Anda di halaman 1dari 110

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

“Alam Takambang Jadi Guru”

SKRIPSI - MES1.61.8301

PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS FLIP HTML 5 PADA


MATA PELAJARAN PDTM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 2 BANDA ACEH

RENDI ERLANDA
NIM 19067023

Dosen Pembimbing
Drs. Yufrizal A, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Padang
2023
PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Pengembangan Modul Ajar Berbasis Flip Html 5 Pada


Mata Pelajaran Pdtm Di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Banda Aceh
Nama : Rendi Erlanda
NIM : 19067023
Tahun Masuk : 2019
Program studi : Pendidikan Teknik Mesin
Departemen : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik

Padang, 2023
Disetujui Oleh :

Koordinator Program Studi


Pendidikan Teknik Mesin Dosen Pembimbing,

Dr. Eko Indrawan, S.T.,M.Pd. Drs. Yufrizal A, M.Pd.


198910212019031006 NIP 196104211986021002

PAGE \* MERGEFORMAT i
PENGESAHAN SKRIPSI

Dinyatakan lulus setelah mempertahankan skripsi di depan tim penguji


Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

Judul : Pengembangan Modul Ajar Berbasis Flip Html 5 Pada


Mata Pelajaran Pdtm Di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Banda Aceh
Nama : Rendi Erlanda
NIM : 19067023
Tahun Masuk : 2019
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Departemen : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik

Padang, Oktober 2023


Tim Penguji
Nama
1. Ketua : Drs. Yufrizal A, M.Pd. _________________

2. Anggota : Dr. Arwizet K, ST, MT _________________

3. Anggota : Febri Prasetya, S.Pd.,M.Pd.T. _________________

PAGE \* MERGEFORMAT ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulisan saya, skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Ajar


Berbasis Flip Html 5 Pada Mata Pelajaran Pdtm Di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Banda Aceh” adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar gelar akademik, baik di Universitas Negeri
Padang, maupun di Perguruan Tinggi Lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing dan
penguji.
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip serta tertulis dengan
jelas dan dicantumkan pada daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila ada
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan
ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik, berupa pencabutan
gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya
sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Padang, 2023
Saya yang menyatakan,

Rendi Erlanda
NIM: 19067023

PAGE \* MERGEFORMAT i
ABSTRAK
RENDI ERLANDA (2023) : Pengembangan Modul Ajar Berbasis FLIP
HTML 5 Pada Mata Pelajaran PDTM Di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Banda Aceh

Penggunaan modul ajar pada mata pelajaran PDTM kelas X Teknik


Pemesinan yang dipakai sebelumnya masih belum sesuai dengan capaian
pembelajaran dan tujuan pembelajaran PDTM kelas X, sehingga membuat proses
pembelajaran menjadi kurang efektif dan optimal. Tujuan penelitian ini
mengembangkan modul ajar berbentuk modul pembelajaran pada SMK di Banda
Aceh. Penelitian ini menerapkan model pengembangan R&D pada bidang
pendidikan sesuai dengan acuan model 4D yang dilaksanakan pada TA 2022/2023
semester genap.
Langkah model 4D meliputi langkah atau tahapan yang meliputi, tahap
pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebarluasan. Data penelitian
diperoleh dengan memakai lembar validasi berupa kuesioner. Analisis data yang
dipakai berupa statistik deskriptif kuantitatif yaitu mengkaji data dengan cara
menjabarkan data yang terkumpul.
Hasil penelitian pengembangan modul ini dinyatakan layak untuk dipakai
sebagai media belajar mandiri bagi peserta didik, berdasarkan hasil validitas dari
ahli materi memperoleh nilai akhir V sebesar 0,842 dan ahli media sebesar 0,909
dengan kriteria valid. Berdasarkan hasil penilaian validitas modul yang
dikembangkan dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran PDTM kelas X
Teknik Pemesinan yang dikembangkan ini layak dipakai sebagai media belajar
tambahan bagi peserta didik.

Kata Kunci : Pengembangan, Media Pembelajaran, Modul Pembelajaran,


Validitas,, Model 4D

PAGE \* MERGEFORMAT ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan

Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengembangan Modul Ajar Berbasis Flip Html 5 Pada Mata

Pelajaran Pdtm Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Banda Aceh”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di

Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Bapak Drs. Yufrizal A, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bantuan dan bimbingan dengan sabar dan ikhlas

dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Yufrizal A, M.Pd selaku dosen penguji I yang telah

memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Randi Purnama Putra, S.Pd., M.T. selaku dosen penguji II yang

telah memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

4. Bapak Dr. Eko Indrawan, S.T., M.Pd., Selaku Kepala Departemen Teknik

Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

PAGE \* MERGEFORMAT ii
5. Bapak dan Ibuk dosen Departemen Teknik Mesin FT UNP yang telah

membimbing selama menuntut ilmu.

6. Kedua orang tua dan keluarga saya tercinta yang telah memberikan

support yang besar yang besar serta do’a dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Rekan-rekan seperjuangan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang yang telah memberikan dukungan serta

motivasi kepada penulis. Semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan

penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Padang, 2023

Rendi Erlanda
NIM.19067023

PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................................................i

PENGESAHAN SKRIPSI.....................................................................................ii

PERNYATAAN....................................................................................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A.Latar Belakang Masalah........................................................................1

B.Identifikasi Masalah...............................................................................4

C.Pembatasan Masalah..............................................................................5

D.Rumusan Masalah..................................................................................5

E.Tujuan Penelitian....................................................................................5

F.Manfaat Penelitian..................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................8

A.Perancangan...........................................................................................8

B.Pembelajan.............................................................................................8

C.Penelitian Relevan................................................................................25

D.Kerangka Berpikir................................................................................26

E.Model Pembelajaran Problem based Learning.....................................28

F.FlipHTML5..........................................................................................29
G.Pekerjaan Dasar Teknik mesin.............................................................31

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................34

A.Jenis Metode Pengembangan...............................................................34

B.Langkah-langkah pengembangan.........................................................35

C.Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................36

D.Subjek Penelitian.................................................................................36

E.Teknik Pengumpulan Data...................................................................36

F.Instrumen Penelitian.............................................................................37

G.Teknik Analisis Data............................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................42

A.Proses dan Hasil Pengembangan Produk.............................................42

B.Pembahasan..........................................................................................58

C.Keunggulan dan Kelemahan perancangan modul Pembelajaran.........59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................60

A.Kesimpulan..........................................................................................60

B.Saran.....................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................63
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir................................................................................28
Gambar 2. Bagan pengembangan Metode 4D.......................................................34
Gambar 3. Flowchart perancangan e-modul berbasis FlipHTML5...............Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perbandingan antara Modul Elektronik dengan Modul Cetak.................24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal melangkah ke tahap yang lebih baik dan

sebagai bekal untuk tetap bertahan di masa yang akan datang. Pendidikan

wajib untuk setiap manusia, pendidikan tidak hanya bisa diperoleh di

pendidikan formal tetapi bisa juga dari sebuah pengalaman. Proses

pembelajaran dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan usia

anak-anak sekolah dasar. Dalam pembangunan sebuah negara pendidikan

berperan sangat penting. Gambaran kualitas dari suatu bangsa adalah

pendidikan. Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan prestasi

dan harga diri generasi muda. Oleh karena itu, masalah pendidikan memang

tidak akan habis dibicarakan sampai kapanpun. Hal ini didasarkan pada

beberapa alasan mendasar. Undang-Undang Dasar 1945 menginstruksikan

untuk mengupayakan mencerdaskan kehidupan bangsa agar pemerintahan

Indonesia mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem dalam

pengajaran nasional yang diatur berdasarkan Undang-Undang. Dalam Pasal 15

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengatur bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Dalam sistem pendidikan, Guru mempunyai peranan penting dalam

proses kegiatan belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional dan menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan. Sebagai seorang

pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi mengembangkan

1
2

pengetahuannya sendiri dan membagikan pengetahuan tersebut kepada setiap

peserta didik. Salah satu cara mengembangkan dan memberikan pengetahuan ,

membuat / menyediakan media pembelajran berbasis elektronik .

Pembelajaran yang berbasis elektronik dapat mengembangkan

fleksibilitas belajar peserta didik yang optimal, di mana peserta didik dapat

mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu,

peserta didik dapat berkomunikasi dengan pendidik setiap saat. Pembelajaran

berbasis elektronik seperti pada saat sekarang ini untuk membantu proses

pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang sudah di tetapkan dapat tetap

tercapai. Ada banyak jenis pembelajaran berbasis eletronik salah satunya

adalah e-modul.

E-Modul merupakan seperangkat pengalaman belajar yang berdiri

sendiri.e- Modul dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran

yang telah dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan

dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran dan memungkinkan dipelajari

secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Penggunaan modul bukan

semata-mata diperuntukkan untuk guru, namun juga melibatkan aktif nya

siswa dalam tercapai nya proses belajar mengajar yang interaktif.

Berdasarkan pengalaman penulis yang telah melakukan PKL di SMK

Negeri 2 Banda Aceh, khususnya pada mata pelajaran Dasar Teknik Mesin

pada kelas X. Penulis masih mendapatkan pembelajaran yang dilakukan

menggunakan modul ( buku ) bersifat monoton , bahkan siswa tidak memiliki

buku/modul pegangan dan jika siswa harus memiliki buku/modul pegangan


3

maka siswa tersebut harus mengeluarkan biaya yang dimana guru harus

mempertimbangkan keadaan atau ekonomi siswa .

Selain permasalahan diatas , ditemukan permasalahan lain seperti

materi ajar yang dijadikan sebagai media masih belum tersusun secara rinci

dan sistematis, sehingga guru harus menentukan media yang tepat dan sesuai

dengan indikator tersebut agar pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan

baik. Penggunaan media yang tepat dan inovatif diharapkan dapat

memberikan peningkatan pemahaman peserta didik dalam belajar sehingga

berdampak baik terhadap perestasi belajar. Permasalahan lainnya yaitu dalam

penyampaian materi masih banyak melibatkan peran guru secara langsung,

sehingga peserta didik kurang mengasah kemandirian belajar mereka. Oleh

karena itu e-modul dipilih sebagai salah satu media pembelajaran yang

mempunyai materi yang tersusun secara lengkap

Modul elektronik atau e-modul merupakan alat atau sarana

pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara

mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan, salah satu modul yang berkembang dan sudah

mulai digunakan yaitu E-modul berbasis FlipHTML5. E-modul berbasis

FlipHTML5 merupakan bentuk penyajian materi dengan menggunakan

teknologi smartphone dan internet yang dapat dijadikan sebagai sumber

belajar secara mandiri dengan tampilan yang praktis dan mudah dioperasikan.

E-modul adalah bagian dari Electronic Based E-Learning yang

pembelajarannya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi,


4

terutama perangkat yang berupa elektronik. E-modul merupakan media

pembelajaran yang yang hanya memuat satu materi pembelajaran.

Kemandirian peserta didik lebih diutamakan dalam pemanfaatan e-modul.

FLIPHTML 5 adalah semacam software pemalik halaman profisional

untuk mengalih bentukkan dari berkas yang berwujud PDF menjadi halaman

balik penerbitan digital dan aplikasih yang bisa digunakan dalam pembuatan

elektronik seperti bahan ajar yang dikembangakan berbentuk layaknya buku

yang bisa dibolak – balik sehingah bisa membantu peserta didik dalam

memahami materi serta memberikan pengalaman baru dalam proses

pembelajran

Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu penulis ingin membuat sebuah

produk berbentuk modul elektronik dengan judul “Pengembangan Media

pembelajaran Berbasis FlipHTML5 Sebagai Sumber Belajar Untuk Mata

Pelajaran Dasar Teknik Mesin”. Nantinya tugas akhir ini akan menjadi

sebuah produk berbentul modul elektronik yang akan diunggah melalui

FlipHTML5 agar guru dan siswa dapat lebih mudah mengakses nya dan juga

akan disertakan opsi untuk mencetak modul tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan modul yang berbasis cetak.

