Behavior
Behavior
https://series.gci.or.id
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik konseling behavioral modelling
untuk meningkatkan karakter Ivan Pavlov menyanggah orang lain secara logis melalui Lesson
Study. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain pretest-posttest
control group. Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 60 siswa, dengan sampel sebanyak
30 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan 30 item angket karakter. Hasil analisis data
thitung 2,41 > ttabel 1,69 sehingga Ho ditolak, dan Ha diterima. Jadi ada
perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa konseling perilaku Ivan Pavlov dengan
teknik modeling yang efektif untuk meningkatkan karakter orang lain menyanggah secara logis
1. Perkenalan
Siswa dalam kehidupan di sekolah menunjukkan ciri-ciri menyerang atau mengingkari pendapat orang lain
seolah-olah ada temannya yang hadir, ia mengkritik apa yang disampaikan temannya dan mengkritik atau memberi
nasehat kepada temannya. Dari penjelasan di atas, beberapa siswa menunjukkan berbagai gejala yang ditunjukkan
selama proses pembelajaran. Gejala-gejala ini merujuk pada berbagai tipe kepribadian yang ditunjukkan. Peneliti
mengambil salah satu bidang kepribadian berdasarkan gejala-gejala yang sebagian besar ditunjukkan oleh siswa.
Hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas X AP 2 SMK N 1 Sukasada. Perlu diketahui bahwa ada sebagian
siswa yang mengalami gejala perilaku mau atau tidak mau berpikir baik dan berdebat dengan orang lain secara
logis
Sifat menyanggah pendapat orang lain adalah perlunya menghargai orang lain, mencari dukungan
dari orang lain, mempunyai perilaku yang sopan
Penerapan karakter tersebut membantah pendapat tersebut secara logis. siswa dapat menerapkan teknik
modeling dengan menampilkan simulasi pekerjaan yang sesuai dengan karakter membantu orang lain. Setelah
itu, siswa menjalani satu dan dua kehidupan menyimpang untuk mengetahui akibat dari
Halaman | 127
Machine Translated by Google
diskusi dari kelompok lain. Setelah satu kali menginap, dua orang siswa yang tersesat melakukan sosiodrama
yang telah dibuat dengan tema tema membantu sesama dan menampilkannya di depan kelas. Setelah melakukan
sosiodrama, penulis melakukan teknik plasebo, dimana salah satu siswa akan disuguhkan sikap positif dan negatif
oleh 2 orang temannya. Dalam teknik plasebo ia mempunyai kode etik tidak boleh marah, kesal, dan tersinggung.
Setelah melakukan teknik plasebo, siswa akan membaca buku harian yang telah dibuat. Kemudian siswa mengisi
angket yang dibagikan oleh penulis. Terakhir, siswa mengisi jurnal refleksi tentang kegiatan pelayanan Bimbingan
Klasik yang telah dilaksanakan.
Konseling perilaku merupakan salah satu teori konseling yang ada saat ini. Konseling behavioral
merupakan salah satu bentuk adaptasi dari aliran psikologi behavioristik yang menekankan perhatiannya
pada perilaku yang terlihat. Konseling perilaku dikenal juga dengan modifikasi perilaku yang dapat diartikan
sebagai suatu tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku. Menurut skiner behavioral adalah
penggunaan konsep-konsep behaviorisme dalam pelaksanaan konseling, seperti konsep penguatan yang
merupakan bentuk adaptasi dari teori pengkondisian klasik Pavlov, dan pengkondisian operan dari Skinner
(Oktariana, 2012)
Istilah modeling berasal dari bahasa Inggris yang berarti meniru, meniru, memodelkan, atau meniru.
Teknik ini konseli dapat mengamati seseorang yang dijadikan model untuk berperilaku kemudian diperkuat
dengan meniru perilaku model tersebut. Dalam hal ini konselor dapat berperan sebagai model yang akan
ditiru oleh konseli (Rahmayati, 2016). Teknik pemodelan adalah bagian dari terapi perilaku. Yang mana teknik
perilaku berfokus pada perilaku yang tampak dan menstimulasi sebab-sebab eksternal. Perilaku memandang
manusia sangat mekanistik, karena menganalogikan manusia seperti mesin. Konsep mekanistik menjelaskan
respon stimulus seolah-olah menyatakan bahwa manusia akan bergerak atau melakukan sesuatu jika ada
rangsangan (Rahmayati, 2016).
