Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GADGET

1. Pengertian

Definisi Gadget Menurut Wikipedia, Gadget (Bahasa Indonesia: acang) adalah

suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti

atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna

yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget dalam pengertian

umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus

pada setiap perangkatnya. Contohnya: komputer, handphone, game konsole, dan

lainnya.

Gadget adalah sebuah obyek (alat atau barang elektronik) teknologi kecil yang

memilki fungsi khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau

barang baru. Gadget selalu diartikan lebih tidak biasa atau didesain secara lebih

pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya. Gadget

kadang juga disebut dengan gizmos.

2. Aplikasi gadget

a. Games adalah salah satu aplikasi yang berada di gadget,suatu permainan

yang sangat digerami oleh anak-anak usia sekolah, dimana pun berada

pasti selalu bermain gadget untuk membuka permaianan, sampai lupa

5
6

dengan pelajaran dan orang yang disekitarnya karena kecanduan dengan

bermain games.

b. You tube adalah salah satu untuk melihat video atau musik-musik yang

digemari oleh anak-anak atau video tentang sejarah-sejarah, dan di you

tube banyakvideo yang bisa kita buka asal harus ada pengawasan orang

tua.

3. Pengaruh perkembangan gadget

Secara tidak sadar saat ini manusia sudah mengalami ketergantungan

(konsumerisme) dengan gadget, dan itu sudah menjadi salah satu dampak

negatif adanya gadget.

Variasi gadget yang bermacam-macam kadang juga menimbulkan rasa

minder atau iri yang mengakibatkan adanya kelompok-kelompok

berdasarkan gadget yang dimiliki. lingkungan yang menerapkan budaya

konsumerisme, karena kurangnya kasih sayang sehingga menghibur diri dan

menyibukkan diri dengan berbagai berbagai gadget yang ada, dan itu semua

dapat ditutupi dengan alasan “sebagai penunjang dalam memenuhi

kebutuhan”.

Parahnya tidak ada batasan umur untuk pengguna gadget, mulai dari anak

kecil sampai orang tua bisa kita lihat memiliki handphone, karena akses

informasi yang mudah ,anak-anak dibawah umur pun mampu mengakses


7

informasi yang seharusnya belum boleh diakses seperti pornografi dan lain –

lain.

Dampak pornografi bagi anak:

a. Kerusakan otak

b. Terjerat sexs bebas, kelainan seksual, dan pelecehan seksual

c. Suka menyendiri

d. Suka berkhayal

e. Prestasi akademik merosot tiba-tiba

f. Menjadi pendiam

a. Dampak negatif gadget:

Berkembangnya gadget di semua kalangan terutama dikalangan remaja

mengakibatkan banyaknya kerugian dari segi kehidupan, seperti dampak

penggunaan gadget terhadap kesehatan, hilangnya budaya akibat maraknya

gadget, sosialisasi tidak sempurna dan banyak orang yang merugi. Berikut

akan di kemukakan beberapa kerugian dari aspek kehidupan.

1) Segi kesehatan

a) Peningkatan resiko kanker dari penggunaan ponsel karena radiasi

yang di berikan

b) Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit bisa mengakibatkan ketulian

(acoustik neourema).
8

c) Penggunaan cahaya atau pencerahan maksimal secara berkala pada

ponsel,komputer, tablet dan lain bisa mengakibatkan perih pada mata

dan lebih parahnya bisa menimbulkan rabun dekat.

2) Segi budaya

a) Lunturnya adat atau kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut krena

kesibukan menggunakan gadget.

b) Masuknya budayabarat secara perlahan tanpa adanya filterasi dari

mereka yang mengikuti.

c) Hilangnya rasa nasionalisme dan lebih cinta pada prodak asing.

3) Segi sosial

a) Cenderung autis atau asyik dengan gadgetnya sendiri sehingga tidak

memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya.

b) Malas belajar/kurangnya perhatian terhadap pelajaran.

c) Malas bantu orangtua

d) Tidur sampai larut malam (baca BBM,sms,telfon,online)

e) Cenderung tidak bisa mengkontrol diri sendiri akibat sosialisasi yang

terjadi secara tidak langsung

f) Bakal lupa waktu. Kalau tidak bisa atur waktu

4) Segi ekonomi

Banyak terjadi kerugian akibat perkembangan gadget di bidang

ekonomi seperti adanya atau banyaknya penipuan, keuangan tidak

stabil di setiap keluarga akibat harus memenuhi keinginan anaknya

membeli gadget terbaru. Dan masih banyak lagi kerugian yang


9

diakibatkan oleh perkembangan gadget tanpa di sadari dari segi

keilmuan.