2. Materi ajar yang dijadikan sebagai media ajar masih belum tersusun secara

rinci dan sistematis.


5

3. Penyampaian materi masih banyak melibatkan peran guru secara langsung,

sehingga peserta didik kurang mengasah kemandirian belajar mereka.

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan,peneliti membatasi

masalah penelitian yang akan diteliti agar penelitian pengembangan yang

dilakukan lebih fokus dan terarah pada :

1. Pengembangan modul ajar berbasis FLIP HTML 5 PDTM kelas X SMK

Negeri 2 Banda Aceh.

2. Materi yang akan diujikan adalah materi semester genap pada capaian

pembelajara PDTM kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh tentang “Teknik

Dasar Proses Produksi Pada Bidang Manufaktur ”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan masalah Skripsi ini yaitu :

1. Bagaimana mengembangkan e-modul berbasis FlipHTML5 untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik dalam belajar?

2. Bagaimana kelayakan e-modul berbasis FlipHTML5 untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik dalam belajar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah di atas Tugas Akhir ini bertujuan :

1. Pengembangan e-modul PDTM berbasis FLIP HTML 5 dapat

meningkatkan kreatifitas serta minat belajar peserta didik dalam belajar.


6

2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan e-modul berbasis FlipHTML5 untuk

peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi pendidik

Diharapkan e-modul tersebut dapat digunakan sebagai pendukung

dalam mengajar sehingga dapat menarik ketertarikan peserta didik dalam

pembelajaran.

2. Bagi peserta didik

Diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran, serta dapat

menjadi alternatif belajar bagi peserta didik apabila guru mata pelajaran

yang bersangkutan berhalangan hadir. Jadi tidak ada alasan lagi untuk

tidak belajar disaat guru tidak ada.

3. Bagi penulis

Dapat memberikan pengalaman langsung dan menambah pengetahuan

peneliti tentang mengembangakan e-modul berbasis FlipHTML5 yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dalam

belajar. Juga dapat menjadi penunjang media pembelajaran saat penulis

menjadi pendidik kelak.


8

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan

adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.1 Dan lebih dijelaskan lagi

dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa

pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna

(pikiran, pengetahuan dan sebagainya).2 Dari uraian diatas pengembangan

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi

suatu produk. Pengembangan dapat berupa proses, produk dann rancangan.

Pengembangan merupakan sebuah penelitian, biasanya digunakan

dalam pendidikan yang disebut penelitian pengembangan. Penelitian

pendidikan dan pengembangan, yang lebih kita kenal dengan istilah Research

& Development (R & D). Penelitian dan pengembangan ini kadang kala

disebut juga sebagai suatu pengembangan berbasis pada penelitian atau

disebut juga research-based development.

B. Modul Pembelajaran

1. Bahan ajar ( Modul )

Salah satu komponen sistem pembelajaran adalah tersedianya

bahan ajar. Guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan ajar yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Ali Mudlofir (2011: 128)

menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang tersusun


9

secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis yang menciptakan

lingkungan/suasana belajar untuk siswa. Secara garis besar materi

pembelajaran dalam bahan ajar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan

sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan.

Senada dengan Ali Mudlofir, Abdul Majid (2012: 173-174)

mendefinisikan bahan ajar merupakan segala bentuk bahan baik tertulis

maupun tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru atau

instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sebuah bahan

ajar setidaknya mencakup petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru,

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan,

petunjuk kerja dan evaluasi.

Chomsin S. Widodo dan Jasmadi (2008: 40) menyatakan bahwa

bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang

didesain secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi atau

subkompetensi. Bahan ajar tersebut berisi materi pembelajaran, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi. Bahan ajar yang baik harus

disusun sesuai dengan kaidah instruksional.

Penyusunan bahan ajar membutuhkan rambu-rambu agar

menghasilkan bahan ajar yang berkualitas. Rambu-rambu yang harus

diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar menurut Chomsin S. Widodo

dan Jasmadi (2008: 42) adalah sebagai berikut: (a) bahan ajar harus

disesuaikan dengan peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran, (b)


10

bahan ajar diharapkan mampu mengubah tingkah laku peserta, (c) Bahan

ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

siswa, (d) program belajar mengajar yang akan dilangsungkan, (e) bahan

ajar mencakup tujuan kegiatan pembelajaran yang spesifik, (f) bahan ajar

harus memuat materi pembelajaran secara rinci untuk kegiatan dan latihan

guna mendukung ketercapaian tujuan, (g) terdapat evaluasi sebagai umpan

balik dan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik.

Prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar juga diperlukan dalam

penyusunan bahan ajar. Ciri-ciri bahan ajar yang baik menurut Ali

Mudlofir (2011: 130-131) yaitu: (a) bahan ajar menimbulkan minat baca

siswa, (b) bahan ajar ditulis dan dirancang untuk siswa, (c) bahan ajar

menjelaskan tujuan instruksional, (d) penyusunan bahan ajar berdasarkan

pola belajar yang fleksibel, (e) struktur bahan ajar berdasarkan kebutuhan

dan kompetensi akhir yang harus dicapai siswa, (f) bahan ajar memberikan

kesempatan siswa untuk berlatih, (g) bahan ajar mampu mengakomodasi

kesulitan siswa, (h) bahan ajar memiliki rangkuman, (i) gaya penulisan

bahan ajar komunikatif dan semi formal, (j) kepadatan bahan ajar

berdasarkan kebutuhan siswa, (k) pengemasan bahan ajar disesuaikan

untuk proses instruksional, (l) terdapat mekanisme untuk mengumpulkan

umpan balik dari siswa, (m) terdapat penjelasan cara mempelajari bahan

ajar.

2. Pembelajaran
11

Kegiatan utama yang terjadi di sekolah ialah pembelajaran. Proses

interaksi antara guru dan siswa ini terjadi selama kurun waktu yang cukup

lama dan dari sumber belajar dari lingkungan. Pembelajaran menurut

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2013: 21) adalah proses belajar

yang terjadi secara berulang yang menyebabkan adanya perubahan

perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Senada dengan itu,

Oemar Hamalik (2013: 25-26) mendefinisikan pembelajaran adalah suatu

proses penyampaian pengetahuan dengan cara pendidik memberikan

pengetahuan kepada siswa. Sumber pengetahuan berasal dari mata ajaran

yang disampaikan di sekolah. Mata ajaran di sekolah merupakan berbagai

pengalaman terdahulu yang diuraikan, disusun, dan dimuat dalam buku

mata pelajaran. Sekolah mempunyai tugas untuk menyiapkan peserta didik

agar mampu hidup dalam masyarakat mendatang. Penguasaan

pengetahuan merupakan tujuan utama dari pembelajaran.

3. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul Pembelajaran

Modul merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan bagi

peserta didik untuk dapat belajar mandiri, karena modul adalah suatu

unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan

belajar yang disusun untuk membantu peserta didik dalam mencapai

tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul adalah bahan

ajar yang disusun dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta

didik, sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar peserta
12

didik dapat belajar mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang

minimal dari pendidik.

Abdul Majid (2012: 176) mendefinisikan modul adalah sebuah

buku yang paling tidak berisi tentang semua komponen dasar bahan

ajar dengan tujuan supaya peserta didik dapat belajar secara mandiri

tanpa atau dengan bimbingan guru. Sebuah modul harus

menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta

didik sehingga memungkinkan peserta didik dengan kemampuan

belajar tinggi mampu mencapai kompetensi dasar lebih cepat

dibandingkan siswa lainnya. Penyajian modul menggunakan bahasa

yang baik, menarik dan dilengkapi dengan ilustrasi.

Ali Mudlofir (2011: 150) mengemukakan bahwa modul adalah

bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan menarik yang

mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan

secara mandiri, belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan

kecepatan masing-masing individu. Senada dengan itu, Daryanto

(2013: 9) menyatakan bahwa modul merupakan salah satu bentuk

bahan ajar yang memuat seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain agar peserta didik mampu mencapai

kompetensi spesifik. Modul dikemas secara utuh dan sistematis dengan

minimal memuat tujuan pembelajaran, materi atau substansi belajar,

dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar mandiri sehingga

siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.


13

Peningkatan kualitas pembelajaran bisa dilakukan dari berbagai

aspek variabel pembelajaran. Variabel pembelajaran yang terkait

langsung dengan kualitas pembelajaran adalah tersedianya buku teks

yang berkualitas. Ketersediaan buku teks yang berkualitas masih

sangat kurang. Hal ini nampak terlihat dari buku-buku teks yang

digunakan peserta didik, dirancang dengan lebih menekankan pada

misi penyampaian pengetahuan dan fakta. kurang memikirkan

bagaimana buku tersebut agar mudah dipahami peserta didik.

Akibatnya, peserta didik sulit memahami buku yang dibacanya dan

sering terlihat membosankan.

Akibat lain dari masalah tersebut adalah kurangnya motivasi

belajar peserta didik, penyelesaian tugas yang tidak tepat waktu dan

hasil belajar yang rendah. Dengan kondisi pembelajaran yang

demikian maka sulit diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Guna meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan berbagai aspek

variabel pembelajaran. Salah satu aspek yang dianggap cocok dan

relevan dengan permasalahan tersebut adalah penerapan pembelajaran

individual, yang memberi kepercayaan untuk belajar mandiri. Salah

satu model pembelajaran individu yang semakin berkembang adalah

modul. Menurut Russel sistem pembelajaran modul akan menjadikan

pembelajaran lebih efisien, efektif, dan relevan. Dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional yang cenderung berdifat klasikal dan

dilaksanakan dengan tatap muka.


14

Menurut Walter Dick dan Lou Cary modul diartikan sebagai

unit pembelajaran berbentuk cetak. Mengajar terpadu yang memiliki

satu tema terpadu, menyajikan kepada peserta didik keterangan-

keterangan yang diperlukan untuk menguasai dan menilai pengetahuan

dan keterampilan yang ditentukan dan berfungsi sebagai satu

komponen dari keseluruhan kurikukulum. Dari definisi tersebut Dick

dan Carey mengemukakan pengertian modul ditinjau dari wujud fisik

berupa bahan pembelajaran cetak, fungsinya sebagai media belajar

mandiri dan isinya berupa satu unit materi pembelajaran. Menurut

Jerrold E, Kemp modul diartikan sebagai paket pembelajaran mandiri

berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan waktu

belajar beberapa jauh untuk satu minggu. Dari definisi tersebut Kemp

mengatakan modul ditinjau dari fungsi sebagai media belajar sendiri,

modul berupa satu topik atau unit materi pelajaran dan ketentuan

waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

modul merupakan suatu unit yang berbentuk cetak yang didalamnya

memuat satu topik materi pembelajaran. Modul melatih peserta didik

untuk belajar mandiri.

b. Ciri-ciri Modul Pembelajaran

Menurut Daryanto karakteristik modul mencakup :

1) Self Instructional, merupakan karakteristik penting dalam modul

dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang untuk dapat


15

belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk

memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:

a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat

menggambarkan pencapaian sesuai Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit

kegiatan yang kecil atau spesifik, sehingga memudahkan untuk

dipelajari secara tuntas.

c) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan dalam

pemaparan materi pembelajaran.

d) Terdapat soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang

memungkinkan untuk mengukur kemampuan penguasaan

peserta didik.

e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,

tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.

f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

h) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik

melakukan penilaian mandiri.

i) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga

peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi.

j) Terdapat informasi tentang rujukan, pengayaan, dan referensi

yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.


