Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pajak
2.1.1 Definisi Pajak
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
2.1.2 Fungsi Pajak
Pajak memiliki 2 fungsi yaitu:
a. Fungsi Budgetair
Pajak memberikan sumbangan sebesar 60-70 persen dari total
penerimaan APBN sehingga penerimaan pajak digunakan
pemerintah untuk mendanai seluruh pengeluaran baik
pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.
b. Fungsi Mengatur
Pajak merupakan alat pemerintah untuk mengatur dalam
kehidupan sosial dan ekonomi.
2.2 Impor
Menurut penjelasan Direktur Jenderal Bea dan Cukai (KEP -
07/BC/2003), impor adalah kegiatan memasukkan barang ke
dalam daerah pabean. Importir adalah orang perseorangan atau
badan usaha yang berbentuk hukum atau bukan badan hukum
yang melakukan kegiatan impor. Dalam kegiatan impor terdapat
proses custom clearance untuk menghitung besarnya bea masuk,
pajak penghasilan (PPH 22), pajak pertambahan nilai (PPN) yang
harus dibayarkan importir untuk mengeluarkan barang.

7
8

2.3 Pajak Penghasilan Pasal 22


2.3.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008,
Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk
pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak
terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan kegiatan
perdagangan barang.
2.3.2 Pemungut PPh Pasal 22
Menurut Mulyono (2010:172) Pemungut yang diperbolehkan
antara lain:
a. Bendaharawan, pemerintah, lembaga Negara berkaitan
pembayaran barang.
b. Badan tertentu, baik pemerintah maupun swasta berkaitan
impor atau kegiatan usaha bidang lain.
c. Badan sebagai pabrikan tertentu berkaitan penyerahan
produk.
2.3.3 PPh Pasal 22 Pembelian Impor
Dikutip dari www.online-pajak.com, objek dan tarif yang
dikenakan PPH Pasal 22 sebagai berikut:
a. Atas impor
1) yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API) =
2,5% x nilai impor;
2) non-API = 7,5% x nilai impor;
3) yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang.
b. Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB,
Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD = 1,5% x harga
pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final.)
c. Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak, yaitu:
1) Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final).
2) Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final).
3) Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final).
4) Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final).
9

d. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh


produsen atau importir bahan bakar minyak,gas, dan
pelumas adalah sebagai berikut:
Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final.
Selain penyalur/agen bersifat tidak final.
e. Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau
ekspor dari pedagang pengumpul ditetapkan = 0,25 % x
harga pembelian (tidak termasuk PPN).
f. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir
yang menggunakan API = 0,5% x nilai impor.
g. Atas penjualan
1) Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp
20.000.000.000,-
2) Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari
Rp 10.000.000.000,-
3) Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,- dan luas
bangunan lebih dari 500 m2.
4) Apartemen, kondominium,dan sejenisnya dengan harga
jual atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,-
dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2.
5) Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang
kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility
vehicle(suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus dan
sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,-
(lima miliar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih
dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual tidak termasuk
PPN dan PPnBM.
h. Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih
tinggi dari tarif PPh Pasal 22.
Menurut Mulyono (2010:174) besarnya PPH pasal 22 impor
dihitung dari nilai impornya dengan menggunakan kurs Menteri
Keuangan. PPH Pasal 22 impor harus dibayar oleh wajib pajak
10

dan atas bukti pembayaran PPH Pasal 22 impor tersebut dapat


dijadikan dasar untuk dapat mengeluarkan barang yang diimpor
dari pelabuhan untuk masuk pabean Indonesia.
2.3.4 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.110 Tahun 2018
Ditetapkannya PMK No.110 Tahun 2018 Tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan
Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang
Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain didasarkan pada
beberapa kondisi :
a. Isu perang dagang antara Amerika dan China menyebabkan
menurunya ekspor bahan baku ke dua Negara sehingga
neraca perdagangan mengalami defisit sejumlah US$ 2
milliar pada bulan Juli 2018 dan berlanjut US$ 1,02 milliar
pada bulan Agustus 2018.
b. Melemahnya nilai tukar Rupiah disebabkan oleh kenaikan
suku bunga The Fed karena penurunan angka pengangguran
dan kenaikan upah pekerja di Amerika.
Berdasarkan kondisi tersebut Menteri Keuangan menetapkan
langkah strategis salah satunya dengan menaikkan tarif 1.147
komoditas barang impor untuk menekan laju impor yang dibagi
dalam 3 kelompok. Kenaikan tarif 2,5 % pada barang mewah,
kenaikan 5% pada barang yang digunakan dalam proses
konsumsi, dan kenaikan 7,5% pada barang konsumsi yang sudah
bisa diproduksi didalam negeri.
2.4 Akuntansi Biaya
2.4.1 Pengertian dan Peranan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan suatu pencatatan,
penggolongan, dan pelaporan atas biaya yang digunakan untuk
meproduksi suatu barang atau penjualan produk. Horngren et al.
(2008) menjelaskan biaya sebagai pengorbanan yang harus
dilepaskan oleh perusahaan atau organisasi untuk mencapai
tujuan tertentu.
11

Carter (2012:11) menjelaskan informasi dari laporan


akuntansi biaya dapat membantu manajemen untuk
menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Melakukan perencanaan anggaran dalam kondisi operasional
normal maupun ekonomi yang kompetitif sesuai dengan
prediksi.
b. Memutuskan metode perhitungan biaya yang bertujuan pada
pengendalian dan efisiensi serta perbaikan kualitas.
c. Melakukan pengendalian persediaan dan evaluasi kinerja
terhadap produk atau divisi terkait.
d. Menentukan harga pokok penjualan dan nilai persediaan
sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku.
e. Mencari dan menetukan alternative yang dapat
memaksimalkan pendapatan atau mengurangi biaya
(ekonomis).
2.4.2 Klasifikasi Biaya
Carter (2012) menjelaskan terdapat 5 hubungan yang dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan biaya:
a. Biaya yang berhubungan dengan produk
Biaya yang harus dikeluarkan dalam operasional yang terdiri
dari 2 jenis yaitu biaya manufaktur dan beban komersial.
Biaya manufaktur terbagi dalam 3 elemen: bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sedangkan
beban komersial terdiri atas 2 jenis: beban pemasaran dan
beban administratif.
b. Biaya yang berhubungan dengan volume produksi
Biaya yang berhubungan dengan volume produksi sebagian
dapat dikendalikan dan direncanakan secara proporsional
disebut biaya variable sedangkan biaya yang bersifat stabil
yang harus dikeluarkan dalam waktu yang relevan disbut
biaya tetap.
c. Biaya yang berhubungan dengan departemen,proses, pusat
biaya, dari manufaktur
12

Pada klasifikasi ini terdapat istilah biaya tidak langsung


departemen dan biaya langsung. Biaya tidak langsung
departemen mengacu pada biaya yang dikeluarkan namun
manfaatnya dikeluarkan perusahaan namun manfaatnya
dapat dirasakan beberapa departemen. Biaya langsung
adalah biaya yang dikeluarkan dan manfaat nya dari satu
departemen.
d. Biaya yang berhubungan dengan periode akuntansi
Biaya dapat dibagi menjadi belanja modal dan belanja
pendapatan. Belanja modal berorientasi ke masa depan dan
berkaitan dengan pembelian asset. Sedangkan belanja
pendapatan berorientasi saat ini dan diakui sebagai beban.
e. Biaya yang berhubungan dengan keputusan, tindakan, atau
evaluasi
Biaya yang muncul ketika terdapat berbagai alternatif pilihan
sehingga manajer dapat memilih salah satu alternatif yang
disebut biaya diferensial.
2.4.3 Biaya Relevan
Horngren et al. (2008) menjelaskan biaya relevan adalah
perkiraan biaya yang akan dikeluarkan. Syarat suatu biaya
disebut relevan yaitu terjadi di masa yang akan datang dan
antara biaya dengan pendapatan tidak berbeda sehingga tidak
menjadi beban saat pengambilan keputusan. Biaya relevan dapat
dipengaruhi oleh faktor kuantitatif seperti biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung, pabrikasi dan pemasaran, sedangkan
untuk faktor kualitatif dapat berupa non-keuangan seperti
semangat karyawan atau keadaan ekonomi global.
Dalam analisis biaya relevan terdapat 2 potensi masalah
yaitu (1) asumsi umum yang tidak benar seperti semua biaya
variabel adalah relevan dan semua biaya tetap adalah tidak
relevan (2) menggunakan biaya-biaya unit yang berpotensi
memberikan pertimbangan buruk dalam pengambilan keputusan
dengan cara terdapat biaya yang tidak relevan yang
13

