Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EKONOMI MAKRO

KONDISI INFLANSI, PENGANGGURAN, DAN EKSPOR IMPOR

KELAS REG F BANJARBARU

DOSEN PENGAMPU : DEFIN SHAHRIAL PUTRA, SE, MM

KELOMPOK ; 7
SITI SALMIAH (2203010214)
PIPIT NUR RAMDHINI (2203010253)
PUTRA ADITYA (2203010421)

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM


KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penganguran dan inflansi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi
setiap masyarakat. Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa efek
buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial. Untuk menghindari berbagai efek
buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan. Analisi
dalam makalah ini bertujuan untuk menerangkan tentang bentuk bentuk masalah
pengangguran dan inflasi yang di hadapi suatu perekonomian dan bentuk kebijakan
pemerintah yang dapat di jalankan untuk mengatasi masalah tersebut.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menjadikan perdagangan


internasional salah satu kegiatan penting dalam perekonomian. Perdagangan
internasional merupakan kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama dan atas prinsip sukarela,
tanpa paksaan dari pihak-pihak manapun. Pengertian “penduduk” disini bisa berarti
warga negara, perusahaan, dan bisa juga lembaga atau pemerintah. Perdagangan
internasional dibagi menjadi dua kategori, yaitu perdagangan barang dan perdagangan
jasa. Kegiatan perdagangan internasional dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
standar hidup negara tersebut. Terbukanya perdagangan internasional akan
menguntungkan negara yang bersangkutan secara keseluruhan karena keuntungan
yang didapat melebihi kerugiannya. Kegiatan perdagangan internasional yang
menguntungkan yaitu ekspor.

B. TUJUAN MAKALAH

1. Mengatahui bagaimana mengatasi pengangguran


2. Mengetahui pengaruh inflasi
3. Mengetahui hubungan antara inflasi, pengangguran dan ekspor impor
4. Mengetahui kondisi inflasi, pengangguran dan ekspor impor di Indonesia
5. Mengetahui kebijakan yang di ambil pemerintah untuk mengandalikan inflasi,
menurunkan pengangguran, dan meningkatkan ekspor impor
BAB II

LANDASAN TEORI

A. INFLASI

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka
waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

B. PENGANGGURAN

adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak.

C. EKSPOR IMPOR

ekspor adalah aktivitas menjual produk (barang atau jasa) ke luar negeri. Sedangkan impor
adalah aktivitas membeli produk (barang atau jasa) dari luar negeri.

TAHUN 2021

- INFLASI

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Indonesia tercatat sebesar 1,87% secara
tahunan (year on year/yoy) pada Desember 2021. Inflasi ini naik dari bulan sebelumnya yang
sebesar 1,75%. Inflasi secara tahunan didorong dari adanya kenaikan pada kelompok
pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini memiliki laju inflasi sebesar
3,09%. Kelompok pengeluaran yang memiliki inflasi tertinggi selanjutnya adalah penyediaan
makanan dan minuman/restoran sebesar 2,68%. Lalu, disusul kelompok perlengkapan,
peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,66%.Inflasi yang sama terjadi
secara

tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 1,87%. Inflasi ini naik dari bulan sebelumnya yang
sebesar 1,3%.

- PENGANGGURAN

Jumlah pengangguran atau tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021 mencapai
6,49 persen dari jumlah angkatan kerja atau setara dengan 9,10 juta.
- EKSPOR

Nilai ekspor Indonesia Desember 2021 mencapai US$22,38 miliar atau turun 2,04 persen
dibanding ekspor November 2021. Dibanding Desember 2020 nilai ekspor naik sebesar 35,30
persen. Ekspor nonmigas Desember 2021 mencapai US$21,28 miliar, turun 1,06 persen
dibanding November 2021, dan naik 37,13 persen dibanding ekspor nonmigas Desember
2020. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai US$231,54
miliar atau naik 41,88 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga
ekspor nonmigas mencapai US$219,27 miliar atau naik 41,52 persen. Penurunan terbesar
ekspor nonmigas Desember 2021 terhadap November 2021 terjadi pada komoditas bahan
bakar mineral sebesar US$880,4 juta (21,32 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi
pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$428,8 juta (16,84 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Desember 2021 naik
35,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian
naik 2,86 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 92,15 persen.

