Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MK.

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI

MODUL IX
ANALISIS FINANSIAL

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
Khoerul Huda Aditama H1E015005
Yulizan Rizky H1E015011
Majid Fakhruddin H1E015012
Debora Fransiska Panjaitan H1E015013

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan Modul IX Analisis Finansial adalah :
1. Praktikan mampu mengidentifikasi setiap aktivitas dalam proses bisnis dan
membuat struktur pengolahan biaya berbasis aktivitas.
2. Praktikan mampu menetapkan biaya setiap setiap kegiatan dari struktur tersebut.
3. Praktikan dapat menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) untuk
menentukan harga pokok produk.
4. Praktikan mampu melakukan analisis kelayakan investasi menggunakan kriteria
BEP, Payback period, NPV, dan IRR.

1.2 LANDASAN TEORI


Pada subbab ini dijelaskan dasar teori yang berkaitan dengan pelaksanaan Modul
IX Analisis Finansial yang berisi tentang tinjauan pustaka yang berhubungan dengan
Activity Based-Costing (ABC), perhitungan HPP dan kelayakan investasi
A. Activity Based-Costing (ABC)
Menurut Mulyadi (2007), Activity based costing adalah sistem informasi biaya
berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan
pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas). Sedangkan
menurut Supriyono (2002), Activity based costing merupakan sistem yang terdiri dari 2
tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan kemudian kedua adalah
melacak biaya ke berbagai produk. Berdasarkan beberapa pengertian tentang ABC
System, dapat disimpulkan bahwa ABC System adalah sistem akuntansi biaya dengan
cara mengumpulkan biaya dari aktivitas yang terjadi lalu membebankan biaya aktivitas
tersebut ke produk/jasa. Informasi biaya tersebut akan digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
ABC System adalah aktivitas yang terdiri dari 2 tahap, yaitu pertama melacak
biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke berbagai produk. Menurut Supriyono
(2002) ada 2 tahap pada ABC System, tahap pertama terdiri dari 4 langkah yakni
penggolongan ke berbagai aktivitas, pengasosiasian berbagai biaya dengan berbagai

2
aktivitas, penentuan kelompok biaya yang homogen (cost pool) dan penentuan tarif
kelompok (pool rate). Sedangkan pada tahap kedua meliputi pelacakan biaya ke
berbagai produk.
Menurut Cooper dan Kaplan (1991:212) ada 2 asumsi dasar yang mendasari ABC
System yakni :
1. Kegiatan menyebabkan timbulnya biaya.
ABC System dimulai dari anggapan bahwa sumber daya tidak langsung
menyediakan kemampuan untuk melakukan aktivitas bukan hanya sekedar
menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan
2. Produk dan pelanggan menyebabkan munculnya permintaan dan aktivitas.
Untuk membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan tiap aktivitas perlu sumber
daya dalam pelaksanaannya.
Kondisi yang mendasari penerapan ABC System, dalam perusahaan manufaktur
dan juga perusahaan jasa menurut Supriyono (2002) adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan menghasilkan lebih dari satu produk jual.
2. Biaya yang berbasis non-unit harus merupakan prosentase signifikan dari biaya
overhead.
3. Rasio konsumsi masing-masing aktivitas dari tiap produk yang dijual berbeda.

Menurut Supriyono (2002) ada beberapa manfaat dari penerapan ABC System
di perusahaan yakni:

1. Sebagai penentu harga pokok produk yang lebih akurat.


2. Meningkatkan mutu pembuatan keputusan.
4. Menyempurnakan perencanaan strategik.
5. Meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas yang
melalui penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods
manufactured) menurut Blocher, et.al (2000:90) adalah harga pokok produk yang sudah
selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan. Sedangkan

3
menurut Hansen dan Mowen (2009:60) menyatakan harga pokok produksi
mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan.
Harga pokok produksi juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. seperti yang telah
dikemukakan oleh Simamora (2000:547) yang mendefinisikan biaya produksi adalah
biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku yang dipakai dalam membuat produk
serta biaya yang dikeluarkan dalam mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang harga pokok produksi diatas maka dapat
dikemukakan bahwa harga pokok produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi selama periode berjalan.

 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi :


Menurut Mulyadi (2007:39) manfaat informasi harga pokok produksi adalah
sebagai berikut:

a. Menentukan harga jual produk.


Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu
data yang dipertimbangkan, disamping data biaya lain serta data non biaya.

b. Memantau realisasi biaya produksi.


Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk
dilakukan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi
biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan
dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi
total biaya produksi sesuai dengan yang dipertimbangkan sebelumnya.

c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu.


Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk
memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik,
diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan
menghasilkan laba atau rugi.

4
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk membuat
pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca, manajemen harus
menyajikan harga pokok persediaan produk jadi, dan harga pokok produk yang pada
tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu
menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode.

 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memprhitungkan unsure
biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing
dan variable costing. Perbedaan pokok antara kedua metode tersebut terletak pada
perlakuan biaya produksi yang bersifat tetap dan akan berakibat pada perhitungan harga
pokok produk dan penyajian laba rugi.
 Metode Full Costing
Menurut Mulyadi (2009;18) menjelaskan yang dimaksud dengan full costing
adalah sebagai berikut:
“full costing (absorption costing) adalah penentuan harga pokok produk yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
overhead pabrik, dan biaya tenaga kerja langsung yang bersifat variable (variable cost)
maupun yang bersifat tetap (fixed cost).” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa unsure harga pokok produk menurut metode ini adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp. xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx
Biaya overhead pabrik variable Rp. xxx
Harga pokok produksi Rp. xxx
Penentuan harga pokok berdasarkan fullcosting pada umunya ditunjukan untuk
kepentingan penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal. Laporan laba rugi
yang disusun dengan metode ini menitikberatkan pada penyajian unsure biaya menurut

5
hubungan biaya dengan fungsi pokok yang ada di perusahaan yaitu fungsi produk,
fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum. Dengan demikian laporan laba
rugi menurut metode fullcosting akan tampak sebagai berikut:
Penjualan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Laba kotor atas penjualan Rp. xxx
Biaya komersial:
Pemasaran Rp. xxx
ADM dan umum Rp. xxx Rp. xxx
Laba bersih Rp. xxx

 Metode Variabel costing


Menurut Mulyadi (2009;19) menjelaskan yang di maksud dengan variable costing
adalah sebagai berikut:
“penentuan harga pokok produk yang hanya memasukan unsure-unsur biaya
produksi yang bersifat variable (variable cost).” Biaya produksi yang bersifat tetap pada
Variabel costing diperlukan sebagai biaya periodik, artinya dibebankan sepenuhnya
ebagai biaya periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi. Dari pengertian diatas
dapat di tarik kesimpulan bahwa unsur harga pokok produk menurut metode ini adalah:
Biaya bahan baku Rp. xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
Biaya overhead pabrik variable Rp. xxx
Harga pokok produksi Rp. Xxx

Penentuan harga pokok berdasarkan variable costing pada umumnya ditunjukan


pada pihak manajemen dalam rangka pengambilan kebijakan harga. Laporan laba rugi
yang disusun dengan menggunakan metode ini menitikberatkan pada penyajian biaya
sesuai dengan perilaku biaya dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan
dengan kegiatan. Laporan laba rugi menurut metode ini dapat di sajikan sebagai berikut:
Penjualan Rp. xxx
Harga pokok penjualan variable Rp. xxx
Batas kontribusi bersih Rp. xxx

6
Biaya komersial variable:
Pemasaran variable Rp. xxx
ADM dan umum variable Rp. xxx Rp. xxx
Batas kontribusi bersih Rp. xxx
Biaya tetap:
Overhead tetap Rp. xxx
Pemasaran tetap Rp. xxx
ADM dan umum tetap Rp. xxx Rp. xxx
Laba bersih Rp. Xxx

C. Kelayakan Investasi
Identifikasi kesempatan investasi diperoleh dari studi secara formal yang mencoba
melihat akan peluang kebutuhan investasi dalam sektor tertentu, menurut William F.S
yang dikutip oleh Kasmir, SE., MM. dan Jakfar, SE., MM dijelaskan bahwa investasi
adalah mengorbankan dollar (dalam hal ini uang) sekarang untuk dollar di masa yang
akan datang.
Dari pengertian ini terkandung dua atribut penting di dalam investasi, yaitu adanya
resiko dan tenggang waktu. Mengorbankan uang artinya menanamkan sejumlah dana
(uang) dalam suatu usaha pada saat sekarang atau saat investasi dimulai. Kemudian
mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai tingkat keuntungan yang
diharapkan dimasa yang akan dating (dalam kurun waktu tertentu). Investasi dapat
dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi dalam
beberapa jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dalam dua macam, yaitu:
1. Investasi nyata (real investment)

Yang merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti
tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.

