Anda di halaman 1dari 3

NICOLAS RAFAEL KM

032011133194
KELAS C1
Soal I

Pada awal 2019, Negara A mengeluarkan daftar negara-negara tujuan ekspor dan negara-
negara importir. Hanya dari dan ke negara-negara tersebut perdagangan internasional,
utamanya ekspor import, boleh dilaksanakan. Negara-negara dalam daftar tersebut
merupakan negara-negara yang memiliki sistem single-window dengan tingkat efisiensi dan
ketepatan yang dinilai oleh Negara A setara dengan sistem single-window yang
diselenggarakan olehnya. Sistem single-window yang dimiliki Negara A merupakan sistem
yang memfasilitasi aktifitas bisnis antar negara, baik yang berbasis movement of rights,
movement of capital, terlebih movement of commodities.
Negara B, C, dan D mengajukan protes ke DSB of WTO karena negara mereka tidak berada
dalam daftar dan itu menyebabkan volume ekspor mereka ke Negara A menurun drastis
hingga 35%. Negara A tetap mempertahankan daftarnya dengan penjelasan bahwa negara-
negara yang tidak mempunyai dan tidak menyelenggarakan sistem single-window seperti
yang ia miliki akan cenderung merugikan keuangan Negara A karena sistem yang tidak
transparan, menyulitkan, dan tidak bisa diprediksi akan menyulitkan eksportir dan importir
dari Negara A. Maksud dikeluarkannya daftar negara tersebut adalah agar Negara A
mendapat benefit yang berimbang dan secara resiprosikal dari sistem fasilitasi ekspor impor
yang dimilikinya.
1. Apakah Negara B, C, D memiliki alasan yang kuat untuk menggugat Negara A di
forum DSB? Berikan penjelasan dan argumentasi Saudara.
Berdasarkan kasus tersebut negara A telah melanggar Prinsip Non Diskriminasi yang
mana didalam melakukan kegiatan ekspor impor negara A telah diskriminasi terhadpa
negara negara lain yang diluar dari daftar tersebut yang mana prinsip non diskriminasi
merupakan prinsip yang sangat penting di WTO dan juga Negara A pasal 1 GATT
yaitu most favoured nation dan juga Negara A
2. Terkait aktifitas bisnis internasional yang berbasis movement of commodities:
a. Identifikasi setidaknya 2 hal yang diatur dalam the WTO Agreement Annex I-
A yang penting diintegrasikan dalam sistem single-window;
 Agreement on Preshipment
 Import licensing
b. Deskripsikan apa dan bagaimana pengaturan WTO terkait 2 hal yang Saudara
sebutkan di poin 2(a)

 Agreement on Preshipment adalah perjanjian diantara negara anggota


WTO yaitu untuk pra pengiriman produk yang dilakukan di wilayah
anggota dan yang dilakukan didalam pra pemeriksaan ini adaah
kegiatan pemeriksaan baik itu dari segi kualitas , kuantitas, dan harga
yang akan diekspor ke wilayah negara anggota WTO dan pada
perjanjian ini berlaku untuk semua kegiatan pra pengiriman yang
diwajibkan pada wilayah anggota
 Import licensing adalah prosedur, sebelum barang masuk ke suatu
negara yang menerapkan impor adalah negara tujuan pasar atau negara
penerima barang dan telah diatur pada agreement import licensed yang
mana lisensi impor ini harus sederhana , transparan dan dapat
diprediksi dan tidak boleh negara-negara pengirim ekspor lisensi
impor harus sederhana , transparan, dan predictable.