Ekspor nonmigas Desember 2021 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,10 miliar, disusul
Amerika Serikat US$2,64 miliar dan Jepang US$1,70 miliar, dengan kontribusi ketiganya
mencapai 44,34 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-
masing sebesar US$3,93 miliar dan US$1,71 miliar. Menurut provinsi asal barang, ekspor
Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai
US$33,86 miliar (14,62 persen), diikuti Kalimantan Timur US$24,32 miliar (10,50 persen)
dan Jawa Timur US$23,00 miliar (9,94 persen).

- IMPOR

Nilai impor Indonesia Desember 2021 mencapai US$21,36 miliar, naik 10,51 persen
dibandingkan November 2021 atau naik 47,93 persen dibandingkan Desember 2020. Impor
migas Desember 2021 senilai US$3,38 miliar, naik 11,66 persen dibandingkan November
2021 atau naik 127,95 persen dibandingkan Desember 2020. Impor nonmigas Desember
2021 senilai US$17,98 miliar, naik 10,29 persen dibandingkan November 2021 atau naik
38,78 persen dibandingkan Desember 2020. Peningkatan impor golongan barang nonmigas
terbesar Desember 2021 dibandingkan November 2021 adalah mesin/peralatan mekanis dan
bagiannya US$401,5 juta (15,24 persen). Sementara penurunan terbesar adalah serealia
US$135,2 juta (38,63 persen). Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama
Januari–Desember 2021 adalah Tiongkok US$55,74 miliar (32,66 persen), Jepang US$14,61
miliar (8,56 persen), dan Thailand US$9,08 miliar (5,32 persen). Impor nonmigas dari
ASEAN US$29,31 miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa US$10,97 miliar (6,43 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Desember 2021 terhadap periode
yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$5.529,5 juta
(37,73 persen), bahan baku/penolong US$44.174,2 juta (42,80 persen), dan barang modal
US$4.924,1 juta (20,77 persen). Neraca perdagangan Indonesia Desember 2021 mengalami
surplus US$1,02 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$3,30 miliar. Sementara di
sektor migas terjadi defisit US$2,28 miliar.

TAHUN 2022

- INFLASI

Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2022 adalah sebesar 5,34 persen dan tingkat inflasi tahun
ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) adalah sebesar 7,88 persen.
Kelompok energi pada Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 1,16 persen dengan IHK sebesar
106,96. Komponen bahan makanan juga mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dengan IHK
121,69.
- PENGANGGURAN

Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus
2022 sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,83 persen poin.
Penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari
Agustus 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,57 juta orang). Hanya Sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang yang mengalami penurunan, yaitu sebesar
0,05 juta orang.
Sebanyak 55,06 juta orang (40,69 persen) bekerja pada kegiatan formal, naik 0,14 persen
poin dibanding Agustus 2021.
Persentase setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu mengalami penurunan, masing-
masing sebesar 2,39 persen poin dan 1,77 persen poin dibandingkan Agustus 2021.
Persentase pekerja komuter Agustus 2022 sebesar 5,97 persen, mengalami peningkatan 0,37
persen poin dibanding Agustus 2021.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun sebesar 0,63
persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021.
Terdapat 4,15 juta orang (1,98 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19.
Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,24 juta orang); Bukan Angkatan Kerja
(BAK) karena COVID-19 (0,32 juta orang); sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,11
juta orang); dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-
19 (3,48 juta orang).

- EKSPOR

Nilai ekspor Indonesia Desember 2022 mencapai US$23,83 miliar atau turun 1,10 persen
dibanding ekspor November 2022. Dibanding Desember 2021, nilai ekspor naik sebesar 6,58
persen.