5) Segi Agama

Anak menjadi kurang beribadah karena sibuk dengan bermain dengan

HP

b. Dampak positif gadget

Dengan perkembangan gadget yang begitu cepat dan tidak terkendali

sehingga banyaknya sisi negatif yang ditimbulkan seperti yang telah di

kemukakan di atas, di sisi lain tidak hanya dampak negatif saja yang di

timbulkan tetapi ada sisi positif yang di timbulkan dari perkembangan

gadget, seperti berikut ini:

1) Anak lebih kreatif

2) Mudahnya melakukan akses ke luar negeri.

3) Manusia menjai lebih pintar berinovasi akibat perkembangan gadget

yang menuntut mereka untuk hidup lebih baik.

4) Dapat komunikasi dengan teman

5) Dapat bertukar pikiran dengan orang lain secara mudah walaupun

jarak jauh

6) Bisa nonton, download video/music secara gratis tanpa membuang

banyak uang

7) informasi tentang pelajaran-pelajaran yang belum diketahui dengan

mudah

8) Untuk melihat perkembangan dunia


10

9) Menyalurkan bakat dan hobi

B. Anak Usia Sekolah

1. Batasan karakteristik anak usia sekolah

Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah

menjadi pengalaman inti pada anak. Periode ketika anak-anak dianggap

mulai bertanggung jawab pada perilakunya sendiri dalam berhubungan

dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain. Usia sekolah merupakan

masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan

penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan

tertentu (Wong, 2009).

Karakteristik perkembangan anak usia sekolah adalah ank mulai

bergabung dengan kelompok formal atau club. Di kelompok besar tersebut

anak mulai berinteraksi, melihat, belajar, mempraktikan keterampilan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Keanggotaan dalam kelompok

dapat membantu anak untuk menemukan tempat yang nyaman di

lingkungan sosial (Wong et al, 1999)

Anak mempunyai kecenderungan untuk tidak berbeda dari teman

sebayanya. ketika anak menyadari dirinya berbeda dari temannya

(misalnya dalam hal pakaian, jajanan atau keterampilan maka akan

membuat anak tertekan dalam pergaulan kelompoknya. Jika hal itu di

dukung oleh kurangnya hubungan interaksi dalam peer group maka akan
11

memunculkan bulying behavior yaitu perilaku yang menyimpang dari segi

fisik,emosi, dan verbal yang ditunjukkan kepada orang lain, jadi perlunya

pengawasan dan pengarahan dari orang tua dan lingkungan agar peer

group tidak berkembang menjadi kelompok anak kriminal.

2. Perkembangan Anak Usia Sekolah

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia sekolah

a) Ras etnik atau bangsa

b) Keluarga : ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh

tinggi, pendek, gemuk atau kurus

c) Umur

d) Jenis kelamin

e) Genetik : bawaan anak yang menjadi ciri khasnya

f) Kelainan kromosom : kelaianan kromosom umumnya disertai

dengan kegagaglan pertumbuhan

a. Perkembangan Psikososial

Menurut Erikson menyatakan krisis psikososial yang dihadapi anak

pada usia 6 sampai 12 tahun sebagai “industri versus inferioritas”:

Hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga mencangkup teman

sekolah dan guru; menguasai 3 tugas perkembangan

pertama(kepercayaan,otonomi, dan inisiatif ) dan saat ini berfokus pada


12

penguasaan kepandaian (industry);perasaan industri berkembang dari

suatu keinginan untuk pencapaian;perasaan inferioritas dapat tumbuh dari

harapan yang tidak realitis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar

yang ditetapkan oleh orang lain untuk anak. Ketika anak merasa tidak

adekuat, rasa percaya dirinya akan menurun.

Anak usia sekolah terikat dengan tugas dan aktivitas yang dapat dia

selesikan, mempelajari peraturan, kompetensi, dan kerja sama untuk

mencapai tujuan dan hubungan sosial menjadi sumber pendukung yang

penting semakin meningkat.

a. Perkembangan Kognitif

Ketika anak memasuki masa sekolah, mereka mulai memperoleh

kemampuan untuk menghubungkan serangkaian kejdian untuk

menggambarkan mental anak yang dapat diungkapkan secara verbal

ataupun simbolik. Tahap ini diistilahkan sebagai operasional konkret oleh

piaget, ketika anak mampu menggunakan proses berpikir untuk mengalami

peristiwa dan tindakan. Selama tahap ini, anak mengembangkan

pemahaman mengenai hubungan antara sesuatu hal dengan ide. Anak

mengalami kemajuan dari membuat penilaian berdasarkan apa yang dia liat

( pemikiran perceptual ) sampai penilaian berdasarkan alasan mereka (

pemikiran konseptual ).
13

b. Perkembangan Spiritual

Anak usia sekolah berpikir dalam batasan konkret tetapi merupakan

pelajar yang baik dan memiliki kemauan yang besar untuk mempelajari.

Mereka tertarik pada konsep surga dan neraka, dan dengan perkembangan

kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan, anak takut akan masuk

neraka karena kesalahan dalam berperilaku. Anak-anak usia sekolah ingin

berharap dihukum jika berperilaku yang salah dan, jika diberi pilihan,anak

cendrung memilih hukuman yang sesuai dengan kejahatannya. Oleh karena

itu,konsep agama harus dijelaskan pada anak dalam istilah yang konkret.

Mereka merasa nyaman dengan berdoa atau melakukan ritual agama dan

jika aktifitas ini merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari anak, hal ini

dapat membantu anak melakukan koping dalam menghadapi situasi sehari-

hari.

c. Perkembangan Moral

Pada saat pola pikir anak sudah berubahdari egosentrisme ke pola pikir

lebih logis, mereka juga bergerak melalui tahap perkembangan kesadaran

diri dan standar moral. Walaupun anak usia 6-7 tahun mengetahui

peraturan dan perilaku yang diharapkan dari mereka, mereka tidak

memahami alasannya. Penguatan dan hukuman mengarahkan penilaian

mereka: suatu tindakan yang buruk adalah yang melanggar peraturan dan

membahayakan. Oleh karena itu, anak usia 6-7 tahun kemungkinan


14

menginterprestasikan kecelakaan dan ketidakberuntungan sebagai

hukuman atau akibat tindakan “buruk” yang dilakukan anak. Anak usia

sekolah yang lebih besar lebih mampu menilai suatu tindakan berdasarkan

niat dibandingkan akibat yang dihasilkan.

d. Perkembangan Sosial

Salah satu agen sosial penting dalam kehidupan anak usia sekolah

adalah teman sebaya. Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman

sebaya memberi sejumlah hal yang penting kepada anggotanya.

Perkembangan sosial pada anak usia sekolah ditandai dengan adanya

perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga mulai membentuk

ikatan baru dengan teman sebaya ( peer group ) atau teman sekelas,

sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas (Yusuf,

2005). Anak usia sekolah mengalami penurunan emosi, ketergantungan

pada orang tua serta mulai merasa percaya diri. Pada usia ini anak mulai

memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri pada sikap bekerja

sama atau mau memperhatikan kepentingan orang lain. Melalui interaksi

sehari-hari dengan teman sebaya, anak mengalami peningkatan

kemampuan dalam bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang lain.


15

3. Pola Bermain Anak Usia Sekolah

Masa bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial

sehingga memungkinkan untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam

masyarakat anak-anak. Bentuk permainan yang sering diminati anak pada

usia ini:

a) Bermain konstruktif : membuat sesuatu hanya untuk bersenang-

senang saja tanpa memikirkan manfaatnya, seperti melukis, dan

menggambar membentuk sesuatu.

b) Menjelajah : ingin bermain jauh dari lingkungan rumah

c) Mengumpulkan : benda-benda yang menarik perhatian dan

minatnya, membawa benda kerumah, enyimpan dalam laci, dan

tidak memperlihatkan koleksinya dalam laci.

d) Permainan dan olah raga : cendrung ingin memainkan permainan

anak besar (bola basket dan sepak bola), dan senang pada

permainan yang bersaing.

e) Hiburan : anak ingin meluangkan waktu untuk membaca,

mendengarkan radio, menonton atau melamun.

C. Keluarga

1. Definisi

Sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua

individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat


16

terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga

tidak,sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga. Pada

definisi tradisional keluarga adalah dua orang atau lebih yang

disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang

mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari

keluarga.(Friedman,2010).

2. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas

yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga. Ada beberapa

fungsi yang dapat dijalankan keluarga, fungsi ekonomi, fungsi

reproduksi, fungsi agama, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan,

dan fungsi sosialisasi peneliti akan menjabarkan fungsi keluarga :

fungsi sosialisasi untuk menmperjelas penelitian tersebut.

Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup

dimana individu secara kontinu mengubah perilaku mereka sebagai

respon terhadap situasi yang terpola secara sosial, yang mereka

alami(Honigman,1967). Melalui sosialisasi, orang belajar hidup

bersama orang lain dalam kelompok dan memerankan peran jenis

kelamin serta peran terkait usia yang dipertimbangkan sesuai dengan

konteks sosialnya. Fungsi sosialisasi dapat diperoleh dari banyaknya


17

pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga. Pengalaman ini

ditunjukkan untuk mengajarkan anak bagaimana berfungsi dan

mengemban peran orang dewasa dalam masyarakat. Sosialisasi anak

juga terjadi melalui pengalaman di luar keluarga, seperti interaksi

dengan orang lain di sekolah

Fungsi keluarga: fungsi sosialisasi pada keluarga, pada anak yang

cukup penting adalah mengajarkan mengenai pengendalian dan nilai

yang memberikan anak yang bertumbuh (dan orang dewasa), suatu

perasaan mengenai apa yang benar dan salah dan pengendalian

internal yang diperlukan untuk disiplin diri. Kohlberg (1970) dan

Gilligan (1982).

Fungsi sosialisasi

a) Menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan keluarga

sebagai wahana pendidikan dan ssosialisasi anak yang pertama dan

utama.

b) Menyadari, merncanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga

sebagai pusat tempat anak dapat mrncari pemecahan dari berbagai

konflik dan permasalahan yang dijumpainya,baik di lingkungan

sekolah maupun masyarakat.

c) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tantang hal-hal yang

diperlukannya untuk meningkatkan kematangandan kedewasaan


18

(fisik dan mental), yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan

sekolah maupun masyarakat.

d) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam

keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak,

tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan

kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

(suprajitno.2004).

Faktor – faktor yang mempengaruhi sosialisasi :

1. Faktor Eksternal; faktor pada dasarnya merupakan faktor yang berasal

dari luar individu yang melakukan proses sosialisasi tersebut. Faktor

eksternl tersebut dapat berupa norma, sistem sosial, sistem budaya,

maupun sistem mata pencarian yang ada di dalam masyarakat.

2. Faktor Internal; Faktor internal pada hakikatnya merupakan faktor

bawaan dalam diri seseorang. Sejak lahir manusia telah memiliki

pembawaan, berupa ciri-ciri khusus, bakat, maupun kemampuan

khusus dari orang tuanya.

Secara lebih khusus, ada lima faktor yang mempengaruhi sosialisasi,

yaitu:

a) Sifat dasar, meliputi karakter, watak, serta sifat emosional. Sifat dasar

merupakan warisan dari ayah ibu yang diturunkan melalui gen (Ingat

pelajaran biologi tentang pewarisan sifat).


19

b) Lingkungan prenatal( pre: belum, natal: lahir): pada manusia

lingkungan prenatalnya adalah pada rahim ibu. Pada masa ini,

biasanya orang tua berusaha memberi pengaruh positif pada janin.

c) Perbedaan perorangan; setelah lahir seorang anak akan tumbuh dewasa

dengan karakternya masing-masing. Perbedaan perorangan

(personality) mampu mempengaruhi sosialisasi seseorang.

d) Lingkungan; adalah kondisi sekitar individu baik lingkungan alam,

kebudayaan, dan masyarakat dapat mempengaruhi proses sosialisasi.

e) Motivasi; merupakan kekuatan dalam diri seseorang yang

menggerakannya untuk melakukan sesuatu dengan baik. Motivasi

yang ada dalam diri seseorang dapat mempengaruhi proses sosialisasi

nya.

Anda mungkin juga menyukai