16

2) Self Contained, tujuan dari konsep ini adalah memberikan

kesempatan agar peserta didik mempelajari materi pembelajaran

secara tuntas, karena materi belajar dikemas ke dalam satu

kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau

pemisahan materi dari standar kompetensi atau kompetensi dasar,

harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan

standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh

peserta didik.

3) Stand Alone, merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung

pada bahan ajar atau media lain atau tidak harus digunakan secara

bersama-sama dengan bahan ajar atau media lain. Dengan

menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain

untuk mempelajari dan tau mengerjakan tugas pada modul

tersebut. Apabila peserta didik masih menggunakan dan

bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan,

maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang

berdiri sendiri.

4) Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika

modul dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta atau fleksibel atau luwes

digunakan di berbagai perangkat keras.


17

5) User friendly atau bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi

atau pemaparan informasi yang tampil dalam modul bersifat

membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai

dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dua

pendapat ahli tersebut mengemukakan karakteristik yang hampir sama

makna nya. Lima karakteristik modul pembelajaran yang dikemukakan

oleh Daryanto yaitu, self intruction, self contained, berdiri sendiri,

bersifat adaptif dan bersahabat atau akrab. Sedangkan menurut

vembiarto terdapat delapan karakteristik modul pembelajaran.

Karakteristik-karakteristik tersebut termuat dalam modul

pembelajaran. Jadi kedua pendapat ini sama-sama bersifat rinci dan

akurat untuk Modul Pembelajaran.

c. Teknik Penyusunan Modul

Teknik penulisan modul menurut Abdurrahman yaitu

penyusunan kerangka modul sebaiknya memilih struktur dan kerangka

yang sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

yang ada. Kerangka modul umumnya tersusun sebagai berikut: modul

tersusun atas kata pengantar, daftar isi, tinjauan umum modul,

glosarium, standar kompetensi dan kompetensi dasar, deskripsi, waktu,

prasyarat, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, isi modul, uraian


18

materi, latihan, rangkuman, tes formatif, kunci jawaban tes formatif,

umpan balik, tindak lanjut, dan daftar pustaka. Modul disusun dengan

kerangka yang sederhana dan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan

urutan-urutan di atas.

d. Fungsi Modul

1) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik agar dapat belajar sendiri atau secara mandiri tanpa

tergantung kepada kehadiran pendidik.

2) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar

yang harus dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan baik

dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan

dan usia mereka. Sementara, fungsi penjelas sesuatu tersebut juga

melekat pada pendidik. Maka dari itu, penggunaan modul dapat

berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator atau

pendidik

3) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul peserta didik

dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri kemampuan

dan tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.

Dengan demikian, modul juga sebagai alat evaluasi.

4) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena

modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh


19

peserta didik, makamodul juga memilih fungsi sebagai bahan

rujukan untuk memperoleh materi bagi peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

modul mempunyai fungsi untuk membantu kelancaran pembelajaran

diantaranya adalah sebagai bahan ajar mandiri, sebagai pengganti

fungsi pendidik, sebagai alat evaluasi dan sebagai bahan rujukan bagi

peserta didik. Modul dipilih karena modul memungkinkan peserta

didik untuk belajar mandiri dan memberikan feedback atau balikan

yang segera pada peserta didik. Hal ini selaras dengan pernyataan

Mulyasa bahwa modul berbeda dengan bahan ajar lainnya. Modul

mempunyai ciri khas tersendiri yang membuat berbeda dengan bahan

ajar lainnya.

e. Manfaat dari Penggunaan Modul

1) Dapat meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali

mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai

dengan kemampuan.

2) Setelah dilakukan evaluasi, pendidik dan peserta didik mengetahui

benar, pada bagian modul yang mana peserta didik telah berhasil

dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

3) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

4) Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun

menurut jenjang akademik.


20

Penggunaan modul dalam proses pembelajaran dapat

memberikan keuntungan bagi pendidik dan peserta didik. Keuntungan

pada pendidik yaitu penggunaan modul dalam pembelajaran

memberikan kesempatan yang lebih besar dan waktu yang lebih

banyak untuk memberikan bantuan dan perhatian secara individual

kepada setiap peserta didik, persiapan pelajaran yang lebih mudah

karena seluruhnya telah tertera dalam modul, dapat digunakan untuk

mengetahui taraf hasil belajar peserta didik. Keuntungan bagi peserta

didik yaitu sebagai umpan balik atau feedback sehingga peserta didik

dapat mengetahui hasil belajarnya dan lebih mudah dalam mencapai

tujuan pembelajaran karena tujuan pembelajarannya disusun di dalam

modul, memberikan motivasi peserta didik karena pengajaran dengan

menggunakan modul membimbing peserta didik untuk mencapai

sukses melalui langkah-langkah yang teratur sehingga akan

menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya,

bersifat fleksibilitas karena dapat disesuaikan dengan kecepatan

belajar, cara belajar dan bahan pelajaran yang berbeda-beda pada

masing-masing peserta didik.

4. E-modul

a. Pengertian E-modul

Elektronik modul (e-modul) dapat diartikan sebagai sebuah

bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis

ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan


21

pembelajaran tertentu, yang disajikan dalam format elektronik

berbantuan komputer. Modul elektronik juga dapat digunakan dimana

saja, sehingga lebih praktis untuk dibawa kemana saja. Modul

elektronik dapat menyajikan informasi secara terstruktur, menarik serta

memiliki tingkat interaktifitas yang tinggi. Selain itu, proses

pembelajaran tidak lagi bergantung pada instruktur sebagai satu-

satunya sumber informasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa e-modul merupakan sebuah bentuk bahan ajar

yang didalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang

disusun secara sistematis sebagai sebuah bahan ajar yang berbentuk

elektronik.

Adanya perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh

besar pada proses belajar mengajar. Dimana teknologi informasi sering

digunakan sebagai sarana atau alat dalam menyampaikan kegiatan

belajar. Salah satu penerapan teknologi informasi dalam kegiatan

pembelarajan yaitu modul elektronik (e-modul). Seperti perubahan

bahan ajar yang awalnya berbentuk cetak menjadi elektronik. Hal ini

karena sifat modul yang dirancang khusus untuk sarana belajar

mandiri. Keberadaan media pembelajaran ini pada akhirnya dapat

menunjang dan melengkapi peran pendidik sebagai satu-satunya

sumber informasi bagi peserta didik.

Modul elektronik adalah sebuah bentuk penyajian bahan

belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit


22

pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu

yang disajikan ke dalam format elektronik yang di dalamnya terdapat

animasi, audio, navigasi yang membuat pengguna lebih interaktif

dengan program. Dengan adanya modul elektronik yang bersifat

interaktif ini proses pembelajaran akan melibatkan tampilan audio

visual, sound, movie, dan yang lainnya serta program tersebut

pemakaiannya mudah dipahami sehingga dapat dijadikan media

pembelajaran yang baik. Modul elektronik merupakan versi elektronik

dari sebuah modul yang sudah dicetak yang dapat dibaca pada

komputer dan dirancang dengan software yang diperlukan. E-modul

merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasanbatasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik.

Menurut Cecep media elektronik yang dapat diakses oleh

peserta didik mempunyai manfaat dan karakteristik yang berbeda-

beda. Jika ditinjau dari manfaatnya media elektronik sendiri dapat

menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, interaktif, dapat

dilakukan kapan dan dimana saja serta dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Modul elektronik (e-modul) bahan ajar berbentuk

elektronik yang berisi materi, metode, tujuan pembelajaran dan

evaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan. E-modul bisa membuat pembelajaran


23

lebih menarik karen terdapat fitur-fitur untuk memasukan audio dan

video.
24

b. Manfaat E-modul

1) Modul elektronik juga dapat digunakan dimana saja, sehingga

lebih praktis untuk dibawa kemana saja.

2) Modul elektronik dapat menyajikan informasi secara terstruktur,

menarik serta memiliki tingkat interaktifitas yang tinggi.

3) Proses pembelajaran tidak lagi bergantung pada instruktur sebagai

satu-satunya sumber informasi.

Modul elektronik (e-modul) dapat digunakan dimana saja dan

dapat dibawa kemana saja, modul eletronik juga dapat menyajikan

informasi secara terstruktur dan menarik dan proses pembelajarannya

tidak lagi bergantung pada pendidik.

c. Karakteristik E-Modul

1) Ukuran file yang relatif kecil sehingga dapat disimpan dalam

flashdisk, mudah untuk dibawa, bisa digunakan secara offline,

dapat dipelajari kapan dan dimana saja asalkan ada komputer atau

laptop.

2) Adanya link yang membantu untuk menelusuri materi secara linier

maupun non linier sehingga mengarahkan peserta didik menuju

informasi tertentu.

3) Modul elektronik juga dilengkapi animasi dan simulasi praktikum

serta peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajar melalui

evaluasi mandiri yang interaktif.


25

E-modul mempunyai karakteristik yaitu, ukuran yang relatif

kecil sehingga dapat disimpan di dalam flashdisk atau hp dan bisa

dilihat dimana saja dan kapan saja.

Tabel 1. Perbandingan antara Modul Elektronik dengan Modul Cetak

Modul elektronik Modul cetak

Format elektronik (dapat berupa file, format berbentuk cetak (kertas).

doc, exe swf, dll).

Ditampilkan menggunakan perangkat Tampilannya berupa kumpulan

elektronik dan software khusus kertas yang tercetak.

(laptop, PC, HP, Internet).

biaya produksi murah Biaya produksi mahal

Tahan lama dan tidak lapuk dimakan Daya tahan kertas berbatas waktu

waktu

Dapat dilengkapi dengan audio atau Tidak dapat dilengkapi dengan

video dalam penyajiannya audio atau video dalam

penyajiannya.

Menggunakan sumber daya tenaga Tidak perlu sumber daya listrik


listrik.

Perbandingan modul dan e-modul terletak pada bentuk cetak dan

bentuk elektronik, e-modul menggunakan tenaga listrik, e-modul

berbentuk elektronik sehingga tahan lama dan e-modul juga bisa

menyisipkan audio dan video untuk menunjang ketertarikan peserta didik

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih interaktif.


26

C. Penelitian Relevan

Sebagai sumber kajian untuk Tugas Skripsi yang akan penulis lakukan

dan untuk mencegah kebuntuan penulis dikarenakan keterbatasan

pengetahuan, maka dari itu penulis mencari tugas akhir yang relevan dengan

tulisan yang akan penulis lakukan sebagai berikut :

1. Menurut Helna Satriawati pada penulisannya yang berjudul

“Pengembangan E-Modul Interaktif Sebagai Sumber Belajar Elektronika

Dasar Kelas X Smkn 3 Yogyakarta”. Berdasarkan hasil penulisan dan

analisis data yang sudah dilakukan oleh penulis tersebut, dapat

disimpulkan bahwa respon pendidik terhadap e-modul dengan

menggunakan Lectora inspire mendapat kualitas baik (B) dan

memperoleh keidiealan Aspek tampilan, teks, gambar, animasi, dan

simulasi termasuk kategori layak (63%). Aspek pewarnaan termasuk

kategori layak (63,33%). Aspek pengoperasian termasuk kategori layak

(86,67%) dengan skor nilai rata-rata Materi termasuk kategori sangat

layak dengan nilai rerata 150,5 dari skor maksimal 160,00 dengan

persentase sangat layak 100%.