Ekspor nonmigas Desember 2022 mencapai US$22,35 miliar, turun 2,73 persen dibanding
November 2022, sementara naik 4,99 persen jika dibanding ekspor nonmigas Desember
2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2022 mencapai US$291,98 miliar
atau naik 26,07 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara itu, ekspor
nonmigas mencapai US$275,96 miliar atau naik 25,80 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2022 terhadap November 2022 terjadi pada
komoditas bahan bakar mineral sebesar US$483,1 juta (9,44 persen), sedangkan peningkatan
terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$220,0 juta (41,50 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Desember 2022 naik
16,45 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian,
kehutanan, dan perikanan naik 10,52 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik
71,22 persen.

Ekspor nonmigas Desember 2022 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu sebesar US$5,79 miliar,
disusul Jepang sebesar US$2,08 miliar dan Amerika Serikat sebesar US$2,06 miliar, dengan
kontribusi ketiganya mencapai 44,39 persen. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni
Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,28 miliar dan US$1,64 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2022
berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$38,59 miliar (13,22 persen), diikuti Kalimantan
Timur sebesar US$36,46 miliar (12,49 persen) dan Jawa Timur sebesar US$24,75 miliar
(8,48 persen
- IMPOR

Nilai impor Indonesia Desember 2022 mencapai US$19,94 miliar, naik 5,16 persen
dibandingkan November 2022 atau turun 6,61 persen dibandingkan Desember 2021.
Impor migas Desember 2022 senilai US$3,20 miliar, naik 14,15 persen dibandingkan
November 2022 atau turun 5,23 persen dibandingkan Desember 2021.
Impor nonmigas Desember 2022 senilai US$16,74 miliar, naik 3,60 persen dibandingkan
November 2022 atau turun 6,87 persen dibandingkan Desember 2021.

Sifat
Satuan Sumber Data
Sub Tahun Data
C Bidang Urusan
Elemen 202
2021
2 2023
1 2 3 6 7 8 9 10 11
55
Data Vertikal Badan Pusat 7,0 583, Juta Tahuna Badan Pusat
1 Statistik Ekspor 0 30 - US$ n Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 39, 51,8 Juta Badan Pusat
1.1 Statistik Januari 00 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 46, 47,2 Juta Badan Pusat
1.2 Statistik Februari 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 47, 61,3 Juta Badan Pusat
1.3 Statistik Maret 20 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 44, 56,4 Juta Badan Pusat
1.4 Statistik April 10 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 39, 35,7 Juta Badan Pusat
1.5 Statistik Mei 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 42, 54,8 Juta Badan Pusat
1.6 Statistik Juni 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 40, 47,3 Juta Badan Pusat
1.7 Statistik Juli 50 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 43, 46,9 Juta Badan Pusat
1.8 Statistik Agustus 90 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat Septemb 45, 44,6 Juta Badan Pusat
1.9 Statistik er 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 48, 39,4 Juta Badan Pusat
1.1 Statistik Oktober 70 0 - US$ Bulanan Statistik
1.1 Data Vertikal Badan Pusat Novembe 55, 42,8 Juta Badan Pusat
1 Statistik r 70 0 - US$ Bulanan Statistik
1.1 Data Vertikal Badan Pusat Desembe 64, 54,8 Juta Badan Pusat
2 Statistik r 00 0 - US$ Bulanan Statistik
15
Data Vertikal Badan Pusat 3,8 145, Juta Tahuna Badan Pusat
2 Statistik Impor 0 60 - US$ n Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 15, 18,5 Juta Badan Pusat
2.1 Statistik Januari 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 8,8 10,1 Juta Badan Pusat
2.2 Statistik Februari 0 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 13,8 Juta Badan Pusat
2.3 Statistik Maret 80 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 13, 11,8 Juta Badan Pusat
2.4 Statistik April 90 0 - US$ Bulanan Statistik
2.5 Data Vertikal Badan Pusat Mei 16, 10,1 - Juta Bulanan Badan Pusat
Statistik 00 0 US$ Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 11,1 Juta Badan Pusat
2.6 Statistik Juni 50 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 9,7 Juta Badan Pusat
2.7 Statistik Juli 0 9,40 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 13, 10,5 Juta Badan Pusat
2.8 Statistik Agustus 10 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat Septemb 12, 16,0 Juta Badan Pusat
2.9 Statistik er 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 10,6 Juta Badan Pusat
2.1 Statistik Oktober 80 0 - US$ Bulanan Statistik
2.1 Data Vertikal Badan Pusat Novembe 15, 12,6 Juta Badan Pusat
1 Statistik r 00 0 - US$ Bulanan Statistik
2.1 Data Vertikal Badan Pusat Desembe 14, 11,1 Juta Badan Pusat
2 Statistik r 20 0 - US$ Bulanan Statistik
Tetap | *) Sementara | Sangat Sementara | n/a Tidak ada

Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Desember 2022 dibandingkan


November 2022 adalah serealia senilai US$178,8 juta (66,03 persen). Sementara itu,
penurunan terbesar adalah plastik dan barang dari plastik senilai US$124,3 juta (14,46
persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2022 adalah
Tiongkok senilai US$67,16 miliar (34,07 persen), Jepang senilai US$17,08 miliar (8,66
persen), dan Thailand senilai US$10,85 miliar (5,50 persen). Impor nonmigas dari ASEAN
senilai US$32,85 miliar (16,67 persen) dan Uni Eropa senilai US$11,63 miliar (5,90 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Desember 2022 terhadap periode
yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan bahan baku/penolong senilai
US$33.956,7 juta (23,04 persen) dan barang modal senilai US$7.727,6 juta (26,99 persen),
namun barang konsumsi turun US$350,5 juta (1,74 persen).

Neraca perdagangan Indonesia Desember 2022 mengalami surplus US$3,89 miliar terutama
berasal dari sektor nonmigas US$5,61 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas
senilai US$1,72 miliar.

TAHUN 2023

- INFLASI
Pada Mei 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,00 persen dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) sebesar 114,84. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kotabaru dan Timika
masing-masing sebesar 6,04 persen dengan IHK masing-masing sebesar 121,80 dan 117,74
dan terendah terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,93 persen dengan IHK sebesar 114,16.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian
besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau
sebesar 4,27 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,54 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,48 persen; kelompok
perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,03 persen;
kelompok kesehatan sebesar 2,52 persen; kelompok transportasi sebesar 10,62 persen;
kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,18 persen; kelompok pendidikan sebesar
2,75 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,38 persen; dan
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,48 persen. Sementara kelompok
pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan
jasa keuangan sebesar 0,27 persen.

Tingkat inflasi month to month (m-to-m) Mei 2023 sebesar 0,09 persen dan tingkat inflasi
year to date (y-to-d) Mei 2023 sebesar 1,10 persen.

Tingkat inflasi y-on-y komponen inti Mei 2023 sebesar 2,66 persen, inflasi m-to-m sebesar
0,06 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,94 persen.
- PENGANGGURAN

Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari
2023 sebanyak 146,62 juta orang, naik 2,61 juta orang dibanding Februari 2022. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,24 persen poin.

Penduduk yang bekerja sebanyak 138,63 juta orang, naik sebanyak 3,02 juta orang dari
Februari 2022. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Penyediaan
Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum serta Aktivitas Jasa Lainnya, masing-masing
sebesar 0,51 juta orang.

Sebanyak 83,34 juta orang (60,12 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,15 persen
poin dibanding Februari 2022.
Persentase setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu mengalami penurunan, masing-
masing sebesar 0,95 persen poin dan 0,33 persen poin dibandingkan Februari 2022.

Jumlah pekerja komuter Februari 2023 sebesar 7,18 juta orang, naik sebesar 0,11 juta orang
dibanding Februari 2022.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 5,45 persen, turun sebesar 0,38
persen poin dibandingkan dengan Februari 2022.

Terdapat 3,60 juta orang (1,70 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19.
Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,20 juta orang); Bukan Angkatan Kerja
(BAK) karena COVID-19 (0,26 juta orang); sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,07
juta orang); dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-
19 (3,07 juta orang).
Rata-Rata Upah Buruh

Rata-rata upah buruh pada Februari 2023 sebesar 2,94 juta rupiah.

Rata-rata upah buruh dari Februari 2022 ke Februari 2023 naik 1,80 persen, dari 2,89 juta
rupiah menjadi 2,94 juta rupiah.

