AGUNG UNTUK MENGISI KESENJANGAN HUKUM ACARA PERDATA DI INDONESIA TEMA 1 KELOMPOK 4 01 02
Maghfirotul Aulia Desya Lusiarni Purba
8111421096 8111421098 PENDAHULUAN Hukum acara perdata memiliki tujuan formal untuk menegakkan dan memastikan kesesuaian dengan hukum perdata (materi) dalam proses pengadilan. Oleh karena itu, hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai hubungan yang erat. Lamanya proses penyelesaian perkara gugatan dengan nilai gugatan tertentu, tahapan penyelesaian sengketa di pengadilan yang pertama mahal dan rumitnya proses pengambilan keputusan merupakan tiga komponen hukum acara perdata. Padahal, UU Nomor 48 Th 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 2 Ayat 4 mengatur bahwa keadilan ditegakkan secara sederhana, efisien, dan terjangkau. LANJUTAN… Hakim mempertimbangkan permasalahan tersebut dan mengambil keputusan dengan tetap mengakui bahwa tidak selalu mungkin untuk menyelesaikan perselisihan melalui peraturan perundang-undangan tertulis. Untuk memutuskan suatu perkara, hakim sering kali perlu meneliti undang- undang itu sendiri (rechtsvinding) atau membuat undang-undang baru untuk melengkapi undang-undang yang sudah ada Selain itu, apabila hakim melanggar asas hukum acara perdata, maka putusannya dapat dianggap tidak sah dan dibatalkan. Mahkamah Agung menjalankan berbagai peran, antara lain fungsi peradilan, fungsi pengawasan, fungsi pengaturan, fungsi administratif, dan fungsi lainnya, sebagai penyelenggara peradilan tertinggi di Indonesia. RUMUSAN MASALAH Bagaimana Efektivitas Makna 1 Implementasi Reformasi HAPER di Indonesia dan Apa Urgensinya?
Bagaimana Implementasi Reformasi
2 Hukum yang dilakukan Oleh MA Untuk mengisi Kesenjangan Hukum Acara Perdata Di Indonesia? PEMBAHASAN 1 Dalam perkara perdata, pengadilan harus menentukan apakah ada hubungan hukum dan apakah dasar hukum sengketa tersebut sah atau tidak. Hakim harus mempertimbangkan cita- cita keadilan yang ada di masyarakat karena hukum yang bergerak dinamis selalu berkembang dan mengikuti kemajuan teknologi. Sedikit perubahan yang terjadi dalam hukum acara perdata Indonesia, salah satunya adalah mekanisme pengajuan tuntutan hak di luar lingkup Het Herzeine Indonesia Reglement Staatsblaad No. 16 Tahun 1848, seperti gugatan class action, gugatan warga negara, dan actio popularis. Hakim saat ini menggunakan peradilan hukum perdata HIR, RBg, atau RV untuk memutus perkara perdata, yang masih tertinggal jauh dari kemajuan masyarakat. LANJUTAN… Akibatnya timbul permasalahan pada praktik hukum perdata, sumber permasalahan hukum, dan permasalahan lainnya. Ketidakpastian pengaturan hukum acara perdata juga mengakibatkan tidak konsistennya penerapan hukum parajudisial, yang berakibat pada ketidaksesuaian antara penerapan hukum acara perdata dan pengambilan keputusan. hal-hal yang walaupun diimbangi dengan tersedianya perangkat hukum acara perdata yang memadai, namun tidak didaftarkan di pengadilan. Rancangan Undang-Undang tentang Acara Perdata (RUU HAP) harus didukung sepenuhnya jika ingin menegakkan hukum Indonesia dan memberi manfaat bagi para pencari keadilan. PEMBAHASAN 2 Implementasi Reformasi Hukum Yang Dilakukan Oleh MA Untuk Mengisi Kesenjangan HAPER DiIndonesia MA yang menjalankan kekuasaan kehakiman di Indonesia terdiri dari 4 lembaga peradilan: PU, PA, PM, dan PTUN. Apabila hakim melanggar peraturan hukum acara perdata tersebut, maka putusannya dapat dinyatakan tidak sah menurut hukum dan dapat dibatalkan, Namun, karena tiga sumber hukum utama haper modern HR, RBg, dan RV—tidak lagi mengikuti tren sosial, hakim sering kali menghadapi tantangan saat mencoba menerapkan undang-undang tersebut. LANJUTAN… Hakim biasanya mengandalkan penerapan aturan-aturan seperti (PERMA) atau (SEMA), yurisprudensi, doktrin, atau kebiasaan hakim dalam memeriksa perkara untuk mengatasi permasalahan tersebut, sepanjang tidak bertentangan dengan asas. dari kekuasaan kehakiman.Berikut berbagai tanggung jawab Mahkamah Agung, mulai dari yang paling terbatas hingga yang paling komprehensif, dalam melaksanakan perubahan hukum untuk menutup kesenjangan dalam undang-undang acara perdata di Indonesia. yaitu sebagai berikut: 1. Putusan pengadilan 2. Yurisprudensi KESIMPULAN DAN SARAN Implementasi reformasi hukum yang dilakukan MA untuk menutup kesenjangan dalam HAPER di Indonesia merupakan langkah penting dalam menjaga keadilan, ketertiban, dan perlindungan hak-hak individu dalam sistem peradilan. Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi memiliki tanggung jawab besar untuk mengembangkan hukum acara perdata yang relevan dengan perkembangan masyarakat dan teknologi. Menimbang aspek haper merupakan komponen penting dalam penegakan hukum perdata substantif, dan jumlah perkara perdata yang diajukan ke pengadilan terus meningkat meskipun tidak ada instrumen hukum yang dapat mengimbangi kondisi ini, maka sudah sepatutnya para pembuat undang-undang melakukan reformasi perdata. hukum acara segera. tindakan sipil yang memadai. Mahkamah Agung dan badan peradilan yang diawasinya diharapkan secara konsisten memaksimalkan kontribusinya terhadap reformasi hukum acara perdata Indonesia melalui putusan pengadilan, yurisprudensi Mahkamah Agung, dan pedoman hakim Mahkamah Agung dalam merumuskan putusan Perma setelah sidang paripurna. Dalam praktik peradilan sipil, hal ini akan membantu menutup kesenjangan hukum. THANK YOU!
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik