Anda di halaman 1dari 4

Bahan presentasi Cias Tech

Pendahuluan

- Diskresi pada prinsinya merupakan panduan bagi pemerintah untuk mengambil suatu
tindakan dalam keadaan tertentu dengan alasan tidak ada dasar hukumnya.
- Akan tetapi produk hukum yang dikeluarkan oleh diskresi tersebut idealnya berupa
peraturan kebiakan.
- namun di Indonesia sebagaimana tertuai di dalam UU AP No.30 th 2014 tidak mengatur
mengenai diskresi dalam bentuk peraturan kebijakan.
- Akan tetapi didalam UU AP yang ada di negara belanda itu mengatur mengenai diskresi
tentang peraturan kebijakan (beleidsregels) yang di atur dalam Algemene Wet
Bestuursrecht (AWB). Pengaturan beleidregels dalam Artikel 1:3(4) AWB .
- Dengan demikian terdapat koherensi untuk membandingkan Indonesia dengan Belanda.

Kajian pustaka

Adapun didalam kajian pustaka saya mempunyai 2 (dua) kerangka.

1. Kerangka teoritik
a. Teori negara hukum
Menurut Julius Stahl yaitu Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah
'rechtsstaat' itu mencakup empat elemen penting : 1. Perlindungan hak asasi
manusia. 2. Pembagian kekuasaan. 3. Pemerintahan berdasarkan undang-
undang. 4. Peradilan tata usaha Negara.
b. Teori kewenangan
Menurut Sjachran Basah yaitu perbuatan pejabat yang tidak sesuai
dengan tujuan di luar lingkungan ketentuan perundang-undangan
2. Kerangka konseptual
a. Diskresi
b. BELEIDREGELS

METPEN

- Tipe Penelitian
tipe penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif, Penelitian hukum normatif
merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan menginventarisasi perundang-
undangan ditambah dengan buku-buku, jurnal, makalah, serta pendapat para pakar
hukum.
- Pendekatan Penelitian
metode penelitian yang digunakan adalah
1. pendekatan perundang-undangan (statute approach)
2. pendekatan konsep (conceptual approach)
3. pendekatan perbandingan (comparative approach)
- Jenis dan sumber bahan hukum
1. Jenis Bahan Hukum primer dan sumber bahan hukum berupa Peraturan Perundang-
undangan.
2. Jenis Bahan Hukum sekunder dan sumber bahan hukum berasal dari Buku-buku hukum
dan Jurnal hukum.
- Teknik penelusuran bahan hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah studi kepustakaan (library
research).
- Teknik analisis bahan hukum
Adapun teknik analisis bahan hukum yang di gunakan yaitu preskriptif yaitu jenis analisis
yang menggunakan data historis, prinsip hukum, dan alat analisis untuk memberikan
rekomendasi tentang langkah yang seharusnya diambil oleh pihak hukum. Ini bisa
termasuk pemilihan strategi hukum terbaik dalam kasus tertentu, rekomendasi untuk
mitigasi risiko hukum, atau penentuan kebijakan yang dapat diterapkan untuk mencapai
tujuan hukum tertentu. Analisis semacam itu bisa membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih tepat dan efektif di bidang hukum.

Adapun masuk kedalam topik pembahasan mengenai :


DISKRESI DALAM UNDANG-UNDANG TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Kemudian Penjelasan didalam Peta Diskresi Berdasarkan UU Administrasi Pemerintahan
- Perundang-undangan adalah dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan, tentu juga
perundang-undangan adalah pedoman bagi pemerintah dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk bertindak.
- Namun, ketika terjadi situasi tertentu sprti keadaan darurat dimana perundang-
undangan yang justru memberi pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap, maka pemerintah
diberi keleluasaan untuk bertindak dengan menetapkan diskresi.
- Dan diskresi dalam konteks Indonesia hanya dalam bentuk 2 model yaitu KTUN dan
Tindakan Faktual. Dengan demikian berdasarkan skema ini menjelaskan bahwa UU AP
tidak menyediakan pilihan bentuk diskresi dalam bentuk peraturan kebijakan
(beleidregels).

Next slide
Selanjutnya atas dasar tidak lengkapnya aturan UU AP yg telah saya sampaikan
sebelumnya, maka pada bagian ini saya akan menggambarkan perbandingan di negara
Belanda dengan Indonesia, berikut adalah perbandingannya

Negara Diskresi Produk

Peraturan perundang-undangan
yang memberikan pilihan, tidak
mengatur, tidak lengkap atau
Indonesia tidak jelas, dan/atau adanya KTUN dan Tindakan
stagnasi pemerintahan Faktual

Norma yang kabur


Peraturan kebijakan
Belanda (Interpretasi
(beleidsregels)
Peraturan)

- Kesimpulan Perbandingan:
Pendekatan perbandingan menunjukkan bahwa baik Indonesia dengan Belanda
memiliki kesamaan terkait diskresi dapat dijalankan Pemerintah selama terdapat
permasalahan hukum (Per-UU), namun yang menjadi perbedaan menonjol. pengaturan
diskresi Indonesia dalam UU AP tidak mengatur produk diskresi dalam bentuk
peraturan kebijakan, sebaliknya belanda mengatur dan pendekatannya lebih
interpretatif.
- Formulasi Pengaturan Diskresi Indonesia dalam UU AP Ke Depan :
Formulasi yang dapat saya berikan untuk Pembaharuan Undang-undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan sbb:
- Tentang Pengaturan yang Perlu dirubah
Pasal 1 Angka 9:
Pasal 1 angka 9 UU AP, dijelaskan bahwa: “Diskresi sebagai Keputusan dan/atau
Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk
mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dalam peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak
lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan”.
- Usulan Perubahan
Pasal 1 Angka 9:
Pasal 1 angka 9 UU AP, dijelaskan bahwa: “Diskresi sebagai Keputusan, Tindakan dan/
atau Peraturan Kebijakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat
Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam peraturan perundang-undangan yang
memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya
stagnasi pemerintahan”.

- Kesimpulan
o Pertama, Bahwa lazimnya perwujudan dari penggunaan diskresi dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan ialah berupa peraturan kebijakan (beleidregels).
Namun, dari hasil telaah kritis peneliti, Undang-undang No. 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan masih hanya memberika pilihan bentuk
diskresi dalam bentuk KTUN dan Tindakan faktual. Hal yang tentu menunjukkan
ketidaklengkapan norma terkait pengaturan beleidregels
o Kedua, Pendekatan perbandingan menunjukkan bahwa baik Indonesia dengan
Belanda memiliki kesamaan terkait diskresi dapat dijalankan Pemerintah selama
terdapat permasalahan hukum (Peraturan Perundang-undangan). Namun, yang
menjadi perbedaan tajam, pengaturan diskresi Indonesia dalam UU AP tidak
mengatur produk diskresi dalam bentuk peraturan kebijakan, sebaliknya belanda
mengatur dan pendekatannya lebih interpretatif.

Anda mungkin juga menyukai