dinding dengan aman dan tidak terbalik.
Mintalah siswa untuk membuat jadwal kegiatan mereka sepanjang hari dan
menjumlahkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kegiatan. Sebagai
contoh, untuk mengetahui apakah mereka bisa sampai di sekolah tepat waktu atau
tidak jika memilih untuk menyetel alarm pada pukul 6 pagi.
Jadikan waktu, jarak, atau hal-hal lain sekiranya dapat mempengaruhi tujuan mereka
untuk sampai di sekolah sebagai variabel Aljabar. Setelah proyek selesai, mintalah
siswa untuk mempresentasikan hasil proyeknya agar teman-teman di kelasnya bisa
belajar hal yang sama.
Nah, dalam penerapan contoh project based learning yang satu ini, Bapak dan Ibu guru
bisa meminta siswa untuk menghitung berapa takaran bumbu dan jumlah bahan yang
tepat untuk membuat makanan dengan ukuran porsi yang berbeda-beda. Dalam hal ini,
jumlah bahan dan porsi adalah variabelnya.
Selain memastikan takaran bumbu dan bahan, serta jumlah makanan yang cukup,
tetapi siswa juga harus memastikan kalau rasanya enak.
Dalam hal ini, mereka harus menghitung peluangnya dengan menggunakan rumus
probabilitas dan statistika agar mendapatkan hasil yang tepat.
2. Sains
Bisa dikatakan dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dari ilmu sains. Hanya
saja, sering kali kita tidak menyadarinya.
Oleh karena itu, untuk menambah dan mengasah pengetahuan siswa dalam bidang
sains, Bapak dan Ibu guru bisa menerapkan beberapa proyek sains berikut ini.
Siswa bisa mengidentifikasi mengapa penderita sakit maag harus mengonsumsi obat-
obatan golongan antasida, bagaimana proses obat tersebut bekerja menetralkan asam
lambung yang naik, apa saja obat-obatan golongan antasida. Jika sudah selesai, siswa
dapat mempresentasikan hasilnya di hadapan teman-teman sekelasnya.
8. Setrika Uap
Untuk menerangkan materi tentang perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain
atau termodinamika, siswa dapat melakukan percobaan dengan menggunakan setrika
uap. Sebab, alat ini banyak menerapkan teori fisika agar dapat menjalankan fungsinya,
termasuk teori termodinamika ini.
9. Pembuatan Tapai
Tapai atau tape merupakan salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari proses
fermentasi. Salah satu cabang ilmu biologi yang terlibat dalam proses pembuatan
tapai ini adalah bioteknologi.
Agar siswa mudah memahami tentang proses fermentasi ini, mereka bisa melakukan
percobaan dengan membuat tapai sendiri. Kemudian, identifikasi faktor apa saja yang
bisa memengaruhi keberhasilan atau kegagalan pembuatan tapai, bahan apa saja yang
diperlukan, dan sebagainya.
3. Sosial
Berikut lima ide project based learning untuk mata pelajaran sosial.
14. Mengajarkan Keterampilan Gadget dan Media Sosial Pada Orang Tua
Tak sedikit orang tua yang kesulitan mengoperasikan gadget dan media sosial.
Sayangnya, tidak banyak pula orang yang ingin mengajarkan mereka.
Siswa dapat membagikan wawasan yang mereka miliki kepada orang tua dengan
mengajarkan mereka bagaimana cara mengoperasikan gadget atau media sosial
dengan baik. Kemudian, mintalah mereka untuk mempresentasikan hasil atau
pengalaman yang mereka dapatkan dari proyek tersebut.
4. Bahasa
Project based learning juga bisa diterapkan dalam mata pelajaran bahasa, baik bahasa
Indonesia, Inggris, atau bahasa asing lainnya. Berikut beberapa contoh proyeknya.
Dengan demikian, siswa dapat belajar mengenai kosa kata baru, terutama di bidang
bisnis.
Setelah film selesai, ajukan beberapa pertanyaan, seperti siapa karakter favorit mereka
dan jelaskan alasannya. Sebagai tugas akhir, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan
siswa tugas berupa menulis naskah dan memerankan tokoh pada salah satu film favorit
mereka.
Cara ini dilakukan untuk meningkatkan kefasihan siswa dalam berbicara bahasa asing
sekaligus melatih mereka agar terbiasa dan tidak takut untuk mengungkapkan
pendapat.
1. 1. Materi Banjir
2. 2. Materi Polusi
1. Identifikasi Masalah
2. Perumusan Masalah
Siswa akan diminta untuk meneliti mengenai salah satu jenis dari
polusi.
3. Hipotesis
5. Validasi Hipotesis
6. Kesimpulan
Baca Juga :
3. 3. Materi Fotosintesis
Kali ini, siswa akan diminta untuk meneliti tentang bagaimana proses
dari fotosintesis yang terjadi pada tanaman.