2. Investasi finansial (finansial investment)


Yang merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham
atau obligasi atau surat-surat berharga lainya seperti sertifikat deposito. Investasi
dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki
jangka waktu relatif panjang dalam brbagai bidang usaha. Baik bersifat fisik
maupun nonfisik. Menurut Zalmi Zubir, SE, MBA pada buku studi kelayakan

7
usaha dinyatakan bahwa identifikasi kesempatan investasi diperoleh dari studi
secara formal yang mencoba melihat peluang kebutuhan investasi dalam sektor
tertentu. Misalnya, kita meneliti kesempatan investasi yang dapat dikembangkan
dalam sector pertanian, kesehatan atau perdagangan. Identifikasi usaha ini belum
merupakan dasar untuk mengalokasikan dana investasi. Analisis kesempatan
investasi dalam hal ini masih sangat kasar, dalam tahap ini harus dikaji berbagai
faktor yang akan mempengaruhi usaha dan manfaat yang di peroleh dengan
kegiatan investasi tersebut.
Kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan alokasi sumber-sumber
(resources) perusahaan sebaik mungkin ke dalam setiap kegiatan usaha untuk
mendapatkan hasil (output) yang maksimal. Seperti yang dijelaskan pada buku
studi kelayakan usaha karya Zalmi Zubir, SE, MBA. Yakni studi kelayakan
usaha bertujuan untuk mengukur profitabilitas sumber-sumber yang digunakan
dalam suatu usaha. Studi kelayakan usaha dapat dibagi atas dua tahap, yaitu
identifikasi usaha dan membuat studi kelayakan usaha yang meliputi analisis
biaya dan manfaat (costbenefit analysis) dari usaha tersebut.
Studi kelayakan sangat penting dan menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan bagi seseorang yang ingin membangun suatu usaha. Studi kelayakan
dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dilakukan dibutuhkan oleh
masyarakat dan dapat berkesinambungan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis kelayakan usaha
meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah semua variabel
usaha dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan.
Analisis faktor internal meliputi berbagai aspek manajemen, seperti organisasi,
sumber daya manusia (SDM), operasi/produksi, pemasaran, dan keuangan.
Sedangkan faktor eksternal menyangkut berbagai aktifitas dan peristiwa yang
tidak dapat dikontrol oleh manajemen perusahaa, tetapi akan mempengaruhi
kegiatan perusahaan, seperti kondisi ekonomi makro, linkungan industri, inflasi,
tingkat bunga, perkembangan persaingan, perubahan selera dan gaya hidup
konsumen, kondisi sosial masyarakat, politik, keamanan, peraturan pemerintah,
serta kesadaran terhadap pelestarian lingkungan.

8
Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendukung maupun penghambat
terhadap kegiatan perusahaan. Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik persetujuan ataupun
penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan direlisasikan
sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun piha-pihak
yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:
 Pihak investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki
kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta
jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya.
 Pihak kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada
akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah
melakukan pengkajian ulanh studi kelayakan bisnis yang telah dibuat
sebelumnya.
 Pihak manajemen perusahaan, sebagai pihak yang memberikan
kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis
tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan.
 Pihak pemerintah dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya
kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah
sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan.
 Bagi tujuan pembangunan ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan
didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap
perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk
mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek
rencana pembangunan nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai
tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja,
pengaruh social, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.
Analisis kelayakan merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran
modal, yang ketersedianya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti
yang diharapkan. Analisis tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan. Terdapat
4 hal penting yang harus ada di dalam anlisis kelayakan, yaitu:

9
1. Penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan rencana
yang bersifat strategis.
2. Rencana pemasaran,
3. Rencana manajemen keuangan,
4. Rencana manajemen secara operasional.

Ruang lingkup analisis kelayakan usaha, meliputi:


1. Analisis Aspek Marketing
Dalam analisis marketing dilaksanakan dengan melakukan penelitian
pasar. Menentukan besarnya supplay dan demand.
2. Analisis Aspek Teknik
Analisis ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis investasi
layak dan memberikan dasar untuk estimasi biaya.
3. Analisis Aspek Hukum
Pada aspek ini yang di kaji adalah:
 Kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal
 Prosedur legalitas yang harus diselesaikan sampai investasi siap
dioperasikan.
4. Analisis Aspek Lingkungan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui:
 Bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang digunakan
pada lingkungan sekitar, baik fisik maupun lingkungan social.
 Konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi
dampak teknologi terhadap lingkungan.
5. Analisis Aspek Ekonomi dan Finansial
Dalam analisis ini dilihat sejauh mana manfaat investasi, meliputi:
 Estimasi biaya produksi
 Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaanya
 Penyusutan cashflow
 Evaluasi investasi.

1.3 BATASAN MASALAH

10
Pembahasan laporan ini yang berisi tentang analisis finansial dengan metode ABC
(Activity Based-Costing) di dalam perusahaan dengan mengunakan struktur organisasi,
data jumlah tenaga kerja langsung, data jumlah tenaga kerja tak langsung untuk mencari
biaya material, biaya operator, biaya manajerial, biaya transportasi, biaya depresiasi,
biaya utilitas, biaya reparasi, biaya komunikasi, biaya administrasi, biaya
pengembangan SDM, biaya kualitas, dan PBB setelah itu dilanjutkan perhitungan HPP
dan analisa kelayakan investasi.

11
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.1 PENGUMPULAN DATA


 Investasi Awal (Lama dan Ekspansi)
Tabel 2.1 Data Given Investasi Awal (Lama dan Ekspansi)
NO. Investasi Awal Satuan Jumlah Biaya
1 Tanah dan Bangunan Rp 2.000.000.000,00
2 Alat Kantor dan Pabrik Rp 400.000.000,00
3 Kendaraan Rp -
Truck Rp 700.000.000,00 1 Rp 700.000.000,00
Pick Up Rp 300.000.000,00 3 Rp 900.000.000,00
Mobil pribadi Rp 1.000.000.000,00 5 Rp 5.000.000.000,00
4 Goodwill Rp 10.600.000.000,00 Rp 10.600.000.000,00
Total Rp 19.600.000.000,00

 Ketentuan Perhitungan Biaya


Tabel 2.2 Ketentuan Perhitungan Biaya
Hitung Biaya Ketentuan
Biaya Material Biaya Material + Biaya Pesan
Biaya Operator UMR1bulanJawaTengah
Biaya rakit =
hari ker jaxjamker jax60menitx60 det ik

Gaji pokok = WS per SK x OS min SK x Biaya rakit


WS = waktu per stasiun
OS = output standar (1/WS)
Gaji per bulan = Gaji pokok + tunjangan transportasi +
tunjangan kesehatan
Tunjangan transportasi 10% gaji pokok
Tunjangan kesehatan 20% gaji pokok
Biaya Transportasi Transportasi Material Handling (Pabrik ke Gudang)
Transportasi Pemasaran
Transportasi Riset Pasar
Transportasi Pabrik Distributor
Biaya Depresiasi Metode Straight Line
Useful life = 10 tahun
Salvage Value
1 Truck = 100.000.000
3 Pick Up = 45.000.000
5 Mobil = 200.000.000
Alat Kantor dan Pabrik = 150.000.000

12
Tanah dan Bagunan = 1.500.000.000
Biaya Utilitas Luas Bangunan Asumsi (<600 m2)
Biaya Komunikasi Telepon dan internet praktikan mencari sendiri
Biaya Pemasaran Meliputi buka stand, iklan dan website
Biaya Asuransi Rp. 100.000.000 per tahun
Biaya Reparasi Soft 150.000/bulan dan Hard 250.000/bulan
Biaya Kualitas Data Given
Biaya Pengembangan Building Up dan Training Karyawan
SDM
Biaya Administrasi Administrasi Penjualan
Biaya Administrasi Gudang
Biaya Administrasi Akutansi
Biaya Administrasi Perekrutan Karyawan Baru
Biaya Audit
Biaya Manajerial Data Given
Biaya PBB Ketentuan biaya PBB sesuai kawasan industri terdekat

- Data Kebutuhan lain seperti lampu gudang, AC, operasional, komunikasi dan air

2.2. Perhitungan Biaya


2.2.1 Biaya Material
Data JIP, Perhitungan biaya komponen, biaya material awal, biaya pesan, biaya total material (biaya
material awal + biaya pesan)
Tabel 2.3 Tabel JIP

