Anda di halaman 1dari 26

FISIKA REKAYASA 2

atau

1
BAB 1

PENDAHULUAN , DASAR-DASAR FISIKA BANGUNAN DAN IKLIM

1. 1 LATAR BELAKANG

Manusia secara harfiah ingin selalu merasa nyaman, aman, dan bahagia dalam
hidupnya. Salah satu kenikmatan hidup manusia adalah mempunyai rumah tempat
tinggal yang melengkapi tuntutan kenikmatan fisik /kenyamanan.

Dalam pembahasan fisika bangunan yang menjadi topik utama adalah kenikmatan fisik
atau Comfort suatu bangunan bagi manusia yang akan dirasakan oleh indera manusia.
Indera manusia mendeteksi lingkungan di sekitar yang dikenal sebagai iklim , yang
dapat membuat manusia nyaman atau tidak nyaman.

2
Fisika Rekayasa 2 atau Fisika Bangunan adalah mata kuliah yang mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan bangunan tempat tinggal manusia dihubungkan dengan
tuntutan kenyamanan manusia untuk tinggal di bangunan tersebut, dikaitkan pula
dengan factor-faktor yang menjadi syarat bangunan tempat tinggal tersebut menjadi
nyaman. Lingkungan di sekitar manusia disebut dengan iklim.

3
Permasalahan kenikmatan fisik dalam suatu bangunan erat kaitannya dengan
kenikmatan fisik bangunan.

a. Pengaruh iklim pada kesehatan dan kenyamanan  sinar matahari  hujan 


temperatur dan kelembaban  angin
b. Pencahayaan  Alami  Buatan
c. Radiasi Matahari
d. Penghawaan  Alami  Buatan
e. Pembaharuan udara
f. Ventilasi
g. Akustik interior , Akustik Eksterior
h. Rambatan Bunyi
i. Gempa
j. Kebakaran

Dalam pembahasan fisika bangunan yang menjadi topik utama adalah kenikmatan
fisik atau Comfort, maka permasalahan kenikmatan fisik dalam suatu bangunan erat
kaitannya dengan kenikmatan fisik bangunan, yang diantaranya adalah :
a. Sengat dan silau sinar matahari.
b. Kalor dan suhu.
c. Kelembaban dan pergantian hawa-udara
d. Gangguan bunyi.
e. Cahaya terang.

4
APA SAJA YANG DIPELAJARI DI
DALAM FISIKA REKAYASA 2 / FISIKA
BANGUNAN ?

BAB 1 - FAKTOR FAKTOR IKLIM


- PENGIKLIMAN DI DALAM GEDUNG
PENDAHULUAN , IKLIM

BAB 2 - PENCAHAYAAN ALAMI


- PENCAHAYAAN BUATAN
PENCAHAYAAN

BAB 3 - KONVEKSI, KONDUKSI, RADIASI


- KALOR DAN KENYAMANAN
KALOR DAN KELEMBABAN
TERMAL
- KELEMBABAN DAN PENIMBUNAN
LEMBAB

BAB 4 - PENGETAHUAN DASAR


BUNYI DAN AKUSTIK BUNYI
- AKUSTIK RUANG
- PENANGGULANGAN BUNYI

BAB 5
- KARAKTERISTIK BAHAN
KEBAKARAN BANGUNAN TERHADAP KEBAKARAN
- PENCEGAHAN KEBAKARAN
- PENANGGULANGAN KEBAKARAN

BAB 6

GEMPA BUMI - MACAM-MACAM GEMPA BUMI


- PRINSIP-PRINSIP BANGUNAN
TAHAN GEMPA 5
1. 2 PERBEDAAN MUSIM, IKLIM, DAN CUACA

Musim
Musim adalah rentang waktu yang di dalamnya terjadi fenomena cuaca yang
cenderung dominan

Musim yang terjadi di suatu wilayah di bumi tergantung letak geografis wilayah
tersebut.
- Wilayah di khatulistiwa mengalami 2 musim yaiitu musim kemarau dan musin
penghujan
- Wilayah sub tropis mengalami 4 musim, yaitu musim panas, semi, dingin , gugur

6
Contohnya, Indonesia yang memiliki iklim tropis yang terdiri dari dua musim yaitu
musim kemarau dan panas. Saat musim kemarau, maka cuaca yang dominan adalah
cerah setiap harinya dan kadang diselingi berawan. Di waktu musim hujan, cuaca
berkisar antara mendung dan hujan.