2. Penulisan yang dilakukan oleh Septiana dengan judul “Pengembangan E-

Modul Berbasis Flipbook Maker Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa

Dalam Belajar di Sd/Mi” berdasarkan hasil ahli materi dikategorikan

valid dengan nilai rata-rata sebesar 3,74. Hasil penilaian angket validasi

ahli media dikategorikan valid dengan nilai rata-rata sebesar 3,58. Hasil

penilaian angket validasi ahli bahasa dikategorikan valid dengan nilai


27

rata-rata sebesar 3,70. Pada uji coba skala kecil yang diikuiti oleh 12

peserta didik kelas III di MI Nurul Falah Tanjung Baru memperoleh nilai

rata-rata sebesar 93,1 yang termasuk dalam kategori sangat menarik. Pada

uji coba skala besar yang diikuti oleh 25 peserta didik kelas III di MIN 10

Bandar Lampung memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,4 yang termasuk

dalam kategori sangat menarik.

Penulisan yang dilakukan oleh Nurlaila Ramadani judul “Pengembangan

E-modul Dasar Listrik dan Elektronika Berbasis Web”. Berdasarkan hasil

penulisan data yang telah penulis lakukan, aspek yang diteliti pada

kemudahan penggunaan e-modul dengan persentase sebesar 95%, aspek

efektivitas waktu dengan persentase sebesar 90%, aspek penginterprestasi

e-modul dengan persentase sebesar 90%, dan aspek ekivalensi dengan

persentase sebesar 80%. Rata-rata persentase tingkat praktikalitas e-

modul diperoleh dari pengisian angket oleh dua responden guru sebesar

89%, berdasarkan pada tabel 2 kriteria tingkat kepraktikalitas masuk pada

kategori sangat praktis

D. Kerangka Berpikir

Era teknologi semakin berkembang masyarakat bahkan peserta didik

tentu sudah mengenal media komputer, yang dapat membantu

memudahkan pekerjaan. E-modul pembelajaran merupakan bahan ajar

yang digunakan dalam membantu kegiatan pembelajaran dalam bentuk

softfile yang dioperasikan melalui komputer. E-modul pembelajaran


28

interaktif memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat, aktif dan

mandiri. Proses pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin SMK Negeri

2 Banda Aceh masih terjadi secara searah. Siswa memerlukan bahan

belajar yang dapat membantu siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran.

Penggunaan E-modul ini diarahkan kepada penyampaian materi yang

sesuai dengan target waktu yang disediakan dan sesuai dengan kondisi

peserta didik. Pengembangan e-modul pembelajaran interaktif pada mata

pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin ini juga dapat menunjang peserta

didik dalam kegitan belajar mandiri. Pengembangan E-modul

pembelajaran interaktif pada mata Pekerjaan Dasar Teknik Mesin terdapat

beberapa tahapan. Tahap dalam mengembangkan bahan ajar e-modul

dengan menggunakan aplikasi flipbook maker adalah penulis pertama kali

mengenali potensi dan masalah yang didapat, lalu dilanjutkan dengan

pengumpulan data yang mendukung untuk dijadikan sebagai data awal,

lalu dilanjutkan dengan mendesain produk, lalu dilanjutkan lagi dengan

validasi desain dengan beberapa ahli yaitu media dan materi, untuk

mengetahui keakuratan isi media pembelajaran, lalu dilanjutkan dengan

perbaikan mendesain produk yang telah di validasi dan setelah itu produk

di uji =cobakan di lapangan.


29

Modul yang digunakan


guru masih berupa RPP
Kurikulum merdeka Pengembangan Modul Ajar berbasis
FlipHTML5 sebagai perangkat
pembelajaran kurikulum merdeka
dengan model pembelajaran Problem
Proses pembelajaran based learning
terpusat pada guru

Model 4D
Modul Yang di gunakan
masih menggunakan
modul cetak

Gambar 1. Kerangka Berfiki

E. Model Pembelajaran Problem based Learning

Pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin, model

pembelajaran yang saat ini cocok digunakan pada media pembelajaran

berbasis elektronik modul ini adalah model Problem based Learning.

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk memberikan siswa

pengalaman belajar yang mengutamakan kemampuan analisis materi secara


30

mandiri. Dengan adanya permasalahan yang nyata, mereka bisa belajar

berpikir kritis, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan

memperoleh pengetahuannya sendiri.

F. FlipHTML5

1. Pengertian FlipHTML5

FlipHTML5 merupakan salahsatu contoh Flipbook yang berupa

lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 21

x 28 cm. Flipbook juga memiliki beberapa kelebihan di antaranya yaitu;

dapat menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat

dan gambar, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih

menarik perhatian siswa, pembuatannya mudah dan apat meningkatkan

minat belajar peserta didik.

Peserta didik dapat dengan mudah dan praktis mengakses materi tersebut

secara online dimanapun dan kapanpun tanpa perlu mendownloadnya terlebih

dahulu, sehingga tidak akan memenuhi ruang penyimpanan di handphone.

Selain itu, penggunaan media flipbook juga dapat mengurangi kejenuhan

siswa yang bosan dengan penyampaian materi dengan format word ataupun

pdf, karena umumnya peserta didik senang dengan hal-hal yang baru.

2. Fitur-fitur FlipHTML5

Berikut adalah berbagai fitur yang terdapat pada FlipHTML5.

a. Efek Realistis yang Mengesankan


31

Perangkat lunak flipbook terkemuka dapat membantu Anda

menciptakan efek membalik halaman yang realistis dan mengesankan.

b. Konversi PDF menjadi Flipbook

Perangkat lunak FlipHTML5 adalah pembuat Flipbook gratis yang

dapat mengonversi PDF, Open Office, Excel, Documents, Presentasi

Power Point Anda, dan Gambar ke e-book flip halaman berbasis

jQuery dan HTML5.

c. Editor Animasi

Fitur ini membantu Anda dalam mengedit video animasi

menggunakan berbagai alat dan dengan demikian Anda tidak perlu

mengunduh dan menginstal aplikasi atau perangkat lunak lain apa pun

khusus untuk mengedit video dan gambar.

d. Dukungan multi-bahasa

Saat menggunakan FlipHTML5, Anda tidak perlu khawatir tentang

kendala bahasa karena mendukung sebagian besar bahasa yang paling

banyak digunakan.

e. Tema dan Template

Dengan Fitur ini kita dengan mudah menyesuaikan flipbook

HTML5 Anda dengan lebih dari 10 templat dan tema buku.

Perangkat lunak ini juga mendukung flips Vertikal dan Horizontal.

f. Kompatibel dengan semua perangkat

Buku yang dibuat oleh FlipHTML5 berfungsi di semua jenis

browser web modern. Pengguna juga dapat mengakses perangkat


32

lunak dari smartphone atau laptop mereka secara bersamaan. Yang

terpenting dapat diakses diseluruh jenis Sistem Operasi.

3. Manfaat Penggunaan FlipHMTL5

Ada 4 manfaat dalam penggunan FlipHTML5 ini, yaitu :

a. Mampu menyampaikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis

b) Dapat digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan

c) Mudah dibawa kemana-mana (moveable)

d) Meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa.

G. Pekerjaan Dasar Teknik Mesin

Mata pelajaran Pekerjaan dasar Teknik Mesin (PDTM) merupakan salah

satu mata pelajaran produktif yang diajarkan pada jurusan pemesinan di SMK

Negeri 2 Banda Aceh. Sesuai dengan CP dan ATP mata pelajaran PDTM

kompetensi inti pengetahuannya Memahami, menerapkan, menganalisis, dan

mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan

metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik

Mesin pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan

ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks

pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,

warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Kompetensi inti pada keterampilanya adalah Melaksanakan tugas

spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim

dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Dasar-dasar

Teknik Mesin. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan


33

kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan

keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah, serta

mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,

gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan

tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi inti pada keterampilanya adalah Melaksanakan tugas

spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim

dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Dasar-dasar

Teknik Mesin. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan

kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan

keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah, serta

mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,

gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan

tugas spesifik di bawah pengawasan langsung


34

H. Pengembangan Model 4D

1. Pengertian

Model 4D merupakan salah satu metode penelitian dan pengembangan.

Model 4D digunakan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran.

Model 4D dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan

Melvyn I. Semmel pada tahun 1974.Model tahapan pengembangan media

pembelajaran yang paling terkenal dan paling simpel adalah model 4D.

Penamaan model pengembangan Four D (4D) ini diambil dari empat tahap

pengembangan yang searah yaitu Define, Design, Develop, dan

Disseminate. Penamaan ini diinisiasi langsung oleh pencetusnya yaitu

Sivasailam Thiagarajan, Dorothy Semmel, dan Melvyn Semmel.

2. Tahap Pengembangan

a. Tahap Define(Pendefinisian).

Tahap awal dalam model 4D ialah pendefinisian terkait sayarat

pengembangan. Sederhananya, pada tahap ini adalah tahap analisis

kebutuhan. Dalam pengembangan produk pengembang perlu mengacu

kepada syarat pengembangan, manganalisa dan mengumpulkan

informasi sejauh mana pengembangan perlu dilakukan.Tahap

pendefinisian atau analisa kebutuhan dapat dilakukan melalui analisa

terhadap penelitian terdahulu dan studi literatur. Thiagarajan dkk

(1974) menyebut ada lima kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap

define, yakni meliputi:

1) Front-end Analysis (Analisa Awal)


35

Analisa awal dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan

dasar permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran

sehingga melatarbelakangi perlunya pengembangan (Thiagarajan,

dkk 1974).

2) Learner Analysis (Analisa Peserta Didik)

Analisa peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi

bagaimana karakteristik peserta didik yang menjadi target atas

pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik yang

dimaksud ialah berkaitan dengan kemampuan akademik,

perkembangan kognitif, motivasi dan keterampilan individu yang

berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format, dan bahasa.

3) Task Analysis (Analisa Tugas)

Analisa tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang

dikaji peneliti untuk kemudian dianalisa ke dalam himpunan

keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan (Thiagarajan,

dkk 1974)

4) Concept Analysis (Analisa Konsep)

Dalam analisa konsep dilakukan identifkasi konsep pokok yang

akan diajarkan, menuangkannya dalam bentuk hirarki, dan merinci

konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan tidak relevan

(Thiagarajan, dkk 1974). Analisa konsep ini meliputi analisa

standar kompetensi yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan


36

jenis bahan ajar dan analisis sumber belajar, yaitu identifikasi

terhadap sumber-sumber yang mendukung penyusunan bahan ajar.

5) Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan

Pembelajaran)

Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil

dari analisa konsep (concept analysis) dan analisa tugas (task

analysis) untuk menentukan perilaku objek penelitian (Thiagarajan,

dkk 1974).Rangkuman tersebut akan menjadi landasan dasar dalam

menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran untuk

selanjutnya diintegrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran

yang akan digunakan.

b. Tahap Design (Perancangan)

Ada 4 langkah yang harus dilalui pada tahap ini yakni constructing

criterion-referenced test, media selection, format selection, dan initial

design (Thiagarajan, dkk 1974).

1) Constructing Criterion-Referenced Test (Penyusunan Standar Tes)

Penyusunan standar tes adalah langkah yang menghubungkan tahap

pendefinisan dengan tahap perancangan. Penyusunan standar tes

didasarkan pada hasil analisa spesifikasi tujuan pembelajaran dan

analisa peserta didik. Dari hal ini disusun kisi-kisi tes hasil belajar.

2) Media Selection (Pemilihan Media)

Secara garis besar pemilihan media dilakukan untuk identifikasi

media pembelajaran yang sesuai/relevan dengan karakteristik


37

materi. Pemilihan media didasarkan kepada hasil analisa konsep,

analisis tugas, karakteristik peserta didik sebagai pengguna, serta

rencana penyebaran menggunakan variasi media yang beragam.

