Permasalahan yang mendasari perlunya analisis spasial pada jurnal tersebut adalah perlunya
mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk budidaya rumput laut guna mendukung
pengembangan industri maritim dan budidaya perikanan di wilayah tertentu. Analisis spasial
digunakan untuk mengevaluasi lokasi budidaya rumput laut yang ada dan menentukan
kesesuaian wilayah yang berbeda untuk budidaya.
Parameter yang digunakan dalam analisis spasial sektor budidaya pada jurnal tersebut antara
lain proteksi, substrat dasar, suhu, pH, arus, kedalaman, MPT (mean power temperatur), DO
(oksigen terlarut), salinitas, fosfat, dan nitrat. Parameter ini digunakan untuk menilai
kesesuaian suatu wilayah untuk budidaya rumput laut.
Hasil analisis spasial ini dapat merekomendasikan lokasi yang cocok untuk budidaya rumput
laut pada wilayah tertentu. Analisis tersebut memberikan peta kesesuaian lahan, menunjukkan
wilayah yang tidak sesuai, sesuai dengan kebutuhan tertentu, dan cocok untuk budidaya
rumput laut. Informasi ini dapat memandu pengembangan kegiatan budidaya dan membantu
dalam perencanaan dan pengelolaan budidaya rumput laut.
Saat menerapkan hasil analisis spasial, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan dan
ketidakpastian yang terkait dengan analisis tersebut. Metode interpolasi yang digunakan,
seperti Inverse Distance Weighting (IDW), dapat menimbulkan beberapa tingkat kesalahan
dalam nilai prediksi. Selain itu, faktor-faktor lain seperti peraturan daerah, kondisi
lingkungan, dan pertimbangan sosial-ekonomi juga harus dipertimbangkan. Penting untuk
memvalidasi hasil kesesuaian dengan survei lapangan dan pengetahuan lokal untuk
memastikan keakuratan dan kelayakan rekomendasi.
JURNAL 2
Permasalahan yang mendasari perlunya analisis spasial pada jurnal tersebut adalah untuk
mengetahui kesesuaian dan potensi pengembangan budidaya rumput laut pada suatu wilayah
tertentu. Analisis spasial digunakan untuk menganalisis berbagai parameter yang berkaitan
dengan oseanografi dan faktor lainnya untuk mengidentifikasi kawasan yang cocok untuk
budidaya rumput laut.
Parameter yang digunakan dalam analisis spasial sektor budidaya pada jurnal tersebut antara
lain jenis substrat, proteksi, kecepatan arus, salinitas, kedalaman, suhu, dan pH. Parameter-
parameter tersebut dianalisis dan diberi bobot untuk mengetahui kesesuaian suatu kawasan
untuk budidaya rumput laut.
Hasil analisis spasial ini dapat merekomendasikan pengembangan budidaya rumput laut pada
suatu wilayah tertentu. Analisis tersebut mengidentifikasi wilayah dengan potensi budidaya
tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan berbagai faktor seperti ketersediaan tenaga kerja,
metode budidaya, penanaman modal, strategi pemasaran, produksi rumput laut, dan
kedekatan dengan kegiatan pariwisata.
JURNAL 7
Permasalahan yang mendasari perlunya analisis spasial pada jurnal ini adalah pengelolaan
perikanan yang merupakan permasalahan yang berorientasi pada ruang. Pemetaan dan
representasi perikanan dan sumber daya terkait memerlukan analisis spasial untuk memahami
faktor-faktor seperti pembagian sumber daya, kelimpahan pada berbagai tahap kehidupan,
pemetaan dampak penangkapan ikan, dan komunitas pesisir.
Parameter yang digunakan dalam analisis spasial sektor budidaya dalam jurnal tersebut antara
lain persentase vegetasi berdasarkan kelas, kepadatan saluran respon, kepadatan jalan,
kemiringan lanskap, kepadatan drainase berdasarkan jenis saluran, tutupan hutan, dan efek
sedimentasi.
Dari hasil analisis spasial ini, dapat direkomendasikan untuk fokus pada upaya pelestarian
dan restorasi habitat, serta dampak ekonomi dari rekomendasi kawasan tertutup terhadap
komunitas nelayan yang berdekatan dengan pantai.
Saat menerapkan hasil analisis spasial, penting untuk memperhatikan keakuratan dan kualitas
data yang direkam, serta keandalan alat dan teknik GIS yang digunakan. Selain itu,
keterbatasan dan asumsi analisis spasial harus dipertimbangkan, dan hasilnya harus
diinterpretasikan dalam konteks wilayah dan tujuan studi tertentu.