Anda di halaman 1dari 2

Rakai Syavendra Revito

19410627

TUGAS PDH
1. Yang dimaksud dengan Recht vinding adalah proses pembentukan hukum oleh hakim/apparat
penegak hukum lainnya dalam penerapan peraturan umum terhadap peristiwa hukum yang
konkrit dan hasil penemuan hukum menjadi dasar untuk mengambil keputusan. Van Apeldorn
menyatakan, seorang hakim dalam tugasnya melakukan pembentukan hukum harus
memperhatikan dan teguh-teguh mendasari pada asas :
1. Menyesuaikan Undang-undang dengan fakta konkrit
2. dapat juga menambah Undang-undang apabila perlu.
2. Penemuan hukum penting digunakan dalam memecahkan perkara dalam praktek di
pengadilan karena untuk mencari dan menemukan kaidah hukum yang dapat digunakan untuk
memberikan keputusan yang tepat atau benar, dan secara tidak langsung memberikan
kepastian hukum juga didalam masyarakat.
3. tahapan tahapan yang digunakan untuk memecahan masalah hukum :
1. Pengumpulan Fakta
2. Klasifikasi Hakikat Permasalahan Hukum
3. Identifikasi dan pemilihan isu hukum yang relevean
4. Penemuan hukum yang berkaitan dengan isu hukum
5. Penerapan Hukum
4. Keterbatasan dari aturan Perundang – Undangan adalah peraturan negara, di tingkat pusat
dan di tingkat daerah, yang dibentuk berdasar kewenangan perundang-undangan, baik bersifat
atribusi maupun bersifat delegasi.
5. Rechtsvorming (pembentukan hukum), yaitu merumuskan peraturan-peraturan yang berlaku
secara umum bagi setiap orang. Lazimnya dilakukan oleh pembentuk undang-undang. Hakim
juga dimungkinkan sebagai pembentuk hukum (judge made law) kalau putusannya menjadi
yurisprudensi tetap (vaste jurisprudence) yang diikuti oleh para hakim dan merupakan
pedoman bagi kalangan hukum pada umumnya.

Rechtsvinding (penemuan hukum atau law making- Inggris), dalam arti bahwa bukan hukumnya
tidak ada, tetapi hukumnya sudah ada, namun masih perlu digali dan diketemukan. Hukum
tidak selalu berupa kaidah (das sollen) baik tertulis ataupun tidak, tetapi dapat juga berupa
perilaku atau peristiwa (das sein). Dari perilaku itu sebenarnya dapat digali atau diketemukan
hukumnya (vida Pasal 28 UU No. 4 Tahun 2004). Di dalam perilaku itulah terdapat hukumnya.
Oleh karena itu istilah penemuan hukum dirasakan lebih tepat.

6. Rechtstoepassing (penerapan hukum), yaitu menerapkan peraturan hukum yang abstrak


sifatnya pada peristiwanya. Untuk itu peristiwa konkret harus dijadikan peristiwa hukum
terlebih dahulu agar peraturan hukumnya dapat ditetapkan.

Rechtshandhaving (pelaksanaan hukum), dapat berarti menjalankan hukum baik ada


sengketa/pelanggaran maupun tanpa sengketa.
Rechtschepping (penciptaan hukum), berarti bahwa hukumnya sama sekali tidak ada, kemudian
diciptakan, yaitu dari tidak ada menjadi ada.

Anda mungkin juga menyukai