Maknanya adalah ketika suatu bisnis tidak dapat melihat tren atau kebutuhan yang sedang terjadi di
dunia industry global, secara tidak langsung bisnis tersebut menyianyiakan peluang tidak hanya
dalam bentuk keuntungan, namun juga bagi kemajuan dunia. Karena sebenernya banyak produk
industry yang dibutuhkan oleh negara-negara industry baru dan negara tersebut mempunyai
pertumbuhan yang tinggi.
Kebijakan sosial berkaitan dengan perspektif global.
Kebijakan sosial sendiri merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan pernyataan misi
perusahaan.
Masalah sosial akan memaksa para penysusun strategi untuk tidak hanya mempertimbangkan apa
yang dilakukan kepada pemegang saham, namun juga bertanggung jawab atas konsumen, aktivis
lingkungan hidup, kaum minoritas, komunitas, dan kelompok lainnya.
Perusahaan harus terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial dalam memperoleh keuntungan ekonomi.
Contoh: jepang mengkui kesempatan kerja bagi kaum perempuan, hal tersebut seusai dengan
pandangan terkait akan perspektif global. Pernyataan akan perspektif global tersebut dapat
dituangkan melalui penyampaian misi perusahaan.
Pengacara konsumen AS, Ralph Nader, menyatakan bahwa setiap organisasi atau perusahaan
memiliki kewajiban sosial yang sangat besar.
Namun beberapa orang sepakat bahwa organisasi memiliki kewajiabn sosial yang tak kalah kecilnya
bila dibandingkan dengan tanggung jawab legalnya.
Disisi lain, Sebagian besar penyusun strategi setuju bahwa tanggung jawab sosial pertama setiap
bisnis adalah mengupaya keuntungan yang memadai untuk menutup pengeluaran dimasa yang akan
datang, sebab jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka tanggung jawab sosial sendiri juga tidak akan
terpenuhi.
Pengusaha butuh mencermati masalah sosial dalam arti biaya dan keuntungan potensial bagi
perusahaan, dan mereka perlu menangani berbagai masalah sosial yang dapat memberikan
keuntungan terbesar bagi perusahaan.