3) Format Selection (Pemilihan Format)

Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran

bertujuan untuk merumuskan rancangan media pembelajaran,

pemilihan strategi, pendekatan, metode, dan sumber pembelajaran.

4) Initial Design (Rancangan Awal)

Thiagarajan dkk (1974) menyebut bahwa rancangan awal adalah

keseluruhan rancangan perangkat pembelajaran yang harus

dikerjakan sebelum ujicoba dilakukan. Rancangan ini meliputi

berbagai aktifitas pembelajaran yang terstruktur dan praktik

kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktik mengajar.

c. Tahap Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap untuk menghasilkan

sebuah produk pengembangan. Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu

expert appraisal dan delopmental testing.

1) Expert Appraisal (Penilaian Ahli)

Expert appraisal merupakan teknik untuk mendapatkan saran

perbaikan materi Thiagarajan dkk (1974). Dengan melakukan

penilaian oleh ahli dan mendapatkan saran perbaikan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan selanjutnya direvisi sesuai saran

ahli.
38

2) Delopmental Testing (Uji Coba Pengembangan)

Uji coba pengembangan dilaksanakan untuk mendapatkan masukan

langsung berupa respon, reaksi, komentar peserta didik, para

pengamat atas perangkat pembelajaran yang sudah disusun.

d. Tahap Disseminate (Penyebarluasan)

Tahap penyebarluasan dilakukan untuk mempromosikan produk

hasil pengembangan agar diterima pengguna oleh individu, kelompok,

atau sistem. Pengemasan materi harus selektif agar menghasilkan

bentuk yang tepat. Menurut Thiagarajan (1974) ada tiga tahap utama

dalam tahap disseminate yakni validation testing, packaging, serta

diffusion and adoption.

Dalam tahap validation testing, produk yang selesai direvisi pada

tahap pengembangan diimplementasikan pada target atau sasaran

sesungguhnya. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran ketercapaian

tujuan yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas produk yang

dikembangkan. Selanjutnya setelah diterapkan, peneliti/pengembang

perlu mengamati hasil pencapaian tujuan, tujuan yang belum dapat

tercapai harus dijelaskan solusinya agar tidak berulang saat setelah

produk disebarluaskan.Pada tahap packaging serta diffusion and

adoption, pengemasan produk dilakukan dengan mencetak buku

panduan penerapan yang selanjutnya disebarluaskan agar dapat

diserap (difusi) atau dipahami orang lain dan dapat digunakan

(diadopsi) pada kelas mereka.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Pengembangan

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan

atau Research And Development (R&D)dengan model 4D.Siklus dalam model

4D dapat digambarkan seperti pada gambar 2. berikut:

Define

Design

Development

Disseminate
Gambar 2. Bagan pengembangan Metode 4D
Setiap tahap pengembangan memiliki langkah – langkah yang

dijalankan agar mendapatkan hasil peneliitian yang baik dan relevan. Pada

tahapan define,peneliti melakukan suvey di sekolah tersebut dan

menjalankan analisa awal, analisa peserta didik, analisa tugas dan konsep, dan

perumusan tujuan pembelajaran yang dilakukan bersama guru di jurusan

teknik mesin SMK N 2 Banda Aceh. Pada tahapan ini peneliti mendapatkan

bahwa mata pelajaran PDTM harus mendapat perhatian lebih untuk

dikembangkan. Selanjutnya tahapan design, peneliti melakukan penentuan

standar tes, pemilihan media dan format, dan rancangan awal. Lalu

diputuskan untuk mengembangkan modul pembelajaran PDTM pada kelas X

dan melakukan rancangaan modul. Tahapan ketiga yaitu develop, yaitu

34
penilaian oleh ahli dan percobaan pengembangan. Setelah nanti didapatkan

modul yang valid dan

35
35

praktis, maka akan dilakukan proses terakhir yaitu disseminate. Pada

penelitian ini hanya akan mendapatkan modul yang valid dan praktis dan

diharapkan disebarluaskan oleh peneliti selanjutnya.

B. Langkah-langkah pengembangan

Langkah pengembangan dengan Model 4D merupakan salah satu

metode penelitian dan pengembangan. Model 4D digunakan untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran.

Langkah-langkah penulisan dan pengembangan pada penulisan ini yaitu:


Analisa Awal

Analisa Peserta Didik,Tugas dan Konsep Define

Perumusan Tujuan Pembelajaran

Penentuan Standar Tes

Pemilihan Media dan Format Design

Rancangan Awal

Pengembangan Modul PDTM kelas X

Menyusun Isi Materi Modul

Uji Validitas Modul oleh Ahli


Develop
Analisis Hasil Uji Validitas

Ya Tidak
Valid Revisi

Modul Pembelajaran PDTM Kelas X yang Valid Disseminate

Gambar 3 Diagram Alur


36

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Banda Aceh.

2. Waktu Penelitian

Penelitian pengembangan modul model 4D mata pelajaran PDTM dimulai

pada bulan Januari sampai Oktober tahun 2023.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu yang ikut serta dalam riset. Informasi

(atau ‘data’) dikumpulkan dari atau tentang individu untuk membantu

menjawab pertanyaan yang sedang dipelajari. Terkadang subjek riset disebut

sebagai manusia, partisipan, atau sukarelawan studi. Subjek penelitian yang

digunakan untuk menguji modul pembelajaran frais adalah guru mata pelajaran

PDTM di SMK Negeri 2 Banda Aceh, Serta beberapa dosen untuk

mendapatkan sebuah modul pembelajaran frais yang memiliki kevalidan yang

tepat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.

Terdapat dua macam teknik pengumpulan data yaitu lembar angket dan

wawancara.

Instrumen angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194). Instrumen angket


37

ini nantinya akan disebarkan ke beberapa dosen Teknik Mesin FT UNPdan ke

guru mata pelajaran PDTM kelas X untuk mendapatkan kevalidan dari modul

Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran PDTM kelas X saat ini.

Pada penelitian pengembangan ini subjek yang akan diwawancarai adalah guru

yang mengampu mata pelajaran PDTM kelas X di SMK Negeri 2 Banda Aceh.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian pada

penelitian pengembangan modul PDTM ini dibuat dalam bentuk angket yang

digunakan untuk mengevaluasi modul yang dibuat dan mengetahui kelayakan

dari modul tersebut, yaitu (1) Instrumen uji kelayakan untuk ahli materi; dan

(2) Instrumen uji kelayakan untuk ahli media pembelajaran.

Berikut adalah kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk menilai modul

PDTM yang dikembangkan. Berikut kisi-kisi instrumen penilaian untuk

masing-masing penilai:

a) Instrumen uji kelayakan untuk ahli materi

Instrumen yang digunakan ahli materi ditinjau dari aspek yaitu: (1)

Aspek Self Instructional, (2) Aspek Self Contained, (3) Aspek Stand Alone,

(4) Aspek Adative dan (5) User Friendly.Kisi-kisi instrumen untuk ahli

materi dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1. Kisi – Kisi Uji Kelayakan untuk Ahli Materi


No. Aspek Indikator Nomor Butir

1 Self Instructional 1. Tujuan umum dan 1, 2


38

tujuan khusus
2. Kesesuaian 3, 4, 5
indikator, materi dan
kegiatan belajar
3. Relevansi latihan 6, 7, 8
dan soal evaluasi
4. Memuat seluruh 9, 10
materi satu unit
2 Self Contained
kompetensi

5. Keruntutan materi 11

6. Tidak tergantung 12, 13, 14


3 Stand Alone
pada media lain
7. Fleksibilitas 15, 16
adaptasi pada
4 Adative
perkembangan
teknologi
8. Kemudahan 17, 18, 19
instruksi dan paparan
materi
5 User Friendly 9. Penggunaan kaidah 20, 21
bahasa yang baik
10. Manfaat modul 22, 23
bagi guru dan siswa

b) Instrumen uji kelayakan untuk ahli media pembelajaran

Instrumen yang digunakan ahli media ditinjau dari aspek yaitu: (1)

Aspek Format, (2) Aspek Organisasi, (3) Aspek Daya Tarik, (4) Bentuk

dan Ukuran Huruf, (5) Ruang Spasi Kosong dan (6) Konsistensi.Kisi-kisi
39

instrumen untuk ahli media dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Instrumen untuk Ahli Media


No. Aspek Indikator Nomor Butir
1. Format kertas 1
2. Format margin 2
1 Format 3. Format susunan 3
modul
4. Format tanda 4
5. Kelengkapan 5,6,7,8,9,10,
komponen modul 11,12,13,14
2 Organisasi 6. Susunan materi modul 15
7. Tata letak 16,17
gambar/ilustrasi
8. Desain sampul 18
9. Desain isi modul 19
3 Daya Tarik
10. Komposisi warna 20
modul
11. 21
Kejelasan/keterbacaan
Bentuk dan tulisan
4 Ukuran 12. Perbandingan huruf 22
Huruf proporsional
13. Penggunaan guruf 23
kapital awal paragraf
14. Ruang spasi sampul 24
Ruang(Spasi)
5 modul
Kosong
15. Spasi teks 25,26,27
6 Konsistensi 16. Konsistensi penulisan 28
17. Konsistensi jarak 29
spasi
40

18. Tata letak 30,31,32,33

G. Teknik Analisis Data


Setelah melakukan kegiatan uji coba data yang diperoleh adalah kualitas

media modul akan diperoleh dari masukan saran dan kritik ahli materi, ahli

media, dan akan dihimpun dan disimpulkan untuk memperbaiki produk media

modul yang akan dikembangkan proses perbaikan dari penghimpunan data

tersebut diberikan istilah revisi produksi. Revisi produksi akan dipaparkan

secara rinci sesuai tahap-tahap revisi yang dilakukan berdasarkan hasil dari

setiap tahap uji coba sebelum revisi dan sesudahnya disertai proses revisi.

1. Analisis Validasi Ahli

Ketercapaian suatu produk dilihat dari kegiatan pembelajaran

yangoptimal, guru dituntut untuk menyiapkan dan merencanakannya dengan

sebaik-baiknya. Oleh karena itu, suatu perangkat pembelajaran yang valid

sangatlah diperlukan bagi setiap guru. Validasi dalam suatu penelitian

pengembangan meliputi validasi isi dan validasi konstruk.Validitas isi

(relevancy) menurut Nieveen (dalam Plomp, 2013:160) adalahada sebuah

kebutuhan untuk intervensi (perangkat yang dibuat), dan rancangan didasari

pada pengetahuan ilmiah yang ada. Sedangkan validitas konstruk

(consistency) masih menurut Nieveen (dalam Plomp, 2013:160)adalah

perancangan intervensi (perangkat pembelajaran) sesuai dengan

logika/alasan-alasan yang tepat.


41

Analisis validitas dilakukan dengan cara menganalisis seluruh aspek

yang dinilai oleh setiap validator terhadap instrumen lembar validasi. Untuk

mengetahui Validitas modul dianalisis menggunakan rumus Aiken’s V.

V=
∑S
n ( c−1 )

S=r−l o

Keterangan:

V: indikator validator

n : jumlah validator/ expert judgement

lo : angka penilaian validitas terendah (dalam hal ini 1)

c : angka penilaian validitas tertinggi (dalam hal ini 5)

r : angka yang diberikan validator

Perhitungan uji validitas menggunakan formula V Coefficient

mempunyai koefisien nilai indeks V pada nilai minimum yang

dikategorikan “valid” adalah ≥0,667 dan apabila nilai validitas <0,667

dikategorikan “tidak valid”. Dalam hal ini, bilangan yang diperoleh dari

validitas para ahli dapat digunakan dalam penelitian apabila telah memenuhi

persyaratan intrumen yang valid.


42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses dan Hasil Pengembangan Produk


Pada bab ini akan menyajikan pembahasan mengenai hasil penelitian

pengembangan produk modul pembelajaran PDTM kelas X dengan

menggunakan metode pengembangan model 4D yang terdiri dari empat

tahapan yaitu: (1) Define(Pendefinisian), (2) Design (Perancangan), (3)

Develop (Pengembangan), dan (4) Disseminate (Penyebarluasan). Kegiatan

penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Banda Aceh pada semester

genap tahun ajaran 2022/2023. Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata

pelajaran dan beberapa dosen sebagai ahli. Berikut penjelasan langkah-

langkah dalam penelitian pengembangan model 4D, yaitu :

1. Hasil Define (Definisi)

Tahap pertama pada penelitian ini adalah Define (Definisi). Pada

tahap ini yang dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan dan analisis

kurilum. Hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Hasil Concept analysis

Tahap Concept analysis bertujuan sejauh mana pembelajaran

dasar teknik mesin di kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh

dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan

guru DLE dengan memberikan Angket. Wawancara dilakukan pada

tanggal 1 oktober 2023 dengan narasumber bapak Sandri.

42
43

Berdasarkan wawanacara kepada narasumber, diperoleh

informasi bahwa SMK negeri 2 Banda Aceh pada tahun ajar

2022/2023 sudah menggunakan kurikulum merdeka. Guru Sandri

mengungkapkan

masih kesulitan untuk menerapkan kegiatan belajar mengajar

sesuai dengan kurikulum merdeka. Seperti yang kita ketahui bahwa

kurikulum merdeka merupakan student center, yang artinya kegiatan

pembelajaran dipusatkan kepada siswa. Namun pada penerapannya

hal tersebut sulit dilakukan.

Guru Sandri mengungkapkan ada 2 faktor yang menyebabkan

masalah di atas. Yang pertama adalah kurang aktifnya siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Guru Sandri menambahkan jika siswa

diberikan tugas untuk mencari materi diperpustakaan, maka mereka

bukan membaca buku pelajaran melainkan buku-buku yang tidak ada

kaitannya dengan pembelajaran. Sehingga pembelajaran terkesan satu

arah dan kurang maksimal. Faktor yang kedua adalah bahan ajar yang

digunakan. Guru Sandri menjelaskan media yang digunakan berupa

buku cetak belum tersedia secara menyeluruh dan kurang menarik

perhatian siswa. Bahan ajar cetak tersebut berisi materi yang terlalu

panjang dan tidak tepat sasaran, sehingga siswa kebingungan

menggunakan bahan ajar cetak tersebut.

Disela-sela wawancara tersebut, peneliti memberikan ide

tentang perancangan modul pembelajaran, Guru Sandri sangat


44

mendukung dengan adanya inovasi tersebut, karena seperti yang

disampaikan sebelumnya modul yang digunakan pada saat ini masih

ditemukan berbagai kelemahan.

b. Hasil Learning analysis

Pada tahap Learning analysis, peneliti melakukan analisis

berbagai perangkat kurikulum yang berlaku. Analisis ini bertujuan

untuk merumuskan indicator dan tujuan pembelajaran yang berlaku di

SMK Negeri 2 Banda Aceh.

Pemaparan rumusan indicator berdasarkan kompetensi dasar

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.CP dan ATP Dasar Teknik Mesin


45

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah

ditentukan, kemudian diturunkan tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja serta isu-

isu global terkait dunia manufaktur mesin..

2) Keselamatan dan Kese- hatan Kerja Lingkungan Hidup

(K3LH) dan budaya kerja industri

3) Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur mesin.

4) Gambar teknik

Oleh karena itu, guru menjelaskan perlu adanya media pembelajaran

yang menarik seperti modul agar dapat mengatasi persoalan tersebut.

Modul dipilih sebagai salah satu media pembelajaran yang mempunyai

banyak kelebihan dengan materi yang tersusun secara lengkap. Dengan

adanya modul pada mata pelajaran PDTM untuk kelas X diharapkan

mampu memberdaya tarik dan motivasi belajar peserta didik untuk lebih
46

giat lagi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, serta dapat

memaksimalkan lagi kemampuan belajar mereka dengan mengulang-ulang

materi pelajaran. Dengan adanya modul diharapkan dapat meningkatkan

motivasi belajar peserta didik nantinya. Karena peran guru tidak dapat

sepenuhnya menjadi fasilitator bagi peserta didik terkadang peserta didik

itu sendiri yang harus bisa membimbing dirinya sendiri.

2. Hasil Design (perancangan)

Tahap kedua dari model pengembangan 4D adalah tahap design

atau perancangan. Pada tahap ini peneliti mulai merancang modul

pembelajara yang akan dikembangkan . Ada 4 langkah pada tahap

perancangan ini, diantaranya penyusunan kerangka modul, pembuatan

desain modul dan Penyusunan materi, latihan-latihan dan penugasan

evaluasi.

Berikut adalah hasil rencangan modul pembelajaran dengan

pendekatan Problem based learning pada mata pelajaran Dasar Teknik

Mesin:

a. Penyusunan kerangka modul pembelajaran

Penyusunan kerangka modul didasari oleh silabus matematika

peminatan kelas X. Pada modul yang akan dikembangkan modul

terdiri dari tiga bagian utama yaitu awal, isi dan akhir. Bagian awal

berisi sampul,kata pengantar, Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar,daftar isi, petunjuk pengguanaan dan tujuan pembelajaran.

Bagian isi berisi tentang modul pembelajaran. Bagian akhir berisi


47

tentang soal latihan, evaluasi, kunci jawaban latihan dan daftar

pustaka. Berikut adalah kerangka modul yang disusun :

Pembuatan desain modul

Desain modul menggambarkan secara keseluruhan

hubungan antara bagian dalam modul, desain modul dibuat

untuk memudahkan proses pembuatan modul selanjutnya dan

berfungsi seperti peta pada panduan pembuatan modul. Modul

tersebut memiliki komponen-komponen sebagai berikut:

1) Memiliki tujuan pengajaran yang jelas

2) Memuat petunjuk bagi siswa

3) Memuat materi atau pokok bahasan pembelajaran

4) Memuat soal-soal evaluasi

5) Memuat kunci jawaban dari semua soal yang ada.

b. Penyusunan materi, latihan-latihan dan penugasan evaluasi

Materi, latihan-latihan dan kegiatan yang dimuat dalam

modul disusun dari berbagai referensi. Materi yang disajikan

dalam modul diketik dengan format Times New Roman dengan

ukuran font 15, menggunakan Canva.

c. Pembuatan Tampilan Awal Modul

Tampilan awal modul pembelajaran adalah sebagai berikut :


48

1) Sampul

Sampul pada E-modul Dasar Teknik Mesin dengan

pendekatan Problem Based Learning terdiri dari sampul

depan. Sampul depan memuat judul bahan ajar yaitu

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis FLIPHTML 5

Pada Mata Pelajaran PDTM”. Modul ini dikhususkan untuk

kelas X , identitas masing-masing pemegang modul

pembelajaran (nama,kels,nomor absen dan alamat), logo

Universitas Negeri Padang dan logo kurikulum merdeka.

Desain warna pada E-modul dibuat full color namun

cenderung biru yang disesuaikan antara warna satu dengan

lainnya. Berikut adalah desain sampul E-modul :

Gambar.
49

2) Kata Pengantar

Kata pengantar berisi tentang ucapan easa syukur

kepada Allah SWT yang telah menagurahkan taufik dan

hidayahnya sehingga penulis bias menyelesaikan penulisan

E-modul ini dengan tepat waktu. Ucapan berikutnya

diberikan kepada semua pihak yang membantu terutama Drs.

Legiman Slamet, M.Pd yang telah memberikan bimbingan

kepada penulis sehingga modul ini dapat selesai dengan

semestinya. selain itu kata pengantar terdapat deskripsi PBL.

Ini bertujuan untuk pembaca memiliki ambara tentang isi

modul pembelajaran.

Gambar.
50

3) Daftar Isi

Daftar isi berisikan daftar bagian-bagian modul

pembelajaran berserta halamannya. Pemberian daftar isi

diharapkan dapat membantu pengguna untuk mencari bagian-

bagian modul pembelajaran yang diinginkan berdasarkan

nama dan halaman. Daftar isi disesuaikan dengan isi dari E-

modul. Berikut tampilan daftar isi:

Gambar.

4) Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk pengguaan modul berguna untuk

mempermudah siswa dalam mengakses melalui browser atau

android dalam penggunaan e-modul interaktif berbasis

FlipHTML5 yang dapat menjadi pedoman.


51

Selain itu, petunjuk penggunaan modul berisi tentang

sintak atau perintah-perinta. Berikut adalah tampilan petunjuk

penggunaan E-modul.

Gambar.

5) Identitas Modul

Gambar .
52

6) Materi Pembelajaran

E-modul yang dikembangkan terdiri atas 3 modul

pembalajaran, yaitu modul pembelajaran 1 berkaitan dengan

pemahaman PDTM. modul pembelajaran 2 berkaitan dengan

penjelasan .

7) Daftar Pustaka

Bagian daftar pustaka merupakan bagian yang memuat

informasi mengenai sumber-sumber referensi relevan yang

digunakan di dalam materi pembelajaran modul Dasar –

Dasar Teknik Mesin (PDTM) kelas X.

3. Hasil Development (Pengembangan)

Berikutnya kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan

melakukan uji validitas terhadap modul pembelajaran yang sedang

dikembangkan, dengan tujuan untuk mengetahui apakah modul

pembelajaran yang telah dirancang dan dikembangkan ini layak digunakan

sebagai media pembelajaran tambahan. Oleh karena itu, maka perlu

dilakukan validasi terhadap modul tersebut. Agar modul yang dihasilkan

dapat dinyatakan valid dan layak, modul perlu dilakukan uji kelayakannya

melalui penilaian validator (expert judgment). Penilian kelayakan modul

ditinjau dari 2 kriteria yaitu, (1) kriteria materi dan (2) kriteria media.

Modul pembelajaran divalidasi oleh 2 ahli materi yang merupakan 1 dosen

Departemen Teknik Mesin FT UNP dan 1 guru Mata Pelajaran di SMK


53

Negeri 2 Banda Aceh serta 1 ahli media yang merupakan dosen dari

Departemen Teknik Mesin FT UNP. Validasi materi digunakan untuk

menilai kelayakan materi-materi yang ada pada modul. Sedangkan validasi

media digunakan untuk menilai kelayakan dari tampilan/media yang

dirancang pada modul. Masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media

nantinya akan dijadikan sebagai acuan pedoman untuk merevisi modul agar

menjadi lebih baik lagi. Berikut adalah hasil dari uji validitas oleh ahli

materi dan ahli media:

a) Data Hasil Validasi Ahli Materi

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tanggapan


dan penilaian ahli materi terhadap tingkat validitas modul pembelajaran
yang dikembangkan dari segi penilaian isi materi. Penilaian pada materi
modul menyangkut beberapa aspek diantaranya adalah; (1) Self
Instructional, (2) Self Contained, (3) Stand Alone, (4) Adative, dan (5)
User Friendly. Validator memberikan skor penilaian untuk kelayakan
materi dengan mengisi lembar validasi materi yang terdiri dari 23 butir
pernyataan yang meliputi 5 aspek penilaian serta lembar komentar dan
saran terhadap modul yang dikembangkan. Lembar validasi materi
menggunakan skala likert dengan skor maksimum adalah 5 dan skor
minimum adalah 1. Dengan pedoman penilaian ini peneliti akan
mengetahui perlu atau tidaknya dilakukan revisi terhadap modul yang
dirancang. Selanjutnya hasil penilaian ahli materi dianalisis
menggunakan rumus statistik aiken’s V. Penilaian yang dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan hasil validasi terhadap modul dari segi
materi, hasil penilaian akan memperoleh skor dengan rentang angka V
dari 0 sampai dengan 1. Hasil penilaian akhir (ΣV) yang diperoleh
merupakan nilai validitas yang diperoleh terhadap rancangan produk
54

yang dihasilkan. Hasil analisis data tersebut, dapat dilihat pada Tabel
berikut:
No Aspek Penilaian ΣV Kriteria
1 Self Intructional 6,25 Valid
2 Self Contained 2,875 Valid
3 Stand Alone 2,75 Valid
4 Adative 1,75 Valid
5 User Friendly 5,75 Valid
Σ 0,842 Valid
Tabel 4.2. Ujicoba Validitas oleh Ahli Materi

Berdasarkan Tabel 4.2,diperoleh hasil perhitungan dengan penilaian


akhir sebesar 0,842 > 0,667 yang artinya modul dinyatakan dalam
kriteria “valid” maka dengan begitu dapat disimpulkan bahwa modul ini
termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan sebagai media
pembelajaran tambahan bagi peserta didik di SMK Negeri 2 Banda Aceh.
Kemudian untuk hasil rata-rata penilaian uji validitas ahli materi
diperoleh sebagai berikut:
No Aspek Penilaian Rata - Rata Nilai Persentase
1 Self Intructional 0,78 78%
2 Self Contained 0,96 96%
3 Stand Alone 0,92 92%
4 Adative 0,88 88%
5 User Friendly 0,82 82%
Σ 0,87 87%
Tabel 4.3. Rata – Rata Hasil Penilaian Uji Validitas oleh Ahli Materi

Berdasarkan Tabel diatas, diperoleh persentase hasil perhitungan

dengan rata-rata nilai akhir sebesar 87%. Berikut merupakan histogram

penilaian ahli materi pada Gambar berikut:


55

Gambar 4.5. Histogram Hasil Uji Validitas oleh Ahli Materi

b) Data Hasil Validasi Ahli Media

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tanggapan

dan penilaian ahli media terhadap tingkat validitas modul pembelajaran

yang dikembangkan dari segi penilaian media/tampilan. Penilaian pada

media modul menyangkut beberapa aspek diantaranya adalah; (1)

Format, (2) Organisasi, (3) Daya Tarik, (4) Bentuk dan Ukuran Huruf,

(5) Ruang (Spasi Kosong), dan (6) Konsistensi. Validator memberikan

skor penilaian untuk kelayakan media dengan mengisi lembar validasi

materi yang terdiri dari 33 butir pernyataan yang meliputi 6 aspek

penilaian dan juga lembar komentar dan saran terhadap modul yang

dikembangkan. Lembar validasi media menggunakan skala likert dengan

skor maksimum adalah 5 dan skor minimum adalah 1. Dengan pedoman

penilaian ini peneliti akan mengetahui perlu atau tidaknya

dilakukanrevisi terhadap modul yang dirancang. Selanjutnya hasil

penilaian ahli media dianalisis menggunakan rumus statistik aiken’s V.

Penilaian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hasil validasi


56

terhadap modul dari segi media/tampilan. Hasil analisis data tersebut,

dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

No Aspek Penilaian ΣV Kriteria


1 Format 3,50 Valid
2 Organisasi 11,750 Valid
3 Daya Tarik 2,75 Valid
4 Bentuk dan Ukuran Huruf 2,5 Valid
5 Ruang (Spasi Kosong) 3,25 Valid
6 Konsistensi 5,25 Valid
Σ 0,879 Valid
Tabel 4.4. Ujicoba Validitas oleh Ahli Media

Berdasar tabel 4.4 diperoleh hasil perhitungan dengan penilaian akhir

sebesar 0,879 > 0,667 yang artinya modul dinyatakan dalam kriteria

“valid” maka dengan begitu dapat disimpulkan bahwa modul ini

termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan sebagai media

pembelajaran tambahan bagi peserta didik di SMK Negeri 2 Banda Aceh.

Kemudian untuk hasil rata-rata penilaian uji validitas ahli media

diperoleh sebagai berikut:

No Aspek Penilaian Rata - Rata Nilai Persentase


1 Format 0,88 88%
2 Organisasi 0,90 90%
3 Daya Tarik 0,92 92%
4 Bentuk dan Ukuran Huruf 0,83 83%
5 Ruang (Spasi Kosong) 0,81 81%
6 Konsistensi 0,88 88%
Σ 0,87 87%
Tabel 4.5. Rata – Rata Hasil Ujicoba Validitas oleh Ahli Media

Berdasarkan Tabel diatas, diperoleh persentase hasil perhitungan


dengan rata-rata penilaian akhir sebesar 87%. Berikut merupakan
histogram penilaian ahli media pada Gambar Berikut:
57

Hasil Ujicoba Validasi Ahli Media


90%
60% 88% 90% 92% 83% 81% 88%
30%
0%

Gambar 4.6. Histogram Hasil Uji Validitas oleh Ahli Media


58

c) Revisi Produk

1) Revisi Materi

Pada aspek materi perbaikan yang dilakukan beruppa penambahan

daftar pustaka , kata pengantar dan perjelas gambar materi teknik

dasar produksi pada bidang manufaktur .

2) Revisi Media

Pada aspek media perbaikan yang di lakukan berupa mlengkapi

bagian modul, Pendahuluan, daftar pustaka ,soal objektif, soal esay.

4. Hasil Disseminate (Penyebaran)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk melakukan uji coba modul

pembelajaran yang telah dipertimbangkan oleh para ahli langsung ke

lapangan setelah diperbaiki. Modul pembelajaran yang telah diujicobakan

di lapangan kemudian digunakan oleh sekolah tersebut dalam proses

pembelajaran yang berlangsung. Tahap ini, dilakukan untuk memberikan

nilai terhadap produk yang telah diujicobakan ke siswa. Berikut hasil dari

angket penilaian praktikalitas

Jumlah Siswa Indikator Jumlah Skor

10 Penyajian Materi 89.42

Kebahasaan 97

Media/Tampilan 84.97

Manfaat 85.2

Jumlah 356.59

Rata-rata 89.14
59

Tabel 4.6 Hasil Angket Praktikalitas


B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model 4D yang

terdiri dari empat tahapan yaitu: (1) Define (Pendefinisian), (2) Design

(Perancangan), (3) Develop (Pengembangan), dan (4) Disseminate

(Penyebarluasan). Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dalam penelitian

pengembangan ini adalah media berupa modul pembelajaran PDTM kelas X

yang diujicobakan pada guru mata pelajaran pada kompetensi keahlian Teknik

Pemesinan dengan jumlah 4 orang. Pengembangan modul pembelajaran ini

didasarkan pada observasi awal terhadap proses pembelajaran mata pelajaran

PDTM yang bertujuan untuk mengetahui masalah dan persoalan yang dihadapi

di lapangan sehubungan dengan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan

membutuhkan media pembelajaran sesuai dengan analisis kebutuhan pendidik

di sekolah, maka dikembangkanlah modul pembelajaran ini sebagai solusi atas

kesenjangan yang terjadi. Untuk pembahasan lebih jelas dengan penjabaran

sebagai berikut:

Tahap uji validitas dilakukan dengan cara meminta penilaian dan

pendapat dari ahli (expert judgment) melalui lembar instrumen validasi. Aspek

yang divalidasi pada modul pembelajaran ini adalah aspek materi dan media.

Hasil uji validitas yang dilakukan didapatkan hasil penilaian keseluruhan

terhadap aspek materi yang memperoleh penilaian dengan kriteria “valid”

dengan memproleh penilaian akhir (∑V) sebesar 0,842> 0,667. Kemudian

untuk hasil uji validitas keseluruhan terhadap aspek media diperoleh penilaian
60

dengan kriteria “valid” dengan memproleh penilaian akhir (∑V) sebesar 0,879

> 0,667. Berdasarkan hasil uji validitas yang diperoleh tersebut secara

keseluruhan memperoleh hasil penilaian dengan kriteria yang bernilai valid.

Hasil dari angket praktikalitas yang dibagikan kepada siswa setelah

implementasi Modul mencapai rata-rata akhir 89.14 yang dapat dikategorikan

dengan kriteria “sangat praktis”. Kualitas modul termasuk dalam kategori

“sangat baik”, karena produk modul yang dikembangkan telah memenuhi

syarat untuk menjadi modul yang baik.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan tersebut, maka

diperoleh hasil analisis akhir terhadap penilaian modul pembelajaran PDTM

kelas X yang telah dikembangkan ini. Bahwasanya modul pembelajaran ini

merupakan media pembelajaran yang mendapatkan kriteria dan kategori valid.

Artinya modul pembelajaran ini layak digunakan sebagai media pembelajaran

tambahan bagi pendidik di sekolah, sehingga dengan adanya modul ini

diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran menjadi lebih optimal.

C. Keunggulan dan Kelemahan perancangan modul Pembelajaran

1. Keunggulan perancangan modul Pembelajaran

Dari hasil pengamatan implementasi yang telah dilakukan, dapat

diketahui keunggulan dari perancangan modul Pembelajaran yaitu sebagai

berikut :

a) Penggunaan kata-kata dan gambar yang disajikan secara bersamaan

sehingga mempermudah pemahaman siswa.


61

b) Bahan ajar yang disajikan sederhana namun menarik sehingga peserta

didik tidak mudah bosan.

c) Proses pengumpulan hasil latihan yang menggunakan kode QR

sebagai sarana pengumpulan tugas membuat siswa tertarik akan hal

baru.

2. Kelemahan perancangan modul Pembelajaran

Adapun kelemahan pada tugas akhir ini adalah menggunakan

model 4D dimana model ini meliputi empat tahapan yaitu, (1) Define

(Pendefinisian), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan),

dan (4) Disseminate (Penyebarluasan). Namun pada tugas akhir ini hanya

sampai pada tahap Develop (Pengembangan) dikarenakan menghormati

saran dan masukkan dari dosen penguji dan juga terhalang keterbatasan

waktu dan tenaga penulis.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil keseluruhan dalam penelitian pengembangan modul

pembelajaran PDTM kelas X pada SMKN 2 Banda Aceh yang sudah

dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan modul pembelajaran pada mata pelajaran teknik pemesinan

frais pada model pengembangan 4D terdiri dari 4 langkah utama,yaitu (1)

Define (Pendefinisian), (2) Design (Perancangan), (3) Develop

(Pengembangan), dan (4) Disseminate (Penyebarluasan). Berdasarkan

proses yang dilalui, media pembelajaran yang dikembangkan ini layak

digunakan sebagai media pembelajaran tambahan dalam belajar.

2. Dari hari uji validitas yang diperoleh bahwa modul pembelajaran yang

dihasilkan dinyatakan “valid” oleh para ahli sehingga dapat digunakan

sebagai media pembelajaran tambahan. Tingkat validitas modul yang

dikembangkan memproleh penilaian dengan kriteria validitas dari ahli

materi (∑V) sebesar 0,842. Sedangkan ahli media yaitu (∑V) sebesar 0,879.

B. Saran
Berdasarkan hasil validasi ahli media dan materi yang telah didapatkan,

maka saran untuk penelitian yang berkaitan dengan pengembangan E-modul

interaktif sebagai sumber belajar dasar Teknik Mesin yaitu :

60
61

1. Bagi guru

Penggunaan E-modul interaktif sebagai sumber belajar dasar Teknik

Mesin diharapkan dapat memanfaatkan produk pembelajaran elektronik ini

selama materi yang disajikan didalamnya masih relevan. Serta dapat

memberikan kontribusi dengan menambahkan beberapa materi jika

diperlukan.

