Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alya Rudita Priyandini

NIM : 212011805
Kelas : 2ST5
Kode :

Analisis Pertumbuhan Ekspor Migas dan Nonmigas Indonesia Januari–Desember 2021

Sumber : Badan Pusat Statistik

Analisis :
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan nilai
ekspor di Indonesia pada bulan Desember 2021 dibanding November 2021 yaitu dari
US$22.844,4 juta menjadi US$22.377,8 juta (turun 2,04%). Namun, dilihat secara y-on-y
nilai ekspor naik sebesar 35,30% jika dibandingkan pada Desember 2020. Jika dilihat dari
rincian angka ekspor migas dan nonmigas, penurunan ekspor dari November 2021 ke
Desember 2021 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas dari US$21.512,0 juta
menjadi US$21.284,4 juta (turun 1,06%). Terjadi pula penurunan ekspor migas dari
US$1.332,4 juta menjadi US$1.093,4 juta (turun 17,93%). Dapat dilihat bahwa penurunan
ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah secara m-to-m dari
US$120,9 juta menjadi US$115,7 juta (turun 4,27%), hasil minyak secara m-to-m turun dari
US$250,4 juta menjadi US$185,5 juta (turun 25,90%), dan ekspor gas yang turun secara m-
to-m dari US$961,1 juta menjadi US$792,2 juta (turun 17,58%). Nilai ekspor kumulatif
nonmigas mencapai US$219,27 miliar (naik 41,52%). Begitu pula nilai ekspor Indonesia
periode Januari s.d. Desember 2021 naik 41,88% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Analisis Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Indonesia Januari–Desember 2021

Sumber : Badan Pusat Statistik

Analisis :
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan nilai
impor Indonesia pada Desember 2021 dari US$19.382,2 juta menjadi US$21.358,6 juta yang
naik 10,51% dibandingkan November 2021 (m-to-m). Jika dilihat dari data yang ada,
kenaikan nilai impor ini disebabkan adanya kenaikan secara m-to-m pada impor migas
US$352,8 juta (naik 11,66%). Begitu juga pada impor nonmigas secara m-to-m juga
mengalami kenaikan US$1.677,6 juta (naik 10,29%). Nilai impor migas yang naik
disebabkan oleh bertambahnya nilai impor minyak mentah secara m-to-m sebesar US$680,0
juta (naik 128,15%). Akan tetapi hal ini tereduksi oleh penurunan hasil minyak sebesar
US$270,2 (turun 13,41%) dan gas sebesar US$57,0 juta (turun 11,89%). Nilai impor Januari
s.d. Desember 2021 mengalami peningkatan sebesar US$54.627,8 juta (naik 38,59%) jika
dibandingkan periode yang sama tahun lalu (secara c-to-c), Hal ini disebabkan karena
naiknya nilai impor migas secara c-to-c sebesar US$11.272,3 juta (naik 79,07%) dan
nonmigas sebesar US$43.355,5 juta (naik 34,05%). Naiknya nilai impor migas disebabkan
adanya kenaikan impor minyak mentah sebesar US$3.655,5 juta (naik 107,78%), hasil
minyak sebesar US$6.106,4 juta (naik 73,71%), dan gas sebesar US$1.510,4 juta (58,52%).
Analisis Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2021

Sumber : Badan Pusat Statistik

Sumber : Bank Indonesia

Analisis :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada Desember 2021 surplus neraca
perdagangan Indonesia tetap tinggi mencapai US$1,008 miliar, meskipun lebih rendah
dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$3,52 miliar. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perkembangan, dari perkembangan tersebut secara
keseluruhan neraca perdagangan Indonesia tahun 2021 mencapai surplus US$35,34 miliar.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun 2020 sebesar US$21,62
miliar. Surplus terjadi karena nilai ekspor masih lebih tinggi dari impor. Berdasarkan grafik
neraca perdagangan di atas, surplus neraca perdagangan pada bulan November 2021 nilainya
lebih kecil dari surplus neraca perdagangan di bulan sebelumnya yang mencapai US$ 5,74
miliar. Apabila diukur perubahannya per tahun (y-on-y) dengan November 2020, maka
neraca perdagangan November 2021 meningkat 35,5%. BPS mencatat, neraca perdagangan
Indonesia pada November 2020 sebesar US$ 2,59 miliar. BPS mencatat bahwa surplus dari
transaksi perdagangan sektor non-migas sebenarnya lebih tinggi, yakni US$ 5,20 miliar.
Tetapi, angka tersebut mengalami reduksi akibat defisit perdagangan pada sektor migas
sebesar US$ 1,69 miliar. Surplus neraca perdagangan berkontribusi positif dalam menjaga
ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Untuk mendukung pemulihan ekonomi, Bank
Indonesia perlu memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Anda mungkin juga menyukai