Sementara itu pada wilayah subtropis dapat terjadi empat musim sekaligus. Musim
tersebut adalah musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Musim
adalah siklus tahunan yang mungkin berbeda jenis di berbagai wilayah.

7
Antara musim, iklim, dan cuaca memiliki pengertian yang berbeda meski saling
berkaitan. Suatu wilayah bisa jadi memiliki musim yang sama, namun cuacanya saling
berbeda. Dari ketiga istilah tersebut, memiliki periode yang berbeda dalam memaknai
setiap kejadian perubahan di dalamnya. Contohnya, cuaca memiliki jangka atau
periode perubahan yang sangat cepat. Cuaca bisa berubah hanya dalam hitungan
menit, seperti dari cerah menuju mendung atau dari mendung menjadi hujan.

Cuaca
Cuaca, menurut laman NASA, merupakan cara atmosfer berperilaku dalam jangka
pendek mulai dari hitungan menit sampai bulan. Di banyak tempat, cuaca bisa saja
berubah dari menit ke menit, jam ke jam, hingga hari ke hari.

Jenis cuaca sangat beragam. Misalnya cerah, hujan, mendung, berangin, hujan beku,
badai salju, badai es, hujan lebat, panas berlebih, dan sebagainya. Sehingga cuaca
sering dikaitkan dengan suhu, kelembaban, curah hujan, mendung, kecerahan, jarak
pandang, tekanan udara, hingga angin.

8
Iklim
Iklim Menurut laman National Snow & Ice Data Center (NSIDC), iklim adalah cuaca
suatu tempat secara rata-rata dalam periode waktu tertentu. Umumnya, iklim
ditetapkan untuk jangka 30 tahun. Iklim mencakup informasi statistik cuaca yang
menyajikan tentang cuaca normal dan kisaran cuaca ekstrem di suatu lokasi.
Prediksi iklim dipakai, misalnya, dalam menjawab pertanyaan seberapa hangat bumi
dalam 50-100 tahun dari sekarang. Atau, dapat pula untuk memprediksi curah hujan
yang akan terjadi maupun kenaikan permukaan laut. Iklim tidak memakai pengamatan
karena menggunakan model iklim global dan tidak ada obeservasi untuk masa
mendatang.

9
1.3 PENGIKLIMAN

Istilah pengikliman adalah adanya hubungan antara keadaan iklim lingkungan


dengan bangunan tempat tinggal. Bangunan rumah yang didirikan manusia
dimaksudkan sebagai tempat berlindung, berkumpul, beristirahat , beraktifitas
sehari-hari, sehingga diharapkan orang-orang yang tinggal di bangunan tersebut
merasa nyaman dalam beraktifitas.

Bentuk rumah dan bahan bahan rumah-rumah tradisional biasanya dibangun


disesuaikan dengan iklim di tempat tersebut, juga bahan yang tersedia di tempat
tersebut.

Rumah eskimo Rumah di Iran

Rumah panggung Kalimantan Rumah Honai Papua

10
Rumah-rumah modern di beberapa belahan dunia saat ini juga dibangun dengan
memperhatikan iklim yang terdapat di tempat tersebut.

Iklim dapat dibedakan sebagai iklim makro dan iklim mikro.

Iklim Makro
Iklim makro berkaitan dengan peristiwa meteorologis di atmosfer dan permukaan
bumi dalam lingkup daerah yang luas, seperti di atas benua dan Samudra.

Iklim makro dapat dibedakan dalam 3 skala yaitu :


a. Skala global
Berkenaan dengan daerah seluas ribuan kilometer

b. Skala regional
Membentang dalam ratusan kilometer

c. Skala lokal sering disebut juga dengan skala iklim topo berkaitan dengan iklim
sejauh 10 kilometer

11
Iklim makro suatu tapak dipengaruhi oleh:
a. Susunan gunung, lembah dan dataran.
b. Kehadiran bidang-bidang air luas.
c. Ketinggian tempat di atas air laut.
d. Keluasan pulau dengan keadaan tumbuhan.
e. Kelembaban, keadaan awan serta arus angin.