Rata-rata upah buruh laki-laki sebesar 3,23 juta rupiah dan rata-rata upah buruh perempuan
sebesar 2,42 juta rupiah.

Rata-rata upah buruh tertinggi berada di kategori Real Estat, yaitu sebesar 4,82 juta rupiah,
sedangkan terendah berada di kategori Jasa Lainnya, yaitu sebesar 1,79 juta rupiah.
Terdapat 11 dari 17 kategori lapangan pekerjaan dengan rata-rata upah buruh lebih tinggi
daripada rata-rata upah buruh nasional.

Rata-rata upah buruh berpendidikan universitas sebesar 4,46 juta rupiah, sedangkan buruh
berpendidikan SD ke bawah sebesar 1,90 juta rupiah.

Menurut kelompok umur, rata-rata upah buruh tertinggi sebesar 3,66 juta rupiah pada
kelompok umur 50-54 tahun, sedangkan terendah sebesar 1,76 juta rupiah pada kelompok
umur 15–19 tahun.

Sifat
Satuan Sumber Data
Sub Tahun Data
C Bidang Urusan
Elemen 202
2021
2 2023
1 2 3 6 7 8 9 10 11
55
Data Vertikal Badan Pusat 7,0 583, Juta Tahuna Badan Pusat
1 Statistik Ekspor 0 30 - US$ n Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 39, 51,8 Juta Badan Pusat
1.1 Statistik Januari 00 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 46, 47,2 Juta Badan Pusat
1.2 Statistik Februari 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 47, 61,3 Juta Badan Pusat
1.3 Statistik Maret 20 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 44, 56,4 Juta Badan Pusat
1.4 Statistik April 10 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 39, 35,7 Juta Badan Pusat
1.5 Statistik Mei 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 42, 54,8 Juta Badan Pusat
1.6 Statistik Juni 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 40, 47,3 Juta Badan Pusat
1.7 Statistik Juli 50 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 43, 46,9 Juta Badan Pusat
1.8 Statistik Agustus 90 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat Septemb 45, 44,6 Juta Badan Pusat
1.9 Statistik er 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 48, 39,4 Juta Badan Pusat
1.1 Statistik Oktober 70 0 - US$ Bulanan Statistik
1.1 Data Vertikal Badan Pusat Novembe 55, 42,8 Juta Badan Pusat
1 Statistik r 70 0 - US$ Bulanan Statistik
1.1 Data Vertikal Badan Pusat Desembe 64, 54,8 Juta Badan Pusat
2 Statistik r 00 0 - US$ Bulanan Statistik
15
Data Vertikal Badan Pusat 3,8 145, Juta Tahuna Badan Pusat
2 Statistik Impor 0 60 - US$ n Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 15, 18,5 Juta Badan Pusat
2.1 Statistik Januari 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 8,8 10,1 Juta Badan Pusat
2.2 Statistik Februari 0 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 13,8 Juta Badan Pusat
2.3 Statistik Maret 80 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 13, 11,8 Juta Badan Pusat
2.4 Statistik April 90 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 16, 10,1 Juta Badan Pusat
2.5 Statistik Mei 00 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 11,1 Juta Badan Pusat
2.6 Statistik Juni 50 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 9,7 Juta Badan Pusat
2.7 Statistik Juli 0 9,40 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 13, 10,5 Juta Badan Pusat
2.8 Statistik Agustus 10 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat Septemb 12, 16,0 Juta Badan Pusat
2.9 Statistik er 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 10,6 Juta Badan Pusat
2.1 Statistik Oktober 80 0 - US$ Bulanan Statistik
2.1 Data Vertikal Badan Pusat Novembe 15, 12,6 Juta Badan Pusat
1 Statistik r 00 0 - US$ Bulanan Statistik
2.1 Data Vertikal Badan Pusat Desembe 14, 11,1 Juta Badan Pusat
2 Statistik r 20 0 - US$ Bulanan Statistik
Tetap | *) Sementara | Sangat Sementara | n/a Tidak ada