2. Bagi peneliti lain

Perangkat lunak aplikasi dapat dikembangkan seiring dengan kemajuan

dan perkembangan teknologi. Aplikasi dikembangkan agar dapat

dioperasikan secara luas pada Handphone, tidak hanya terbatas pada

Personal Computer (PC), dan materi bukan hanya pada mata pelajaran

PDTM. Pengujian e-modul tidak terbatas pada satu sekolah melainkan lebih

diperluas tempat implementasi, sehingga kualitas E-modul akan semakin

meningkat dan dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan evaluasi

hasil belajar. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian

ini sampai ke tahap uji efektivitas modul pembelajaran yang dikembangkan.


63

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Addalena, K. S. (2015). Perancangan modul Ajar Pemrograman WEB Dengan


Konsep Scientifik Berorientasi Problem Based Learning Di SMK Negeri 2
Seririt.

Agnes Dwi Cahyani (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran Elektronika

Agnes Dwi Cahyani. (2013). Perancangan modul Pembelajaran Elektronika


Dasar berbasis pendidikan karakter di SMK Piri 1 Yogyakarta. Skripsi
UNY.

Ali Mudhlofir. (2011). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Rajagrafindo.

Ananda Gunadharma(2011). Perancangan modul Elektronika Sebagai Sumber


Belajar Untuk Mata Kuliah Multimedia Design. Jakarta: Skripsi UNJ.

Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi (2014). Padang : Universitas


Negeri Padang.

Chomsin, Widodo S. dan Jasmadi (2008). Panduan menyusun bahan ajar


berbasis kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam
Mengajar). Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Dasar berbasis pendidikan
karakter di SMK Piri 1 Yogyakarta. Skripsi UNY

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar.( Jakarta : PT.Bumi Aksara ).

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa. (2013). Belajar dan Pembelajaran,


Yogjakarta: AR-RUZZ. MEDIA.
64

Rayanto, Y. H. & Sugianti. (2020). Penelitian Pengembangan Model 4D dan


R2D2 Teori dan Praktek. Pasuruan: Lembaga Academic & Research
Institute.

Rudi Susilana & Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran; Hakikat,


Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan
Kurtekpend FIP UPI.

Sugiyono. (2017), Metode penelitian kebijakan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta : PT Bineka Cipta.

Tejo Nurseto. (2011) Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik. Jurnal


Ekonomi dan pendidikan. Volume: 8. Nomor 1: 19-35.

Vidiardi, S. 2015. Pengembangan Museum Virtual Interaktif Menggunakan


Teknologi Deskop Virtual Reality pada Museum Ranggawarsita Skripsi.

Wijayanto, M. S. (2014). Pengembangan E-Modul Berbasis Flip Book Maker


dengan Model Problem Based Learning untuk Mengembangkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Prosiding Mathematics
and Sciences Forum, 1-4.
65

LAMPIRAN
63

Lampiran 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : Rendi Erlanda


Nim : 19067023
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Banda Aceh
Mata Pelajaran :
Dasar - Dasar Teknik
Mesin Kelas :
X
Fase E : memahami, menerapkan dan mengaplikasikan
Tahun Pelajaran : 2022/2023

Elemen Capaian Gradasi Materi


Pembelajaran Ajar
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami
Perkembangan teknologi perkembangan proses produksi industri manufaktur mesin 1. Perkembangan proses
di industri dan dunia mulai dari teknologi konvensional sampa dengan teknologi produksi secara
kerja serta isu-isu global modern, Internet of Things, teknologi digital dalam dunia konvensional sampai
Memahami
terkait dunia manufaktur industri, isu pemanasan global, perubahan iklim, aspek- modern
mesin. aspek ketenagakerjaan, life cycle produk industri sampai 2. Industri 4.0 dan Internet of
dengan reuse, recycling produk. Things
3. Penerapan teknologi digital
dalam dunia industri
64

Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan 1. Menerapkan K3LH dan
Keselamatan dan Kese- K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik- budaya kerja industri
hatan Kerja Lingkungan praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, 2. Menerapkan praktek kerja
Hidup (K3LH) dan prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan yang aman di bengkel
Menerapkan
budaya kerja industri budaya kerja industri, seperti 5R (Ringkas, Rapi, Resik, 3. Memahami bahaya-bahaya
Rawat, Rajin), dan etika kerja. di tempat kerja
4. Menerapkan prosedur
dalam keadaan darurat
5. Menerapkan etika kerja
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami teknik
dasar proses produksi melalui pengenalan dan praktik
singkat yang terkait dengan seluruh proses produksi dan
teknologi cutting dan non cutting terdiri dari bentuk bulat,
Teknik dasar proses
persegi dan profil khusus yang diaplikasikan dalam
produksi pada Alat, bahan dan proses
industri, antara lain perkakas tangan dan bertenaga,
bidang manufaktur Memahami produksi manufaktur
peralatan angkat dan pemindah bahan, pemesinan, CAD,
mesin.
simulasi CAM-CNC, 3D Printing, mould and dies, plastic
moulding, jig and fixture, pengelasan,
dan sejenisny
1. Peralatan, garis, huruf dan
Gambar teknik Pada akhir fase E, peserta didik mampu angka gambar
menggambar teknik dasar komponen mesin, termasuk 2. Etiket Gambar

pengenalan macam-macam peralatan gambar, standarisasi 3. Konstruksi Geometris dan


Gambar teknik menggambarkan
65

dalam pembuatan gambar, serta praktik menggambar dan Proyeksi Piktorial


membaca gambar teknik menurut proyeksinya. 4. Proyeksi Orthogonal
5. Teknik Gambar Potongan
63

Lampiran 2.
64

Lampiran 3
65

Lampiran 4
66
67
68
69
70

Lampiran 5
71
72
73
74
75

Lampiran 6
76
77
78
79

Lampiran 7. Validasi Materi


Skor Penilaian No Aspek Penilaian ΣV Kriteria
No Aspek Butir Materi s1 s2 Σs n(c-1) V Kriteria 1 Self Intructional 6,25 Valid
V1 V2 valid ≥0,667 2 Self Contained 2,875 Valid
B1 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid tidak valid <0,667 3 Stand Alone 2,75 Valid
B2 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid 4 Adative 1,75 Valid
B3 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid 5 User Friendly 5,75 Valid
B4 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid Σ 0,842 Valid
1 Self Instructional
B5 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid
B6 4 5 3 4 7 8 0,875 Valid
B7 4 5 3 4 7 8 0,875 Valid No Aspek Penilaian Rata - Rata Nilai Persentase
B8 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid 1 Self Intructional 0,78 78%
B9 5 4 4 3 7 8 0,875 Valid 2 Self Contained 0,96 96%
2 Self Contained B10 5 5 4 4 8 8 1 Valid 3 Stand Alone 0,92 92%
B11 5 5 4 4 8 8 1 Valid 4 Adative 0,88 88%
B12 5 4 4 3 7 8 0,875 Valid 5 User Friendly 0,82 82%
3 Stand Alone B13 5 5 4 4 8 8 1 Valid Σ 0,87 87%
B14 5 4 4 3 7 8 0,875 Valid
B15 5 4 4 3 7 8 0,875 Valid
4 Adative
B16 5 4 4 3 7 8 0,875 Valid Hasil Ujicoba Validasi Ahli Materi
B17 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid 100%
B18 4 5 3 4 7 8 0,875 Valid 90% 96%
80% 92% 88%
B19 4 5 3 4 7 8 0,875 Valid
70% 78% 82%
5 User Friendly B20 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid
60%
B21 4 5 3 4 7 8 0,875 Valid 50%
B22 4 5 3 4 7 8 0,875 Valid 40%
B23 4 4 3 3 6 8 0,75 Valid 30%
Jumlah Total 100 101 77 78 155 184 0,842 Valid 20%
10%
0%
Self Self Stand Alone Adative User Friendly
Intructional Contained
63

Lampiran 8. Validasi Media


Skor Penilaian No Aspek Penilaian ΣV Kriteria
No Aspek Butir Materi s1 Σs n(c-1) V Kriteria 1 Format 3,50 Valid
V1 valid ≥0,667 2 Organisasi 11,750 Valid
B1 5 4 4 4 1 Valid tidak valid <0,667 3 Daya Tarik 2,75 Valid
B2 4 3 3 4 0,75 Valid 4 Bentuk dan Ukuran Huruf 2,5 Valid
1 Format
B3 4 3 3 4 0,75 Valid 5 Ruang (Spasi Kosong) 3,25 Valid
B4 5 4 4 4 1 Valid 6 Konsistensi 5,25 Valid
B5 5 4 4 4 1 Valid Σ 0,879 Valid
B6 5 4 4 4 1 Valid
B7 5 4 4 4 1 Valid
B8 5 4 4 4 1 Valid No Aspek Penilaian Rata - Rata Nilai Persentase
B9 5 4 4 4 1 Valid 1 Format 0,88 88%
B10 4 3 3 4 0,75 Valid 2 Organisasi 0,90 90%
2 Organisasi B11 5 4 4 4 1 Valid 3 Daya Tarik 0,92 92%
B12 5 4 4 4 1 Valid 4 Bentuk dan Ukuran Huruf 0,83 83%
B13 4 3 3 4 0,75 Valid 5 Ruang (Spasi Kosong) 0,81 81%
B14 5 4 4 4 1 Valid 6 Konsistensi 0,88 88%
B15 4 3 3 4 0,75 Valid Σ 0,87 87%
B16 4 3 3 4 0,75 Valid
B17 4 3 3 4 0,75 Valid
B18 5 4 4 4 1 Valid Hasil Ujicoba Validasi Ahli Media
3 Daya Tarik B19 4 3 3 4 0,75 Valid 100%
B20 5 4 4 4 1 Valid 90%
B21 5 4 4 4 1 Valid 90% 92%
80% 88% 88%
83% 81%
4 Bentuk dan Ukuran Huruf B22 4 3 3 4 0,75 Valid 70%
B23 4 3 3 4 0,75 Valid 60%
B24 5 4 4 4 1 Valid 50%
B25 4 3 3 4 0,75 Valid 40%
5 Ruang (Spasi Kosong)
B26 4 3 3 4 0,75 Valid 30%
B27 4 3 3 4 0,75 Valid 20%
B28 4 3 3 4 0,75 Valid 10%
B29 5 4 4 4 1 Valid 0%
B30 4 3 3 4 0,75 Valid Format Organisasi Daya Tarik Bentuk dan Ruang (Spasi Konsistensi
6 Konsistensi
B31 5 4 4 4 1 Valid Ukuran Kosong)
B32 5 4 4 4 1 Valid Huruf
B33 4 3 3 4 0,75 Valid
Jumlah Total 149 116 116 132 0,879 Valid
64

No Nama Penyajia Kebahasaan Media/ Manfaat Rata-


n Materi rata
Tampilan
1 Calillah 80 100 78.46 72

2 Reza Hidayat 94,28 100 84.61 96

3 Noval Aripandi 94,28 100 83.07 96

4 Riski Munandar 88.57 90 92.3 76

5 Fatin Mubarak 97.15 100 73.84 72

6 Fatur Rispan 94.28 100 84.61 96

7 M. Adrian 91.42 90 90.76 84

8 Miftahurazaq W R 88.57 100 87.69 96

9 Risqullah Radidtya 88.57 100 90,76 84

10 M. Khafis Z 77.14 90 83.07 80

Rata-rata 89.42 97 84.97 85.2


65
66
67
68
69
70

Anda mungkin juga menyukai