a. Bahwa judex facti tidak mempertimbangkan dengan benar hal-hal yang relevan secara yuridis,
yaitu pada tanggal 11 Oktober 2006 RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT. Merpati
Nusantara Airlines (MNA) menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun
2006 memuat hal-hal yang berhubungan dengan rencana pengadaan pesawat. Namun ternyata
Terdakwa Hotasi D.P Nababan telah memulai proses penyewaan 2 (dua) unit pesawat jenis
Boeing 737-400 dan Boeing 737-500 pada bulan Mei 2006, padahal pengadaan sewa pesawat
tersebut tidak tercantum dalam RKAP PT. MNA tahun 2006;
b. Bahwa Terdakwa selaku Direktur Utama PT. MNA tidak melaporkan atau tidak mengajukan
perubahan atau tidak mengajukan persetujuan Kembali kepada RUPS atas RKAP yang telah
disetujui sebelumnya rencana penyewaan 2 (dua) unit pesawat Boeing 737-400 dan Boeing 737-
500 yang telah dimulai sejak bulan Mei 2006 tersebut masuk ke dalam RKAP sehingga secara
yuridis perbuatan Terdakwa merupakan perbuatan melawan hukum, karena melanggar Pasal 22
ayat (1) dan (2) Undang- Undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN jo Pasal 35 ayat (1), (2) dan
(3) Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran BUMN yang mewajibkan Terdakwa selaku Direktur Utama menyampaikan
Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan;
Ad.3. Unsur Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.
Bahwa akibat perbuatan Terdakwa yang melawan hukum telah memperkaya orang lain atau
korporasi yaitu Thirdstone Aircraft LeasingGroup (TALG) atau Hume & Associaties PC dan
telah mengakibatkan kerugian keuangan Negara sebesar US$ 1.000.000 (satu juta dollar
Amerika Serikat);
Bahwa perbuatan Terdakwa yang melawan hukum telah mengakibatkan kerugian keuangan
Negara sebesar US$ 1.000.000 (satu juta dollar Amerika Serikat);
Ad.5 Unsur Melakukan Atau Menyuruh Lakukan, Yang Turut Serta Melakukan Perbuatan.
Bahwa berdasarkan fakta hukum, terdapat kerja sama antara Terdakwa selaku Direktur Utama
PT. MNA dengan TONY SUDJIARTO dalam pengadaan sewa pesawat Boeing 737-400 dan
Boeing 737-400 dari TALG di mana Terdakwa tidak memasukkan rencana sewa pesawat Boeing
737- 400 dan Boeing 737-500 dalam Rencana RKAP untuk mendapatkan persetujuan dari Rapat
Umum Pemegang Saham, dan membayarkan Security Deposit sebesar US $ 1.000.000 (satu juta
dollar Amerika Serikat) tidak melalui mekanisme Letter of Credit atau Escrow Account akan
tetapisecara cash ke Rekening Hume & Associaties PC padahal belum ada penandatanganan
Purchase Agreement antara TALG dengan East Dover Ltd selaku pemilik Pesawat Boeing 737-
500 dan Boeing 737-400 dan Lease Agreement dengan pihak TALG hanya atas 1 (satu) unit
Pesawat Boeing 737-500 serta adanya Legal Opinion dari Divisi Legal mengenai resiko
kerjasama dengan pihak TALG, di samping itu juga mengetahui bahwa Security Deposit yang
dibayarkan tersebut akan digunakan untuk kepentingan selain dari fungsinya sebagai jaminan
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : Kep.116/kmk.01/1991;
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka unsur melakukan atau menyuruh lakukan, yang
turut serta melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
terpenuhi;