Iklim Mikro
Adalah iklim di lapisan udara dekat permukaan bumi dalam lingkup terbatas, seperti
ruang ruang di dalam bangunan dan ruang di luar bangunan tidak lebih dari beberapa
ratus meter.

Di dalam ruang kantor Di luar kantor

Iklim mikro dipengaruhi oleh iklim makro. Sebagai ilustrasi, iklim di sebuah
bangunan yang terletak di daerah iklim tropis akan dipengaruhi oleh iklim global di
daerah tersebut (panas, hujan). Sedangkan iklim bangunan di daerah bumi belahan
utara akan dipengaruhi oleh iklim global di daerah tersebut ( salju, dingin)

12
Selain itu, iklim mikro juga dipengaruhi oleh peristiwa alami di permukaan bumi,
seperti :
- radiasi pantulan dari permukaan bumi
- gerakan angin akibat terhalang benda -benda di permukaan bumi.

Faktor-faktor Iklim
1. Radiasi matahari
2. Angin
3. Kelembaban dalam bentuk uap air, hujan dan salju
Pengaruh masing-masing unsur terhadap bangunan tergantung pada letak geografis,
topografi, ketinggian, keadaan permukaan bumi, dan penghijauan di sekelilingnya.

1. Radiasi Matahari

Hampir semua energi panas yang diterima bumi berasal dari radiasi matahari.
Spektrum radiasi matahari meliputi:
- Sinar ultraungu : termasuk frekuensi cahaya yang terletak pada panjang
gelombang 280-770 nm
- Sinar yang dapat ditangkap indera penglihatan : 400 nm s.d 700 nm
- Sinar inframerah : frekuensi panas terletak pada panjang gelombang 770-
3000 nm

13
Energi panas matahari dapat dikatakan tetap. Jumlah panas yang diterima pada suatu
tempat di bumi tergantung pada tiga hal berikut :

a. Sudut jatuh sinar matahari


Sudut jatuh sinar matahari (tinggi matahari) mempengaruhi panas yang
diterima permukaan bumi.

2d
d 90 0
30 0

14
Dengan sudut yang berubah, maka sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi
berubah pula intensitasnya. Sebagai contoh pada gambar, pada sudut 90 0
intensitas matahari sampai ke bumi pada lintasan sebesar d, sedangkan pada
sudut 300 intensitas matahari sampai ke bumi pada lintasan sebesar 2d (lebih
panjang)

b. Keadaan cuaca di atmosfer


Keberadaan awan dan isi atmosfer lainnya akan memberi dampak pada jumlah
sinar matahari yang diterima suatu daerah di bawahnya. Makin cerah cuaca,
makin banyak radiasi panas matahari yang sampai di permukaan bumi.

Cerah langit biru Matahari dan awan Langit mendung


2 2
Intensitas 1000 W/m Intensitas 450 W/m Intensitas 100 W/m2

Cuaca yang cerah tanpa awan akan menghasilkan radiasi maksimum,


sedangkan adanya awan tebal yang menutupi akan mengurangi intensitas cahaya
yang sampai ke bumi.

c. Lama waktu penyinaran matahari


Lokasi suatu tempat di bumi menentukan lamanya penyinaran mayahari yang
dialami dari hari ke hari dan yang berubah sepanjang tahun. Perubahan lamanya
penyinaran matahari ke bumi diakibatkan karena sumbu putar bumi membentuk
sudut terhadap lintasan edarnya mengelilingi bumi, sehingga posisi matahari
berubah sepanjang tahun.

15
Daerah di garis katulistiwa, penyinaran matahari hampir tetap sepanjang tahun yaitu
sekitar 12 jam sehari.

Namun di beberapa negara belahan utara dan selatan lama penyinaran matahari tidak
sama. Misalnya di Napoli Italia , matahari bersinar 9 jam pada musim dingin dan 15
jam pada musim panas. Ada juga beberapa negara yang penyinaran mataharinya
tampak sepanjang hari, sehingga negara-negara ini mempunyai malam yang lebih
singkat daripada siang, bahkan ada yang tidak pernah merasakan malam.

16
Contoh tampak pada negara-negara berikut ini yang tidak pernah mengalami malam .

Reykjavik ibu kota Islandia nyaris disinari matahari selama 24 jam selama musim
panas

Negara paling populer tanpa malam adalah Norwegia. Negara yang terletak di Eropa
Utara ini menyandang julukan “ the land of the midnight sun”.

17
Contoh Negara yang sedikit mengalami siang

Tempat ini berada sekitar 182 KM dari Finlandia. Saat musim dingin, kota di Rusia ini tak akan
mendapatkan matahari terbit sepanjang 40 hari lamanya. Hal ini membuat kota ini terlihat
sangat gelap gulita.

18
2. Angin

Angin adalah udara yang bergerak. Angin terjadi karena udara yang berasal dari
daerah yang lebih dingin (tekanan udara lebih tinggi) bergerak ke daerah yang lebih
panas (tekanan udara lebih rendah). Karena itulah radiasi sinar matahari yang
diterima permukaan bumi akan mempengaruhi terjadinya angin ini.

Angin Global
Angin global meliputi daerah seluas ribuan kilometer. Karena pengaruh sinar matahari
pada daerah khatulistiwa akan lebih panas dibandingkan daerah bagian utara dan
selatan bumi. Karena itu terjadi aliran angin dari daerah bagian utara dan selatan
bumi menuju daerah khatulistiwa.

Namun karena bumi berputar terhadap porosnya lebih cepat daripada gerak angin
dari bagian yang jauh ke daerah khatulistiwa, maka gerak angin ini akan “ tertinggal “
terhadap gerak putar bumi. Akibatnya Gerakan angin menuju jkatulistiwa akan
“serong’ berlawanan dengan arah Gerakan perputaran bumi.

19
Angin lokal

Angin lokal adalah jenis angin yang hanya berhembus di wilayah-wilayah dan waktu-
waktu tertentu saja. Beberapa contoh angin jenis ini yaitu angin darat-angin laut,
angin gunung-angin lembah, dan angin fohn.

a. Angin darat dan angin laut


Bagi penduduk di pesisir pantai pasti tidak asing dengan adanya angin darat
dan angin laut. Sering angin jenis ini digunakan oleh nelayan tradisional untuk
mengembangkan layar kapal guna mencari ikan. Angin darat bertiup dari
daratan menuju laut sedangkan angin laut bergerak dari laut menuju darat.

b. Angin gunung dan angin lembah


Pada wilayah pegunungan terdapat angin gunung dan angin lembah yang
terjadi sebagai akibat perbedaan suhu antara kedua wilayah tersebut. Pada pagi
sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan lebih dulu
disinari matahari dibandingkan dengan wilayah lembah. Akibatnya, wilayah lereng
lebih cepat panas dan menjadi pusat tekanan rendah sedangkan suhu udara di
daerah lembah masih relatif dingin sehingga menjadi pusat tekanan tinggi. Maka
massa udara bergerak dari lembah ke lereng atau bagian punggung gunung massa
udara yang bergerak ini disebut angin lembah.

Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah sehingga
terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang
masih relatif lebih hangat. Gerakan udara ini dikenal dengan angin gunung .

20
c. Angin Fohn
Angin fohn merupakan angin yang bergerak menuruni pegunungan. Selain pada
umumnya bersifat membawa panas dan kering, angin ini juga terjadi dalam satu
rangkaian dengan hujan orografik.

Proses terjadinya angin fohn dimulai dengan gerakan massa udara dari wilayah
pantai yang banyak mengandung uap air. Massa udara itu lalu naik melalui lereng
gunung. Oleh karena naik, maka suhunya menjadi menjadi semakin berkurang
(Ingat: setiap naik ketinggian 100 m dari permukaan laut, maka suhu akan turun
sekitar 0,6°C). Akibat terus-menerus terjadi penurunan suhu, pada ketinggian
tertentu terjadilah proses kondensasi (pengembunan) dan terbentuk awan yang
selanjutnya dijatuhkan sebagai hujan orografis di daerah lereng pegunungan
yang menghadap pantai.

Massa udara yang telah kering karena uap airnya telah dijatuhkan sebagai
hujan ini terus bergerak menuruni lereng pegunungan yang membelakangi pantai
(daerah bayangan hujan). Massa udara yang bergerak turun melintasi daerah
bayangan hujan ini dinamakan angin fohn atau angin jatuh.

21
Angin di sekitar bangunan

Permukaan bumi yang kasar akan menimbulkan gesekan yang besar bagi angin di
dekat permukaan tanah. Bagi kecepatan angin. dataran yang terbuka menghasilkan
hambatan lebih kecil dibandingkan dengan dataran yang ditumbuhi pohon pohon
besar dan tinggi.

Daerah padang pasir,


hambatan kecil bagi kecepatan
angin . Karena tidak ada
hambatan, angin dapat
bergerak dengan bebas
dengan kecepatan tinggi

Hutan dan pepohonan


memberikan hambatan yang
besar bagi kecepatan angin.
Angin diperlambat dengan
menerobos di sela-sela pohon

22
Bagaimana dengan pengaruh bangunan yang didirikan manusia terhadap kecepatan
angin?

Pada umumnya halangan dari benda-benda padat yang ada di permukaan bumi
menimbulkan turbulensi atau perputaran angin ke arah vertical (menggulung). Selain
oleh bangunan dan benda penghalang angin yang lain, turbulensi juga diakibatkan oleh
gerak laju udara yang tidak stabil. Turbulensi makin hilang di lapisan udara yang tinggi.

Pengaruh lebar gedung terhadap turbulensi angin

Misalkan lebar gedung = h


Angin jatuh dan mulai naik pada
jarak h di salah satu bagian sisi
gedung, bagian sisi gedung yang
lain berjarak 3,35 h tidak terkena
angin langsung namun terkena
turbulensi

Misalkan lebar gedung = 4 h


Angin jatuh dan mulai naik pada
jarak h di salah satu bagian sisi
gedung, bagian sisi gedung yang
lain berjarak 2,75 h tidak terkena
angin langsung namun terkena
turbulensi

Misalkan lebar gedung = 0,25 h


Angin jatuh dan mulai naik pada
jarak h di salah satu bagian sisi
gedung, bagian sisi gedung yang
lain berjarak 6 h tidak terkena
angin langsung namun terkena
turbulensi

23
Pengaruh tinggi gedung terhadap turbulensi angin

Misalkan ltinggi gedung = h


Angin jatuh dan mulai naik pada
jarak h di salah satu bagian sisi
gedung, bagian sisi gedung yang
lain berjarak 3,25 h tidak
terkena angin langsung namun
terkena turbulensi

Misalkan tinggi gedung = 2 h


Angin jatuh dan mulai naik pada
jarak h di salah satu bagian sisi
gedung, bagian sisi gedung yang
lain berjarak 6,25 h tidak
terkena angin langsung namun
terkena turbulensi

Misalkan tinggi gedung = 3 h


Angin jatuh dan mulai naik pada
jarak h di salah satu bagian sisi
gedung, bagian sisi gedung yang
lain berjarak 10,25 h tidak
terkena angin langsung namun
terkena turbulensi

24
3. Kelembaban Udara dan Hujan
Air merupakan factor penting dalam iklim dan dapat tampil dalam beberapa
wujud, seperti wujud hujan air, hujan salju, hujan es, awan dan uap air.
Uap air adalah wujud air dalam bentuk gas yang diserap dan menyatu dengan
udara. Penyerapan uap air oleh udara tidak tetap dipengaruhi oleh suhu udara. Makin
tinggi suhu udara, makin besar tingkat penyerapan air oleh udara. Disamping itu ,
hujan meningkatkan kelembaban udara.
Akibat perbedaan tinggi permukaan tanah, letak lautan, dan arus angin, jenis
musim, dan besarnya curah hujan di berbagai tempat di dunia, maka hal akan
mempengaruhi bentuk dan konstruksi atap serta dinding bangunan di daerah yang
bersangkutan.

Setiap proses konstruksi tentunya memerlukan kesadaran adaptasi terhadap


wilayah dimana akan dilakukan pembangunan. Misalnya untuk bangunan di Indonesia
sebagai negara yang beriklim tropis. Konstruktor atau arsitek hanya perlu
mempertimbangkan desain dengan dua ketahanan cuaca, yaitu derasnya hujan dan
panasnya kemarau. Salah satu bagian yang perlu diberikan perhatian khusus adalah
atap. Sebagai bagian terluar dan memerankan peran penting dalam perlindungan, tapi
harus dibuat semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan iklim
daerahnya.

Dua tugas utama atap di daerah tropis adalah mengalirkan air hujan yang jatuh ke
atap dengan cepat dan mengantisipasi hingga mengurangi panas dari paparan matahari

25
26

Anda mungkin juga menyukai