2 Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian “eksperimental semu”.
Yang dimaksud dengan “desain tidak setara dengan pretest-posttest control group design” adalah karena
peneliti memberikan perlakuan pada kelompok dan mengusung gengsi sebelum diberikan perlakuan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 SUKASADA. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas.
Hasil penyebaran angket yang diberikan kepada siswa pada akhir penelitian menunjukkan
bahwa setiap siswa mengalami peningkatan dalam menyangkal pendapat orang lain secara logis.
Halaman | 128
Machine Translated by Google
Tabel 1. Hasil
= 2,902 thitung = 2,41 ttabel = 1,69. Signifikan Rata-rata Pasca Tes : X = 2,41 38.033 ÿ = 2.442 thitung
ttabel = 1,69. Penting. Harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel dengan df = n1-1 = 30–1 = 29. Harga ttabel
untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (ÿ = 0,05) adalah 1,69 Jadi, harga thitung lebih besar dari harga ttabel ,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada siswa kelas X AP 2, antara
sebelum dan sesudah menggunakan teori konseling behavioral dengan teknik Modeling. Kesimpulan : Penerapan
teori konseling behavioral dengan teknik Modelling berpengaruh terhadap siswa kelas X AP 2 SMK N 1 Sukasada.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa keefektifan teknik behavioral counseling
modeling Ivan Pavlov untuk meningkatkan karakter menyanggah pendapat orang lain secara logis melalui Lesson
Study. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretest-posttest. Penelitian ini
menggunakan populasi sebanyak 60 siswa, dengan sampel sebanyak 30 siswa. Metode pengumpulan data
menggunakan angket karakter sebanyak 30 item. Hasil analisis data sebesar 2,41 > ttabel 1,69 sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima. Jadi ada perbedaan yang signifikan.
Referensi
Halaman | 129
Machine Translated by Google
[7] Dharsana, Ketut. 2014. Model-Model Teori, Teknik, Keterampilan Bimbingan Konseling.
Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikanganesha
[8] Florea, M. (1992). Tipuri De Agresivitate dan Cauzalitate Multiplÿ. Sebuah. Inst. De Ist, (2), 67–75.
Http://Www.Humanistica.Ro/Engleza/Anuare/2006/Aux_Pages/ANUAR_2006_Hum
anistica/Art05florea.Pdf
[9] Kamaludin, H. (2011). Bimbingan Dan Konseling Sekolah, 17, 447–454. Diperoleh Dari Http://
Jurnaldikbud.Kemdikbud.Go.Id/Index.Php/Jpnk/Article/View/40
[10] Luh, N., Yudayanti, S., Nengah, N., Antari, M., Dantes, N., & Konseling, JB
(2014).Keterampilan Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X Mia 2 Sma Negeri 3
Singaraja. File:///C:/Users/User/Downloads/35-3657-1-SM.Pdf
[11] Mei, AR (2003). Agresija Ir Konfliktai Mokykloje Aldona Palujanskienë , Juozas Vytautas Uzdila
Agresija Ir Konfliktai Mokykloje Agresija Ir Konfliktai Mokykloje,124–127.
Http://Www.Biblioteka.Vpu.Lt/Pedagogika/Pdf/2004/73/Palujanskiene_Uzdila.Pdf
[12] Mulyaningsih, IE (2014). Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar, Dan Kemandirian
Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Pendidikan Dan Kebudayaan, 441–451.
Diterima dari
Http://Jurnaldikbud.Kemdikbud.Go.Id/Index.Php/Jpnk/Article/Viewfile/156/144 [13]
Harga, JM, Dodge, KA, Harga, JM, Bachorowski, J., & Newman, JP (1990). Bias Atribusi yang
Bermusuhan Pada Remaja yang Sangat Agresif Https://Doi.Org/10.1037/0021-
843X.99.4.385
Halaman | 130