13
Tabel 2.4 Perhitungan Biaya Material
No Komponen Jumlah Supplier LT unit/lot Harga per unit Biaya Pesan Total Unit Cost Total Order Cost Biaya Material
1 Chasis 2813 B 1 1 Rp 94.900 Rp 50.000 Rp 266.953.700 Rp 140.650.000 Rp 407.603.700
2 Body Case 2813 B 2 1 Rp 45.000 Rp 90.000 Rp 126.585.000 Rp 253.170.000 Rp 379.755.000
3 As Roda 5628 B 1 4 Rp 20.000 Rp 8.000 Rp 112.560.000 Rp 45.024.000 Rp 157.584.000
4 Velg 11252 A 1 4 Rp 20.000 Rp 24.000 Rp 225.040.000 Rp 270.048.000 Rp 495.088.000
5 Tire 11252 A 1 4 Rp 21.250 Rp 5.000 Rp 239.105.000 Rp 56.260.000 Rp 295.365.000
6 Spoiler 2813 B 1 1 Rp 16.900 Rp 12.000 Rp 47.539.700 Rp 33.756.000 Rp 81.295.700
7 Rumah Dinamo 2813 A 3 1 Rp 36.300 Rp 5.000 Rp 102.111.900 Rp 14.065.000 Rp 116.176.900
8 Dinamo 2813 B 3 1 Rp 36.300 Rp 5.000 Rp 102.111.900 Rp 14.065.000 Rp 116.176.900
9 Plat Depan 2813 A 1 1 Rp 5.500 Rp 5.000 Rp 15.471.500 Rp 14.065.000 Rp 29.536.500
10 Plat Belakang 2813 A 1 1 Rp 5.500 Rp 10.000 Rp 15.471.500 Rp 28.130.000 Rp 43.601.500
11 Plat Dinamo 2813 B 1 1 Rp 16.500 Rp 12.000 Rp 46.414.500 Rp 33.756.000 Rp 80.170.500
12 Gear A 2813 B 1 1 Rp 12.000 Rp 15.000 Rp 33.756.000 Rp 42.195.000 Rp 75.951.000
13 Gear B 2813 B 1 1 Rp 12.000 Rp 15.000 Rp 33.756.000 Rp 42.195.000 Rp 75.951.000
14 Gear C 2813 B 1 1 Rp 12.000 Rp 15.000 Rp 33.756.000 Rp 42.195.000 Rp 75.951.000
15 Gear D 2813 B 1 1 Rp 12.000 Rp 15.000 Rp 33.756.000 Rp 42.195.000 Rp 75.951.000
16 Tempat Baterai 2813 A 1 1 Rp 32.000 Rp 15.000 Rp 90.016.000 Rp 42.195.000 Rp 132.211.000
17 Pengunci 2814 A 1 6 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 16.884.000 Rp 14.070.000 Rp 30.954.000
18 Baterai 5628 B 1 4 Rp 35.000 Rp 12.000 Rp 196.980.000 Rp 67.536.000 Rp 264.516.000
19 Roller 11252 B 1 1 Rp 34.000 Rp 12.000 Rp 382.568.000 Rp 135.024.000 Rp 517.592.000
Total Biaya Material Rp 3.451.430.700

2.2.2 Biaya operator


- Biaya operator per stasiun kerja per tahun

14
Tabel 2.5 Perhitungan Biaya Operator
WS OS Biaya Rakit Gaji Pokok Tunjangan Tunjangan Gaji/bulan
Gaji/hari (Rp)
(unit/ja (unit/jam (Rp/jam) (Rp/jam) Transportasi Kesehatan (Rp) Gaji/tahun (Rp) Gaji/tahun/SK
123,077 0,008 Rp 574,72
17,507 0,057 Rp 574,72
16,157 0,062 Rp 574,72 Rp 857,914 Rp 85,791 Rp 171,583 Rp 8.922,303 Rp 214.136 Rp 2.569.632 Rp 2.569.632
15,364 0,065 Rp 574,72
11,617 0,086 Rp 574,72

48,686 0,021 Rp 574,72


28,603 0,035 Rp 574,72
5,241 0,191 Rp 574,72
Rp 1.202,129 Rp 120,213 Rp 240,426 Rp 12.502,139 Rp 300.052 Rp 3.600.624 Rp 3.600.624
88,689 0,011 Rp 574,72
8,359 0,120 Rp 574,72
5,929 0,169 Rp 574,72

215,895 0,005 Rp 574,72


14,327 0,070 Rp 574,72
Rp 651,566 Rp 65,157 Rp 130,313 Rp 6.776,286 Rp 162.631 Rp 1.951.572 Rp 1.951.572
7,127 0,140 Rp 574,72
7,412 0,135 Rp 574,72

Total Biaya Operator Rp 2.711,608 Rp 271,161 Rp 542,322 Rp 28.200,727 Rp 676.819 Rp 8.121.828 Rp 8.121.828
Biaya UMR Kab. Purbalingga Rp 1.655.200
2.2.3 Biaya Kualitas
Tabel 2.6 Data given Perhitungan Biaya Kualitas

Keterangan Rp
Deskripsi
Jumlah
Biaya Penilaian:
Biaya Pengujian Dan Inspeksi 29000 x 3 87000
Peralatan Pengujian
Jangka Sorong 29000 x 3 87000
Check Sheet
Kertas 2x26000/rim 52000
Printer 800 800
Tinta Print 2x25000/botol 50000
Alat Tulis Kantor
Ballpoint 600 x 3 x 20 36000
Penggaris 13500 x 3 40500
Baterai Kotak 3000 x 10 30000
Audit Kualitas Produk 450000 x 2 900000
Total Biaya Penilaian 1.283.300
BiayaKegagalan Internal :
Rework 10% x 3.123.287.000 312.328.700
Downgrading atasproduk 20% x 3.123.287.000 624.657.400
Total Biaya Kegagalan
936.986.100
Internal
Biaya kegagalan eksternal:
Jaminan (warranty) 20% x 3.123.287.000 624.657.400
Total Biaya Kegagalan
624.657.400
External
Total Biaya Kualitas 1.562.926.800

2.2.4 Biaya Manajerial


Tabel 2.7 Data Given Biaya Manajerial

Departemen Jabatan Jumlah (Orang) Penghasilan/Bulan


Direktur Utama 1 10000000
Wakil Direktur 1 7000000
Kepala Departement 1 5000000
Kepala Unit SDM 1 3500000
HRD
Kepala Unit Personalia 1 3500000
Kepala Unit Evaluasi 1 3500000
Kepala Departement 1 4000000
R&D
Kepala Unit Riset 1 3000000
Kepala Unit Desain 1 3000000
Kepala Departement 1 4000000
IT
Kepala Unit Pengolahan Data 1 3000000
Kepala Unit Operasional 1 3000000
Kepala Departemen 1 4000000
Kepala Unit PPIC 1 3000000
Departemen
Produksi Kepala Unit Produksi 1 3000000
Kepala Unit Perakitan 1 3000000
Kepala Unit Packaging 1 3000000
Kepala Departemen 1 4000000

Departemen Kepala Unit QC Raw Matrial 1 3000000


Quality Control Kepala Unit QC Proses Produksi 1 3000000
Kepala Unit Finished Good 1 3000000
Kepala Departemen 1 4000000

Departemen Kepala Unit Purchasing 1 3000000


Logistik Kepala Unit Warehouse 1 3000000
Kepala Unit Shipping 1 3000000
Kepala departemen 1 4000000
Departemen
Pemasaran Kepala Unit Penjualan 1 3000000
Kepala Unit Pengembangan Pasar 1 3000000
Kepala Departemen 1 4000000
Departemen Kepala Unit Administrasi 1 3000000
Keuangan
Kepala Unit Pembukuan dan
1 3000000
Anggaran
Total Biaya Manajerial 31 114500000

2.2.5 Biaya Asuransi


2.2.6 Biaya Depresiasi (Metode Straight Line)
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan
penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan
terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai
aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Untuk perhitungan biaya
depresiasi yang dipakai adalah biaya kendaraan (truck 1, pick up 3, mobil 5), biaya
gedung, alat-alat kantor.

17
Tabel 2.8. Perhitungan Biaya Depresiasi sampai tahun ke 10
Umur ekonomis Salvage Value Biaya Investasi
No Investasi Jumlah Depresiasi
(Tahun) (Rp) (Rp)
1 Tanah dan Bangunan 10 Rp 1.500.000.000,00 Rp 2.000.000.000,00 Rp 50.000.000,00
2 Alat Kantor dan Pabrik 10 Rp 150.000.000,00 Rp 400.000.000,00 Rp 25.000.000,00
3 Truck 1 10 Rp 100.000.000,00 Rp 700.000.000,00 Rp 60.000.000,00
4 Pick Up 3 10 Rp 45.000.000,00 Rp 300.000.000,00 Rp 25.500.000,00
5 Mobil pribadi 5 10 Rp 200.000.000,00 Rp 1.000.000.000,00 Rp 80.000.000,00
Total Biaya Depresiasi Rp 240.500.000,00

2.2.7 Biaya Reparasi


Biaya reparasi merupakan biaya yang digunakan untuk mereparasi kerusakan-kerusakan
pada peralatan ataupun mesin yang ada di perusahaan.
Tabel 2.9. Perhitungan Biaya Reparasi

Biaya Biaya
No Jenis Reparasi
(Rp/bln) (Rp/thn)
1 Soft Rp 150.000,00 Rp 1.800.000,00
2 Hard Rp 250.000,00 Rp 3.000.000,00
Total Biaya Reparasi Rp 4.800.000,00
2.2.8 Biaya Komunikasi
Biaya komunikasi merupakan biaya yang dikeluarkan berdasarkan kebutuhan dari
teknologi informatika untuk sarana memberikan suatu informasi.
Tabel 2.10. Perhitungan biaya komunikasi

No Kebutuhan Jumlah Harga Total Harga


1 Apple New iMac 2017 - 21 inch - MMQA2 8 Rp 17.200.000,00 Rp 137.600.000,00
2 Pemasangan Internet Wireless Speedy 10 Mbps 1 Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00
3 Biaya bulanan Internet Wireless Speedy 20 Mbps 12 Rp 385.000,00 Rp 4.620.000,00
4 Panasonic Pesawat Telepon KX-TS505MX 5 Rp 161.700,00 Rp 808.500,00
Total Biaya Komunikasi Rp 144.528.500,00
2.2.9 Biaya Administrasi
Biaya administrasi terdiri dari biaya administrasi penjualan. Biaya administrasi gudang,
biaya administrasi akuntasi, biaya administrasi perekrutan karyawan baru dan biaya
administrasi audit.

18
Tabel 2.11. Perhitungan biaya administrasi
No Kebutuhan Jumlah Harga Bulan Tahun
Administrasi Penjualan
1 Kertas A4 50 Rp 54.000,00 Rp 2.700.000,00 Rp 32.400.000,00
2 Printer Epson L120 3 Rp 1.550.000,00 Rp - Rp 4.650.000,00
3 Pulpen 50 Rp 3.000,00 Rp 150.000,00 Rp 1.800.000,00
5 Map 100 Rp 1.000,00 Rp 100.000,00 Rp 1.200.000,00
6 Penjepit kertas 100 Rp 2.500,00 Rp 250.000,00 Rp 3.000.000,00
7 Iklan Poster (A3) 150 Rp 5.500,00 Rp 825.000,00 Rp 9.900.000,00
Biaya Administrasi Penjualan Rp 52.950.000,00
Administrasi Gudang
8 Kertas A4 50 Rp 35.000,00 Rp 1.750.000,00 Rp 21.000.000,00
9 Pulpen 50 Rp 3.000,00 Rp 150.000,00 Rp 1.800.000,00
10 Spidol 50 Rp 9.500,00 Rp 475.000,00 Rp 5.700.000,00
11 Note 50 Rp 8.000,00 Rp 400.000,00 Rp 4.800.000,00
12 Papan jalan 20 Rp 10.000,00 Rp 200.000,00 Rp 2.400.000,00
13 Alat Kebersihan 3 Rp 60.000,00 Rp - Rp 60.000,00
Biaya Administrasi Gudang Rp 35.760.000,00
Administrasi Karyawan
14 Alat Fingerprint 2 Rp 505.000,00 - Rp 1.010.000,00
15 Nametag 50 Rp 7.500,00 - Rp 375.000,00
Biaya Administrasi Karyawan Rp 1.385.000,00
Biaya Audit
16 Penggaris 50 Rp 5.000 - Rp 250.000
17 Kertas A4 100 Rp 35.000,00 - Rp 3.500.000,00
18 Pulpen 200 Rp 3.000,00 - Rp 600.000,00
19 Spidol 200 Rp 9.500,00 - Rp 1.900.000,00
20 Papan jalan 150 Rp 10.000,00 - Rp 1.500.000,00
21 Jilid 100 Rp 4.000,00 - Rp 400.000,00
22 Penjepit kertas 100 Rp 2.500,00 - Rp 250.000,00
23 Map kertas 100 Rp 1.000,00 - Rp 100.000,00
Biaya Administrasi Audit Rp 8.250.000,00
Total Biaya Administrasi Rp 98.345.000,00

2.2.10 Biaya promosi


Biaya pemasaran merupakan suatu pengorbanan ekonomi yang terjadi untuk
mempromoskan dan memasarkan barang atau produk yang telah dihasilkan adapun
biaya-biaya yang dibutuhkan adalah biaya sewa stand, biaya iklan dan biaya
pembuatan website.

19
Tabel 2.12. Perhitungan biaya promosi

No Jenis Promosi Kebutuhan Biaya


Pre production meeting Rp 6.000.000,00
Pembuatan shooting board Rp 6.000.000,00
Pencarian lokasi Rp 4.000.000,00
Film crew Rp 25.000.000,00
Equipment Rp 20.000.000,00
Film stock & processing Rp 30.000.000,00
Art departement Rp 25.000.000,00
Studio location Rp 10.000.000,00
1 Iklan TV
Product house spv Rp 10.000.000,00
Editing Rp 15.000.000,00
Animation Rp 10.000.000,00
Music/sound design Rp 3.000.000,00
Voice over Rp 5.000.000,00
Mixing Rp 5.000.000,00
Finished materials Rp 5.000.000,00
Agency Rp 10.000.000,00
Photographer Rp 6.000.000,00
Make up Rp 3.000.000,00
Set & properties Rp 4.000.000,00
2 Iklan Koran Art directing Rp 1.000.000,00
Finish artwork Rp 15.000.000,00
Illustration Rp 1.000.000,00
Biaya cetak Rp 10.000.000,00
3 Sponsor event Rp 15.000.000,00
Total Biaya Pemasaran Rp 244.000.000,00
2.2.11 Biaya pengembangan SDM
Peran depertemen SDM adalah untuk memfasilitasi kebutuhan perusahaan akan
karyawan yang berkualitas dan up to date dengan mengadakan pelatihan karyawan dan
pengembangan karyawan.
Tabel 2.13. Perhitungan biaya pengembangan SDM

No Kegiatan tahunan Peserta Total Biaya


1 Retraining untuk Teknologi Baru 10 Rp 3.200.000
2 Seminar Industri manufaktur 20 Rp 5.500.000
3 Program Pengembangan Operator 5 Rp 3.500.000
Total Biaya Pengembangan SDM Rp 12.200.000

20
2.2.12 Biaya utilitas
Meliputi biaya penerangan dan biaya pendinginan dengan daya AC (0,04 Kw)
 Ruang Non Manajerial
Terdiri dari ruang produksi, mushola (15 m2), kantin (20 m2), warehouse (30 m2), kamar
mandi (4 m2), pos satpam (4 m2) dan harga per Kwh adalah Rp. 730,-
 Ruang Manajerial
Terdiri dari ruang direktur utama (12 m2), ruang wakil direktur (10 m2), ruang kantor
karyawan (8 ruangan @30 m2), kamar mandi (4 ruangan @4 m2), ruang riset (14 m2),
ruang uji kualitas (15 m2), ruang rapat seminar (12m2) dan harga per Kwh adalah Rp.
730,-