- EKSPOR

Nilai ekspor Indonesia April 2023 mencapai US$19,29 miliar atau turun 17,62 persen
dibanding ekspor Maret 2023. Dibanding April 2022 nilai ekspor turun sebesar 29,40 persen.
Ekspor nonmigas April 2023 mencapai US$18,03 miliar, turun 18,33 persen dibanding Maret
2023, demikian juga turun 30,35 persen jika dibanding ekspor nonmigas April 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2023 mencapai US$86,35 miliar atau
turun 7,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas
mencapai US$81,08 miliar atau turun 8,62 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2023 terhadap Maret 2023 terjadi pada komoditas
logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$573,4 juta (52,30 persen), sedangkan
peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar US$166,8 juta (26,16
persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2023 turun 12,89
persen dibanding periode yang sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian,
kehutanan, dan perikanan turun 10,86 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan
lainnya naik 8,44 persen.

Ekspor nonmigas April 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,62 miliar, disusul
Amerika Serikat US$1,57 miliar dan India US$1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya
mencapai 42,92 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-
masing sebesar US$3,16 miliar dan US$1,44 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–April 2023 berasal dari
Jawa Barat dengan nilai US$11,45 miliar (13,26 persen), diikuti Kalimantan Timur US$10,35
miliar (11,99 persen) dan Jawa Timur US$7,76 miliar (8,98 persen).

- IMPOR

Nilai impor Indonesia April 2023 mencapai US$15,35 miliar, turun 25,45 persen
dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32 persen dibandingkan April 2022.

Impor migas April 2023 senilai US$2,96 miliar, turun 1,98 persen dibandingkan Maret 2023
atau turun 22,52 persen dibandingkan April 2022.

Impor nonmigas April 2023 senilai US$12,39 miliar, turun 29,48 persen dibandingkan Maret
2023 atau turun 22,27 persen dibandingkan April 2022.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar April 2023 dibandingkan Maret 2023
adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$820,1 juta (32,01 persen). Sedangkan
peningkatan terbesar adalah ampas dan industri makanan US$73,2 juta (22,48 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2023 adalah
Tiongkok US$19,18 miliar (32,50 persen), Jepang US$5,24 miliar (8,88 persen), dan
Thailand US$3,53 miliar (5,98 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$9,97 miliar (16,89
persen) dan Uni Eropa US$4,35 miliar (7,37 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–April 2023 terhadap periode yang
sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$6.818,0
juta (11,52 persen) dan barang konsumsi US$174,5 juta (2,77 persen), namun barang modal
justru meningkat US$720,9 juta (6,51 persen)

Neraca perdagangan Indonesia April 2023 mengalami surplus US$3,94 miliar terutama
berasal dari sektor nonmigas US$5,64 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas
senilai US$1,70 miliar.

KEBIJAKAN PEMERINTAH

 KEBIJAKAN INFLASI

yang pertama adalah memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas


makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, menjaga inflasi
komponen Volatile Food (VF), utamanya pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional
(HBKN) sehingga berada dalam kisaran 3,0% - 5,0%. Ketiga, memperkuat ketahanan pangan
domestik melalui akselerasi implementasi program lumbung pangan dan perluasan kerja
sama antardaerah. Keempat, memperkuat ketersediaan data pangan untuk mendukung
perumusan kebijakan pengendalian inflasi. Kelima, memperkuat sinergi komunikasi untuk
mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat.
 KEBIJAKAN PENGANGGURAN

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :

1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa


kewirausahaan

kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen
memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong
terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan
mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan
usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM
dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.

2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,


khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas
transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di
berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.

3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara
teknis dan rinci.

4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.

5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah


yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk
menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan
banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.

6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa
dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL
Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.

7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia


dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga
terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).


Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi
kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi
yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai
letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat
potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu
dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif

 KEBIJAKAN EKSPOR

- Memberi kemudahan kepada produsen barang ekspor

- Menjaga kestabilan nilai tikar rupiah

- Membuat perjanjian dagang internasional

- Meningkatkan promosi

- Pemilihan komoditas ekspor unggulan

- Diplomasi ekonomi dan peningkatan akses pasar

 KEBIJAKAN IMPOR

1. Kebijakan Hambatan Tarif

Untuk menghindari membludaknya barang-barang impor dari luar negeri, pemerintah


menetapkan kebijakan hambatan tarif dengan mengenakan pungutan Bea Masuk.
Jadi, barang impor yang masuk ke Indonesia akan dikenakan biaya dengan perhitungan
tertentu.
2. Kebijakan Hambatan Non-Tarif

Kebijakan hambatan non-tarif mengacu pada aturan yang berupa aspek non-pajak.
Dalam hal ini, pembatasan bisa berupa volume barang, standar produk, hingga pemberian
lisensi.

Kebijakan jenis ini dapat memengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran operasional
perusahaan.

Meskipun begitu, perusahaan juga bisa mendapat keuntungan dari naiknya harga barang di
pasaran. Sederhananya, karena kuota impor menjadi lebih rendah, demand pun meningkat.

Sifat
Satuan Sumber Data
Sub Tahun Data
C Bidang Urusan
Elemen 202
2021
2 2023
1 2 3 6 7 8 9 10 11
55
Data Vertikal Badan Pusat 7,0 583, Juta Tahuna Badan Pusat
1 Statistik Ekspor 0 30 - US$ n Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 39, 51,8 Juta Badan Pusat
1.1 Statistik Januari 00 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 46, 47,2 Juta Badan Pusat
1.2 Statistik Februari 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 47, 61,3 Juta Badan Pusat
1.3 Statistik Maret 20 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 44, 56,4 Juta Badan Pusat
1.4 Statistik April 10 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 39, 35,7 Juta Badan Pusat
1.5 Statistik Mei 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 42, 54,8 Juta Badan Pusat
1.6 Statistik Juni 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 40, 47,3 Juta Badan Pusat
1.7 Statistik Juli 50 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 43, 46,9 Juta Badan Pusat
1.8 Statistik Agustus 90 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat Septemb 45, 44,6 Juta Badan Pusat
1.9 Statistik er 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 48, 39,4 Juta Badan Pusat
1.1 Statistik Oktober 70 0 - US$ Bulanan Statistik
1.1 Data Vertikal Badan Pusat Novembe 55, 42,8 Juta Badan Pusat
1 Statistik r 70 0 - US$ Bulanan Statistik
1.1 Data Vertikal Badan Pusat Desembe 64, 54,8 Juta Badan Pusat
2 Statistik r 00 0 - US$ Bulanan Statistik
15
Data Vertikal Badan Pusat 3,8 145, Juta Tahuna Badan Pusat
2 Statistik Impor 0 60 - US$ n Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 15, 18,5 Juta Badan Pusat
2.1 Statistik Januari 30 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 8,8 10,1 Juta Badan Pusat
2.2 Statistik Februari 0 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 13,8 Juta Badan Pusat
2.3 Statistik Maret 80 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 13, 11,8 Juta Badan Pusat
2.4 Statistik April 90 0 - US$ Bulanan Statistik
2.5 Data Vertikal Badan Pusat Mei 16, 10,1 - Juta Bulanan Badan Pusat
Statistik 00 0 US$ Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 11,1 Juta Badan Pusat
2.6 Statistik Juni 50 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 9,7 Juta Badan Pusat
2.7 Statistik Juli 0 9,40 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 13, 10,5 Juta Badan Pusat
2.8 Statistik Agustus 10 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat Septemb 12, 16,0 Juta Badan Pusat
2.9 Statistik er 70 0 - US$ Bulanan Statistik
Data Vertikal Badan Pusat 11, 10,6 Juta Badan Pusat
2.1 Statistik Oktober 80 0 - US$ Bulanan Statistik
2.1 Data Vertikal Badan Pusat Novembe 15, 12,6 Juta Badan Pusat
1 Statistik r 00 0 - US$ Bulanan Statistik
2.1 Data Vertikal Badan Pusat Desembe 14, 11,1 Juta Badan Pusat
2 Statistik r 20 0 - US$ Bulanan Statistik
Tetap | *) Sementara | Sangat Sementara | n/a Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai