Bulk Density
Bulk Density
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari komposisi berat
atau satuan volume fase padat tanah. Komposisi ini dikenal sebagai berat jenis
tanah. Dan sebagai sistem tiga fase yaitu fase padat, cair, dan gas. Di antara fase
itu sekitar 50% volume tanah yang sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan
sebagian lainnya merupakan bahan organik, ditempati fase padat tanah. Sisa
volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair
dan gas.
Efisiensi suatu lahan tertentu lebih dahulu harus diketahui berapa berat
tanah pada lahan tertentu. Hal ini sangat berguna terutama bagi mereka yang
berhubungan langsung dengan tanah. Bagi seorang pekerja atau insinyur
bangunan sangat penting bagi mereka untuk mengetahui berat jenis suatu tanah.
Dengan demikian jelas bahwa nilai daripada Bulk Density ini sangat penting
untuk diketahui.
Berat tanah ini sangat tergantung pada pori-pori namun mempunyai bobot
yang kecil persatuan volume. Bahan organik memperbesar porositas tanah.
Tanah organik mempunyai Bulk Density rendah hanya mencapai 0,1 gram/cm 3.
Sedang yang lebih padat umumnya berat jenisnya lebih tinggi dibanding dengan
tanah yang sama tetapi kurang padat.
Bulk Density suatu tanah penting untuk diketahui karena Bulk Density
menggambarkan keadaan tekstur, struktur, dan porositas tanah, sehingga dapat
mengetahui tanah mana yang cocok untuk tanaman. Sesuai dengan hasil
penelitian pada pertumbuhan tanaman yang dinyatakan bahwa makin tinggi nilai
Bulk Density suatu lapisan tanah maka produksi tanaman makin menurun hal ini
dikarenakan tanah yang nilai Bulk Densitynya besar banyak mengandung bahan
mineral. Sedangkan tanah yang mengandung nilai Bulk Density rendah kaya akan
bahan organik,
Berdasarkan uraian di atas maka pentinglah untuk melakukan praktikum
Bulk Density agar kita dapat mengetahui berat suatu tanah. Sehingga dapat
menetukan jenis tanah yang baik yang dapat digunakan dalam pertanian.
2
Keterangan : Volume tanah = π r t
cm3. Setelah data tersebut diperoleh, berat tanah dibagi berat volume tanah
sehingga diperoleh hasil nilai bulk density yaitu 1,36 gr/cm3.
Bulk density yang diperoleh termasuk tinggi, sehingga tanah tersebut
merupakan tanah padat. Sebagaimana kita ketahui semakin padat tanah semakin
tinggi bulk density-nya, yang berarti semakin sulit ditembus air atau ditembus akar
tanaman, sehingga kurang baik untuk dijadikan sebagai lahan pertanian.
Kerapatan isi tanah merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin tinggi kerapatan
isi tanah, tanah semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman.
Berdasarkan nilai bulk density yang telah diperoleh, yaitu 1,36 gr/cm3,
jenis tanah yang diperoleh juga dapat diidentifikasi. Bulk density yang berkisar
1,2-1,8 gr/cm3 umumnya jenis tanah tersebut tanah berpasir dan lempung berpasir.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2003) yang menyatakan bahwa tanah
berpasir dan lempung umumnya memiliki berat isi yang berkisar antara 1,2-1,8
gr/cm3.
Ruang pori atau porositas merupakan factor yang mempengaruhi bulk
density. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (2009) yang menyatakan factor
yang dapat mempengaruhi berat isi tanah ialah besarnya ruang pori. Semakin
besar porositas tanah dan jumlah ruang porinya, semakin kecil nilai bulk
densitinya.
Nilai bulk density juga dapat meningkat karena rendahnya kandungan
bahan organic dan kurangnya agresi tanah yang kompak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kemas (2007) yang menyatakan bahwa kandungan bahan organic yang
rendah dan kurangnya agresi tanah yang kompak akan menyebabkan nilai berat isi
tanah. Karena sangat dipengaruhi oleh agresi tanah, maka penentuan berat isi
tanah hanya baik apabila dilakukan dengan menggunakan contoh tanah utuh.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa
pada tanah ini, nilai bulk density-nya 1,36 gram/cm3 dan faktor-faktor yang
memengaruhi bulk density adalah tekstur, bahan organik, dan struktur tanah.
5.2. Saran
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah, maka sebelum penetapan lahan
untuk dijadikan lahan pertanian sebaiknya memperhatikan nilai bulk density tanah
untuk mengetahui apakah tanaman dapat tumbuh dengan baik di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim N, Nyapka M.Y., Lubis A.M, Nugroho S.G, Saul M.R, Dina M.A, Hong
G.B, Bailey H.H., 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit
Universitas Lampung: Lampung.
Hardjowigeno Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo: Jakarta
Hardjowigeno, S., 2009. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Kemas, A.H., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan
Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus
Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi.,
1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Timur : Makassar.
Sarwono, H., 2003, Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo.
Jakarta.