21
Tabel 2.14. Perhitungan Biaya Utilitas
Sumber: (Juni 2016, PLN)
Jlh
Luas Ruang Std Pencahayaan Nilai Pencahayaan Daya Harian Bulan Tahun
No Jenis Ruang Lamp Jam Kerja Jlh Ruang Harga/KwH
(m2) (lux) (lumen) (Kw) (Rp) (Rp) (Rp)
u
Lini Perakitan 196,3 300 160 767 8 1 1.364,86 0,04 Rp 334.991,24 Rp 8.039.789,72 Rp 96.477.476,66
1 Ruang Non Manajerial Warehouse 16 300 160 63 8 1 1.364,86 0,04 Rp 27.515,58 Rp 660.373,86 Rp 7.924.486,35
Toilet 4 250 160 14 8 2 1.364,86 0,04 Rp 12.229,15 Rp 293.499,49 Rp 3.521.993,93
Office 20 300 160 79 8 1 1.364,86 0,04 Rp 34.503,66 Rp 828.087,86 Rp 9.937.054,31
Ruang Kesehatan 6 300 160 24 8 1 1.364,86 0,04 Rp 10.482,12 Rp 251.571,00 Rp 3.018.851,94
2 Ruang Manajerial
Loker 16 300 160 63 8 1 1.364,86 0,04 Rp 27.515,58 Rp 660.373,86 Rp 7.924.486,35
Ruang Rapat Seminar 12 250 160 40 8 1 1.364,86 0,04 Rp 17.470,21 Rp 419.284,99 Rp 5.031.419,90
3 Operasional Rp 25.500,00 Rp 612.000,00 Rp 7.344.000,00
4 Air Rp 7.500,00 Rp 180.000,00 Rp 2.160.000,00
5 Pendinginan 1.364,86 0,04 Rp 14.756,87 Rp 354.164,79 Rp 4.249.977,50
Total Biaya Utilisasi Rp 497.707,53 Rp 11.944.980,79 Rp 147.589.746,95
Nilai Pencahayaan dengan Jenis lampu TL 4X40 watt
Faktor kehilangan cahaya atau LLF 0,8
Faktor Penggunaan atau CU 0,6
Tabel 2.15. Data Given Perhitungan Biaya Operasional dan Air

Biaya Operasional dan Air


Harian Bulanan Tahunan
Operasional Rp 32,500.00 Rp 650,000.00 Rp 7,800,000.00
Air Rp 10,000.00 Rp 200,000.00 Rp 2,400,000.00

2.2.13 Biaya PBB


Tabel 2.16. Perhitungan PBB
No Kebutuhan Luas Harga Total Harga
1 Tanah 600 Rp 5.500.000,00 Rp 3.300.000.000,00
2 Bangunan 258,3 Rp 5.000.000,00 Rp 1.291.500.000,00
NJOP Rp 4.591.500.000,00
NJKP (20%*NJOP) Rp 918.300.000,00
PBB (50%*NJKP) Rp 4.591.500,00
2.3 Perhitungan HPP dengan Metode ABC
2.3.1 Perhitungan Biaya Produksi
Perhitungan Biaya utama dan biaya overhead pabrik

Tabel 2.17 Perhitungan Biaya Utama

material 3451430700
Biaya Utama
operator 676819
Biaya Overhead overhead 2673981547
total biaya produksi 6126089066
Tabel 2.18 Perhitungan biaya overhead
No Jenis Biaya Klasifikasi Cost Driver Harga
1 Biaya Kualitas Aktivitas inspeksi Rp 1.562.926.800,00
2 Biaya Manajerial Aktivitas pengembanganRp 114.500.000,00
3 Biaya Transportasi Transportasi Pemasaran Jarak Rp -
Transportasi Riset Pasar Jarak Rp -
Transportasi MH Jarak Rp -
4 Biaya Asuransi Aktivitas pemeliharaan Rp 100.000.000,00
5 Biaya Depresiasi Aktivitas pemeliharaan Rp 240.500.000,00
6 Biaya Reparasi Aktivitas pemeliharaan Rp 4.800.000,00
7 Biaya Komunikasi Aktivitas komunikasi Rp 144.528.500,00
8 Biaya Administrasi Adm Penjualan Aktivitas penjualan Rp 52.950.000,00
Adm Gudang Aktivitas pergudangan Rp 35.760.000,00
Adm Perekrutan Aktivitas penjualan Rp 1.385.000,00
Adm Audit Aktivitas pengembanganRp 8.250.000,00
9 Biaya Pemasaran Aktivitas pemasaran Rp 244.000.000,00
10 Biaya Pengembangan SDM Aktivitas pengembanganRp 12.200.000,00
11 Biaya Utilitas Biaya Penerangan Aktivitas operasional Rp 133.835.769,45
Biaya Pendinginan Aktivitas operasional Rp 4.249.977,50
Biaya Operasional Aktivitas operasional Rp 7.344.000,00
Biaya Air Aktivitas operasional Rp 2.160.000,00
12 PBB Aktivitas pemeliharaan Rp 4.591.500,00
Total Biaya Overhead Rp 2.673.981.546,95
2.3.2 Daftar Cost Driver
Tabel 2.19 Daftar Cost Driver
Jenis Biaya Overhead Cost Driver
Biaya Kualitas Aktivitas inspeksi
Biaya Manajerial Jumlah pegawai
Transportasi Pemasaran Jarak
Biaya Transportasi Transportasi Riset Pasar Jarak
Transportasi Material Handling Jarak
Biaya Asuransi Aktivitas pemeliharaan
Biaya Depresiasi Aktivitas pemeliharaan
Biaya Reparasi Aktivitas pemeliharaan
Biaya Komunikasi Aktivitas komunikasi
Biaya Administrasi Penjualan Aktivitas penjualan
Biaya Administrasi Gudang Aktivitas pergudangan
Biaya Administrasi Akuntansi Aktivitas penjualan
Biaya Administrasi
Biaya Administrasi Perekrutan Aktivitas pengembangan
Karyawan Baru
Biaya Audit Aktivitas pengembangan
Biaya Pemasaran Aktivitas pemasaran
Biaya Pengembangan Aktivitas pengembangan
SDM

24
Biaya Penerangan KWh
Biaya Pendinginan KWh
Biaya Utilitas
Biaya Operasional Aktivitas operasional
Biaya Air Aktivitas operasional
Biaya PBB Aktivitas pemeliharaan

2.3.3 Penjabaran Aktivitas – Aktivitas


Tabel 2.20 Data Aktivitas PT. Tamindo

No Daftar Aktivitas
1 Aktivitas operasional
2 Aktivitas pemeliharaan
3 Aktivitas pengembangan
4 Aktivitas komunikasi
5 Aktivitas pemasaran
6 Aktivitas penjualan
7 Aktivitas pergudangan
8 Aktivitas inspeksi

Tabel 2.21 Data Cost Driver Aktivitas

Jumlah
No Daftar Aktivitas Luas Jarak
Pegawai
1 Aktivitas operasional 2 20
2 Aktivitas pemeliharaan 4 20
3 Aktivitas pengembangan 7 30 1650
4 Aktivitas komunikasi 3 30
5 Aktivitas pemasaran 3 30 3000
6 Aktivitas penjualan 2 30 12000
7 Aktivitas pergudangan 4 30 48
8 Aktivitas inspeksi 4 15
29 205 16698

25
Perhitungan biaya Aktivitas
Tabel 2.2 Alokasi Biaya Overhead ke Aktivitas
No Daftar Aktivitas Biaya per Aktivitas
1 Aktivitas operasional Rp 147.589.746,95
2 Aktivitas pemeliharaan Rp 349.891.500,00
3 Aktivitas pengembangan Rp 134.950.000,00
4 Aktivitas komunikasi Rp 144.528.500,00
5 Aktivitas pemasaran Rp 244.000.000,00
6 Aktivitas penjualan Rp 54.335.000,00
7 Aktivitas pergudangan Rp 35.760.000,00
8 Aktivitas inspeksi Rp 1.562.926.800,00
Total Biaya Seluruh Aktivitas Rp 2.673.981.546,95

Tabel 2.23 Harga Pokok Produksi per Unit Menurut Sistem ABC
produk biaya material biaya operator biaya OH HPP Laba harga jual
tamiya 4WD Rp 803.150 Rp 110 Rp 54.300 Rp 857.560 Rp 50.000 Rp 907.560

2.4 Cash Flow Perusahaan


Yang meliputi income, outcome, laba kotor pajak dan laba bersih
Tabel 2.25 Tabel Cash Flow

cash flow
income Rp 2.591.989.967,73
outcome IDR 20.269.981
laba kotor Rp 2.571.719.986,94
pajak Rp 257.171.998,69
laba bersih Rp 2.314.547.988,25

26
2.5 Analisa Kelayakan Investasi
Terdiri dari analisa Payback Period, NPV dan IRR
Tabel. 2.26 Tabel NPV 1
TAHUN
NO. URAIAN
0 1 2 3
A. ARUS MASUK
1. PENERIMAAN PENJUALAN Rp 23.512.223.690,18 Rp 26.451.251.651,45 Rp 29.390.279.612,73
2. KREDIT
INVESTASI Rp 6.000.000.000,00
MODAL KERJA Rp 4.000.000.000,00
3. MODAL SENDIRI
INVESTASI Rp 9.000.000.000,00
MODAL KERJA Rp 2.666.666.666,67
4. NILAI SISA Rp 13.557.000.000,00
TOTAL ARUS MASUK Rp 15.000.000.000,00 Rp 30.178.890.356,85 Rp 26.451.251.651,45 Rp 42.947.279.612,73
NILAI ARUS U/ MENGHITUNG IRR - Rp 23.512.223.690,18 Rp 26.451.251.651,45 Rp 42.947.279.612,73

B. ARUS KELUAR
1. BIAYA INVESTASI Rp 15.000.000.000,00
2. ANGSURAN TETAP (KI + KMK) -
3. ANGSURAN BUNGA (KI + KMK) - Rp 2.072.395.833,33 Rp 1.293.750.000,00 Rp 543.750.000,00
4. BIAYA VARIABEL - Rp 2.149.151.237,56 Rp 2.417.795.142,25 Rp 2.686.439.046,95
5. BIAYA TETAP - Rp 1.185.697.462,40 Rp 1.333.909.645,20 Rp 1.482.121.828,00
6. PROMOSI - Rp - Rp - Rp -
7. PAJAK (12%) - Rp 2.288.864.998,83 Rp 2.604.463.123,68 Rp 2.927.261.248,53
TOTAL ARUS KELUAR Rp 15.000.000.000,00 Rp 7.696.109.532,12 Rp 7.649.917.911,13 Rp 7.639.572.123,48
ARUS KELUAR U/ MENGHITUNG Rp 15.000.000.000,00 Rp 5.623.713.698,78 Rp 6.356.167.911,13 Rp 7.095.822.123,48
NILAI IRR

C. NET CASH FLOW Rp 15.000.000.000,00 Rp 22.482.780.824,73 Rp 18.801.333.740,32 Rp 35.307.707.489,25


CASH FLOW Rp 15.000.000.000,00 Rp 17.888.509.991,40 Rp 20.095.083.740,32 Rp 35.851.457.489,25
DISCOUNT FACTOR (15%) 87% 87% 76% 66%
Rp 1,00 Rp 0,87 Rp 0,76 Rp 0,66
D. PRESENT VALUE BENEFIT Rp 15.000.000.000,00 15555226079 Rp 15.193.892.816,06 Rp 23.572.333.299,18

E. KUMULATIF -Rp 15.000.000.000,00 Rp 555.226.079,48 Rp 15.749.118.895,53 Rp 39.321.452.194,71

NPV 39321452195
IRR
NET B/C 3,62
PBP (TAHUN) -0,10

27
Tabel 2.27 Tabel NPV 2
TAHUN
NO. URAIAN
0 1 2 3
A. ARUS MASUK
1. PENERIMAAN PENJUALAN Rp 14.276.873.083,55 Rp 16.061.482.218,99 Rp 17.846.091.354,43
2. KREDIT
INVESTASI Rp 7.840.000.000,00
MODAL KERJA Rp 5.226.666.666,67
3. MODAL SENDIRI
INVESTASI Rp 11.760.000.000,00
MODAL KERJA Rp 3.484.444.444,44
4. NILAI SISA Rp 18.878.500.000,00
TOTAL ARUS MASUK Rp 19.600.000.000,00 Rp 22.987.984.194,66 Rp 16.061.482.218,99 Rp 36.724.591.354,43
NILAI ARUS U/ MENGHITUNG IRR - Rp 14.276.873.083,55 Rp 16.061.482.218,99 Rp 36.724.591.354,43

B. ARUS KELUAR
1. BIAYA INVESTASI Rp 15.000.000.000,00
2. ANGSURAN TETAP (KI + KMK) -
3. ANGSURAN BUNGA (KI + KMK) - Rp 2.707.930.555,56 Rp 1.690.500.000,00 Rp 710.500.000,00
4. BIAYA VARIABEL - Rp 2.653.358.354,59 Rp 2.985.028.148,92 Rp 3.316.697.943,24
5. BIAYA TETAP - Rp 1.188.608.030,64 Rp 1.337.184.034,47 Rp 1.485.760.038,30
6. PROMOSI - Rp - Rp - Rp -
7. PAJAK (12%) - Rp 1.125.720.803,80 Rp 1.299.149.404,27 Rp 1.481.986.004,75
TOTAL ARUS KELUAR Rp 15.000.000.000,00 Rp 7.675.617.744,58 Rp 7.311.861.587,66 Rp 6.994.943.986,29
ARUS KELUAR U/ MENGHITUNGRp 15.000.000.000,00 Rp 4.967.687.189,03 Rp 5.621.361.587,66 Rp 6.284.443.986,29
NILAI IRR

C. NET CASH FLOW Rp 15.000.000.000,00 Rp 15.312.366.450,07 Rp 8.749.620.631,33 Rp 29.729.647.368,14


CASH FLOW Rp 15.000.000.000,00 Rp 9.309.185.894,52 Rp 10.440.120.631,33 Rp 30.440.147.368,14
DISCOUNT FACTOR (70%) 1 0,588235294 0,346020761 0,203541624

D. PRESENT VALUE BENEFIT Rp 15.000.000.000,00 Rp 5.475.991.702,66 Rp 3.612.498.488,35 Rp 6.195.837.038,09

E. KUMULATIF -Rp 15.000.000.000,00 -Rp 9.524.008.297,34 -Rp 5.911.509.808,99 Rp 284.327.229,10

NPV Rp 284.327.229,10
IRR 1,135
NET B/C 1,02
PBP (TAHUN) 10,13

Tabel 2.28 Tabel Rekapitulasi PBP, NPV, NET B/C


NO. KONDISI NPV IRR PBP NET B/C
1 Discount Factor 15% Rp 39.321.452.194,71 -0,10 3,62
2 Discount Factor 70% Rp 284.327.229,10 1,135 10,13 1,02

28
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data Awal


Data yang dibutuhkan dalam data awal adalah investasi awal dan data kebutuhan
yang melengkapi. Investasi awal berisikan biaya tanah dan bangunan, harga kendaraan
dan goodwill maka total keseluruhan biaya investasi awal adalah Rp 19.600.000.000.
Data kebutuhan lain adalah perlengkapan yang dibutuhkan perusahaan diantaranya
mobil truck sebanyak 1 unit, mobil pick up sebanyak 3 unit, mobil pribadi sebanyak 5
unit, lampu gudang, AC, operasional, komunikasi dan air.

3.2 Analisis Perhitungan Biaya


3.2.1 Analisis Biaya Material
Dalam perhitungan biaya material terdapat jadwal induk produksi yang didapat
dari modul 5, juga perencanaan jadwal produksi harian dan biaya komponen. Biaya
komponen setiap item merupakan harga per unit ditambah biaya pesan. Data JIP pada
minggu ke 35 sebanyak 957 unit/mingu, minggu ke 36 sebanyak 979 unit/minggu,
minggu ke 37 1027 unit/minggu. Sedangkan perencanaan jadwal produksi harian
didapat dari JIP lalu dibagi total hari kerja dalam seminggu.Total biaya material
keseluruhan adalah Rp 3.451.430.700,00

3.2.2 Analisis Biaya Operator


Dalam perhitungan biaya operator ditentukan UMR kabupaten Purbalingga
sebesar Rp 1.655.200. Biaya operator menurut perhitungan dengan jumlah hari kerja
dikali jam kerja dalam satuan detik maka didapatkan biaya sebesar Rp 271.161. Biaya
rakit adalah UMR dibagi biaya operator maka didapat biaya rakit sebesar Rp
574,72/Jam. Gaji pokok stasiun kerja didapat dari waktu siklus untuk setiap stasiun
kerja dikali output standard dikali biaya rakit maka didapat gaji pokok sebesar Rp
2.711,608/ jam. Gaji pokok per bulan didapat dari gaji pokok stasiun kerja dikali waktu
sebluan maka didapat gaji pokok perbulan sebesar Rp 676.819/bulan. Gaji per bulan
didapat dari dari gaji pokok per bulan ditambah tunjangan transportasi ditambah
tunjangan kesehatan maka gaji sebesar Rp 7.338.000. Untuk tunjangan transportasi

29
sebesar 10% dari gaji pokok sedangkan untuk tunjangan kesehatan sebesar 15% dari
gaji pokok.

3.2.3 Analisis Biaya Kualitas


Dalam biaya kualitas terdapat biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya
kegagalan eksternal lalu dijumlahkan untuk mendapatkan biaya kualitas keseluruhan.
Untuk biaya penilaian terdapat biaya pengujian dan inspeksi sebesar Rp 37.000 dan
dilakukan 3 kali maka sebesar Rp 93.000. Dibutuhka jangka sorong sebanyak 3 buah
dengan harga Rp 29.000 maka total jangka sorong sebesar Rp 87.000. Dalam
pengecekan kualitas dibutuhkan check sheet dengan harga Rp 26.000/rim dibutuhkan 2
rim maka total Rp 52.000, biaya printer Rp 800, biaya tinta print Rp 25.000/botol
sebanyak 2 buah maka sebesar Rp 50.000. Dibutuhkan juga alat tulis kantor seperti
ballpoint, penggaris, baterai kotak, audit kualitas produk. Maka total biaya penilaian
sebesar Rp 1.283.300.
Biaya kegagalan internal merupakan biaya yang akan muncul jika terjadi
kegagalan internal. Rework atau pengerjaan ulang membutuhkan biaya 10% dari Rp
3.123.287.000 maka dibutuhkan biaya sebesar Rp 312.328.700. Downgrading atas
produk sebesar 20% dari Rp 3.123.287.000 maka dibutuhkan biaya sebesar Rp
624.657.400. Total biaya kegagalan internal sebesar Rp 936.986.100.
Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang akan muncul jika terjadi
kegagalan eksternal. Adanya biaya jaminan 20% dari Rp 3.123.287.000 maka
dibutuhkan biaya sebesar Rp 624.657.400. Total biaya kegagalan internal sebesar Rp
624.657.400. Maka keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk biaya kualitas adalah Rp
1.562.926.800.

3.2.4 Analisis Biaya Manajerial


Biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan manajerial sebanyak 31
orang. Range penghasilan manajerial adalah Rp 10.000.000- Rp 3.000.000. Maka total
biaya manajerial yang dikeluarkan adalah Rp 114.500.000.

3.2.5 Analisis Biaya Depresiasi

30
Biaya depresiasi adalah biaya pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum
pajak. Biaya depresisasi untuk kendaraan yaitu truck, pick up, dan mobil.Rumus
depresiasi per tahun adalah harga awal dikurangi salvage value dibagi usia pakai.
Sedangkan untuk rumus depresiasi pada tahun ke 10 adalah depresiasi per tahun dikali
10. Untuk truck dengan harga awal Rp 700.000.000 usia pakai selama 10 tahun dengan
salvage value Rp 100.000.000 dengan rumus depresiasi per tahun didapat sebesar Rp
60.000.000 depresiasi sampai dengan tahun ke 10 adalah Rp 600.000.000. Untuk pick
up dengan harga awal Rp 300.000.000 usia pakai selama 10 tahun dengan salvage value
Rp 45.000.000 dengan rumus depresiasi per tahun didapat sebesar Rp 25.500.000
depresiasi sampai dengan tahun ke 10 adalah Rp 255.000.000. Untuk mobil dengan
harga awal Rp 1.000.000.000 usia pakai selama 10 tahun dengan salvage value Rp
200.000.000 dengan rumus depresiasi per tahun didapat sebesar Rp 80.000.000
depresiasi sampai dengan tahun ke 10 adalah Rp 800.000.000.

3.2.6 Analisis Biaya Reparasi


Barang-barang didalam perusahaan ada yang membutuhkan reparasi untuk
kebrlangsungan proses produksi.Diantaranya reparasi AC, perbaikan kendaraan,
penggantian lampu, perbaikan konveyor dan perbaikan troly. Untuk perbaikan AC
dalam setahun dilakukan reparasi sekali untuk satu AC dalam kategori soft dengan
biaya Rp 150.000. Untuk perbaikan kendaraan truck dan pick up termasuk kategori
hard dengan biaya dengan masing-masing biaya sebesar Rp 250.000 dan Rp 750.000.
Untuk perbaikan kendaraan mobil sebesar Rp 750.000 dalam kategori soft. Pergantian
lampu sebanyak 50 lampu dalam setaun masuk kategori soft dengan biaya Rp
300.000.00 Perbaikan konveyor selama setahun satu kai masuk dalam kategori soft
sebesar Rp 150.000. Perbaikan troly sebanyak satu kali untuk satu troly masuk kategori
soft sebesar Rp 150.000. Perbaikan pada kategori hard sebesar Rp.3.000.000,00
Dengan semua perbaikan yang ada maka total biaya reparasi adalah Rp 4.800.000,00

3.2.7 Analisis Biaya Komunikasi


Merupakan biaya untuk memenuhi kebuuhan komunikasi perusahaan baik dengan
supplier maupun konsumen. Dibutuhkan pembelian pesawat telpon sebanyak 3 buah
dengan total Rp 7.916,667 perbulan. Setelah memasang telpon maka akan dibutuhkan

31
biaya perbulan biasanya sebesar Rp 60.000 dalam sebulan maka total biaya telpon
perbulan adalah Rp 180.000. Diperlukan komputer untuk melakukan komunikasi via
online computer dibeli sebanyak satu buah seharga Rp 2.200.000 maka biaya dalam
sebulan sebesar Rp 36.667 dan biaya internet sebulan sebesar Rp 250.000. Maka total
biaya komunikasi dalam sebulan sebesar Rp 114.528,500.

3.2.8 Analisis Biaya Administrasi


Biaya administrasi digolongkan menjadi biaya administrasi penjualan, biaya
administrasi gudang, biaya admininstrasi akuntansi, biaya administrasi perekrutan
karyawan baru dan biaya administrasi audit.Biaya administrasi penjualan dibutuhkan
sebesar Rp 1.000.000. Biaya administrasi gudang terdapat biaya transportasi dan
akomodasi sebesar Rp 100.000 dan juga biaya konsumsi sebesar Rp 30.000 maka total
biaya administrasi gudang Rp 130.000. Biaya administrasi akuntasi memerlukan biaya
transportasi dan akomodasi sebesar Rp 500.000 tanpa biaya konsumsi. Biaya
administrasi perekrutan karyawan memerlukan biaya transportasi dan akomodasi
sebesar Rp 1.000.000 dan juga biaya konsumsi sebesar Rp 30.000 maka total sebesar
Rp 1.030.000. Biaya audit memerlukan biaya transportasi dan akomodasi sebesar Rp
200.000 dan biaya konsumsi sebesar Rp 50.000 dengan total sebesar Rp 250.000.
Keseluruhan total biaya administrasi sebesar Rp 98.345.000.

3.2.9 Analisis Biaya Promosi


Biaya promosi digunakan untuk melakukan promosi produk agar lebih dikenal
oleh masyarakat luas. PT. Tamiya Indonesiamelakukan promosi melalui sewa stand
diexpo, melakukan iklan dalam bentuk baliho dan juga promosi melalui website
perusahaan. Biaya untuk sewa stand di expo sebesar Rp 1.500.000, sedangkan biaya
iklan dibaliho sebesar Rp 50.000.000 dan biaya pembuatan website perusahaan sebesar
Rp 747.000. Total biaya keseluruhan untuk promosi yang diperlukan PT. Tamiya
Indonesia sebesar Rp 244.000.000.

3.2.10 Analisis Biaya Pengembangan SDM


Biaya yang diperlukan untuk pengembangan SDM perusahaan adalah untuk
melakukan pengenalan perusahaan, pelatihan skill, retraining teknologi baru dan family

32
gathering. Kegiatan-kegiatan tersebut diperlukan agar karyawan dapat berkembang dan
juga meningkatkan kebersamaan baik antara karyawan dan manajerial. Kegiatan
pengenalan perusahaan dilakukan satu kali dalam setahun dengan biaya Rp 500.000.
Kegiatan pelatihan skill yang dilakukan sekali dalam setahun dengan biaya Rp 500.000.
. Kegiatan family gathering yang dilakukan sekali dalam setahun dengan biaya Rp
2.000.000. Total biaya pengembangan SDM sebesar Rp 12.200.000.