Soal II
Negara K mempersiapkan tenaga kerjanya untuk bekerja di pasar global dengan memberikan
banyak pelatihan bersertifkat secara gratis hingga tenaga kerjanya dapat memenuhi
persyaratan kompetensi yang dibutuhkan di pasar manca negara. Negara K memberikan
gelontoran banyak dana ke 18 pemerintah daerah di negaranya yang dengan dana tersebut
tenaga kerja lokal dapat ditingkatkan kualitas dan kompetensinya. Sambil menunggu
penempatan kerja di negara manca, para calon tenaga kerja lokal dipekerjakan di industri-
industri setempat tanpa dibayar. Akibatnya ongkos produksi komoditas X dari Negara K
menjadi unggul di pasar global, setidaknya dari aspek harga. Negara M, N, O, P beramai-
ramai mengadukan Negara K ke DSB of the WTO karena dianggap telah melakukan unfair
trade practices dan melakukan eksploitasi manusia.
1. Pada kasus di atas, sebutkan ketentuan WTO apa saja yang dapat Saudara kaitkan dan
berikan penjelasan mengapa aturan tersebut Saudara sebut?
Berdasarkan kasus diatas telah terjadinya Red Subsidies yang dapat menimbulkan
injuries sebagaimana diatur pada pasal article 1 ayat 1 yang berbunyi “ a government
practice involves a direct transfer of funds (e.g. grants, loans, and equity infusion), potential
direct transfers of funds or liabilities (e.g. loan guarantees); “
Dimana dalam hal ini Negara K telah melanggar pasal tersebut yang mana seharusnya
adanya kewajiban dari pemerintah Negara K untuk mengawasi para pekerja yang sudah di
beri pelatihan kualitas dan kompetensinya namun dikarenakan tidak dibayarnya para
pekerja maka industry industry yang ada bisa memotong harga produksi yang menyebabkan
harga dari barang tersebut menjadi murah ketika di eskpor ke pasar yang menyebabkan
injury karena para pesaing industry dari negara lain mengalami ketimpangan harga pasar
yang bahkan bisa menyebabkan barang dari para pesaing negara K bisa menjadi driven out
from the market mengapa dalam kasus tersebut tidak termasuk dalam green light subsidies
karena peruntukan untuk
A. anti research and development subsidies
B. regional development subisides
C. environmental conservation subsidies

dan juga dari Negara K telah melanggar pasal 5 SCM yang berbunyi
Article 5
Adverse Effects
No Member should cause, through the use of any subsidy referred to in paragraphs 1 and 2 of
Article 1, adverse effects to the interests of other Members, i.e.:
(a) injury to the domestic industry of another Member11;
yang mana menyebabkan injuries di pasar global dari negara negara anggota WTO

2. Dalam skema di atas, benarkan terdapat pelanggaran ketentuan WTO? Jelaskan


ketentuan apa saja yang menurut Saudara dilanggar dan sampaikan the best defense
Saudara dari sisi Negara K dan dari sisi para negara penggugat.
Ketentuan yang dilanggar oleh Negara K yaitu telah melakukan Red Light Subsidies
dan juga telah melanggar Pasal 5 SCM karena telah merugikan negara lain yang m
menyebabkan ketimpangan persaingan harga pasar sehingga menyebabkan injuries

Dari sisi Negara K adalah negara K tidak bersalah karena dalam penerapan subsidies
nya masih dikategorikan yellow light subsidies yang tidak menimbulkan injury
sebagaimana diatu dalam article 7 SCM yang mana dalam pemberian subsidi boleh
dilakukan asalkan tidak memberikan dampak bagi negara lain dan dikarenakan
pemerintah negara K ingin meningkatkan pelatihan dari kualitas pekerja di negaranya
maka negara K meningkatkan Kualitas pekerja dan menerjunkan langsung ke Industri
domesticnya dan sembari menunggu dikirimkan tenaga kerja berkualitasnya ke luar
negeri .

Dari sisi Negara Penguggat


Secara jelas bahwa Negara K telah melakukan Red Subsidies dan telah melanggar
pasal 1 ayat 1 SCM dan telah menyebabkan injuries di global dan menyebabkan pasar
menjadi injuries yang menyebabkan negara negara lain tidak bisa bersiang dengan
produk yang dikirim oleh Negara K karena negara K telah melakukan subsidies
dengan memangkas ongkos produksi dari indsutrinya dengan tidak memberikan gaji
dan telah terjadi eksploitasi pekerja yagn dilakukan oleh negara K

Anda mungkin juga menyukai