diikutsertakan dan biaya unit yang sama digunakan pada volume


yang berbeda. Hal tersebut dapat dihindari dengan selalu
menggunakan pendapatan total dan biaya total dan konsep
relevansi.
2.5 Harga Pokok Penjualan
Menurut Horngren (2008:47), harga pokok penjualan
merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk menjual barang
dagangan dengan memperhitungkan gambaran persediaan awal
dan akhir barang. Perhitungan harga pokok penjualan pada
perusahaan dagang dengan cara berikut:

Persediaan awal barang dagang xxx


Pembelian barang dagang xxxhkjk+
Persediaan akhir barang dagang xxx -
Harga Pokok Penjualan xxx

Didalam harga pokok penjualan terdapat unsur:


a. Persediaan awal barang dagangan
b. Pembelian bersih
c. Beban angkut pengiriman
d. Retur dan potongan pembelian
e. Persediaan akhir barang dagangan
2.6 Penelitian Terdahulu
Dari beberapa penelitian terdahulu terkait Pajak Penghasilan
Pasal 22 Impor menunjukkan perhitungan Pajak yang harus
dibayar Wajib Pajak dan pelaporannya.
TABEL 2.5 DAFTAR PENELITIAN TERDAHULU
TERKAIT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 IMPOR
Judul Penelitian Tahun Penulis Hasil Penelitian
Analisis 2016 Agil Rifandi, Prosedur
Pemungutan Dan Abd Azis pemungutan PPH
Pelaporan Pajak dan Novi Pasal 22 atas
PPH Pasal 22 Atas Budiarso kegiatan impor
14

Kegiatan Impor berdasarkan


Barang pada kepemilikan
Kantor Pelayanan Angka Pengenal
Dan Pengawasan Impor (API) dan
Bea Dan Cukai tanpa Angka
Kota Madiun Pengenal Impor
(API) serta
penetapan bea
masuk
berdasarkan pada
jenis barang yang
terdaftar dalam
Buku Tarif
Kepabeanan
Indonesia.

Analisis 2015 H. Agus PT. HSI telah


Penerapan Pajak Subandoro menerapkan
Penghasilan pasal perhitungan
22 Pada PT. HSI pembayaran Pajak
Atas Impor Penghasilan Pasal
Rambut (Wig) Di 22 dengan baik
Sidoarjo dan benar.
Analisis Subtitusi 2013 Tim Analisis Produsen
Impor Produk Kementrian sebagian besar
Manufaktur Perdagangan masih
menggunakan
bahan baku impor
15

dibandingkan
bahan baku dalam
negeri sehingga
perlu adanya
identifikasi bahan
baku impor dan
subtitusi bahan
baku dari dalam
negeri.
Analisis Pengaruh 2015 Ade Harga pokok
Harga Pokok Rosandi, Jan penjualan dan
Penjualan Dan Horas biaya operasional
Biaya Operasional Veriyadi tidak terlalu
Terhadap Tingkat Purba berpengaruh
Pengembalian terhadap tingkat
Modal Studi pengembalian
Kasus pada PT. modal.
Mayora Indah
Tbk dan PT.
Indofood Sukses
Makmur Tbk.

Anda mungkin juga menyukai