3.2.11 Analisis Biaya Utilitas


Biaya utilitas adalah biaya penerangan dan biaya lampu yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan produksi. Dalam sehari lampu memerlukan 173 kwh dengan biaya
lampu dalam sehari sebesar Rp 1.010.320 maka biaya per bulan sebesar Rp 24.247.680.
Dalam sehari AC memerlukan 1.2 kwh dengan biaya AC dalam sehari sebesar Rp
7.008 maka biaya per bulan sebesar Rp 168.192. Maka total biaya utilitas dalam sebulan
sebesar Rp 42.009.752,37.
Biaya utilitas untuk ruangan non manajerial dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan pada ruang produksi, mushola, kantin, warehouse, kamar mandi dan pos
satpam. Ruang produksi membutuhkan lampu sebesar 18,85 kwh per hari biaya lampu
dalam setahun Rp 31.716.206. Mushola membutuhkan lampu sebesar 0,642857 kwh per
hari biaya lampu dalam setahun Rp 1.081.234. Kantin membutuhkan lampu sebesar
0,857143 kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp 1.441.646. Warehouse
membutuhkan lampu sebesar 1,714286 kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp
2.883.291. Kamar mandi membutuhkan lampu sebesar 0,228571 kwh per hari biaya
lampu dalam setahun Rp 384.439. Pos satpam membutuhkan lampu sebesar 0,114286
kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp 192.219. Maka total biaya utilitas ruang
non manajerial dalam setahun adalah Rp 37.699.035.
Biaya utilitas untuk ruangan manajerial dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
pada ruang direktur utama, ruang wakil direktur, ruang karyawan, kamar mandi, ruang
riset, ruang uji kualitas, dan ruang rapat seminar. Ruang direktur utama membutuhkan
lampu sebesar 8,571429 kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp 14.416.457.
Ruang wakil direktur membutuhkan lampu sebesar 7,142857 kwh per hari biaya lampu
dalam setahun Rp 12.013.7 14. Ruang karyawan membutuhkan lampu sebesar 21,428
57 kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp 36.041.143. Kamar mandi

33
membutuhkan lampu sebesar 1,142857 kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp
1.992.194. Ruang riset membutuhkan lampu sebesar 20 kwh per hari biaya lampu dalam
setahun Rp 33.638.400. Ruang uji kualitas membutuhkan lampu sebesar 4,285714 kwh
per hari biaya lampu dalam setahun Rp 7.208.229. Ruang rapat seminar membutuhkan
lampu sebesar 3,428571 kwh per hari biaya lampu dalam setahun Rp 5.766.583. Maka
total biaya utilitas ruang manajerial dalam setahun adalah Rp 105.240.137.
Data utilitas untuk operasional dalam setahun adalah sebesar Rp 7.800.000
sedangkan untuk air dalam setahun sebesar Rp 2.400.000.

3.2.12 Analisis Biaya PBB


Biaya yang muncul karena pembayaran pajak bangunan dan tanah. Untuk tanah
dengan luas 600 m2 memiliki NJOP sebesar Rp 394.000 dengan total Rp 118.200.000
sedangkan untuk luas bangunan sebesar 258,3 m2 memiliki NJOP sebesar Rp 429.000
dengan total Rp 101.244.000. Total keseluruhan NJOP PBB adalah Rp 4.591.500.000
maka PBB yang harus dibayarkan setiap tahunnya adalah Rp 209.444.

3.3 Analisis Perhitungan HPP dengan Metode ABC


3.3.1 Analisis Perhitungan Biaya Produksi
Dalam biaya produksi terdapat biaya utama produksi per partnya dengan total
terdapat 17 part. Jumlah masing-masing part sebanyak 2856 unit. Ada juga biaya
operator sebanyak dua operator sebesar Rp 11.875.500. Total biaya produksi sebesar Rp
2.099.183.100.
Biaya produksi juga memiliki biaya overhead terdapat biaya untuk aktivitas
inspeksi kualitas, manajerial, transportasi, asuransi, depresiasi, reparasi, komunikasi,
administrasi, pemasaran, pengembangan SDM, utilitas, dan PBB. Biaya aktivitas
inspeksi dalam setahun sebesar Rp 130.243.900. Biaya manajerial dalam sebulan
sebesar Rp 114.500.000. Biaya transportasi terdapat 3 macam transportasi yaitu
pemasaran dengan total biaya Rp 179.234, riset pasar dengan total biaya Rp 165.957,
dan material handling dengan total biaya Rp 165.957 untuk biaya transportasi dalam
satuan bulan. Biaya asuransi dalam satu bulan sebesar Rp 8.333.333. Biaya depresiasi
dalam satu tahun sebsar Rp 5.000.000. Biaya reparasi dalam satu tahun sebesar Rp
80.833. Biaya komunikasi dalam satu bulan sebesar Rp 474.583. Biaya administrasi

34
terdapat 5 macam administrasi yaitu penjualan, gudang, akuntansi, perekrutan karyawan
baru dan audit dengan total Rp 2.910.000 dalam satu bulan. Biaya Pemasaran dalam
satu tahun sebesar Rp 4.353.916. Biaya pengembangan SDM dalam satu tahun sebesar
Rp 333.333. Biaya utilitas terdapat 4 macam biaya utilitas yaitu penerangan dalam satu
bulan membutuhkan biaya sebesar Rp 126.290, pendinginan dalam satu bulan
membutuhkan biaya sebesar Rp 876, operasional dalam satu bulan membutuhkan biaya
sebesar Rp 650.000, dan air dalam satu bulan membutuhkan biaya sebesar Rp 400.000.
Biaya PBB dalam satu tahun sebesar Rp 17.453. Maka total biaya overhead sebesar Rp
2.673.981.5469,95.

3.3.2 Analisis Cost Driver


Data aktivitas yang dilakukan di PT. Tamiya Indonesia adalah operasional
merupakan proses selama produksi tamiya, pemeliharaan merupakan proses
pemeliharaan alat penunjang proses produksi, pengembangan merupakan proses
pengembangan SDM untuk hasil kerja yang lebih baik, komunikasi merupakan
pertukaran informasi untuk melakukan produksi, pemasaran merupakan kegiatan yang
dilakukan agar produk dapat dikenal, penjualan merupakan kegiatan yang dillakukan
untuk menjual produk yang telah dibuat, pergudangan adalah aktivitas penyimpanan
baik produk jadi maupun raw material, dan inspeksi merupakan pemeriksaan terhadap
kualitas produk.
Untuk mencari applied overhead cost dengan menggunakan metode activity based
costing dengan rumus biaya overhead produk dibagi jumlah unit produk. Total biaya
overhead sebesar Rp 2.673.981.546,95.

3.4 Analisis Cash Flow Perusahaan


Data aliran keuangan perusahaan yang meliputi pendapatan, pengeluaran, laba
kotor pajak dan laba bersih. Data yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya adalah
pengeluaran sebesar Rp.20.269.981 dengan pendapatan sebesar Rp.2.591.989.967,73
dan laba kotor sebesar Rp.2.571.719.986,94 dengan pajak sebesar Rp.257.177998,69
serta laba bersih sebesar Rp.2.314.547.988,25.

35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pelaksanaan Modul IX adalah:
a. Metode ABC adalah System menghitung setiap biaya pada masing-masing
aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas.
b. Dengan diskon faktor 70% maka nilai IRR diatas 0, yaitu 1,135
c. Nilai PBP pada diskon faktor 70% adalah 10,13

4.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan Modul IX
a. Sebaiknya praktikan lebih memahami dan mempelajari metode ABC dengan
baik.
b. Praktikan lebih teliti dalam perhitungan agar tidak terjadi salah perhitungan
yang fatal

36
DAFTAR PUSTAKA

Askarany, Davood and Hassan Yazdifar. 2007. Why ABC is Not Widely Implemented?.
International Journal of Business Research, Volume VII, Number 1.
Sembiring, Betty Br. 2011. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem
Activity Based Costing Pada Perusahaan Tahu CV. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Emblemsvag, Jan. 2003. Life Cycle Costing : Using Activity-Based Costing and Monte
Carlo Methods to Manage Future Costs and Risks. New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.

Gunasekaran A., Marri H.B. and Grieve R.J., Activity Based Costing Small and
Medium Enterprisee, Computers & Industrial Engineering, 37, (1999), 407- 411.

Manurung, E. dan A. Purboyo. 2008. Customer Profitability Berdasarkan Activity


Based Costing (Ilustrasi pada: Suatu Perusahaan Tekstil di Bandung), The 2nd
National Conference UKWMS, September: 1-14.

Pawiyataningrum, Agustina Nurul. 2014. “Penerapan Activity Based Costing (ABC)


System Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi (Studi Pada PT. Indonesia Pet
Bottle Pandaan Pasuruan)”. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 10 No. 1 Malang:
Universitas Brawijaya.

Slamet, Achmad. 2007. Penganggaran, Perencanaan dan Pengendalian Usaha.


Semarang: UNNES Press.
Supriyono. 2007. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Tekhnologi Maju
dan Globalisasi edisi II. Yogyakarta: BPFE.
Sulastiningsih. 1999. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

37

Anda mungkin juga menyukai